Di luar rumah makan yang ada di tengah gurun tersebut berkumpul beberapa pendekar. Ada yang duduk di atas tulang berukuran besar adapula yang berdiri berkacak pinggang."Jadi, mereka orang kaya?" tanya sosok pria berwajah sangar dengan senjata berupa sepasang kapak merah tergantung di punggungnya."Benar, aku melihat mereka semua hanyalah Pendekar Ranah Alam Mendalam biasa. Pria yang bertubuh kekar berada di Ranah Alam Mendalam Tingkat 6, pemuda yang tampan itu masih berada di tingkat 2 dan gadis cantik berpakaian merah itu berada di Ranah Alam Mendalam Tingkat 5. Yang terkuat adalah pria kekar yang sebelumnya menyerangku. Kita bisa merampok Mereka dengan mudah bukan hehehe..." ucap sosok pria bertubuh kurus."Kau ini memang pintar mencari mangsa. Tapi, jangan membuat kegaduhan di rumah makan ini.Kalian ingat bukan, bagaimana para Pendekar dibantai oleh sosok yang mengaku adalah tuan di rumah makan ini? sebaiknya kita menghindari perselisihan dengan o
Tai Cung tak memiliki kesempatan untuk menghindari tinju yang sudah ada didepan matanya sesaat setelah dia muncul kembali. "Bagaimana dia bisa tahu arah tempat aku berpindah!?" batin Tai Cung sambil menangkis serangan tersebut menggunakan kedua lengannya.Buk!Tubuh pria kurus itu terpental ke belakang beberapa langkah setelah menahan serangan tubuh raga emas milik Yuang Shi. Ugh! Tubuh Raga emas tersebut tak memberi kesempatan bagi Tai Cung untuk kabur dengan kecepatan nya. Dia langsung menyerang kembali dengan sangat cepat membuat pria kurus itu terdesak oleh serangannya.Bara tersenyum kecil melihat kemampuan Yuang Shi yang melawan para Pendekar tersebut."Dia cukup hebat. Pantas saja dia percaya diri saat berkata ingin mengalahkan pria kurus itu," ujar Bara."Tapi empat orang yang lain masih berdiam diri. Yuang Shi akan kesulitan jika mereka ikut campur tangan." kata Shi Yun."Huh, sejak kap
Wuuuung!Kapak Merah raksasa yang muncul dari atas langit meluncur kearah Bara Sena yang tengah sibuk menarik Peti Iblis masuk kedalam pasir bersama Rantai Ungu Raksasa miliknya.Bara menatap Kapak Raksasa tersebut. Tangan kirinya bergerak keatas dan tiba-tiba muncul dinding es Raksasa dari dalam pasir yang menahan Kapak tersebut.Daaarrrr!!!Terdengar suara ledakan keras saat Kapak raksasa itu menghantam dinding es yang Bara Sena munculkan dari dalam tanah.Tianxian benar-benar dibuat terkejut dengan munculnya dinding es yang menahan serangan terkuat nya. Begitu juga dengan Han Su yang tidak menyangka lawan juga memiliki kekuatan es."Berapa kekuatan yang dia miliki? Elemen angin, rantai aneh itu dan sekarang kekuatan es?" batin Han Su.Bara tersenyum melihat Kapak Raksa yang tidak bisa menembus dinding es miliknya."Kau hanyalah Pendekar Ranah Alam Mendalam...Mereka yang di alam Dewa saja harus beker
Bara Sena dan Hu Shi Yun melayang terbang di langit. Saat ini mereka berada di atas padang pasir yang sangat luas dimana Padang Pasir atau gurun itu memiliki sejarah kelam yang terjadi di masa lalu."Apakah ini tempat Dewa Angin Hong Cun melepaskan ledakan tenaga dalam yang memusnahkan hampir 100 ribu nyawa Itu? Sepertinya mata kananku memberi reaksi saat berada di tempat ini..." batin Bara.Mereka sudah terbang selama beberapa waktu. Namun tempat yang dikatakan oleh pelayan Zhang dan para Pendekar itu belum juga terlihat.Disaat Bara mulai kesal dan bosan karena tak kunjung menemukan tempat yang dimaksud, tiba-tiba saja matanya menangkap adanya pergerakan di bawah sana."Hm... Bukankah itu burung unta yang menjadi buruan para Pendekar bayaran tersebut?" tanya Bara. "Sepertinya benar Tuan. Hanya saja, mereka memiliki bulu... Sangat berbeda dengan yang kita lihat waktu itu," kata Shi Yun membuat Bara tertawa kecil. "Kau ini
