Ledakan dahsyat itu menggetarkan bumi. Nampak cahaya terang dari ledakan itu menyebar diatas langit yang saat itu sudah mulai siang. Gelombang dari ledakan itu membuat awan menyingkir dan terdorong menjauh. Tubuh Ketua Sekte Gui hancur berkeping-keping menjadi serpihan es yang berhamburan dan turun seperti salju.Bara Sena menarik napas dalam-dalam. Dia merasa sesak dibagian dadanya."Sepertinya hari ini aku sudah berlebihan menggunakan kekuatan...Benar-benar, Sekte ini menguras tenaga dalamku..." batin Bara lalu dia pun mendarat di tempat yang sedikit jauh dari Kobaran api. Meskipun api itu adalah miliknya, tetap saja saat dia dalam keadaan lemah, api itu bisa membakar dirinya.Bara duduk dibawah pohon dan mulai mengatur napas. Dia alirkan tenaga dalam dengan perlahan keseluruh peredaran darah nya. Saat itulah Shi Yun dan Yue Zu bersama Jabrang dan Yuang Shi muncul dengan gerbang merah milik Shi Yun. "Sepertinya semua sudah berakhir...Sekte Gui telah habis..." kata Yuang Shi sambil
Bara menatap kearah pilar yang ada didepannya. Lalu tatapan nya pun naik keatas pilar. Disana telah duduk seekor kera Iblis dengan bulu emas dan kedua mata yang menyala merah menatap tajam kearahnya."Apakah kau, yang bernama Sun Wukong? Raja Kera Iblis yang disuruh menjaga Golok Luo Tian Long?" tanya Bara.Kera itu menyeringai sinis."Cih! Anak kecil berani-beraninya berkata bahwa Raja ini disuruh menjadi penjaga...? Awal pembicaraan yang buruk!" ucapnya lalu tiba-tiba tubuhnya menghilang. Bara terkejut dan menoleh kekanan kekiri. Tapi tiba-tiba dia merasa sesuatu berdiri di belakangnya. Saat dia menoleh, Raja Kera itu tengah bersiap menyentil keningnya.Dengan cepat Bara menggunakan tangan untuk menangkis serangan tersebut. Tapi siapa sangka, dari atas kepala Raja Kera itu muncul tangan emas raksasa yang juga tengah bersiap dengan gerakan menyentil."Celaka!" teriak Bara. Tapi terlambat untuk mengeluarkan perisai tenaga dalam. Jari raksasa itu sudah bergerak menyentil dengan kekuata
Ledakan dahsyat mengguncang tempat tersebut. Kobaran api menerjang pilar tersebut. Tapi anehnya Kobaran api itu seperti tertahan oleh sesuatu. Setelah Kobaran itu menghilang, barulah terlihat Raja Kera Iblis yang tengah memutar tongkat emas di tangannya sebagai perisai dari serangan bola api milik Bara Sena."Hm...Memaksaku mengeluarkan Tongkat Pilar Langit milikku...Kau sudah layak menjadi lawanku," kata Raja Kera Iblis dengan tatapan serius.Bara Sena tak menyangka Kera Iblis itu terlihat baik-baik saja setelah dia menghajarnya dengan kekuatan Api Neraka."Kekuatan Api Neraka saja dia tidak begitu terpengaruh...Lawan yang mengerikan," batin pemuda tersebut."Kau tahu, dulu waktu aku mengguncang Kahyangan dan menantang Kaisar Langit dengan kekuatanku sendiri? Aku ditangkap dan diadili hukuman mati. Tapi sayangnya semua alat untuk mengadili para dewa tidak mempan dan hancur saat menyentuh tubuhku. Hingga aku dimasukkan kedalam tungku besar dan Dibawah nya berkobar api Neraka untuk mel
