Dewi Biru yang khawatir dengan keadaan Bara Sena hendak melesat dengan kecepatan penuh untuk menyelamatkan pemuda tersebut dari gelombang ledakan yang tentu saja sangat berbahaya. Namun gelombang tersebut bergerak lebih cepat menyapu tubuh sang pemuda.Sesaat sebelum gelombang raksasa menyapu tempat dimana tubuh Bara Sena berada, kedua mata Dewi Biru menangkap satu semburat cahaya merah yang tiba-tiba muncul."Sinar merah apa itu..?" batin Dewi Biru.Meski dia merasa penasaran, perasaan menyesalnya jauh lebih besar karena tidak bisa melindungi Bara Sena. Dia dalam keadaan serba salah, jika dia meninggalkan tempatnya, maka perisai Kubus Biru miliknya tidak ada yang mengatur dan mengendalikan nya sehingga keselamatan puluhan ribu orang berada di dalam perisai miliknya bisa saja terancam.Ledakan itu benar-benar mengerikan. Kehancuran yang tercipta tidaklah main-main. Area seluas lebih dari 1000 hektar hancur tak tersisa. Bahkan yang membuatnya menjadi lebih mengerikan adalah tanah itu h
Kahiyang Dewi dan Hu Shi Yun menatap kearah depan dimana 500 tombak dihadapan mereka melayang Dewi Biru didalam formasi perisai Kubus Biru miliknya. Sama halnya dengan Istana Jiangsu yang melayang di udara karena tanah dibawah perisai telah menghilang karena ledakan, Kahiyang Dewi dan Hu Shi Yun pun juga sama.Mereka saling berpandangan. Tiba-tiba kedua mata Dewi Biru menyala biru pertanda dia hendak bertindak saat melihat Bara yang berada bersama dua wanita cantik. Rasa cemburunya muncul secara tiba-tiba. Namun, belum juga dia beranjak, Kahiyang Dewi sudah menghilang dari tempatnya dan tahu-tahu sudah melayang didepan Dewi Biru hanya dalam sekejap mata saja!"Kau...!"Kahiyang Dewi tersenyum."Jangan buang tenaga hanya untuk pertarungan yang tidak penting. Masalah besar sudah ada didepan mata. Dewi Biru, katakan padaku, apa alasanmu membiarkan Bara Sena terluka parah seperti itu? Bukankah kau begitu mencintai dirinya?" tanya Kahiyang Dewi dengan nada dingin.Dewi Biru tersenyum tipi
Dewi Biru terkejut saat tiba-tiba muncul serangan dari dalam tanah. Karena kakinya sudah dicengkram oleh tangan bersisik ungu tersebut, tidak ada pilihan lain selain menyerang sosok yang tidak lain adalah Raja Iblis Orochi!Bagaimana bisa dia masih hidup setelah mendapat hantaman yang dahsyat dari Naga Es Berkepala Tiga dan kekuatan Bola Hitam?Saat ledakan dahsyat itu terjadi, Raja Iblis Orochi tidak bisa kemana-mana lagi selain bertaruh nyawa di dalam perisai Pilar Ungu raksasa milik Bara Sena yang mengurung nya.Namun saat perisai itu ternyata jebol karena Bara Sena tidak kuasa menahan ledakannya, Orochi melihat ada sedikit kesempatan untuk dirinya bisa bertahan hidup. Sebelum tubuhnya benar-benar hancur oleh ledakan, dia merobek dagingnya sendiri lalu melemparkan nya ke tanah yang ada di bawahnya setelah sedikit memberikan tenaga dalam agar potongan dagingnya tersebut selamat dari ledakan.Pertaruhan Orochi cukup berhasil meski dia harus kehilangan sebagian besar kekuatannya karen
Song Yue dan Zhou Yin masuk secara bersama-sama. Namun saat mereka masuk kedalam lantai pertama, mereka terpisah dengan sendirinya. Begitu juga dengan yang lainnya termasuk Yue Fei. Meskipun perutnya semakin besar dan kelahiran semakin dekat, dia nekat masuk kedalam lantai ujian Pagoda Dewa.Setelah semua orang masuk kedalam gerbang merah, tersisa Jung Seo dan Kahiyang Dewi yang masih berdiri disana."Apakah kau tetap akan masuk ke dalam lantai ujian?" tanya Shi Yun sambil menatap Jung Seo yang berwujud balita usia 3 tahun.Dengan wajah cemberut bocah kecil itu berkacak pinggang."Tentu saja. Waktu itu aku belum selesai di lantai 10. Aku ingin menyelesaikannya!" kata Jung Seo.Shi Yun menoleh kearah Kahiyang Dewi seolah meminta persetujuan. Wanita cantik itu hanya menganggukkan kepala pertanda dia setuju."Bailklah, lantai 10 adalah lantai yang cukup berat. Dengan kemampuan Api Neraka Yeomra, aku rasa kau bisa menyelesaikan tantangan dengan lebih cepat, Jung Seo," ucap Shi Yun sambil
