Yue Fei mendarat di dekat altar yang ada di puncak Kahiyang di dalam Dunia Penyimpanan milik Bara Sena. Dia melihat beberapa orang yang sudah duduk bersila sambil menyalurkan kekuatan mereka. Kekuatan tersebut berkumpul pada satu titik yang ada di tengah altar. Titik tersebut menbentuk sebuah bola kekuatan berwarna merah. Dari bola kekuatan itu terlihat cahaya merah yang melesat ke langit."Apa yang sedang mereka lakukan?" batin Yue Fei.Zu Feng mendarat di sebelah Yue Fei. "Mereka tengah memberikan bantuan kepada Tuan Bara. Jika mereka melakukan ini, itu artinya tuan Bara sedang membutuhkan bantuan dari kita yang ada di sini," terang Zu Feng.Wanita itu terdia sejenak. Dia mengingat bahwa hal itu pernah dia lakukan beberapa waktu yang lalu saat Bara melawan Zhou Lin."Kenapa ingatanku menjadi kabur? Aku seperti merasa pernah melakukannya belum lama ini. Apa yang terjadi pada diriku?' batin Yue Fei.Tanpa bicara lagi dia pu
Chang Mei menatap saudara sepupunya tersebut dengan tatapan tajam."Apa maksudmu Song Yue!?" tanyanya.Song Yue tersenyum tipis."Aku mengatakan yang sebenarnya pada gadis ini. Apa salahnya? Bara Sena tidak jauh berbeda dengan pria-pria lain yang hanya menggilai kenikmatan semata. Apakah ada cinta di dalam hati para pria ini? Bukankah hanya ada satu kata yang dimiliki para pria, yakni, napsu birahi. Chang Mei, lebih baik kau katakan langsung apa yang kau sembunyikan dari gadis ini. Agar dia membuka mata dan menyadari bahwa pria yang dia sukai tidak jauh berbeda dengan pria-pria yang lain," kata Song Yue membuat Chang Mei merasa kesal.Xue Ruo menatap kearah Chang Mei dengan tatapan penuh selidik."Apa maksudnya ini? Nona Chang, apa yang kau sembunyikan dariku...?" tanya Xue Ruo lalu dia menoleh kearah Song Yue."Ratu Es, bisakah kau katakan, apa maksud ucapanmu tadi?" tanya gadis itu.Song Yue melipat kedua tangan didepan dadanya. Dia membuang muka sambil berkata dengan nada ketus,"T
Palu Tujuh Neraka yang menghantam Bara Sena tertahan satu jengkal diatas kepala pemuda tersebut. Mowo Jagat terkejut setengah mati apalagi Bara Sena yang juga tak kalah terkejut. Keduanya sama-sama terkejut karena tepat di antara mereka berdua muncul satu sosok pria dengan wujud yang aneh.Sosok itu adalah seorang pria dengan tubuh manusia dan kepala seekor binatang gajah putih. Bara pun langsung mengenali sosok yang tak lain adalah Ganesha tersebut."Kau...Bagaimana kau bisa berada disini!?' teriak Bara Sena sambil melotot..Mowo Jagat tidak mengenali sosok tersebut. Namun melihat Palu Tujuh Neraka miliknya tak bergerak di atas kepalanya jelas kemampuan sosok yang baru datang tersebut bukanlah sosok biasa. Sangat langka ada makhluk yang bisa menahan Palu Tujuh Neraka miliknya. Bahkan sosok itu terlihat sama sekali tidak bergerak kecuali hanya berdiri sambil melipat tangan didepan dada."Dia menahan serangan Palu Tujuh Neraka milikku tanpa menggunakan apa pun! Bagaimana bisa ada makhl
Raja Xue dan semua orang yang melihat sebuah benda berwujud gada bergagang panjang dan memancarkan cahaya emas hanya bisa ternganga. Mereka semua terkagum-kagum dengan kekuatan gada tersebut yang mampu menyapu gelombang raksasa akibat ledakan tiga kekuatan dari arah pinggiran hutan sebelah utara. "Kau mengetahui benda itu sahabatku!?" tanya Yuang Shi.Raja Xue mengangguk dengan tubuh gemetar."Itu adalah Gada Sastrakrajaya milik Dewa Ganesha...!Sepertinya dia ada disekitar tempat ini dan menyelamatkan kita dari maut!" kata Raja Xue yang tak menyangka sama sekali Dewa yang disembah olehnya datang tanpa diminta hanya untuk menyelamatkannya. Tapi pria itu celingukan melihat ke kanan dan kekiri."Gada Sastrakrajaya ada disini, tapi kemana Dewa Ganesha? Tidak mungkin gada itu datang sendiri ke tempat ini bukan?" batin Raja Xue.Gada Sastrakrajaya adalah sebuah pusaka surga di kahyangan Selatan milik Dewa Ganesha yang memiliki banyak sekali kesaktian. Hampir tak ada senjata yang mampu meng