Raja Kera Iblis berteriak keras saat menyempurnakan kekuatan yang keluar dari dalam tubuhnya. Dan secara aneh bulu Raja Kera itu berubah warna dari yang semua emas menjadi warna merah membara. Kedua taringnya pun menjadi lebih panjang dari sebelumnya.Grrrrrr!Bara bisa merasakan kekuatan yang meningkat tajam milik Raja Kera tersebut. Dia pun tak mau kalah. Dari yang semula wujudnya Iblis Tanduk Api, kini berubah menjadi Dewa Cahaya. Sosok yang agung dan bersinar emas. Bahkan membuat Raja Kera terbengong selama beberapa saat."Tadi Iblis, sekarang kau bisa menjadi seorang Dewa...! Kau ini makhluk apa sebenarnya? Kenapa wujudmu tidak jelas!?" tanya Raja Kera.Bara tersenyum."Ini adalah wujud asliku, Dewa Cahaya. Tapi karena banyak kekuatan yang aku peroleh, dengan wujud ini, aku bisa menggunakan kekuatan-kekuatan itu dengan lebih leluasa tanpa harus mengeluarkan wujud Iblis tersebut. Sebagai contoh, aku bisa mengerahkan ini untuk menyerangmu..." kata Bara lalu dia menunjuk kearah Raja
Setelah satu penanakan nasi, sesuai yang dikatakan oleh Raja Kera Iblis, kedua kaki Bara Sena kembali pulih dengan sendirinya. Sebelumnya dia sudah berusaha untuk menyembuhkan kedua kakinya yang lumpuh akibat terikat oleh Tongkat Pilar Langit milik Raja Kera Iblis Sun Wukong.Pemuda itu bangkit berdiri. Kedua matanya menatap keatas dimana terlihat Golok yang dirantai dan rantai tersebut terhubung dengan empat pilar emas yang seolah membelenggu Golok tersebut. Bara segera melompat keudara dan mendekati Golok itu."Hai Luo Tian Long...Kita akhirnya bertemu kembali..." bisik Bara.Golok tersebut seolah mendengar apa yang Bara Sena katakan. Dia seperti meronta dan bergerak-gerak. Namun Rantai Emas itu menahannya dengan kuat.Bara menatap Rantai Emas tersebut. Lalu tangannya mengarah ke rantai tersebut. Dan dari dalam telapak tangannya muncul rantai ungu. Rantai Ungu itu perlahan melilit rantai emas."Ternyata rantai emas ini sangat kuat...Rantai Ungu milikku tak bisa mematahkannya...Kalau
Bara Sena menatap Golok yang ada di tangan kanannya. Dia melihat sarung yang berukir tulisan sansekerta. Tulisan itu mengelilingi sarung Golok besar tersebut dan melingkar hingga berpusat ke tengah sarung golok."Sepertinya Ganesha membuatkan sarung ini, pintar juga dia," batin pemuda itu sambil menarik Golok besar tersebut dari sarungnya. Saat Golok itu tercabut dari sarungnya, tanah tiba-tiba bergetar. Dari dalam Golok tersebut mengeluarkan aura yang sangat kuat.Bara mengayunkan Golok tersebut beberapa kali. Saat itulah dia mulai merasa tangan kanannya mulai kebas atau mati rasa."Baru beberapa ayunan sudah membuat kekuatan ku melemah...Dan tanganku mati rasa!" batin Bara Sena. Hanya lima kali gerakan, Bara segera menghentikan ayunan goloknya. Napasnya terengah-engah dan keringat membanjiri tubuhnya."Gila! Ini benar-benar gila...! Hanya lima gerakan saja sudah membuatku seperti ini...!? Apakah Golok ini sudah tidak mengenali diriku lagi...?" batin pemuda tersebut.Dia menancapkan
Nampak dua sosok manusia berdiri didepan Bara Sena. Mereka adalah seorang pria tua dengan rambut yang sudah beruban mengenakan pakaian serba merah, dan seorang gadis cantik dengan mahkota di kepala mengenakan pakaian serba hijau."Kalian...Apakah kalian juga jiwa yang terkekang di Golok ini?" tanya Bara. Namun setelah dia melihat kedua kaki pria dan gadis itu, pemuda tersebut sedikit merasa aneh. Keduanya nampak seperti manusia biasa dengan kaki yang lengkah. Malah, betis mulus gadis berpakaian hijau itu terlihat menyilaukan mata Bara Sena. Mereka jelas berbeda sekali dengan dua gadis bertubuh asap di bagian bawah."Kau itu banyak bicara dan selalu berkata kotor. Bagaimana bisa kau menyebut kami bencong!?" gertak pria tua sambil melotot kearah Bara.Terkejut Bara Sena dibentak oleh pria tersebut. Sementara di gadis berpakaian hijau nampak diam saja dan hanya menatap tajam kearah Bara Sena."Jadi...Kalian berdua adalah Jiwa Golok tersebut?" tanya Bara dengan suara bergetar."Betul! Kam
