Zhou Lin benar-benar semakin terpukul hatinya setelah mendengar saudara beda ibu lainnya yang tak lain adalah Song Yue dan Chang Mei sudah mencapai Ranah Alam Dewa. Padahal sebelumnya mereka berdua masih berada di bawahnya."Bagaimana cara dia membantu kakak...?" tanya Zhou Lin."Kau tanyakan sendiri padanya. Aku tidak punya waktu menjelaskannya padamu." sahut Zhou Yin ketus lalu dia pun melangkah menuju ke Istana nya. Para tetua masih bersujud di depan bangunan besar tersebut."Kalian semua, berdirilah!" ucapnya sambil terus berlalu menuju kedalam bangunan besar berwarna merah.Belasan tetua tersebut segera bangkit berdiri lalu mengikuti masuk kedalam istana. Sementara itu, Bara Sena nampak melangkah kearah istana. Zhou Lin yang tahu itu segera memanggilnya."Hei...Kau! Berhenti...!" Pendekar Golok Iblis pun berhenti melangkah. Dia tidak menoleh sama sekali. Sementara, Zhou Lin berusaha bangkit berdiri dengan susah payah. Bara tak percaya Zhou Yin memiliki kekuatan yang sangat menge
Zhou Yin duduk di atas singgasana nya. Dia baru saja memberikan pengarahan kepada para tetuanya. Panglima Bei Fan yang menjadi tangan kanan Kaisar di setiap peperangan pun berada disana."Saya siap memimpin Pasukan Kematian di garis depan." ucapnya lantang."Kau tak perlu berkorban dengan bertarung. Pancing musuh kedalam jebakan yang sudah kita atur di sekitar bukit itu. Pancing mereka kesana dan kembali ke barisan belakang. Tugas kalian hanyalah membawa mereka ke dalam jebakan dan kembali dengan cepat. Pasukan garis depan yang akan menghabisi mereka semua. Pasukan Kematian tetap akan menjadi garis akhir karena mereka sangat berharga disaat genting." kata Zhou Yin."Baik Kaisar. Saya mengerti." sahut Bei Fan."Untuk para tetua yang lain, kalian siapkan formasi pelindung di kota ini. Jadikan tempat ini sebagai pertahanan terakhir untuk mereka yang wilayahnya terkena dampak besar serangan. Kalian harus menyiapkan kekuatan besar untuk membangun formasi itu. Lakukan sekarang. Dalam satu h
Bara Sena terkejut setengah mati mendengar pernyataan Chang Hao mengenai hubungannya dengan Dewa bernama Antaga. "Kau...Kau muridnya? Bagaimana bisa anak Jaka Geni malah menjadi murid musuhnya?" tanya Bara tak percaya.Chang Hao mengepalkan tinjunya."Aku mana tahu jika dia adalah musuh ayahku. Selama ini tak pernah ada singgungan sama sekali antara Guru dan ayah. Bahkan ayah tak pernah menegur diriku atau paling tidak memberitahuku siapa guru. Ini aneh ketika kau berkata ayahku berkata bahwa Guru adalah dalang dari semua ini." kata Chang Hao dengan nada serak."Aku benar-benar tidak menyangka dengan kebetulan ini. Antaga memiliki sejarah yang buruk di masa lalu sebelum adanya Mahadewa. Kau...Apakah kau tidak pernah mengetahuinya sama sekali?" tanya Bara."Aku tidak pernah mencaritahu hal-hal macam itu. Yang aku cari adalah kekuatan. Dan berkat guru, aku menjadi lebih kuat jika dibanding seratus tahun yang lalu." kata Chang Hao sambil menatap tajam kearah Bara Sena.Pendekar Golok Ib