Bara Sena terkejut mendengar Dewi Biru yang ada di dalam tubuh Xue Ruo tengah mengamuk hingga menyerang Chang Mei dan Song Yue. Namun yang membuat Bara lebih terkejut adalah Ganesha mengatakan jika hanya dia yang mampu menghentikan amukan Dewi Biru."Bagaimana bisa dua wanita keturunan Batara Geni tidak mampu melawan satu orang yang masih berada di ranah Pemurnian Tulang!?" tanya Bara."Bodoh! Saat Dewi Biru yang mengendalikan tubuh kekasihmu secara penuh, kekuatan dia sudah setara dengan Pendekar Ranah Cakrawala! Dan itu bukan tandingan dua wanita anak Batara Geni yang masih tersendat di Ranah Alam Mendalam itu," kata Ganesha membuat Bara Sena semakin heran."Tunggu...Ada yang aneh disini. Kau bilang kedua putri paman Jaka Geni itu tersendat di Ranah Alam Mendalam, lalu, apakah anak paman yang lainnya ada yang sudah melewati Ranah Alam Mendalam?" tanya Bara.Ganesha mengangguk kan kepalanya."Saat kau ikut ke dalam turnamen seleksi nanti, kau akan tahu, bahwa anak-anak Batara Geni da
Setelah beberapa saat, luka parah pada lengan Hu Shi Yun pun berhasil disembuhkan. Gadis itu terlihat senang melihat kedua tangannya yang sudah kembali seperti semula."Terimakasih tuanku..." ucapnya dengan wajah berbinar.Wajahnya nampak merah saat mengucapkan terimakasih sehingga membuat dirinya terlihat lucu dimata Bara.Bara pun tersenyum melihat wajah Shi Yun yang terlihat malu-malu. Dalam hati sang pemuda, jika tidak ada lima gadis Istana Awan Es yang ada di dalam ruangan tersebut, pemuda tersebut tak akan melewatkan kesempatan itu untuk mencumbu Hu Shi Yun yang secara langsung dan tak langsung sudah menjadi miliknya."Sekarang apa yang akan kita lakukan tuan? Apakah tuan akan membawa lima gadis itu?" tanya Shi Yun."Aku akan mengobati mereka lebih dulu baru membawanya keluar dari tempat ini. Tunggu lah sebentar, aku belum memeriksa keadaan mereka..." kata Bara lalu dia pun berjalan mendekati gadis yang tertidur di tempat paling pinggir. Hu Shi Yun menatap apa yang Bara Sena laku
Yue Mey adalah gadis yang cukup berani ketimbang empat gadis lainnya. Dia langsung mendekati Bara Sena dan mengamati wajah pemuda itu tanpa malu-malu. Meski begitu, hatinya justru bergetar aneh setelah menatap wajah sang pemuda dari jarak dekat."Dari jarak sedekat ini, dia menjadi semakin terlihat tampan...Ada apa ini...Kenapa aku mengagumi suami muridku sendiri?" batin gadis itu setelah sebelumnya menanyakan identitas sang pemuda."Aku adalah Bara Sena, kalian semua tentu sudah sangat mengenal diriku," kata Bara menjawab pertanyaan Yue Mey."Aku tahu kau Bara Sena suami Xia Qing Yue murid adik Yue Li," sahut Yue Mey sambil menunjuk kearah Chu Yue Li. Bara Sena menoleh kearah yang ditunjuk. Dia pun melambaikan tangan kearah guru istrinya tersebut membuat gadis itu terlihat gugup."Lalu?" tanya Bara."Bagimana bisa kau yang sebelumnya hanya Pendekar Ranah Pemurnian Tubuh bisa berada di Ranah Alam Mendalam dalam waktu yang begitu singkat? Apakah kau ini seorang manusia?" tanya Yue Mey.