Sekian lama Bara berharap untuk bisa bertemu jiwa ayahnya yang terkurung didalam Golok Luo Tian Long. Dan akhirnya keinginan yang kata Ganesha mustahil itu pun terwujud setelah dua jiwa yang menghuni Golok tersebut memberikan ijin padanya."Kau ikut bersama kami. Apakah kau bisa mengeluarkan sukmamu dari dalam raga kasarmu? Jika kau bisa melakukannya itu akan menjadi mudah," kata Luo Zhen."Oh, maksudmu ilmu Raga Sukma?" tanya Bara."Benar, kau tahu tentang ilmu itu?" tanya Luo Zhen."Tentu saja. Ada seorang guru yang hebat mengajari diriku ilmu tersebut. Sekarang aku akan mengeluarkan sukma ku lebih dulu." kata Bara lalu dia duduk bersila. Tak butuh waktu lama bagi dirinya mengeluarkan sukma dari dalam tubuh kasarnya.Luo Zhen dan Ratu Tian Zu Ning pun mengajak Bara memasuki Dunia yang ada didalam Golok Luo Tian Long."Kalian berdua, cukup jalan-jalannya untuk hari ini. Segera kembali ke tempat kalian," kata Ratu Tian Zu sebelum masuk kedalam golok. Dua gadis cantik berkaki asap mera
Sosok wanita yang baru saja membukakan pintu terkejut dengan kemunculan pemuda tampan yang tahu nama dirinya dan siapa suaminya. "Kau siapa? Bagaimana kau bisa tahu namaku?" tanya wanita tersebut. "Aku tahu dari Kahiyang Dewi semua tentang Gandi dan dirimu. Bolehkah aku masuk? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata Bara. "Oh...Sebentar, aku sendirian di rumah ini..." ucap wanita itu seolah enggan menerima tamu seorang pemuda tampan yang dia tak tahu siapa orang tersebut. "Ada aku Sinta," terdengar satu suara dari balik tubuh Bara Sena. Saat wanita itu melongok keluar pintu, dia melihat Raja Kartikeyasingha yang berdiri di belakang sang Pendekar Golok Iblis. "Paman...! Kalau begitu silahkan masuk!" kata Sinta sambil membuka pintu lebar-lebar. Dia merasa tenang setelah melihat Raja Kalinggapura tersebut ada disana. Itu artinya dia tidak sendirian. Bara dan Raja duduk di sebuah kursi kayu. Sementara Rara Sinta membuatkan minuman panas. Aroma teh yang wangi mengingatkan B
Tak terasa, perjalanan Bara Sena dan armada Kekaisaran Zhou sudah memasuki kawasan laut Jawa. Itu artinya sebentar lagi mereka akan sampai di Pelabuhan Kalingga. Sebelum sampai kesana, Bara mengajak semua pengikutnya untuk memasuki Lantai Rahasia yang dia dapatkan setelah mengalahkan Dewa Hong di Lantai 100 Ujian Pagoda Dewa.Di lantai tersebut Bara menemukan banyak harta Karun yang tentu saja tidak dia makan sendiri. Para pengikutnya pun mendapatkan banyak harta Karun untuk menunjang kemampuan bertarung mereka. Bara mendapatkan satu gelang perak yang memiliki kemampuan untuk menahan tenaga dalam. Dia memberikan gelang tersebut kepada anaknya yang masih kecil dari Dewi Biru Xue Ruo bernama Meili Tianshi. Hal itu dikarenakan gadis bayi itu belum mampu mengendalikan kekuatannya yang sangat besar. Akan sangat berbahaya jika sampai tak terkendali diluar sana. Meili bisa menjadi bencana bagi manusia.Harta Dewa Hong terlalu banyak sehingga mereka semua bingung memilih harta untuk kemampuan
