Share

Bab 118

Author: Gilva Afnida
last update Last Updated: 2025-01-30 18:01:09

Di sebuah restoran mewah bernama Sky blue. Fernita duduk dengan anggun bersama Olivia yang juga nampak cantik dan juga mempesona.

Malam ini Fernita mengenakan gaun panjang berlengan panjang berwarna hitam yang bertabur dengan kristal.

Sedang Olivia nampak menawan dan seksi dengan gaun panjang biru tua namun terdapat belahan tengah dibawah yang memamerkan kedua kaki jenjangnya.

"Olivia, sepertinya Max harus kembali ke sisimu secepatnya."

Ucapan Fernita menghentikan tangannya yang sedang memotong daging steak.

"Apa maksud Tante?"

Setelah menyesap wine miliknya, Fernita berkata dengan tenang. "Aku tahu kalau hubungan kalian telah merenggang. Sekarang aku ingin kamu merayu Max lagi karena sepertinya dia sudah menggila."

Kening Olivia mengerut. "Menggila?"

Seingat Olivia, Max nampak baik-baik saja. Dia bahkan terkesan sedang memamerkan hubungan barunya dengan Serena.

"Ya." Kemudian Fernita menceritakan soal kedatangan Lily tadi sore ke mansion.

Se
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 119

    Pagi ini masih jam sepuluh tepat tapi Max yang berada di ruangan AC masih merasa badannya begitu gerah.Cuaca di luar memang sedang sangat panas. Matahari bersinar begitu teriknya.Meski begitu, Max tetap berusaha fokus untuk menandatangani tumpukan dokumen yang berada di atas meja.Saat dia begitu fokus, beberapa kali layar ponselnya menyala dan itu terlihat dari sudut matanya. Sengaja Max mematikan nada dering agar kinerjanya saat ini tidak terganggu oleh suara telepon.Namun sudah beberapa kali layar ponselnya menyala, menandakan si penelepon begitu gigih untuk meneleponnya.Kesal karena panggilan tersebut, Max pun menaruh pulpennya dan memilih untuk meraih ponsel.Saat menatap layar, betapa terkejutnya dia karena membaca nama si penelepon yang begitu istimewa. Rupanya itu Lily.Padahal selama tiga hari belakangan dia sudah berulang kali mengirim pesan bahkan mencoba menelepon namun tetap diabaikan oleh wanita itu.Kenapa tiba-tiba sekarang malah menghubunginya? Bahkan sampai beber

    Last Updated : 2025-01-30
  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 120

    Fernita masih mengelak. Baginya, Olivia adalah wanita anggun dan memiliki derajat yang setara dengan putranya.Rasa-rasanya, tidak mungkin Olivia memilih untuk merendahkan diri pada suami orang hanya demi meraih ambisinya sendiri."Tidak mungkin Olivia berbuat buruk seperti itu. Untuk apa dia merendahkan diri hanya demi ambisinya yang tidak seberapa itu..."Max meremas puncak kepalanya karena merasa frustasi. "Terserah ibu mau percaya atau tidak. Yang jelas Olivia sudah berbuat banyak kejahatan di belakang ibu. Salah satunya mencuri sketsa desain milik Lily namun malah menuduhnya balik. Akhirnya Lily dibantu oleh Serena untuk melaporkan hal itu pada pihak polisi.""Mereka yang tersakiti merasa sedikit lega setidaknya Olivia akan dihukum meskipun itu ringan, tapi dengan tidak tahu malu ibu malah meminta Tuan Herman Larma untuk membela Olivia."Merasa sakit hati, kedua mata Fernita mulai nampak membasah namun tetap berusaha dia sembunyikan. Putranya berbicara terlalu kejam hingga menus

    Last Updated : 2025-01-30
  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 121

    "Lily, Lily?"Lily tersentak lalu segera berbisik pada Vina, "Vina, aku merasa ada seseorang yang sedang mengawasiku.""Jangan bercanda! Kau membuatku takut," ucap Vina."Aku tidak bercanda. Aku sedang serius.""Sekarang kau ada dimana?""Aku sedang ada di studio," jawab Lily sambil menatap ke sekelilingnya dengan was-was.Dia belum pernah merasa begitu waspada selama ini. Baru kali ini dia merasa perasaannya tak enak dan instingnya mengatakan kalau dia sedang diikuti."Jangan kemana-mana aku akan segera ke sana."Lily menganggukkan kepalanya meski tahu Vina tidak bisa melihatnya. "Cepat datang kemari sebelum- Ahh.. hmmm.."Tiba-tiba Lily dibekap oleh seseorang dari arah belakang. Dia berusaha untuk meronta-ronta namun sangat sulit. Tubuhnya yang lemah tidak bisa melawan kekuatan yang lebih besar darinya.Insting Lily memang tidak salah. Benar-benar ada orang yang mencurigakan di dalam studionya."Hmmpt... hmmmpt!" Selain meronta-ronta, Lily berusaha keras mengeluarkan suaranya untuk