Song Yue dan Chang Mei mulai terdesak oleh serangan Kubus Biru milik Xue Ruo yang saat itu tengah di kendalikan oleh Dewi Biru. Kubus Biru itu ternyata bukanlah serangan biasa yang dengan mudah ditangkis. Kubus Biru merupakan serangan mematikan dari Dewi Biru yang konon katanya tak akan pernah bisa dihentikan oleh apapun!Patung Dewi Pelindung Es milik Song Yue mulai terdesak. Tameng es raksasa yang digunakan oleh patung itu tak bisa menahan gempuran Kubus Biru yang terus berputar bagai gasing tersebut. Wanita itu berusaha bertahan sekuat tenaga menahan serangan Kubus Biru yang mulai mengikis tameng es miliknya.Sementara itu, Chang Mei masih bisa bertahan dengan kekuatan Gledek Membelah Langit miliknya. Kubus itu tidak bisa menembus pertahanan petirnya. Namun wanita itu bisa merasakan bahwa Kubus Biru itu seperti menunggu kekuatan petir miliknya melemah. Saat kekuatan petir melemah, dia akan menekan dan berputar lebih kuat dari sebelumnya untuk mengalahkan lawan.Melihat saudari sepu
Sosok wanita yang baru saja membukakan pintu terkejut dengan kemunculan pemuda tampan yang tahu nama dirinya dan siapa suaminya. "Kau siapa? Bagaimana kau bisa tahu namaku?" tanya wanita tersebut. "Aku tahu dari Kahiyang Dewi semua tentang Gandi dan dirimu. Bolehkah aku masuk? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata Bara. "Oh...Sebentar, aku sendirian di rumah ini..." ucap wanita itu seolah enggan menerima tamu seorang pemuda tampan yang dia tak tahu siapa orang tersebut. "Ada aku Sinta," terdengar satu suara dari balik tubuh Bara Sena. Saat wanita itu melongok keluar pintu, dia melihat Raja Kartikeyasingha yang berdiri di belakang sang Pendekar Golok Iblis. "Paman...! Kalau begitu silahkan masuk!" kata Sinta sambil membuka pintu lebar-lebar. Dia merasa tenang setelah melihat Raja Kalinggapura tersebut ada disana. Itu artinya dia tidak sendirian. Bara dan Raja duduk di sebuah kursi kayu. Sementara Rara Sinta membuatkan minuman panas. Aroma teh yang wangi mengingatkan B
Tak terasa, perjalanan Bara Sena dan armada Kekaisaran Zhou sudah memasuki kawasan laut Jawa. Itu artinya sebentar lagi mereka akan sampai di Pelabuhan Kalingga. Sebelum sampai kesana, Bara mengajak semua pengikutnya untuk memasuki Lantai Rahasia yang dia dapatkan setelah mengalahkan Dewa Hong di Lantai 100 Ujian Pagoda Dewa.Di lantai tersebut Bara menemukan banyak harta Karun yang tentu saja tidak dia makan sendiri. Para pengikutnya pun mendapatkan banyak harta Karun untuk menunjang kemampuan bertarung mereka. Bara mendapatkan satu gelang perak yang memiliki kemampuan untuk menahan tenaga dalam. Dia memberikan gelang tersebut kepada anaknya yang masih kecil dari Dewi Biru Xue Ruo bernama Meili Tianshi. Hal itu dikarenakan gadis bayi itu belum mampu mengendalikan kekuatannya yang sangat besar. Akan sangat berbahaya jika sampai tak terkendali diluar sana. Meili bisa menjadi bencana bagi manusia.Harta Dewa Hong terlalu banyak sehingga mereka semua bingung memilih harta untuk kemampuan