Di suatu tempat, yang hanya berjarak beberapa ratus mil dari tempat Bara dan Shi Yun berada, seorang wanita berparas cantik jelita yang tengah duduk di atas sebuah batu yang menyala merah nampak memejamkan mata.Perlahan-lahan kedua matanya yang indah itu terbuka. "Aura kekuatan Dewa? Apakah ada Dewa yang berani turun ke bumi?" gumam wanita tersebut.Wanita itu pun bangkit berdiri dan menatap kearah langit."Sebentar lagi acara itu akan dimulai. Saat ini, hanya bisa sampai di Ranah ini saja..." Dia pun melangkah ke sebuah batu persegi dimana di atasnya ada sebuah peti kayu yan sudah lapuk dimakan usia. Wanita itu pun membuka peti tersebut dan mengambil sesuatu didalamnya. Rupanya, itu adalah sebuah topeng berwarna hitam."Waktunya menjadi Iblis..." ucapnya lalu dia pun mengenakan topeng tersebut ke wajahnya. Sesaat setelah mengenakan topeng, aura aneh keluar dari dalam topeng yang kemudian membungkus tubuhnya."Me
Shi Yun memejamkan mata merasakan kenyamanan dalam pelukan hangat Bara Sena. Pemuda itu membelai punggung gadis itu dengan lembut."Sekarang ada aku yang sudah menggantikan kakek Hong. Meski aku tidak bisa sehebat dirinya, tapi aku mengasihi dirimu dengan segenap perasaan. Aku tak akan membiarkan dirimu terluka... Apalagi sakit hati. Kau juga tidak akan lagi menjadi peliharaan seperti sebelumnya... Aku akan memperlakukan dirimu layaknya seperti kekasih... Tak ada batasan di antara kita, Shi Yun..." ucap Bara sambil membelai rambut dan bahu si gadis.Shi Yun tersenyum kecil mendengar apa yang pemuda itu katakan. Hatinya benar-benar merasa bahagia."Shi Yun suka mendengar semuanya secara langsung dari mulut tuan...Shi Yun juga percaya, Tuan itu berbeda dengan yang lainnya..." ucap gadis itu lalu dia melingkarkan tangannya ke punggung Bara Sena sehingga mereka berdua pun saling berpelukan erat.Setelah cukup lama berpelukan dan saling melepaskan
Wanita itu mengembangkan kedua tanganya. Kepalanya mendongak kearah langit. Aura merah gelap tiba-tiba muncul dari dalam tubuhnya membentuk semacam kabur yang menyebar ke segala arah. Kabut merah gelap itu mengeluarkan aura wewangian. Bara Sena menoleh kearah sebuah batu yang melindungi tubuh kasarnya."Seharusnya kabut merah ini tidak bisa menembus perisai cahaya milikku..." batin pemuda tersebut.Kabut merah gelap itu semakin tebal dan menguasai tempat disekitar bebatuan tersebut. Untungnya kabut itu tidak memengaruhi tubuh sukma Bara Sena. Sehingga Ratu Iblis Darah tidak bisa melacak keberadaannya."Kabut Darah sudah aku kerahkan, tapi masih saja belum menemukan tanda-tanda adanya makhluk lain disekitarku..." ucap wanita bertopeng hitam tersebut.Dalam hati Bara terkekeh-kekeh karena dia bisa mengecoh wanita sakti tersebut."Bodoh! Kau pikir ilmu Raga Sukma bisa kau hadang dengan kekuatan biasa?" Wanita itu nampak celing