    Last Updated : 2025-01-30
  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 122

    Olivia memutar kedua bola matanya malas. "Aku tahu, tapi bisakah kau sedikit bersabar?" tanyanya kesal.Pria itu terkekeh pelan namun tatapannya tak beralih pada Lily yang sedang pingsan di atas ranjang. "Baiklah, aku beri kau waktu sampai tengah malam nanti. Entah dia akan bangun atau tidak. Aku akan menggarapnya setelah tengah malam nanti."Olivia mendengus pelan. "Iya, iya."Setelahnya pria itu keluar dari rumah yang sudah disewa Olivia sebelumnya.Suara pintu yang tertutup langsung terdengar. Olivia menatap lagi ke arah Lily yang masih pingsan dengan tersenyum menyeringai."Inilah akibat dari melawanku, Lily Orlantha," gumamnya.Sepuluh menit kemudian.Byurrr.Guyuran air yang dingin menerpa wajah Lily hingga membuatnya kesusahan untuk bernapas.Secara reflek Lily ingin mengusap wajahnya untuk mengusap air yang membasahi wajahnya, namun kedua tangannya diikat.Jadi Lily berusaha membuka kedua matanya meskipun terasa perih.Yang dilihatnya pertama kali adalah langit-langit kamar y

    Last Updated : 2025-01-31
  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 123

    Vina hendak menjawab namun sebuah mobil Toyota Fortuner milik kedua orangtuanya juga sudah datang.Begitu pintu terbuka, Sandra langsung keluar dan berlari ke arah Vina untuk memeluknya."Kamu yang sabar... Mama dan Papa sudah menghubungi polisi untuk meminta tolong," ujar Sandra setelah melerai pelukannya.Sudut mata Vina nampak memerah.Setelahnya Vins mendekat ke arah mereka. Yang disapanya duluan adalah Finley. Vins nampak begitu hormat karena bagaimanapun Finley adalah pengusaha sukses yang levelnya jauh berada di atasnya.Finley melambaikan tangannya. "Jangan begitu sungkan terhadapku, Tuan Vins. Bisa jadi kita akan menjadi rekan bisnis dalam waktu ke depannya nanti."Mendengar itu, Vins nampak berbinar-binar. "Baik, Tuan Finley. Saya tidak sabar untuk menunggu kerja sama dari Anda."Vina mendekati mereka berdua. "Finley, bisakah kita segera menuju ke titik lokasi? Aku lihat dari aplikasi maps, tempat itu membutuhkan setidaknya waktu lima jam jika mengendarai mobil.""Sebaiknya

    Last Updated : 2025-01-31
  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 124

    Dengan napas yang tersengal-sengal, Lily masih mencoba untuk tetap tersadar meski sekujur tangannya terasa sakit dan perih luar biasa.Darah segar masih menetes dari pergelangan tangannya.Olivia menatap itu dengan senang. "Kenapa gunting ini susah sekali untuk memotong tali? Sepertinya aku harus menekannya lebih kencang lagi."Jleb!"Aaahh!!" Lily berteriak kesakitan dan tubuhnya gemetar hebat akibat tusukan gunting yang dilakukan Olivia pada tangan sebelah kanannya.Kini, kedua tangan Lily berlumuran darah akibat luka yang disebabkan gunting.Kedua mata Lily sudah nampak buram. Keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya saat ini. Penampilannya sangat kacau dengan darah segar menghiasi kedua tangannya.'Ini gila! Olivia ingin membunuhku!' teriak Lily dalam hatinya.Meski berpikir begitu, Lily masih bersyukur setidaknya yang mengalami bukan orang-orang terdekatnya. Olivia pernah menargetkan Arsan yang membuatnya harus pulang ke Tanah Air.Dia sendiri tidak bisa membayangkan kalau Arsa

    Last Updated : 2025-01-31
  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 125

