Bima merubah wujudnya menjadi Iblis Es Cakara. Bara yang melihat itu merasa seperti kembali bertemu dengan Cakara yang saat ini telah terkurung didalam Pedang Penyegel milik Orochi."Cakara?" tanya Bara."Kau juga mengenal dia dengan baik. Saat ini, kekuatan Cakara telah menjadi milikku. Saat aku dan ibumu berupaya menciptakan dirimu, Jiwa Cakara ikut masuk kedalam benih yang aku tanam pada ibumu. Dia membagi kekuatannya dengan dirimu. Sehingga kekuatan Cakara menjadi lebih lemah...Sekarang, kau bisa berbincang sebentar dengan dirinya..." kata Bima yang saat itu berwujud Iblis Es. Setelah dia berkata seperti itu, tiba-tiba mata Bima menyala biru pertanda Cakara telah mengambil alih tubuh Bima Sena."Bara," sapanya membuat Bara tertegun sejenak."Cakara...Kau...""Aku tahu apa yang terjadi pada jiwaku yang ada di tubuhmu. Kami saling terhubung dan aku bisa melihat semuanya. Kau telah berhasil menemui Dewi Es kekasihku dan bahkan mengambil Pedang Es Abadi milikku. Aku bangga padamu..."
Bara dan kedua leluhur penghuni Golok Luo Tian Long itu mendarat di puncak sebuah gunung yang berwarna hitam. Begitu pemuda itu menginjak kan kakinya di tanah yang berwarna hitam, dia langsung merasakan tekanan yang sangat kuat."Ini...!""Didalam goa itu adalah seorang Dewi. Dia sangat kuat dan berbahaya. Namanya adalah He Xian Gu, Dewi Teratai Hitam. Kekuatannya adalah mengubah makhluk hidup apa pun menjadi bonekanya. Kau juga harus hati-hati saat berhadapan dengan dirinya. Tapi karena ada kami disini, dia tidak bisa begitu banyak bertingkah." kata Luo Zhen."Mengubah makhluk hidup menjadi boneka...Bukankah itu mengerikan...?" ucap Bara."Luo Bao berhasil mengalahkannya berkat bantuan dari putrinya, Luo Yin alias Dewi Semesta Langit tepat sebelum golok ini menjadi hadiah di turnamen Calon Dewa yang dimenangkan oleh ayahmu," kata Luo Zhen."Jadi, bisa dibilang Dewi Teratai Hitam ini masih baru di Penjara Istimewa ini?" tanya Bara."Benar. Jika waktu itu Luo Bao tidak dibantu putrinya
Bara Sena menatap goa yang terlihat megah dari luar. Nampak empat pilar merah yang berdiri didepan mulut goa. Dan didepan goa tersebut terlihat halaman yang cukup luas membuat goa itu menjadi goa terbaik yang ada di Dunia Golok Luo Tian Long. "Tempat ini berbeda dengan dua goa sebelumnya? Apakah penghuninya lebih mengerikan dari dua Dewa dan Dewi tadi?" tanya Bara."Kali ini yang kita kunjungi adalah Iblis Darah Langit bernama Guo Jiu. Iblis ini lebih tua dari empat Legenda Iblis yang terkenal itu. Dan dia adalah satu-satunya Iblis dengan Ras Darah Langit..." kata Luo Zhen."Kemampuan Guo Jiu adalah menciptakan badai darah yang bisa membunuh jutaan manusia dalam sekejap. Itu sebabnya, dia diburu oleh para Dewa di Utara dan berhasil di kalahkan oleh Luo Ba, anak dari Luo Zhen," kata Tian Zu Ning."Keluarga Luo ini, apakah mereka semua itu hebat-hebat? Banyak musuh kuat dan Sakti yang berhasil dikalahkan dengan Golok ini..." tanya Bara.Luo Zhen tersenyum."Anak muda, keluarga Luo sej
Luo Zhen dengan gerakan kilat sudah berada didepan Guo Jiu. Tapi saat tinjunya hampir menghujam ke tubuh Iblis Darah Langit tersebut, tiba-tiba muncul Rantai Hijau yang mengikat tangan Luo Zhen.Rantai Hijau itu mencengkram dengan kuat lalu menariknya hingga tubuh pria tua itu terseret menjauh dari Guo Jiu yang rupanya sudah menanti serangan tersebut dengan semburan kabut merah miliknya.Kabut merah itu menerjang dengan cepat kearah Luo Zhen. Bara langsung menghentakkan kaki ke tanah. Dinding es muncul menghalangi kabut merah tersebut sehingga Luo Zhen tidak terkena serangan yang cukup berbahaya dari Guo Jiu.Kabut merah itu mengerubuti dinding es yang Bara kerahkan. Saat kabut itu menghilang, dinding es tersebut juga ikut menghilang entah kemana. Luo Zhen yang melihat itu benar-benar dibuat terkejut."Kau hampir saja mati bodoh!" umpat Tian Zu Ning.Guo Jiu menatap kearah Bara Sena yang tadi menghalangi kabut merah miliknya."Sialan kau...! Hampir saja aku membunuh pria tengik itu ji
Bara Sena tertegun mendengar apa yang dikatakan oleh Luo Zhen. Sementara Tian Zu Ning tidak berkata apa-apa. Wanita itu memang lebih banyak diam ketimbang pria tua leluhur keluarga Luo tersebut."Kenapa aku bisa mati jika aku menerobos masuk?" tanya Bara."Aku sudah katakan padamu, kau belum saatnya memasuki istana ini. Aku sendiri belum pernah memasukinya...Aku hanya bisa berdiri sampai ditempat ini, Tian Zu masih memiliki dendam padaku sehingga tidak mungkin aku bisa masuk kedalam sana," kata Luo Zhen.Bara menoleh kearah Tian Zu Ning."Benarkah apa yang dia katakan?" tanya Bara."Kau boleh mencobanya jika kau tidak percaya. Tapi aku tidak bertanggung jawab jika terjadi sesuatu padamu. Istana yang tercipta dari sebagian besar kekuatan milikku ini memiliki kesadaran sendiri. Kesadaran itu adalah ingatan lama yang penuh dengan dendam. Jadi, selain diriku, sudah pasti dia akan menyerang orang lain yang berusaha memasuki istana. Aku beri sedikit berita mengenai kekuatan dari Istana ini.