Bledaaaar!Tubuh Thames menghujam ke bumi setelah pukulan telak menghajar wajahnya. Dari atas langit, Zhou Lin melepaskan jurus Gledek Membelah Langit yang pernah mendunia di masanya. Dari arah langit meluncur kilat merah yang melesat dengan sangat cepat kearah tubuh Thames.Melihat maut mendatanginya, Thames yang baru saja menderita akibat pukulan Zhou Lin segera bangun dan menghilang begitu saja. Saat itulah petir merah menyambar tempat tersebut dengan dahsyatnya.BLAAAAAR!Tanah hancur dan berhamburan di udara. Zhou Lin yang sempat melihat Thames menghilang segera meluncur kebawah untuk memastikan. Akan tetapi sebelum dia sampai kebawah, Thames telah muncul disampimgnya dan langsung menghujamkan satu tendangan ke tubuh Zhou Lin.Duk!Tubuh perdana menteri langsung mencelat jauh hingga puluhan tombak. Akan tetapi tendangan itu tidak membuatnya terluka sama sekali. Hal itu dikarenakan pelindung petir yang ada disekitar tubuhnya tersebut mampu meredam serangan. Dengan cepat dia menghe
Dentuman menggelegar dahsyat terdengar. Disaat yang sama, tinju salah satu Pilar Iblis menghujam ke tubuh Zhou Lin. Namun pemuda itu merasakan ada sesuatu menyelimuti tubuhnya. Sangat tipis namun dia merasakan kekuatan yang mengerikan. Daar!Tubuhnya terpental setelah terkena pukulan keras tersebut. Bahkan saat pukulan itu mengenai dadanya, Zhou Lin bisa melihat percikan cahaya yang berpijar seolah tinju Pilar Iblis itu membentur sesuatu.Dan setelah dia terpental pun dia masih merasa heran dengan sesuatu yang melindungi tubuhnya. "Ada yang melindungi diriku secara diam-diam." batinnya sambil menatap kearah langit dimana Mata Pemusnah Dewa miliknya baru saja mengerahkan satu serangan dahsyat. Tapi alangkah terkejut nya Zhou Lin melihat Raja Api Hijau yang masih berusaha untuk keluar dari segel Bintang Lima Sudut.Ternyata serangan pamungkasnya itu ditahan oleh salah satu Pilar yang merelakan Nyawa nya untuk melindungi segel tersebut. Zhou Lin pun terpana selama beberapa saat sebelum
GRUOOOOOOOH!!!Raungan mengerikan keluar dari mulut Raja Api Hijau. Dari mulutnya keluar semburan api merah kearah Dewi Es Pelindung. Dengan tameng di tangan, patung es raksasa itu melindungi tubuhnya dari semburan api tersebut. Namun api yang semula merah itu berubah menjadi hijau dengan panas 10 kali lipat lebih panas dari Api merah sebelumnya.Tameng Dewi Es Pelindung seketika meleleh oleh sambaran api hijau tersebut. Dan api itu pun terus menderu hingga menghancurkan patung es raksasa tersebut. Ledakan patung es membuat tanah berguncang. Para iblis yang tak jauh dari sana pun menjadi korbannya."Kita bisa mati bila terus disini!" teriak para iblis.Api Hijau menghantam para iblis yang ada di jalur semburan api yang mengarah ke benteng es raksasa milik Song Yue. Sambil berjalan mendekati benteng, api hijau di mulut Iblis raksasa itu terus menyembur tanpa henti. Dan itu membuat benteng tebal milik Song Yue perlahan-lahan mulai meleleh.Suara gemeretak dari es yang runtuh terdengar m
Gerbang merah muncul di atas benteng dimana Zhou Lin tergeletak dan Song Yue yang masih berlutut didepan jasad anak Jaka Geni tersebut. Bara Sena melangkah keluar dan terkejut melihat apa yang terjadi didepan matanya.'"Song Yue...Apa yang terjadi pada Zhou Lin!?" tanyanya segera mendekati tubuh adik Kaisar Zhou tersebut lalu memeriksa nadi dan juga napasnya. Kedua mata pemuda itu membesar."Dia tewas..." lirihnya dengan suara bergetar. Tinju pemuda itu mengepal kuat.Song Yue menoleh kearah Bara Sena yang terdiam terpaku di tempat."Zhou Lin memberikan inti jiwanya kepadaku sesaat sebelum dia meninggal..." ucapnya dengan suara lirih."Memberikan Inti Jiwa katamu!?" seru Bara Sena sambil berjongkok didekat Song Yue.Pemuda itu membelai punggung sang Ratu Es dengan lembut. Dia bisa merasakan hati wanita itu tengah terguncang dengan kejadian yang baru saja menimpanya."Mungkin itu sudah menjadi keputusannya yang paling tepat. Kau tidak bersalah sama sekali..." kata Bara berusaha menghib