    Lewat tengah malam.Olivia terengah-engah setelah beberapa kali mengayunkan kayu ke arah kaki Lily hingga Lily sudah pingsan.Pintu rumah segera terbuka.Pria suruhan Olivia itu masuk dan mendekatinya."Kau gila? Kau sudah membunuhnya?" tanya pria itu dengan meremas rambutnya frustasi."Kan sudah kubilang kalau aku ingin menikmati tubuhnya dulu..."Wajah Olivia nampak datar dan tenang. Sama sekali tidak ada raut wajah penyesalan atau apapun itu. "Dia hanya pingsan," ujarnya setelah membuang balok kayu yang juga sudah berlumuran darah."Aku akan menyerahkan sisanya kepadamu, Ben." Olivia menepuk sisi bahu Benny lalu berlalu pergi.Benny masih terdiam, menatap kosong pada Lily yang sudah pingsan dengan berlumuran darah."Kalau begini kan aku jadi tidak bisa menikmatinya lagi," keluh Benny dengan kesal.Padahal Benny sudah pusing karena tidak menuntaskan hasratnya pada seorang wanita beberapa hari ini. Sekarang dia sudah ada seorang wanita tapi tetap juga tidak bisa menyalurkannya.Baga

    Last Updated : 2025-01-31
  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 126

    Setelah berjalan beberapa langkah dari rumah usang, Max dan para polisi hutan mendengar suara berisik dan angin dari kejauhan.Mereka saling menatap dan berpikir ada sesuatu yang sedang datang ke arah mereka.Tak lama dari itu, muncul seseorang yang keluar dari pepohonan."Tuan Max!" Rupanya yang keluar adalah Andri. Di belakangnya terdapat beberapa petugas polisi yang mengikutinya.Melihat itu, Max bisa bernapas lega.Pikirnya, pasti Andri telah meminta bantuan pada polisi untuk menyelamatkannya dan yang lain."Untung Anda sudah selamat, Tuan." Lalu melirik Lily yang berada di gendongan Max dengan tatapan mengernyit."Apa yang terjadi pada Nona Lily?" tanyanya."Dia terluka parah dan harus segera mendapatkan penanganan. Apa ada transportasi yang lebih cepat untuk membawanya ke rumah sakit?"Tepat setelah Max bertanya, angin kencang yang diikuti suara berisik mendekat ke arah mereka.Begitu Max mendongak, itu adalah helikopter pribadi yang sedang berusaha untuk parkir, tak jauh dari t

    Last Updated : 2025-01-31

Latest chapter

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 157

    Di tengah terpaan angin sepoi malam yang dingin. Vina memegang erat cangkir mug yang berisi susu cokelat hangat.Vina sendiri merasa heran, sejak kapan dirinya jadi menyukai segelas susu rasa cokelat sedang dulunya dia lebih menyukai kopi susu yang diberi es batu di dalamnya.Mungkin sejak dirinya diberitahu dokter untuk tidak mengonsumsi minuman yang mengandung alkohol dan kafein. Vina jadi lebih memperhatikan minuman yang akan dia minum.Sebuah senyuman tipis terbit di wajahnya yang manis sambil mengelus perutnya yang masih rata."Meskipun nanti kau lahir dari keluarga yang tidak lengkap, tapi aku pastikan kasih sayang untukmu tidak akan pernah kurang," ucapnya pada janinnya yang berada di dalam rahim.Vina belum bisa menerima kehamilannya, sampai seminggu yang lalu dia memeriksakan diri ke dokter spesialis kandungan dan melihat janin kecil yang tumbuh dengan menakjubkan.Suara detak jantung janin yang teratur dan pernyataan dokter kalau janinnya berkembang sehat dan baik membuat pe

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 156

    "Apa? Hamil?" Lily hampir berteriak jika tidak mengingat kalau dirinya ada di sebuah acara penting."Finley, kau becanda kan?" bisik Lily takut ada seseorang yang mendengar.Helaan napas keluar dari mulut Finley. "Aku tahu ini terdengar seperti lelucon. Tapi aku berkata jujur, kami tak sengaja melakukan..."Finley ikut memelankan suaranya. "...hubungan intim saat kami mabuk."Lily tidak tahu lagi apa yang harus dia katakan karena saat ini dia benar-benar terkejut.Vina dan Finley? Berhubungan intim? Terdengar tidak masuk akal."Aku tahu kamu pasti kaget, tapi ini benar adanya. Aku hanya khawatir padanya karena beberapa hari ini dia tidak bisa dihubungi. Dia bahkan bersembunyi, seolah tidak mau diajak bertemu." Raut wajah Finley nampak muram membuat Lily sedikit merasa kasihan.Keheningan terjadi sesaat."Kamu datang ke acara ini berharap aku bisa memberi informasi soal Vina?" tanya Lily yang dijawab Finley dengan anggukan kepala."Sayangnya aku sudah lama tidak menghubunginya," ujar L