Clep!Ranting itu menancap di bagian paling memalukan Dewa Angin Hong Li. Sontak saja hal itu membangunkan Dewa yang baru saja terkapar setelah terkena jurus ilusi milik Kala."Bocah keparat! Apa yang kau lakukan padaku!?" teriak Dewa Hong marah namun dia tak bisa bergerak sama sekali."Oh...! Maaf! Aku kira kau sudah mati!" sahut Bara lalu dia membuang ranting yang dia gunakan untuk menyogok tubuh Dewa tersebut."Aku kalah darimu...Kau pantas menjadi pemilik Pagoda Dewa ini..Dan sebagai hadiah, kau akan mendapatkan sebagian kekuatan yang aku simpan di dalam peti ini...Anggap saja ini sebagai hadiah untuk pemilik baru, bukan hadiah karena kau telah mengalahkan aku. Namun tetap saja, kau akan mendapatkan hadiah sesuai yang telah di tetapkan di Ujian Pagoda Dewa ini..." kata Dewa Hong masih dalam keadaan tengkurap.Sebuah peti perak muncul di hadapan Bara Sena. Dengan rasa penasaran yang tinggi, pemuda itu pun membuka peti tersebut. dan didalam peti itu nampak sebutir pil berwarna putih
Blaaaarrr!!!Ledakan keras menggelegar terdengar saat tinju Bara Sena menghujam. Awalnya pemuda itu yakin serangannya akan membuahkan hasil. Namun ternyata, Dewa Hong tak semudah yang dia kira. Sesuatu yang menyerupai penutup kepala untuk prajurit perang menutupi kepala pria bernama Hong Li tersebut. Dan pelindung kepala itu tercipta dari kekuatan angin miliknya. Ledakan keras tercipta setelah tinju Bara menghantam pelindung tersebut dikarenakan pelindung itu memiliki kekuatan badai yang mampu menahan serangan apa pun!Disaat Bara tercengang dan kaget dengan apa yang dilihatnya, tangan Dewa Hong tiba-tiba saja sudah mencengkram kaki kanannya. Lalu denga satu kali tarikan, tubuh pemuda itu pun menghantam tanah dari pulau terbang tersebut dengan sangat keras hingga tanah itu hancur."Kau cukup pandai juga. Tapi sayangnya aku bukan Dewa lemah yang bisa dengan mudah kau kalahkan anak muda!" kata Dewa Hong lalu dia kembali mengayunkan tubuh Bara yang masih ada dalam cengkraman tangannya ke
Tubuh sosok bersayap kelelawar itu terbakar hebat dan seketika berubah menjadi abu dalam waktu sekejap mata. Dan yang tersisa disana hanya ada satu butiran kecil yang menyala. Itu adalah Inti Jiwa dari makluk tersebut. Bara mengarahkan tanganya ke benda tersebut sehingga benda berbentuk kelereng itu melayang terbang kearahnya.Setelah Inti Jiwa dari makhluk tersebut ada di tangannya, Bara tersenyum kecil."Aku kira akan menjadi Inti Jiwa yang bagus...Huh, ternyata hanya setingkat ini." gerutu nya lalu dia pun menelan butiran inti jiwa tersebut. Yui yang melihat itu terkejut."Hei! Kau langsung telan Inti Jiwa itu mentah-mentah!?" serunya.Bara menoleh dan alis kanannya sedikit terangkat."Kenapa?" tanyanya."Kau...Apakah kau sering melakukan ini?" tanya Yui yang masih ada di gendonga pemuda tersebut."Tentu saja dan itu tak masalah sama sekali bagiku," kata Bara."Bodoh! Kau menyiksa tubuhmu sendiri jika kau melakukan itu dalam waktu lama!" kata Yui membuat mata Bara terbelalak."Apa
Bara Sena melangkah dengan perlahan memasuki Hutan Mati dimana semua pohon yang ada disana hanyalah pohon kering tanpa daun sama sekali. Yui yang berada di gendongan punggung sang pemuda hanya bisa ikut mengawasi keadaan di sekitar dengan waspada."Tak ada pergerakan apa pun yang aku rasakan," kata Bara dengan suara lirih."Justru karena sepi seperti ini kita harus meningkatkan kewaspadaan...Aku merasa gelisah sejak tadi...Kau tahu bukan, bagaimana seekor ular yang gelisah merasakan hawa kehadiran yang tidak jelas?" sahut Yui membuka Bara mengangguk paham.Setiap langkah kaki pemuda itu meninggalkan jejak api yang menyala. Setelah perjalanan hampir mencapai di Kuil, barulah Bara Sena merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang."Sepertinya mereka mulai datang...Aku bisa merasakan ada beberapa ekor yang mengawasi pergerakan kita," bisik Yui."Aku tahu. Tenang saja, setelah sampai di Kuil, kau cukup duduk saja dan menantiku..." kata Bara. Yui mengangguk pelan.Pendekar Golok I
