Palu Tujuh Neraka yang menghantam Bara Sena tertahan satu jengkal diatas kepala pemuda tersebut. Mowo Jagat terkejut setengah mati apalagi Bara Sena yang juga tak kalah terkejut. Keduanya sama-sama terkejut karena tepat di antara mereka berdua muncul satu sosok pria dengan wujud yang aneh.Sosok itu adalah seorang pria dengan tubuh manusia dan kepala seekor binatang gajah putih. Bara pun langsung mengenali sosok yang tak lain adalah Ganesha tersebut."Kau...Bagaimana kau bisa berada disini!?' teriak Bara Sena sambil melotot..Mowo Jagat tidak mengenali sosok tersebut. Namun melihat Palu Tujuh Neraka miliknya tak bergerak di atas kepalanya jelas kemampuan sosok yang baru datang tersebut bukanlah sosok biasa. Sangat langka ada makhluk yang bisa menahan Palu Tujuh Neraka miliknya. Bahkan sosok itu terlihat sama sekali tidak bergerak kecuali hanya berdiri sambil melipat tangan didepan dada."Dia menahan serangan Palu Tujuh Neraka milikku tanpa menggunakan apa pun! Bagaimana bisa ada makhl
Raja Xue dan semua orang yang melihat sebuah benda berwujud gada bergagang panjang dan memancarkan cahaya emas hanya bisa ternganga. Mereka semua terkagum-kagum dengan kekuatan gada tersebut yang mampu menyapu gelombang raksasa akibat ledakan tiga kekuatan dari arah pinggiran hutan sebelah utara. "Kau mengetahui benda itu sahabatku!?" tanya Yuang Shi.Raja Xue mengangguk dengan tubuh gemetar."Itu adalah Gada Sastrakrajaya milik Dewa Ganesha...!Sepertinya dia ada disekitar tempat ini dan menyelamatkan kita dari maut!" kata Raja Xue yang tak menyangka sama sekali Dewa yang disembah olehnya datang tanpa diminta hanya untuk menyelamatkannya. Tapi pria itu celingukan melihat ke kanan dan kekiri."Gada Sastrakrajaya ada disini, tapi kemana Dewa Ganesha? Tidak mungkin gada itu datang sendiri ke tempat ini bukan?" batin Raja Xue.Gada Sastrakrajaya adalah sebuah pusaka surga di kahyangan Selatan milik Dewa Ganesha yang memiliki banyak sekali kesaktian. Hampir tak ada senjata yang mampu meng
Bara Sena terkejut mendengar Dewi Biru yang ada di dalam tubuh Xue Ruo tengah mengamuk hingga menyerang Chang Mei dan Song Yue. Namun yang membuat Bara lebih terkejut adalah Ganesha mengatakan jika hanya dia yang mampu menghentikan amukan Dewi Biru."Bagaimana bisa dua wanita keturunan Batara Geni tidak mampu melawan satu orang yang masih berada di ranah Pemurnian Tulang!?" tanya Bara."Bodoh! Saat Dewi Biru yang mengendalikan tubuh kekasihmu secara penuh, kekuatan dia sudah setara dengan Pendekar Ranah Cakrawala! Dan itu bukan tandingan dua wanita anak Batara Geni yang masih tersendat di Ranah Alam Mendalam itu," kata Ganesha membuat Bara Sena semakin heran."Tunggu...Ada yang aneh disini. Kau bilang kedua putri paman Jaka Geni itu tersendat di Ranah Alam Mendalam, lalu, apakah anak paman yang lainnya ada yang sudah melewati Ranah Alam Mendalam?" tanya Bara.Ganesha mengangguk kan kepalanya."Saat kau ikut ke dalam turnamen seleksi nanti, kau akan tahu, bahwa anak-anak Batara Geni da
Setelah beberapa saat, luka parah pada lengan Hu Shi Yun pun berhasil disembuhkan. Gadis itu terlihat senang melihat kedua tangannya yang sudah kembali seperti semula."Terimakasih tuanku..." ucapnya dengan wajah berbinar.Wajahnya nampak merah saat mengucapkan terimakasih sehingga membuat dirinya terlihat lucu dimata Bara.Bara pun tersenyum melihat wajah Shi Yun yang terlihat malu-malu. Dalam hati sang pemuda, jika tidak ada lima gadis Istana Awan Es yang ada di dalam ruangan tersebut, pemuda tersebut tak akan melewatkan kesempatan itu untuk mencumbu Hu Shi Yun yang secara langsung dan tak langsung sudah menjadi miliknya."Sekarang apa yang akan kita lakukan tuan? Apakah tuan akan membawa lima gadis itu?" tanya Shi Yun."Aku akan mengobati mereka lebih dulu baru membawanya keluar dari tempat ini. Tunggu lah sebentar, aku belum memeriksa keadaan mereka..." kata Bara lalu dia pun berjalan mendekati gadis yang tertidur di tempat paling pinggir. Hu Shi Yun menatap apa yang Bara Sena laku
Yue Mey adalah gadis yang cukup berani ketimbang empat gadis lainnya. Dia langsung mendekati Bara Sena dan mengamati wajah pemuda itu tanpa malu-malu. Meski begitu, hatinya justru bergetar aneh setelah menatap wajah sang pemuda dari jarak dekat."Dari jarak sedekat ini, dia menjadi semakin terlihat tampan...Ada apa ini...Kenapa aku mengagumi suami muridku sendiri?" batin gadis itu setelah sebelumnya menanyakan identitas sang pemuda."Aku adalah Bara Sena, kalian semua tentu sudah sangat mengenal diriku," kata Bara menjawab pertanyaan Yue Mey."Aku tahu kau Bara Sena suami Xia Qing Yue murid adik Yue Li," sahut Yue Mey sambil menunjuk kearah Chu Yue Li. Bara Sena menoleh kearah yang ditunjuk. Dia pun melambaikan tangan kearah guru istrinya tersebut membuat gadis itu terlihat gugup."Lalu?" tanya Bara."Bagimana bisa kau yang sebelumnya hanya Pendekar Ranah Pemurnian Tubuh bisa berada di Ranah Alam Mendalam dalam waktu yang begitu singkat? Apakah kau ini seorang manusia?" tanya Yue Mey.
