Home / Romansa / Last Flower / Kesan Berbeda

Share

Kesan Berbeda

last update Last Updated: 2021-06-04 15:53:04

Terkadang, apa yang dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga tidak selalu menjadi petunjuk akan sebuah kebenaran yang ada di baliknya.

Saat seperti itu pikiran akan menciptakan sebuah pendapat yang berdasar pada apa yang dilihat, tapi hati akan berbisik kala itu juga, bisikan yang terlalu kecil hingga terlalu sulit untuk didengarkan.

Saat Eka menyatakan kejadian yang bertentangan dengan apa yang Bayu ketahui, hati bayu sekilas berbicara padanya.

"Sudah kukatakan, tidak mungkin Eka akan berkhianat." Dalam benak Bayu.

Kata hati memang tak pernah berbohong, meskipun seseorang mengucapkan sebuah kebohongan, dalam hatinya ia tetap sadar akan kebohongan itu.

Peringatan itu telah diberikan kepada Bayu, tapi ia tak mendengarkan atau mungkin sengaja tak menghiraukannya.

Bayu tak tahu lagi apa yang harus ia lakukan ketika melihat Eka yang diliputi kesedihan menangis deras di hadapannya.

Meski bukan hanya Eka yang merasa

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Last Flower   Bangkai Bunga

    Eka terus memikirkan saran dari Bayu, ia menganggap itu merupakan suatu isyarat agar dirinya segera melupakan Bayu dengan menerima Rahmat sebagai pacarnya. Hal itu juga berarti bahwa Bayu tak lagi ingin kembali padanya, begitulah menurut Eka. Meskipun sebenarnya maksud Bayu bukan demikian. Rahmat yang tak pernah menyerah kembali menyatakan perasaannya pada Eka keesokan harinya. Dan benar, Eka menerimanya dengan senyuman. "Beneran kan? Eka gak main-main kan?" Dengan gembira rahmat merasa tidak percaya dengan jawaban Eka. "Ya udah kalo gak percaya, gak jadi aja," ancam Eka. "Ok, ok, aku percaya." Rahmat melompat kegirangan. Setelah kembali ke kelasnya, Eka menceritakan hal tersebut pada Bayu. "Huh...? Beneran? jadi sekarang kamu udah pacaran dengan Rahmat?" Bayu sama tidak percayanya dengan Rahmat. "Loh, Bayu kok kaget? bukannya kemarin Bayu sendiri yang nyaranin aku buat nerima rahmat biar dia gak pernah n

    Last Updated : 2021-06-05
  • Last Flower   Menunggu

    "Geser dikit dong, aku pengen duduk deket Yayang aku." Iis memberi isyarat pada Reski agar bergeser sedikit. "Leila, duduk sini." Yuri menawarkan tempat kosong yang ada di antara dirinya dan Idul. Nafas Idul berhenti sejenak saat Leila benar-benar duduk di tempat itu, sekujur tubuhnya mulai kaku. "Dul, jangan lupa bernafas," tegur Bayu yang duduk di ujung bangku, tepat di samping Yuri. "Mungkin dia mati, tubuhnya tidak bergerak," ledek Ahyar. Serentak semuanya tertawa, kecuali Idul yang begitu gugup duduk berdampingan dengan Leila. "Menurut kalian, kami cocok gak?" Idul semakin merasa dikekang oleh kebahagiaan0 saat Leila meminta pendapat pada yang lainnya. "Cocok banget!" Semuanya mengucapkan kata yang sama. "Idul, jangan jadi patung terus! ajakin Leila ngobrol tuh," tutur Iis. "Huh ... eh, hmmm, Anu, kalian kenapa ke sini?" Akhirnya Idul berhasil bangkit dari kematian. "Kalian juga, tumb

    Last Updated : 2021-06-06
  • Last Flower   Tanjung Bira

    Yuri membangunkan Bayu sebenarnya masih sadar dan tak pernah tertidur. Setelah duduk sejenak, mereka kemudian menuju lapangan sekolah di mana bus yang mereka nantikan parkir di sana, terlihat biasa saja tanpa rasa bersalah sedikit pun. Yuri, Bayu, Leila Iis dan para sahabat Bayu kemudian masuk le dalam bus satu persatu. Mereka duduk di kursi yang saling berdekatan. Leila duduk dengan Iis, dan Yuri duduk di dekat jendela berdampingan dengan Bayu. Setelah semua murid mendapatkan tempat duduk, ketiga bus itu pun berangkat merangkak mengikuti sorotan cahaya lampu depannya yang menyusuri gelapnya malam itu. Tak ada sorakan kegembiraan di dalam bus seperti biasanya saat sebuah kelompok wisata telah berangkat. Melihat ke balik jendela untuk menikmati pemandangan juga percuma, sebab yang terlihat hanya kegelapan dan beberapa kilauan cahaya lampu rumah yang tidak begitu padat. Beberapa murid mulai tertidur setelah mereka