Clep!Ranting itu menancap di bagian paling memalukan Dewa Angin Hong Li. Sontak saja hal itu membangunkan Dewa yang baru saja terkapar setelah terkena jurus ilusi milik Kala."Bocah keparat! Apa yang kau lakukan padaku!?" teriak Dewa Hong marah namun dia tak bisa bergerak sama sekali."Oh...! Maaf! Aku kira kau sudah mati!" sahut Bara lalu dia membuang ranting yang dia gunakan untuk menyogok tubuh Dewa tersebut."Aku kalah darimu...Kau pantas menjadi pemilik Pagoda Dewa ini..Dan sebagai hadiah, kau akan mendapatkan sebagian kekuatan yang aku simpan di dalam peti ini...Anggap saja ini sebagai hadiah untuk pemilik baru, bukan hadiah karena kau telah mengalahkan aku. Namun tetap saja, kau akan mendapatkan hadiah sesuai yang telah di tetapkan di Ujian Pagoda Dewa ini..." kata Dewa Hong masih dalam keadaan tengkurap.Sebuah peti perak muncul di hadapan Bara Sena. Dengan rasa penasaran yang tinggi, pemuda itu pun membuka peti tersebut. dan didalam peti itu nampak sebutir pil berwarna putih
Blaaaarrr!!!Ledakan keras menggelegar terdengar saat tinju Bara Sena menghujam. Awalnya pemuda itu yakin serangannya akan membuahkan hasil. Namun ternyata, Dewa Hong tak semudah yang dia kira. Sesuatu yang menyerupai penutup kepala untuk prajurit perang menutupi kepala pria bernama Hong Li tersebut. Dan pelindung kepala itu tercipta dari kekuatan angin miliknya. Ledakan keras tercipta setelah tinju Bara menghantam pelindung tersebut dikarenakan pelindung itu memiliki kekuatan badai yang mampu menahan serangan apa pun!Disaat Bara tercengang dan kaget dengan apa yang dilihatnya, tangan Dewa Hong tiba-tiba saja sudah mencengkram kaki kanannya. Lalu denga satu kali tarikan, tubuh pemuda itu pun menghantam tanah dari pulau terbang tersebut dengan sangat keras hingga tanah itu hancur."Kau cukup pandai juga. Tapi sayangnya aku bukan Dewa lemah yang bisa dengan mudah kau kalahkan anak muda!" kata Dewa Hong lalu dia kembali mengayunkan tubuh Bara yang masih ada dalam cengkraman tangannya ke
Tubuh sosok bersayap kelelawar itu terbakar hebat dan seketika berubah menjadi abu dalam waktu sekejap mata. Dan yang tersisa disana hanya ada satu butiran kecil yang menyala. Itu adalah Inti Jiwa dari makluk tersebut. Bara mengarahkan tanganya ke benda tersebut sehingga benda berbentuk kelereng itu melayang terbang kearahnya.Setelah Inti Jiwa dari makhluk tersebut ada di tangannya, Bara tersenyum kecil."Aku kira akan menjadi Inti Jiwa yang bagus...Huh, ternyata hanya setingkat ini." gerutu nya lalu dia pun menelan butiran inti jiwa tersebut. Yui yang melihat itu terkejut."Hei! Kau langsung telan Inti Jiwa itu mentah-mentah!?" serunya.Bara menoleh dan alis kanannya sedikit terangkat."Kenapa?" tanyanya."Kau...Apakah kau sering melakukan ini?" tanya Yui yang masih ada di gendonga pemuda tersebut."Tentu saja dan itu tak masalah sama sekali bagiku," kata Bara."Bodoh! Kau menyiksa tubuhmu sendiri jika kau melakukan itu dalam waktu lama!" kata Yui membuat mata Bara terbelalak."Apa
Bara Sena melangkah dengan perlahan memasuki Hutan Mati dimana semua pohon yang ada disana hanyalah pohon kering tanpa daun sama sekali. Yui yang berada di gendongan punggung sang pemuda hanya bisa ikut mengawasi keadaan di sekitar dengan waspada."Tak ada pergerakan apa pun yang aku rasakan," kata Bara dengan suara lirih."Justru karena sepi seperti ini kita harus meningkatkan kewaspadaan...Aku merasa gelisah sejak tadi...Kau tahu bukan, bagaimana seekor ular yang gelisah merasakan hawa kehadiran yang tidak jelas?" sahut Yui membuka Bara mengangguk paham.Setiap langkah kaki pemuda itu meninggalkan jejak api yang menyala. Setelah perjalanan hampir mencapai di Kuil, barulah Bara Sena merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang."Sepertinya mereka mulai datang...Aku bisa merasakan ada beberapa ekor yang mengawasi pergerakan kita," bisik Yui."Aku tahu. Tenang saja, setelah sampai di Kuil, kau cukup duduk saja dan menantiku..." kata Bara. Yui mengangguk pelan.Pendekar Golok I