Ratu Iblis Darah menatap tak berkedip saat melihat Bara yang telah berubah wujudnya menjadi sosok Dewa Cahaya yang begitu berkharisma. Tubuhnya diselimuti cahaya terang. Nampak sepasang sayap emas di balik punggungnya."Jadi, dia Dewa yang sebelumnya muncul dan aku rasakan? Tapi...Aura nya sedikit berbeda...Apa aku salah dalam merasakan aura dewa? Rasanya tidak mungkin..." batin wanita itu yang tidak tahu jika aura Dewa sebelumnya keluar dari tubuh Shi Yun.Jari Bara Sena menunjuk kearah wanita tersebut. Matanya menyala-nyala dan tanda di keningnya bersinar terang."Kau...Aku tak tahu, apa hubunganmu dengan Dewa Petir Jaka Geni, tapi aku tak akan diam begitu saja setelah melihat kekuatan milikmu yang sangat mirip dengannya...Mari kita bertarung dan buktikan, siapa yang paling kuat diantara kita berdua!" ucap Bara seolah tanpa sadar.Ratu Iblis Darah menatap tajam kearah sosok Bara Sena."Darimana pemuda ini tahu tentang dia? Siapa se
Sosok wanita yang baru saja membukakan pintu terkejut dengan kemunculan pemuda tampan yang tahu nama dirinya dan siapa suaminya. "Kau siapa? Bagaimana kau bisa tahu namaku?" tanya wanita tersebut. "Aku tahu dari Kahiyang Dewi semua tentang Gandi dan dirimu. Bolehkah aku masuk? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata Bara. "Oh...Sebentar, aku sendirian di rumah ini..." ucap wanita itu seolah enggan menerima tamu seorang pemuda tampan yang dia tak tahu siapa orang tersebut. "Ada aku Sinta," terdengar satu suara dari balik tubuh Bara Sena. Saat wanita itu melongok keluar pintu, dia melihat Raja Kartikeyasingha yang berdiri di belakang sang Pendekar Golok Iblis. "Paman...! Kalau begitu silahkan masuk!" kata Sinta sambil membuka pintu lebar-lebar. Dia merasa tenang setelah melihat Raja Kalinggapura tersebut ada disana. Itu artinya dia tidak sendirian. Bara dan Raja duduk di sebuah kursi kayu. Sementara Rara Sinta membuatkan minuman panas. Aroma teh yang wangi mengingatkan B
Tak terasa, perjalanan Bara Sena dan armada Kekaisaran Zhou sudah memasuki kawasan laut Jawa. Itu artinya sebentar lagi mereka akan sampai di Pelabuhan Kalingga. Sebelum sampai kesana, Bara mengajak semua pengikutnya untuk memasuki Lantai Rahasia yang dia dapatkan setelah mengalahkan Dewa Hong di Lantai 100 Ujian Pagoda Dewa.Di lantai tersebut Bara menemukan banyak harta Karun yang tentu saja tidak dia makan sendiri. Para pengikutnya pun mendapatkan banyak harta Karun untuk menunjang kemampuan bertarung mereka. Bara mendapatkan satu gelang perak yang memiliki kemampuan untuk menahan tenaga dalam. Dia memberikan gelang tersebut kepada anaknya yang masih kecil dari Dewi Biru Xue Ruo bernama Meili Tianshi. Hal itu dikarenakan gadis bayi itu belum mampu mengendalikan kekuatannya yang sangat besar. Akan sangat berbahaya jika sampai tak terkendali diluar sana. Meili bisa menjadi bencana bagi manusia.Harta Dewa Hong terlalu banyak sehingga mereka semua bingung memilih harta untuk kemampuan