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 155

    "Lily?"Suara dari arah belakang yang memanggil membuat Lily menoleh. Kedua matanya terbelalak lebar mendapati Finley berjalan perlahan ke arahnya."Finley?" serunya yang membuat orang-orang disekitarnya terheran-heran."Ah, Tuan Finley. Kau sudah bersedia datang ke acaraku. Sungguh suatu kehormatan untukku." Arneth dan Samantha mendekati Finley yang membuatnya menghentikan langkah.Finley menoleh ke arah mereka berdua dan berkata, "Oh, Nyonya Arneth? Kau sudah sembuh? Ku dengar kau sehabis mengalami cidera di pergelangan tangan setelah bermain golf."Arneth tersenyum senang mendengar Finley sedikit perhatian padanya. "Benar, tapi sudah sembuh berkat putri saya yang telaten mengurus."Beberapa keponakan Kenneth memutar kedua bola matanya malas. Semua orang yang melihat pasti bisa menduga kalau Arneth sedang mempromosikan putrinya di depan Finley."Apa Tuan sedang mencari sesuatu?" tanya Samantha dengan memegang lengan Finley. Berada dekat dengan Finley adalah suatu kebanggan. Ketampan

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 154

    "Dia adalah putriku, Laura Owen," jelas Kenneth sambil memperhatikan reaksi dari anggota keluarga besarnya.Beberapa dari mereka nampak terkejut hingga tidak bersuara tapi ada juga yang tertawa sinis seperti Samantha."Paman Kenneth, apa karena saking putus asa nya Paman sampai menganggap wanita murahan itu sebagai Laura?" Kenneth menatap tajam ke arah Samantha yang lagi-lagi bermulut tajam."Jangan marah dulu, Paman. Itu karena ucapan Paman terdengar mengada-ada." Ucapan Samantha dibenarkan oleh anggota keluarga yang lain."Samantha benar, Ken. Ucapanmu terdengar mengada-ada. Mana mungkin Laura yang dulunya sudah dinyatakan meninggal malah tiba-tiba muncul sebagai wanita yang sehat? Aku yakin dia pasti sudah menipumu!"Wina nampak panik, tetapi tidak dengan Lily. Dia yakin kalau Kenneth telah menyiapkan semuanya untuk menjelaskan kebenaran pada anggota keluarganya sendiri."Usir dia sekarang, Ken! Aku tidak sudi kalau dia mengotori hariku yang bahagia!" seru Arneth memojokkan Wina,

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 153

    Sama seperti dirinya, Wina mengenakan gaun buatan Lily yang nampak mewah.Gaun panjang berwarna hijau emerald yang sudah lama Lily buat akhirnya dia pakai sekarang. Warna gaun itu menjadikan kulit Wina nampak lebih putih dan bersih. Meski gaun tersebut memiliki potongan yang sederhana, tetapi hiasan berupa berlian putih dua karat yang berada di sekeliling gaun menjadikannya nampak mewah dan istimewa.Lily menatap bangga pada hasil buatannya sendiri. Terlebih aura old money yang terpancar dari tubuh Wina menjadikan gaun itu melekat sempurna ditubuhnya."Mama juga nampak luar biasa," ujar Lily tersenyum bangga."Berkat karyamu yang sangat luar biasa, Sayang."Wina juga merasa begitu bangga mengenakan gaun buatan putrinya sendiri. Apalagi saat bercermin, Wina seperti merasa tidak mengenali diri sendiri.Bahkan perias yang memoles wajahnya tadi sempat terkejut dan menatapnya kagum dengan gaun yang nampak mewah."Anda terlihat sepuluh tahun lebih muda, Nyonya," puji si perias tadi tanpa di