Bara Sena yang saat itu dalam wujud Iblis Neraka melangkah melewati bebatuan tinggi yang tersebar di sejauh mata memandang."Apa di tempat ini hanya ada batu-batu aneh seperti ini?" tanya Bara."Benar. Lembah ini dipenuhi oleh batu-batu ini. Tapi, ada beberapa wilayah seperti hutan mati, lalu ada juga wilayah yang bersalju. Sejauh ini hanya itu yang aku tahu," kata Yui."Hm...selama ribuan tahun, kau juga tak menemukan keberadaan Mahkota Raja itu sama sekali?" tanya Bara.Yui tersenyum kecut."Kau sudah tahu itu.Kalau aku menemukan mahkota tersebut, tidak mungkin aku terus berada di tempat aneh ini terpenjara seumur hidup." kata Yui dengan wajah terlihat kesal.Bara hanya tersenyum kecil melihat wajah cemberut Yui. Dia kembali melangkah dan wanita itu mengikutinya dari belakang. Setelah berjalan cukup lama menembus bebatuan yang menjulang tinggi, tiba-tiba Bara Sena mendadak berhenti."Tunggu...! Didepan sana ada sesuatu..." ucap pemuda tersebut.Yui yang berada di belakang Pendekar G
Bara Sena tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia sama sekali tak terpikir bahwa lembah itu hanya untuk menghukum atau mengutuk para Dewa saja. Itu sebabnya lembah tersebut bernama Lembah Kutukan Dewa."Tapi...Kenapa kekuatan Iblis di dalam tubuhku tak bisa keluar?" nyeletuk pemuda tersebut tanpa sadar membuat wanita itu berjalan mengitari api unggun lalu mendekat kearah Bara Sena. "Iblis? Jadi didalam tubuhmu ada iblis?" tanya wanita tersebut.Bara sempat ragu dan merasa menyesal sudah berkata yang seharusnya tidak dia katakan. Tapi karena sudah kepalang tanggung, akhirnya dia menjawab dengan anggukkan kepala. Wajah wanita itu tiba-tiba menjadi terlihat berseri."Kalau begitu, kau bisa memiliki kekuatan Iblis itu!" serunya sambil meraih tangan Bara Sena. Sontak saja pemuda itu menarik kembali tanganya dari tangan wanita tersebut."Bagaimana caranya?" tanya Bara. Dia melihat wajah tak suka dari wanita itu setelah tangannya yang tengah di pegang oleh si wanita dia tarik ke
Suara aneh yang terdengar mendesis itu adalah suara seekor ular kobra berukuran sangat besar. Ular tersebut mengitari batu tempat dimana Bara bersembunyi dengan melata tanpa suara. Hanya sesekali terdengar suara mendesis dari lidahnya yang juga sesekali keluar dari mulutnya untuk mencari keberadaan mangsa yang tengah dia incar. Dan saat ini, mangsa yang tengah dia buru adalah Bara Sena yang bersembunyi dibalik celah batu tersebut."Sialan...! Kenapa aku menjadi ketakutan seperti ini menghadapi makhluk rendah seperti mereka..? Padahal mereka hanyalah binatang biasa..." batin Bara dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.Ular itu kembali mendesis dengan suara yang lebih keras. Dan perlahan-lahan kepalanya mendekati celah dimana Bara Sena berada. Namun karena saking besarnya, kepala ular itu tak bisa masuk kedalam celah batu. Beruntung sekali pemuda itu karena dua binatang yang mengincar dirinya memiliki ukuran tubuh yang tak biasa.Beberapa kali kepala ular itu mencoba untuk masuk