Nampak dua sosok manusia berdiri didepan Bara Sena. Mereka adalah seorang pria tua dengan rambut yang sudah beruban mengenakan pakaian serba merah, dan seorang gadis cantik dengan mahkota di kepala mengenakan pakaian serba hijau."Kalian...Apakah kalian juga jiwa yang terkekang di Golok ini?" tanya Bara. Namun setelah dia melihat kedua kaki pria dan gadis itu, pemuda tersebut sedikit merasa aneh. Keduanya nampak seperti manusia biasa dengan kaki yang lengkah. Malah, betis mulus gadis berpakaian hijau itu terlihat menyilaukan mata Bara Sena. Mereka jelas berbeda sekali dengan dua gadis bertubuh asap di bagian bawah."Kau itu banyak bicara dan selalu berkata kotor. Bagaimana bisa kau menyebut kami bencong!?" gertak pria tua sambil melotot kearah Bara.Terkejut Bara Sena dibentak oleh pria tersebut. Sementara di gadis berpakaian hijau nampak diam saja dan hanya menatap tajam kearah Bara Sena."Jadi...Kalian berdua adalah Jiwa Golok tersebut?" tanya Bara dengan suara bergetar."Betul! Kam
Sekian lama Bara berharap untuk bisa bertemu jiwa ayahnya yang terkurung didalam Golok Luo Tian Long. Dan akhirnya keinginan yang kata Ganesha mustahil itu pun terwujud setelah dua jiwa yang menghuni Golok tersebut memberikan ijin padanya."Kau ikut bersama kami. Apakah kau bisa mengeluarkan sukmamu dari dalam raga kasarmu? Jika kau bisa melakukannya itu akan menjadi mudah," kata Luo Zhen."Oh, maksudmu ilmu Raga Sukma?" tanya Bara."Benar, kau tahu tentang ilmu itu?" tanya Luo Zhen."Tentu saja. Ada seorang guru yang hebat mengajari diriku ilmu tersebut. Sekarang aku akan mengeluarkan sukma ku lebih dulu." kata Bara lalu dia duduk bersila. Tak butuh waktu lama bagi dirinya mengeluarkan sukma dari dalam tubuh kasarnya.Luo Zhen dan Ratu Tian Zu Ning pun mengajak Bara memasuki Dunia yang ada didalam Golok Luo Tian Long."Kalian berdua, cukup jalan-jalannya untuk hari ini. Segera kembali ke tempat kalian," kata Ratu Tian Zu sebelum masuk kedalam golok. Dua gadis cantik berkaki asap mera
Tinju Bima Sena menghujam ke punggung Bara Sena yang terbuka.Dar!Tubuh pemuda itu langsung menghentak ke lantai goa dengan keras setelah menerima serangan tersebut. Nampak di bagian punggungnya luka yang cukup parah karena serangan tinju api Bima Sena.Meski kesakitan, Bara masih berusaha menggapai kaki ayahnya. Dia kembali memeluk kaki pria tersebut. Akan tetapi dengan cepat Bima menendang tepat di bagian wajahnya hingga tubuh pemuda itu terpental dan menabrak dinding goa dengan keras.Brak!Darah mengucur dari mulut dan hidung Bara Sena. Wajahnya terlihat memar setelah menerima tendangan tersebut. Bima melangkah mendekati Bara yang terlihat kesakitan. Dia merasa heran dengan pemuda tersebut."Wajahmu memang sedikit berbeda dengan orang itu. Tapi kau memiliki aura yang sama dan kekuatan yang sama. Kenapa? Kenapa kau diam saja saat aku memukul dan menendangmu? Aku tahu kau menahan kekuatanmu. Kenapa?" tanya Bima sambil menatap pemuda yang ada dibawahnya.Bara mengangkat wajahnya dan
Bima merubah wujudnya menjadi Iblis Es Cakara. Bara yang melihat itu merasa seperti kembali bertemu dengan Cakara yang saat ini telah terkurung didalam Pedang Penyegel milik Orochi."Cakara?" tanya Bara."Kau juga mengenal dia dengan baik. Saat ini, kekuatan Cakara telah menjadi milikku. Saat aku dan ibumu berupaya menciptakan dirimu, Jiwa Cakara ikut masuk kedalam benih yang aku tanam pada ibumu. Dia membagi kekuatannya dengan dirimu. Sehingga kekuatan Cakara menjadi lebih lemah...Sekarang, kau bisa berbincang sebentar dengan dirinya..." kata Bima yang saat itu berwujud Iblis Es. Setelah dia berkata seperti itu, tiba-tiba mata Bima menyala biru pertanda Cakara telah mengambil alih tubuh Bima Sena."Bara," sapanya membuat Bara tertegun sejenak."Cakara...Kau...""Aku tahu apa yang terjadi pada jiwaku yang ada di tubuhmu. Kami saling terhubung dan aku bisa melihat semuanya. Kau telah berhasil menemui Dewi Es kekasihku dan bahkan mengambil Pedang Es Abadi milikku. Aku bangga padamu..."