Api Hijau menderu kearah Bara Sena dan Song Yue. Dengan cepat sang pemuda mengeluarkan perisai es miliknya untuk menahan serangan tersebut. Woosssh!Api Hijau itu menghantam tameng es dengan kuat. "Ugh!" Tubuh sang Pendekar Golok Iblis itu terdorong ke belakang beberapa langkah setelah menahan serangan api tersebut. Untungnya ada Song Yue yang membantu menahan tubuhnya agar tidak terus terdorong."Api Hijau itu sangat kuat. Bahkan bisa menembus Benteng Es milikku yang sudah sangat tebal sekalipun." kata Song Yue sambil menapakkan tangannya di punggung sang pemuda."Aku tak tahu apa jenis apa yang dia keluarakan. Tapi api ini sangat mirip dengan Api Neraka!" sahut Bara.Song Yue yang melihat perisai es milik Bara tidak bisa bertahan lagi dari gempuran api hijau segera bertindak. Tangannya mengarah ke langit dan langsung mengepalkan tinjunya."Pedang Es Langit!" serunya dengan mata menyala biru.Sontak saja hawa luar biasa dingin merebak dari atas langit. Raja Api Hijau itu mendongakk
Sosok wanita yang baru saja membukakan pintu terkejut dengan kemunculan pemuda tampan yang tahu nama dirinya dan siapa suaminya. "Kau siapa? Bagaimana kau bisa tahu namaku?" tanya wanita tersebut. "Aku tahu dari Kahiyang Dewi semua tentang Gandi dan dirimu. Bolehkah aku masuk? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata Bara. "Oh...Sebentar, aku sendirian di rumah ini..." ucap wanita itu seolah enggan menerima tamu seorang pemuda tampan yang dia tak tahu siapa orang tersebut. "Ada aku Sinta," terdengar satu suara dari balik tubuh Bara Sena. Saat wanita itu melongok keluar pintu, dia melihat Raja Kartikeyasingha yang berdiri di belakang sang Pendekar Golok Iblis. "Paman...! Kalau begitu silahkan masuk!" kata Sinta sambil membuka pintu lebar-lebar. Dia merasa tenang setelah melihat Raja Kalinggapura tersebut ada disana. Itu artinya dia tidak sendirian. Bara dan Raja duduk di sebuah kursi kayu. Sementara Rara Sinta membuatkan minuman panas. Aroma teh yang wangi mengingatkan B
Tak terasa, perjalanan Bara Sena dan armada Kekaisaran Zhou sudah memasuki kawasan laut Jawa. Itu artinya sebentar lagi mereka akan sampai di Pelabuhan Kalingga. Sebelum sampai kesana, Bara mengajak semua pengikutnya untuk memasuki Lantai Rahasia yang dia dapatkan setelah mengalahkan Dewa Hong di Lantai 100 Ujian Pagoda Dewa.Di lantai tersebut Bara menemukan banyak harta Karun yang tentu saja tidak dia makan sendiri. Para pengikutnya pun mendapatkan banyak harta Karun untuk menunjang kemampuan bertarung mereka. Bara mendapatkan satu gelang perak yang memiliki kemampuan untuk menahan tenaga dalam. Dia memberikan gelang tersebut kepada anaknya yang masih kecil dari Dewi Biru Xue Ruo bernama Meili Tianshi. Hal itu dikarenakan gadis bayi itu belum mampu mengendalikan kekuatannya yang sangat besar. Akan sangat berbahaya jika sampai tak terkendali diluar sana. Meili bisa menjadi bencana bagi manusia.Harta Dewa Hong terlalu banyak sehingga mereka semua bingung memilih harta untuk kemampuan