Clep!Ranting itu menancap di bagian paling memalukan Dewa Angin Hong Li. Sontak saja hal itu membangunkan Dewa yang baru saja terkapar setelah terkena jurus ilusi milik Kala."Bocah keparat! Apa yang kau lakukan padaku!?" teriak Dewa Hong marah namun dia tak bisa bergerak sama sekali."Oh...! Maaf! Aku kira kau sudah mati!" sahut Bara lalu dia membuang ranting yang dia gunakan untuk menyogok tubuh Dewa tersebut."Aku kalah darimu...Kau pantas menjadi pemilik Pagoda Dewa ini..Dan sebagai hadiah, kau akan mendapatkan sebagian kekuatan yang aku simpan di dalam peti ini...Anggap saja ini sebagai hadiah untuk pemilik baru, bukan hadiah karena kau telah mengalahkan aku. Namun tetap saja, kau akan mendapatkan hadiah sesuai yang telah di tetapkan di Ujian Pagoda Dewa ini..." kata Dewa Hong masih dalam keadaan tengkurap.Sebuah peti perak muncul di hadapan Bara Sena. Dengan rasa penasaran yang tinggi, pemuda itu pun membuka peti tersebut. dan didalam peti itu nampak sebutir pil berwarna putih
Blaaaarrr!!!Ledakan keras menggelegar terdengar saat tinju Bara Sena menghujam. Awalnya pemuda itu yakin serangannya akan membuahkan hasil. Namun ternyata, Dewa Hong tak semudah yang dia kira. Sesuatu yang menyerupai penutup kepala untuk prajurit perang menutupi kepala pria bernama Hong Li tersebut. Dan pelindung kepala itu tercipta dari kekuatan angin miliknya. Ledakan keras tercipta setelah tinju Bara menghantam pelindung tersebut dikarenakan pelindung itu memiliki kekuatan badai yang mampu menahan serangan apa pun!Disaat Bara tercengang dan kaget dengan apa yang dilihatnya, tangan Dewa Hong tiba-tiba saja sudah mencengkram kaki kanannya. Lalu denga satu kali tarikan, tubuh pemuda itu pun menghantam tanah dari pulau terbang tersebut dengan sangat keras hingga tanah itu hancur."Kau cukup pandai juga. Tapi sayangnya aku bukan Dewa lemah yang bisa dengan mudah kau kalahkan anak muda!" kata Dewa Hong lalu dia kembali mengayunkan tubuh Bara yang masih ada dalam cengkraman tangannya ke
Tubuh sosok bersayap kelelawar itu terbakar hebat dan seketika berubah menjadi abu dalam waktu sekejap mata. Dan yang tersisa disana hanya ada satu butiran kecil yang menyala. Itu adalah Inti Jiwa dari makluk tersebut. Bara mengarahkan tanganya ke benda tersebut sehingga benda berbentuk kelereng itu melayang terbang kearahnya.Setelah Inti Jiwa dari makhluk tersebut ada di tangannya, Bara tersenyum kecil."Aku kira akan menjadi Inti Jiwa yang bagus...Huh, ternyata hanya setingkat ini." gerutu nya lalu dia pun menelan butiran inti jiwa tersebut. Yui yang melihat itu terkejut."Hei! Kau langsung telan Inti Jiwa itu mentah-mentah!?" serunya.Bara menoleh dan alis kanannya sedikit terangkat."Kenapa?" tanyanya."Kau...Apakah kau sering melakukan ini?" tanya Yui yang masih ada di gendonga pemuda tersebut."Tentu saja dan itu tak masalah sama sekali bagiku," kata Bara."Bodoh! Kau menyiksa tubuhmu sendiri jika kau melakukan itu dalam waktu lama!" kata Yui membuat mata Bara terbelalak."Apa
Bara Sena melangkah dengan perlahan memasuki Hutan Mati dimana semua pohon yang ada disana hanyalah pohon kering tanpa daun sama sekali. Yui yang berada di gendongan punggung sang pemuda hanya bisa ikut mengawasi keadaan di sekitar dengan waspada."Tak ada pergerakan apa pun yang aku rasakan," kata Bara dengan suara lirih."Justru karena sepi seperti ini kita harus meningkatkan kewaspadaan...Aku merasa gelisah sejak tadi...Kau tahu bukan, bagaimana seekor ular yang gelisah merasakan hawa kehadiran yang tidak jelas?" sahut Yui membuka Bara mengangguk paham.Setiap langkah kaki pemuda itu meninggalkan jejak api yang menyala. Setelah perjalanan hampir mencapai di Kuil, barulah Bara Sena merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang."Sepertinya mereka mulai datang...Aku bisa merasakan ada beberapa ekor yang mengawasi pergerakan kita," bisik Yui."Aku tahu. Tenang saja, setelah sampai di Kuil, kau cukup duduk saja dan menantiku..." kata Bara. Yui mengangguk pelan.Pendekar Golok I