Hanya dalam waktu beberapa saat saja bagi Bara untuk sampai di Istana Luo Tian. Tanpa basa basi dia langsung mendobrak gerbang hijau yang ada didepannya. Namun alangkah terkejut nya pemuda itu saat rantai hijau muncul dari dalam gerbang tersebut dan langsung menghantam tubuhnya.Bara pun segera melompat mundur dan menciptakan Anak Panah Angin untuk menghalau serangan tersebut.Wusss!Daarrr!Rantai hijau itu pun tertahan sejenak di udara. Namun setelah itu kembali menyerang Bara Sena. Sementara itu, Rantai yang terbelenggu es dan rantai ungu berhasil menghancurkan belenggu tersebut dan kembali ke istana dengan cepat."Gawat! Rencanaku gagal! Ternyata masih ada Rantai yang lain di dalam istana...Ditambah rantai tadi sudah berhasil menghancurkan belenggu yang aku ciptakan..." batin Bara.Luo Zhen dan Tian Zu mendarat di halaman luas istana Luo Tian. Dari wajah Tian Zu, terlihat perasaan cemas setelah melihat Rantai hijau yang ternyata masih ada di dalam istana."Apa yang akan dia lakuka
Pedang Es Raksasa semakin mendekat dan siap menghujam bangunan besar tersebut. Saat itulah muncul rantai hijau dengan jumlah yang sangat banyak menahan gerakan pedang tersebut. Rantai-rantai itu melilit tubuh Pedang Es Raksasa tersebut hingga ke atas. Pedang itu pun tertahan dan diam diatas istana setelah Rantai Hijau itu berhasil melilit seluruh tubuh pedang hingga tak tersisa. Namun karena beratnya pedang tersebut, Rantai Hijau yang berjumlah tak kurang dari 500.000 itu harus bertahan dengan keras.Sementara itu, Bara Sena masih sibuk menyatukan kekuatan api dan es. Setelah bertahan dari tekanan dua kekuatan yang saling berlawanan tersebut akhirnya dua kekuatan itu menyatu menjadi satu bola dengan kekuatan api dan es."Aku menyatukan kekuatan angin dan api lebih mudah ketimbang es dengan api...Apakah kau tahu kenapa?" tanya Bara pada Cakara."Tentu saja penggabungan es dan api akan lebih sulit karena elemen yang berlawanan. Jika kau menggabungkan api dengan angin, itu sangat mudah k
Bara Sena sangat terkejut dengan apa yang Tian Zu Ning lakukan padanya. Wanita itu tiba-tiba saja mencium bibirnya dan menyuruhnya untuk menggigit bibir Dewi Naga tersebut. Tak hanya itu, dia juga menyuruh sang Pendekar untuk menghisap darahnya.Meski rasa penasarannya cukup tinggi, mengingat wanita itu berpesan jika dia ingin hidup dia harus menghisap darah wanita tersebut, Bara pun melakukan apa yang diperintahkan Tian Zu. Dia menggigit bibir wanita cantik itu hingga berdarah dan langsung menghisapnya."Rasanya panas..." batin Bara."Lakukan saja. Kau tidak tahu, saat seorang Naga memberikan darahnya, itu artinya dia telah mempercayai orang tersebut dan memberikan sebagian kekuatan padanya," kata Tian Zu melalui telepati. Kedua matanya terpejam saat Bara menggigit bibirnya dan menghisap darahnya. Meski pemuda itu merasakan panas dari darah Tian Zu, dia tetap menelan darah tersebut. Entah kenapa tubuhnya tiba-tiba saja terasa mendidih. Rasa yang hampir sama saat dia menerima Inti Ji