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 152

    "Nona, lihat apa?" Suara Grace memecah lamunan Lily.Helaan napas lega keluar dari mulut Lily saat melihat ke arah jalanan. Sudah tak lagi terlihat mobil milik Max yang baru saja meninggalkan rumahnya lewat jalan yang berlawanan arah dari Grace barusan.Tadinya Lily sudah hendak menyuruh Max pergi karena takut Grace melihat, tapi untungnya Max pergi sebelum Lily mengusirnya setelah menerima telepon yang Lily sendiri tidak tahu itu dari siapa.Wajah Max nampak khawatir dan juga marah saat menerima telepon tadi."Nona tidak apa-apa?" Grace kembali bertanya karena tak kunjung mendapat jawaban dari Lily.Lily menggeleng lemah. "Tidak apa-apa, aku hanya mengkhawatirkan mu tadi karena kamu tidak kunjung datang.""Maaf, Nona. Tadi jalanan cukup padat dan sempat macet." Grace menyeka keningnya yang sedikit berkeringat sambil menghela napas terlihat lelah. "Aku bahkan hampir pingsan karena cuaca yang cukup terik di luar," lanjutnya dengan mengeluh.Bibir Lily mengulas senyuman tipis dan menat

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 151

    Max mendongak. Matanya tak sengaja melihat ke arah belakang Arsan--tepatnya yang berdiri di depan pintu.Max berdiri perlahan dan tertegun melihat kedatangan Lily yang secara tiba-tiba.Lily yang ditatap lama seperti itu menjadi salah tingkah hingga dia tak tahu harus menatap ke arah mana.Inda yang seolah paham pun berjalan mundur ke arah dapur. Dia ingin membiarkan ruang untuk kedua mantan majikannya itu bertemu.Berjalan perlahan, tatapan Max tak beralih dari Lily. Degupnya tiba-tiba berdebar lebih kencang. Tubuh Lily nampak lebih kurus dari terakhir kali bertemu.Untungnya luka-luka yang dulu pernah Max lihat sudah memudar, hanya menyisakan kulit putih yang bersih dan sehat.Tepat berada di depan Lily, Max bersuara, "Hai, apa kabar?" Lily sedikit terkejut, lalu menyelipkan anak rambut yang jatuh ke belakang telinganya. Entah mengapa dia begitu canggung berhadapan dengan Max. Rasa kecewa dan sakit di hatinya pada Max dulu entah menguap kemana."Kabarku baik," jawab Lily singkat."

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 150

    Vina sedikit terkejut namun beberapa saat kemudian dia menyadari kalau lambat laun ibunya akan mengetahui soal kehamilannya.Tangan Vina memegang perutnya yang masih rata sambil bertanya, "Bagaimana Mama bisa tahu?"Sandra memegang keningnya yang berdenyut nyeri. "Ternyata itu benar," ujarnya lirih.Kemudian Sandra duduk di atas sofa panjang yang letaknya tak jauh dari ranjang Vina."Dokter yang memeriksa mengambil darahmu untuk cek lab. Dari sana Mama tahu kalau kamu hamil," lanjutnya.Dari ranjangnya, Vina menatap ibunya dengan rasa bersalah. Dapat dia rasakan betapa kecewanya sang ibu, melihat dari gerak-geriknya."Maafkan aku, Ma."Sandra menatap putri satu-satunya tersebut dengan sorot mata serius."Katakan pada Mama, siapa ayah dari janin itu? Mama tidak pernah tahu kamu pernah dekat dengan seseorang."Vina menggigit bibir bawahnya dengan resah."Itu-"Ucapan Vina terhenti oleh suara pintu yang dibuka dengan keras."Vina, apa benar kalau kamu hamil?" tanya Ayahnya, nampak marah

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 149

    "Ku rasa insiden di masa lalu tidak perlu kita ungkit lagi, Ma." Lily menatap ibunya penuh kelembutan. kedua bola matanya nampak berkaca-kaca jika mengingat pernikahannya di masa lalu."Aku sudah bercerai dengan Max dan tidak ingin berhubungan apa-apa lagi dengannya," lanjutnya lirih.Grace yang sudah mendengar soal pernikahan Lily dengan Max pun menyentuh bahu Lily dan mengusapnya lembut."Nona benar. Untuk apa masih memikirkan masa lalu? Lebih baik mengikhlaskan kejadian buruk di masa lalu dan memilih melanjutkan kehidupan kini dengan sebaik-baiknya," tutur Grace memberi nasehat. Lily hanya tersenyum menanggapi itu."Sepertinya kamu sudah benar-benar ikhlas. Padahal Mama sudah menyiapkan rencana kalau kamu memang ingin membalaskan dendammu pada Max," ucap Wina.Lily menggigit bibir bawahnya. "Bukannya dia telah menyelamatkanku sewaktu penculikan kemarin terjadi? Anggap saja dia telah menebus kesalahannya di masa pernikahan kita dulu."Wina menatap Lily cukup lama sebelum akhirnya m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status