    Last Updated : 2021-06-07
  • Last Flower   Potret

    Beberapa jam setelah meninggalkan Bira, rombongan mereka akhirnya tiba di benteng Somba Opo yang letaknya tidak jauh dari pantai Losari. Bayu dan yang lainnya mulai berkeliling di area benteng yang membungkus erat sejuta sejarah itu. Benteng yang dibangun tahun 1545 jika di lihat dari atas akan tampak seperti seekor penyu yang siap merangkak turun ke lautan yang terbentang di hadapannya. Bentuk benteng itu menjelaskan tentang filosofi kerajaan Gowa yang dapat hidup di darat dan di laut sebagai pelaut ulung dimasanya. Bayu berkeliling seorang diri, ia sengaja karena ingin lebih fokus untuk mendalami setiap kisah sejarah yang di pamerkan dalam setiap ruangan tua itu. Bayu selalu tertarik dengan sesuatu yang baru, apalagi jika menyangkut hal-hal yang akan sulit ia jangkau seperti sejarah dan hamparan semesta di luar sana. Bayu yang pertama kali menginjak tempat itu begitu terkesima saat melihat sebuah lukisan kapal pinisi y

    Last Updated : 2021-06-08
  • Last Flower   Sekedar Status

    Setelah liburan selama 2 minggu, Bayu kembali masuk sekolah sebagai murid kelas tiga. Bayu masih menempati kelas A dengan beberapa murid yang berbeda, tapi sebagian besar masih teman satu kelasnya di kelas 2 dulu. Prestasi yang berhasil Bayu raih saat duduk di kelas 2 cukup membanggakan. Begitu juga untuk kegiatan ekstrakurikuler, ditambah jabatannya sebagai wakil ketua OSIS, meskipun yang lebih cocok menjadi ketua OSIS adalah dirinya. Semua karena Bayu sendiri yang tidak ingin menerima jabatan itu. Padahal Bayu mendapatkan 65% suara dari tiga kandidat saat pemilihan. Bayu bahkan tidak tahu jika dirinya akan menjadi salah satu calon ketua OSIS, ia baru tahu saat pemilihan dimulai. Bayu cemerlang dalam urusan sekolah, tapi tidak dengan urusan hati. Bayangan tentang Yuri terus melekat erat dalam benaknya, terutama segala kenangan saat liburan. sedikit rasa penyesalan juga turut menyiksa batinya. Bayu sangat menyesalkan kebodohan dan kepol

    Last Updated : 2021-06-09
  • Last Flower   Permulaan

    La Galigo, sebuah karya sastra yang berasal dari tanah Bugis, menceritakan kisah luar biasa La Sawerigading, dituangkan dalam syair aksara Bugis. Perjalanan panjang yang bahkan mengalahkan Mahabharata dari tanah India.Namun, kisah ini tak akan semegah La Galigo atau Mahabharata, Ini hanya sepenggal kisah klasik dari pemuda biasa yang berjuang meraih sebuah impian dalam hidup, berjalan seirama dengan pencarian jati diri dan tulang rusuknya.2004 pertengahan tahun menjadi tempo paling awal perjalanan hidupnya dikisahkan.Saat terik matahari pagi masih terasa hangat begitu menggelora, seorang pemuda berdiri pada sisi jalan raya, ia tampak gelisah.Pandangannya terus mengawasi ujung jalan, berharap sebuah angkutan umum segera muncul dari sana.Ia mengenakan seragam dengan kemeja berwarna putih dan celana pendek biru tua. Persis di atas saku depan kemejanya tertulis sebuah nama, Bayu Sonaf.Sepatu hitam dengan kaos putih sangat pas di kakinya, m

    Last Updated : 2021-05-03
  • Last Flower   Pagi Ceria

    Tangan Bayu sangat ingin terangkat untuk melambai, niat itu terkubur saat Bayu sadar dirinya kini berada di tengah sesuatu yang cukup mengerikan, tekanan dari para senior.Bayu seketika menundukkan pandangannya seperti yang lain sebelum dirinya menarik perhatian para senior, tapi sudah terlambatMurid lelaki yang sedikit lebih tinggi darinya kini berdiri tepat di samping bangkunya, pandangannya menukik ke arah Bayu.Menyadari hal itu, perlahan Bayu mengangkat kepalanya, menoleh ke arah seniornya saat mendengar suara berdehem.Senior itu sedikit menggerakkan kepalanya ke kiri saat Bayu menatapnya, memberi isyarat agar Bayu maju ke depan.Perlahan Bayu berdiri, berjalan ragu-ragu. Bagaimana tidak, Bayu harus berdiri di depan ruangan penuh orang-orang yang belum dikenalnya. Entah apa yang akan dilakukan para senior terhadapnya.Yuri tersenyum menatap Bayu, meskipun ia tak mendapat balasan sebab Bayu tidak melihat senyumannya yang begitu indah.