Song Yue dan Chang Mei mulai terdesak oleh serangan Kubus Biru milik Xue Ruo yang saat itu tengah di kendalikan oleh Dewi Biru. Kubus Biru itu ternyata bukanlah serangan biasa yang dengan mudah ditangkis. Kubus Biru merupakan serangan mematikan dari Dewi Biru yang konon katanya tak akan pernah bisa dihentikan oleh apapun!Patung Dewi Pelindung Es milik Song Yue mulai terdesak. Tameng es raksasa yang digunakan oleh patung itu tak bisa menahan gempuran Kubus Biru yang terus berputar bagai gasing tersebut. Wanita itu berusaha bertahan sekuat tenaga menahan serangan Kubus Biru yang mulai mengikis tameng es miliknya.Sementara itu, Chang Mei masih bisa bertahan dengan kekuatan Gledek Membelah Langit miliknya. Kubus itu tidak bisa menembus pertahanan petirnya. Namun wanita itu bisa merasakan bahwa Kubus Biru itu seperti menunggu kekuatan petir miliknya melemah. Saat kekuatan petir melemah, dia akan menekan dan berputar lebih kuat dari sebelumnya untuk mengalahkan lawan.Melihat saudari sepu
Keadaan Song Yue dan Chang Mei mulai terdesak oleh kekuatan Dewi Biru yang tiba-tiba saja meningkat pesat dan membuat pertahanan mereka hampir hancur. Meski Song Yue sudah mengeluarkan kekuatan pamungkas namun tetap saja, serangan kubus biru itu tidak bisa dihentikan. Pada saat Kubus Biru berukuran raksasa itu hampir menghancurkan mereka berdua, tiba-tiba saja ada satu cahaya kuning yang menghadang dua kubus tersebut. Disusul satu sosok yang tidak lain adalah Ganesha.Dua kubus itu berhenti bergerak setelah sinar kuning milik Ganesha membungkusnya. Dewi Biru terkejut melihat kemunculan Ganesha yang tiba-tiba tersebut. Kini sosok Dewa berkepala gajah itu sudah melayang tepat di hadapannya."Kau...!" seru Dewi Biru dengan mata melotot.Ganesha tersenyum lalu merubah wujudnya menjadi sesosok pemuda berusia belasan tahun."Apa kabar Dewi Biru?" sapanya.Wanita itu seketika menghentikan serangannya sehingga Song Yue dan Chang Mei bisa bernapas lega. Jika serangan itu terus berlanjut, kemu
Bara Sena tertegun setelah mendengar satu nama yang disebutkan oleh Wu Gui si Pangeran Iblis dari Neraka Tingkat Tujuh tersebut. Pemuda itu merasa sangat tidak asing dengan nama Dewi Durga. Sosok yang sebenarnya adalah istri dari Dewa Siwa alias Batara Manikmaya. Dewi Durga telah dikalahkan oleh Jaka Geni ratusan tahun yang lalu sebelum Jaka Geni bersama sekutu-sekutunya menyerang kahyangan selatan."Dewi Durga...Bukankah dia itu musuh Paman Jaka Geni?" batin pemuda tersebut. Dia hanya bisa samar-samar mengingat nama dari sosok Dewi Kematian tersebut."Apalagi yang ingin kau ketahui manusia? Apakah sudah cukup hanya itu?" tanya Wu Gui."Tentu saja tidak. Aku mau bertanya perihal cincin ini, apa tujuan Durga memberikan benda ini kepada para Raja Iblis itu?" tanya Bara."Entahlah...Ayah hanya pernah memberiku beberapa hal mengenai cincin itu dan memberikan cincin tersebut padaku karena aku adalah putra mahkota. Kata Beliau, seorang putra mahkota wajib mendapatkan cincin itu sebagai tand