Bara Sena yang saat itu dalam wujud Iblis Neraka melangkah melewati bebatuan tinggi yang tersebar di sejauh mata memandang."Apa di tempat ini hanya ada batu-batu aneh seperti ini?" tanya Bara."Benar. Lembah ini dipenuhi oleh batu-batu ini. Tapi, ada beberapa wilayah seperti hutan mati, lalu ada juga wilayah yang bersalju. Sejauh ini hanya itu yang aku tahu," kata Yui."Hm...selama ribuan tahun, kau juga tak menemukan keberadaan Mahkota Raja itu sama sekali?" tanya Bara.Yui tersenyum kecut."Kau sudah tahu itu.Kalau aku menemukan mahkota tersebut, tidak mungkin aku terus berada di tempat aneh ini terpenjara seumur hidup." kata Yui dengan wajah terlihat kesal.Bara hanya tersenyum kecil melihat wajah cemberut Yui. Dia kembali melangkah dan wanita itu mengikutinya dari belakang. Setelah berjalan cukup lama menembus bebatuan yang menjulang tinggi, tiba-tiba Bara Sena mendadak berhenti."Tunggu...! Didepan sana ada sesuatu..." ucap pemuda tersebut.Yui yang berada di belakang Pendekar G
Bara Sena tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia sama sekali tak terpikir bahwa lembah itu hanya untuk menghukum atau mengutuk para Dewa saja. Itu sebabnya lembah tersebut bernama Lembah Kutukan Dewa."Tapi...Kenapa kekuatan Iblis di dalam tubuhku tak bisa keluar?" nyeletuk pemuda tersebut tanpa sadar membuat wanita itu berjalan mengitari api unggun lalu mendekat kearah Bara Sena. "Iblis? Jadi didalam tubuhmu ada iblis?" tanya wanita tersebut.Bara sempat ragu dan merasa menyesal sudah berkata yang seharusnya tidak dia katakan. Tapi karena sudah kepalang tanggung, akhirnya dia menjawab dengan anggukkan kepala. Wajah wanita itu tiba-tiba menjadi terlihat berseri."Kalau begitu, kau bisa memiliki kekuatan Iblis itu!" serunya sambil meraih tangan Bara Sena. Sontak saja pemuda itu menarik kembali tanganya dari tangan wanita tersebut."Bagaimana caranya?" tanya Bara. Dia melihat wajah tak suka dari wanita itu setelah tangannya yang tengah di pegang oleh si wanita dia tarik ke
Suara aneh yang terdengar mendesis itu adalah suara seekor ular kobra berukuran sangat besar. Ular tersebut mengitari batu tempat dimana Bara bersembunyi dengan melata tanpa suara. Hanya sesekali terdengar suara mendesis dari lidahnya yang juga sesekali keluar dari mulutnya untuk mencari keberadaan mangsa yang tengah dia incar. Dan saat ini, mangsa yang tengah dia buru adalah Bara Sena yang bersembunyi dibalik celah batu tersebut."Sialan...! Kenapa aku menjadi ketakutan seperti ini menghadapi makhluk rendah seperti mereka..? Padahal mereka hanyalah binatang biasa..." batin Bara dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.Ular itu kembali mendesis dengan suara yang lebih keras. Dan perlahan-lahan kepalanya mendekati celah dimana Bara Sena berada. Namun karena saking besarnya, kepala ular itu tak bisa masuk kedalam celah batu. Beruntung sekali pemuda itu karena dua binatang yang mengincar dirinya memiliki ukuran tubuh yang tak biasa.Beberapa kali kepala ular itu mencoba untuk masuk