Clep!Ranting itu menancap di bagian paling memalukan Dewa Angin Hong Li. Sontak saja hal itu membangunkan Dewa yang baru saja terkapar setelah terkena jurus ilusi milik Kala."Bocah keparat! Apa yang kau lakukan padaku!?" teriak Dewa Hong marah namun dia tak bisa bergerak sama sekali."Oh...! Maaf! Aku kira kau sudah mati!" sahut Bara lalu dia membuang ranting yang dia gunakan untuk menyogok tubuh Dewa tersebut."Aku kalah darimu...Kau pantas menjadi pemilik Pagoda Dewa ini..Dan sebagai hadiah, kau akan mendapatkan sebagian kekuatan yang aku simpan di dalam peti ini...Anggap saja ini sebagai hadiah untuk pemilik baru, bukan hadiah karena kau telah mengalahkan aku. Namun tetap saja, kau akan mendapatkan hadiah sesuai yang telah di tetapkan di Ujian Pagoda Dewa ini..." kata Dewa Hong masih dalam keadaan tengkurap.Sebuah peti perak muncul di hadapan Bara Sena. Dengan rasa penasaran yang tinggi, pemuda itu pun membuka peti tersebut. dan didalam peti itu nampak sebutir pil berwarna putih
Blaaaarrr!!!Ledakan keras menggelegar terdengar saat tinju Bara Sena menghujam. Awalnya pemuda itu yakin serangannya akan membuahkan hasil. Namun ternyata, Dewa Hong tak semudah yang dia kira. Sesuatu yang menyerupai penutup kepala untuk prajurit perang menutupi kepala pria bernama Hong Li tersebut. Dan pelindung kepala itu tercipta dari kekuatan angin miliknya. Ledakan keras tercipta setelah tinju Bara menghantam pelindung tersebut dikarenakan pelindung itu memiliki kekuatan badai yang mampu menahan serangan apa pun!Disaat Bara tercengang dan kaget dengan apa yang dilihatnya, tangan Dewa Hong tiba-tiba saja sudah mencengkram kaki kanannya. Lalu denga satu kali tarikan, tubuh pemuda itu pun menghantam tanah dari pulau terbang tersebut dengan sangat keras hingga tanah itu hancur."Kau cukup pandai juga. Tapi sayangnya aku bukan Dewa lemah yang bisa dengan mudah kau kalahkan anak muda!" kata Dewa Hong lalu dia kembali mengayunkan tubuh Bara yang masih ada dalam cengkraman tangannya ke
Tubuh sosok bersayap kelelawar itu terbakar hebat dan seketika berubah menjadi abu dalam waktu sekejap mata. Dan yang tersisa disana hanya ada satu butiran kecil yang menyala. Itu adalah Inti Jiwa dari makluk tersebut. Bara mengarahkan tanganya ke benda tersebut sehingga benda berbentuk kelereng itu melayang terbang kearahnya.Setelah Inti Jiwa dari makhluk tersebut ada di tangannya, Bara tersenyum kecil."Aku kira akan menjadi Inti Jiwa yang bagus...Huh, ternyata hanya setingkat ini." gerutu nya lalu dia pun menelan butiran inti jiwa tersebut. Yui yang melihat itu terkejut."Hei! Kau langsung telan Inti Jiwa itu mentah-mentah!?" serunya.Bara menoleh dan alis kanannya sedikit terangkat."Kenapa?" tanyanya."Kau...Apakah kau sering melakukan ini?" tanya Yui yang masih ada di gendonga pemuda tersebut."Tentu saja dan itu tak masalah sama sekali bagiku," kata Bara."Bodoh! Kau menyiksa tubuhmu sendiri jika kau melakukan itu dalam waktu lama!" kata Yui membuat mata Bara terbelalak."Apa
Bara Sena melangkah dengan perlahan memasuki Hutan Mati dimana semua pohon yang ada disana hanyalah pohon kering tanpa daun sama sekali. Yui yang berada di gendongan punggung sang pemuda hanya bisa ikut mengawasi keadaan di sekitar dengan waspada."Tak ada pergerakan apa pun yang aku rasakan," kata Bara dengan suara lirih."Justru karena sepi seperti ini kita harus meningkatkan kewaspadaan...Aku merasa gelisah sejak tadi...Kau tahu bukan, bagaimana seekor ular yang gelisah merasakan hawa kehadiran yang tidak jelas?" sahut Yui membuka Bara mengangguk paham.Setiap langkah kaki pemuda itu meninggalkan jejak api yang menyala. Setelah perjalanan hampir mencapai di Kuil, barulah Bara Sena merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang."Sepertinya mereka mulai datang...Aku bisa merasakan ada beberapa ekor yang mengawasi pergerakan kita," bisik Yui."Aku tahu. Tenang saja, setelah sampai di Kuil, kau cukup duduk saja dan menantiku..." kata Bara. Yui mengangguk pelan.Pendekar Golok I