Bara dan kedua leluhur penghuni Golok Luo Tian Long itu mendarat di puncak sebuah gunung yang berwarna hitam. Begitu pemuda itu menginjak kan kakinya di tanah yang berwarna hitam, dia langsung merasakan tekanan yang sangat kuat."Ini...!""Didalam goa itu adalah seorang Dewi. Dia sangat kuat dan berbahaya. Namanya adalah He Xian Gu, Dewi Teratai Hitam. Kekuatannya adalah mengubah makhluk hidup apa pun menjadi bonekanya. Kau juga harus hati-hati saat berhadapan dengan dirinya. Tapi karena ada kami disini, dia tidak bisa begitu banyak bertingkah." kata Luo Zhen."Mengubah makhluk hidup menjadi boneka...Bukankah itu mengerikan...?" ucap Bara."Luo Bao berhasil mengalahkannya berkat bantuan dari putrinya, Luo Yin alias Dewi Semesta Langit tepat sebelum golok ini menjadi hadiah di turnamen Calon Dewa yang dimenangkan oleh ayahmu," kata Luo Zhen."Jadi, bisa dibilang Dewi Teratai Hitam ini masih baru di Penjara Istimewa ini?" tanya Bara."Benar. Jika waktu itu Luo Bao tidak dibantu putrinya
Bara Sena menatap goa yang terlihat megah dari luar. Nampak empat pilar merah yang berdiri didepan mulut goa. Dan didepan goa tersebut terlihat halaman yang cukup luas membuat goa itu menjadi goa terbaik yang ada di Dunia Golok Luo Tian Long. "Tempat ini berbeda dengan dua goa sebelumnya? Apakah penghuninya lebih mengerikan dari dua Dewa dan Dewi tadi?" tanya Bara."Kali ini yang kita kunjungi adalah Iblis Darah Langit bernama Guo Jiu. Iblis ini lebih tua dari empat Legenda Iblis yang terkenal itu. Dan dia adalah satu-satunya Iblis dengan Ras Darah Langit..." kata Luo Zhen."Kemampuan Guo Jiu adalah menciptakan badai darah yang bisa membunuh jutaan manusia dalam sekejap. Itu sebabnya, dia diburu oleh para Dewa di Utara dan berhasil di kalahkan oleh Luo Ba, anak dari Luo Zhen," kata Tian Zu Ning."Keluarga Luo ini, apakah mereka semua itu hebat-hebat? Banyak musuh kuat dan Sakti yang berhasil dikalahkan dengan Golok ini..." tanya Bara.Luo Zhen tersenyum."Anak muda, keluarga Luo sej
Luo Zhen dengan gerakan kilat sudah berada didepan Guo Jiu. Tapi saat tinjunya hampir menghujam ke tubuh Iblis Darah Langit tersebut, tiba-tiba muncul Rantai Hijau yang mengikat tangan Luo Zhen.Rantai Hijau itu mencengkram dengan kuat lalu menariknya hingga tubuh pria tua itu terseret menjauh dari Guo Jiu yang rupanya sudah menanti serangan tersebut dengan semburan kabut merah miliknya.Kabut merah itu menerjang dengan cepat kearah Luo Zhen. Bara langsung menghentakkan kaki ke tanah. Dinding es muncul menghalangi kabut merah tersebut sehingga Luo Zhen tidak terkena serangan yang cukup berbahaya dari Guo Jiu.Kabut merah itu mengerubuti dinding es yang Bara kerahkan. Saat kabut itu menghilang, dinding es tersebut juga ikut menghilang entah kemana. Luo Zhen yang melihat itu benar-benar dibuat terkejut."Kau hampir saja mati bodoh!" umpat Tian Zu Ning.Guo Jiu menatap kearah Bara Sena yang tadi menghalangi kabut merah miliknya."Sialan kau...! Hampir saja aku membunuh pria tengik itu ji
Bara Sena tertegun mendengar apa yang dikatakan oleh Luo Zhen. Sementara Tian Zu Ning tidak berkata apa-apa. Wanita itu memang lebih banyak diam ketimbang pria tua leluhur keluarga Luo tersebut."Kenapa aku bisa mati jika aku menerobos masuk?" tanya Bara."Aku sudah katakan padamu, kau belum saatnya memasuki istana ini. Aku sendiri belum pernah memasukinya...Aku hanya bisa berdiri sampai ditempat ini, Tian Zu masih memiliki dendam padaku sehingga tidak mungkin aku bisa masuk kedalam sana," kata Luo Zhen.Bara menoleh kearah Tian Zu Ning."Benarkah apa yang dia katakan?" tanya Bara."Kau boleh mencobanya jika kau tidak percaya. Tapi aku tidak bertanggung jawab jika terjadi sesuatu padamu. Istana yang tercipta dari sebagian besar kekuatan milikku ini memiliki kesadaran sendiri. Kesadaran itu adalah ingatan lama yang penuh dengan dendam. Jadi, selain diriku, sudah pasti dia akan menyerang orang lain yang berusaha memasuki istana. Aku beri sedikit berita mengenai kekuatan dari Istana ini.