Bara Sena yang saat itu dalam wujud Iblis Neraka melangkah melewati bebatuan tinggi yang tersebar di sejauh mata memandang."Apa di tempat ini hanya ada batu-batu aneh seperti ini?" tanya Bara."Benar. Lembah ini dipenuhi oleh batu-batu ini. Tapi, ada beberapa wilayah seperti hutan mati, lalu ada juga wilayah yang bersalju. Sejauh ini hanya itu yang aku tahu," kata Yui."Hm...selama ribuan tahun, kau juga tak menemukan keberadaan Mahkota Raja itu sama sekali?" tanya Bara.Yui tersenyum kecut."Kau sudah tahu itu.Kalau aku menemukan mahkota tersebut, tidak mungkin aku terus berada di tempat aneh ini terpenjara seumur hidup." kata Yui dengan wajah terlihat kesal.Bara hanya tersenyum kecil melihat wajah cemberut Yui. Dia kembali melangkah dan wanita itu mengikutinya dari belakang. Setelah berjalan cukup lama menembus bebatuan yang menjulang tinggi, tiba-tiba Bara Sena mendadak berhenti."Tunggu...! Didepan sana ada sesuatu..." ucap pemuda tersebut.Yui yang berada di belakang Pendekar G
Bara Sena tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia sama sekali tak terpikir bahwa lembah itu hanya untuk menghukum atau mengutuk para Dewa saja. Itu sebabnya lembah tersebut bernama Lembah Kutukan Dewa."Tapi...Kenapa kekuatan Iblis di dalam tubuhku tak bisa keluar?" nyeletuk pemuda tersebut tanpa sadar membuat wanita itu berjalan mengitari api unggun lalu mendekat kearah Bara Sena. "Iblis? Jadi didalam tubuhmu ada iblis?" tanya wanita tersebut.Bara sempat ragu dan merasa menyesal sudah berkata yang seharusnya tidak dia katakan. Tapi karena sudah kepalang tanggung, akhirnya dia menjawab dengan anggukkan kepala. Wajah wanita itu tiba-tiba menjadi terlihat berseri."Kalau begitu, kau bisa memiliki kekuatan Iblis itu!" serunya sambil meraih tangan Bara Sena. Sontak saja pemuda itu menarik kembali tanganya dari tangan wanita tersebut."Bagaimana caranya?" tanya Bara. Dia melihat wajah tak suka dari wanita itu setelah tangannya yang tengah di pegang oleh si wanita dia tarik ke
Suara aneh yang terdengar mendesis itu adalah suara seekor ular kobra berukuran sangat besar. Ular tersebut mengitari batu tempat dimana Bara bersembunyi dengan melata tanpa suara. Hanya sesekali terdengar suara mendesis dari lidahnya yang juga sesekali keluar dari mulutnya untuk mencari keberadaan mangsa yang tengah dia incar. Dan saat ini, mangsa yang tengah dia buru adalah Bara Sena yang bersembunyi dibalik celah batu tersebut."Sialan...! Kenapa aku menjadi ketakutan seperti ini menghadapi makhluk rendah seperti mereka..? Padahal mereka hanyalah binatang biasa..." batin Bara dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.Ular itu kembali mendesis dengan suara yang lebih keras. Dan perlahan-lahan kepalanya mendekati celah dimana Bara Sena berada. Namun karena saking besarnya, kepala ular itu tak bisa masuk kedalam celah batu. Beruntung sekali pemuda itu karena dua binatang yang mengincar dirinya memiliki ukuran tubuh yang tak biasa.Beberapa kali kepala ular itu mencoba untuk masuk