Bara Sena yang saat itu dalam wujud Iblis Neraka melangkah melewati bebatuan tinggi yang tersebar di sejauh mata memandang."Apa di tempat ini hanya ada batu-batu aneh seperti ini?" tanya Bara."Benar. Lembah ini dipenuhi oleh batu-batu ini. Tapi, ada beberapa wilayah seperti hutan mati, lalu ada juga wilayah yang bersalju. Sejauh ini hanya itu yang aku tahu," kata Yui."Hm...selama ribuan tahun, kau juga tak menemukan keberadaan Mahkota Raja itu sama sekali?" tanya Bara.Yui tersenyum kecut."Kau sudah tahu itu.Kalau aku menemukan mahkota tersebut, tidak mungkin aku terus berada di tempat aneh ini terpenjara seumur hidup." kata Yui dengan wajah terlihat kesal.Bara hanya tersenyum kecil melihat wajah cemberut Yui. Dia kembali melangkah dan wanita itu mengikutinya dari belakang. Setelah berjalan cukup lama menembus bebatuan yang menjulang tinggi, tiba-tiba Bara Sena mendadak berhenti."Tunggu...! Didepan sana ada sesuatu..." ucap pemuda tersebut.Yui yang berada di belakang Pendekar G
Bara Sena tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia sama sekali tak terpikir bahwa lembah itu hanya untuk menghukum atau mengutuk para Dewa saja. Itu sebabnya lembah tersebut bernama Lembah Kutukan Dewa."Tapi...Kenapa kekuatan Iblis di dalam tubuhku tak bisa keluar?" nyeletuk pemuda tersebut tanpa sadar membuat wanita itu berjalan mengitari api unggun lalu mendekat kearah Bara Sena. "Iblis? Jadi didalam tubuhmu ada iblis?" tanya wanita tersebut.Bara sempat ragu dan merasa menyesal sudah berkata yang seharusnya tidak dia katakan. Tapi karena sudah kepalang tanggung, akhirnya dia menjawab dengan anggukkan kepala. Wajah wanita itu tiba-tiba menjadi terlihat berseri."Kalau begitu, kau bisa memiliki kekuatan Iblis itu!" serunya sambil meraih tangan Bara Sena. Sontak saja pemuda itu menarik kembali tanganya dari tangan wanita tersebut."Bagaimana caranya?" tanya Bara. Dia melihat wajah tak suka dari wanita itu setelah tangannya yang tengah di pegang oleh si wanita dia tarik ke
Suara aneh yang terdengar mendesis itu adalah suara seekor ular kobra berukuran sangat besar. Ular tersebut mengitari batu tempat dimana Bara bersembunyi dengan melata tanpa suara. Hanya sesekali terdengar suara mendesis dari lidahnya yang juga sesekali keluar dari mulutnya untuk mencari keberadaan mangsa yang tengah dia incar. Dan saat ini, mangsa yang tengah dia buru adalah Bara Sena yang bersembunyi dibalik celah batu tersebut."Sialan...! Kenapa aku menjadi ketakutan seperti ini menghadapi makhluk rendah seperti mereka..? Padahal mereka hanyalah binatang biasa..." batin Bara dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.Ular itu kembali mendesis dengan suara yang lebih keras. Dan perlahan-lahan kepalanya mendekati celah dimana Bara Sena berada. Namun karena saking besarnya, kepala ular itu tak bisa masuk kedalam celah batu. Beruntung sekali pemuda itu karena dua binatang yang mengincar dirinya memiliki ukuran tubuh yang tak biasa.Beberapa kali kepala ular itu mencoba untuk masuk