Yue Fei mengusap perutnya yang terasa mulas. Dia berlutut karena tak kuat lagi untuk berdiri. Wajahnya mengernyit menahan sakit saat perutnya yang sudah sangat besar tersebut bergerak-gerak."Ukh...! Nak...apakah kau akan segera keluar...?"Perut Yue Fei semakin bergerak tak beraturan. Hal itu tentu saja membuat Yue Fei semakin kesakitan. Sementara itu, sosok tinggi besar dengan wajah seperti seekor ikan hiu menyeringai lebar sambil melangkah mendekati Yue Fei.Sosok itu adalah Raja Laut Suro yang pada jaman dulu kala pernah dikalahkan oleh Dewa Hong karena berani memasuki wilayah perairan Utara, dimana itu adalah tempat yang berada dalam pengawasan Dewa tersebut."Dalam keadaan seperti ini kau akan segera melahirkan seorang anak...Hmmm...Pasti terasa sangat empuk daging bayi yang masih merah...Hahaha!"Yue Fei hanya bisa menatap sosok itu sambil mengernyit menahan sakit. Saat jarak Raja Suro semakin dekat, Yue Fei segera menggunakan pedang Es di tangannya. Dia hujamkan pedang tersebu
Yang Yue Fei benar-benar tak habis pikir dengan bayi yang baru saja dia lahirkan. Bayi itu mengaku bernama Antasena dan mengatakan bahwa dia mendapat nama dari seorang paman berwujud manusia kepala gajah yang tidak lain dan tidak bukan adalah Dewa Ganesha."Aku bisa lebih cepat berkembang karena tempat ini. Seharusnya aku tetap sama seperti bayi-bayi lain yang baru lahir. Tempat ini, membuat diriku cepat berkembang..." kata Antasena."Jadi begitu ya... Lalu, apakah kau sudah tahu siapa ayahmu?" tanya Yue Fei.Bayi yang baru saja lahir itu menyeringai. Hal itu membuat Yue Fei berpikir bahwa anaknya tersebut tidak ada lucu-lucunya sama sekali karena di usianya yang masih sangat kecil sudah bisa berbincang-bincang dengan dirinya. Apalagi setelah baru saja dia melihat bayi itu meyeringai layaknya orang dewasa. "Benarkah aku melahirkan anak seperti ini? " batin Yue Fei. "Tentu saja aku tahu siapa ayahku. Dia bukan ayah yang baik," kata Antasena. Kedua mata Yue Fei membesar mendengar uca
Bara Sena dan Hu Shi Yun mencari keberadaan istana Jiangsu yang menghilang dari tempatnya. Setelah cukup lama mencari, akhirnya mereka menemukan istana yang saat ini bergeser sejauh hampir seribu tombak dari tempat semula.Saat kedua orang itu datang dan mendarat di gerbang istana, semua orang menyambutnya termasuk ribuan Pasukan Kematian milik Kaisar Zhou Yin.Mereka semua memberikan penghormatan kepada Bara Sena yang dianggap sebagai pahlawan.Raja Xue menyambut kedatangan Bara didepan halaman istana bersama sang putri, Xue Ruo."Menantuku, sepertinya kau harus segera menemui dua orang itu..." kata Raja Xue.Bara mengangguk. Dia menoleh kearah Xuer Ruo, gadis yang belum lama dia nikahi. Pemuda itu mendapat kabar tidak mengenakkan dari Hu Shi Yun mengenai Dewi Biru yang tidak berusaha membantunya."Adik, aku ingin bicara denganmu setelah urusan dengan dua orang itu selesai," ucap Bara lalu melangkah memasuki istana di ikuti oleh
Bara Sena menatap cincin yang ada di tangannya. Lalu dia pun membandingkan dengan cincin akik ijo miliknya."Bentuknya sama..." gumam nya."Tentu saja sama. Karena cincin yang kau kenakan adalah cincin Raja Iblis Neraka yang lainnya. Sebenarnya aku merasa aneh dengan cincin yang kau kenakan, bagaimana bisa kau mengenakan cinci iblis itu?" tanya Dewi Biru.Bara menatap kearah Dewi Biru lalu berganti menatap Xue Ruo. Dua sosok yang berbeda. Tapi keduanya sudah sah menjadi istrinya."Aku mendapatka cincin akik ijo ini dari Ganesha. Dan tanpa aku duga, aku bertemu dengan pemiliknya yang sudah mati di Makam Bukit Batu yang ada di Hutan Kematian," kata Bara."Ganesha? Bagaimana bisa dia memiliki cincin itu?" gumam Dewi Biru sambil mengelus dagunya. Dia mondar-mandir sambil mengernyitkan kening. Terlihat bahwa dia tengah berpikir keras."Kau sudha tahu bukan, bahwa dia adalah anak Dewi Durga?" tanya Bara membuat Dewi Biru tersentak