    Last Updated : 2021-05-03
  • Last Flower   Lembar Terakhir

    Akhirnya, permen berlumuran itu tiba di tangan Bayu, ukurannya kini lebih kecil, setengah ukuran awalnya.Bayu menatap permen itu, kemudian memasukkan ke dalam mulutnya secara perlahan, wajahnya terlihat seakan sedang menelan bara api, matanya terpejam dan hidung yang masih sedikit merah terangkat.Bayu berusaha keras agar permennya tak bersentuhan dengan bibir, lidah dan langit-langit mulutnya, sedikit kecurangan.Bayu mengeluarkan permen itu dari mulutnya dengan begitu cepat, lalu memberikan pada siswa selanjutnya di bangku sebelahnya.Hanya berselang beberapa detik, dari sebelah kiri Bayu, seorang murid menjulurkan gelas yang berisi air, perlahan Bayu meraihnya.Bayu menatap isi gelas itu, tampak air di dalamnya sudah tak bening lagi. Bayu harus berkumur dengan air bekas kumuran teman satu kelompok.Mau tak mau Bayu harus melakukan apa yang diperintahkan seniornya, kali ini Bayu tak dapat melakukan kecurangan.Sambil menutup mulut dengan

    Last Updated : 2021-05-03

Latest chapter

  • Last Flower   Sekedar Status

    Setelah liburan selama 2 minggu, Bayu kembali masuk sekolah sebagai murid kelas tiga. Bayu masih menempati kelas A dengan beberapa murid yang berbeda, tapi sebagian besar masih teman satu kelasnya di kelas 2 dulu. Prestasi yang berhasil Bayu raih saat duduk di kelas 2 cukup membanggakan. Begitu juga untuk kegiatan ekstrakurikuler, ditambah jabatannya sebagai wakil ketua OSIS, meskipun yang lebih cocok menjadi ketua OSIS adalah dirinya. Semua karena Bayu sendiri yang tidak ingin menerima jabatan itu. Padahal Bayu mendapatkan 65% suara dari tiga kandidat saat pemilihan. Bayu bahkan tidak tahu jika dirinya akan menjadi salah satu calon ketua OSIS, ia baru tahu saat pemilihan dimulai. Bayu cemerlang dalam urusan sekolah, tapi tidak dengan urusan hati. Bayangan tentang Yuri terus melekat erat dalam benaknya, terutama segala kenangan saat liburan. sedikit rasa penyesalan juga turut menyiksa batinya. Bayu sangat menyesalkan kebodohan dan kepol

  • Last Flower   Potret

    Beberapa jam setelah meninggalkan Bira, rombongan mereka akhirnya tiba di benteng Somba Opo yang letaknya tidak jauh dari pantai Losari. Bayu dan yang lainnya mulai berkeliling di area benteng yang membungkus erat sejuta sejarah itu. Benteng yang dibangun tahun 1545 jika di lihat dari atas akan tampak seperti seekor penyu yang siap merangkak turun ke lautan yang terbentang di hadapannya. Bentuk benteng itu menjelaskan tentang filosofi kerajaan Gowa yang dapat hidup di darat dan di laut sebagai pelaut ulung dimasanya. Bayu berkeliling seorang diri, ia sengaja karena ingin lebih fokus untuk mendalami setiap kisah sejarah yang di pamerkan dalam setiap ruangan tua itu. Bayu selalu tertarik dengan sesuatu yang baru, apalagi jika menyangkut hal-hal yang akan sulit ia jangkau seperti sejarah dan hamparan semesta di luar sana. Bayu yang pertama kali menginjak tempat itu begitu terkesima saat melihat sebuah lukisan kapal pinisi y

  • Last Flower   Tanjung Bira

    Yuri membangunkan Bayu sebenarnya masih sadar dan tak pernah tertidur. Setelah duduk sejenak, mereka kemudian menuju lapangan sekolah di mana bus yang mereka nantikan parkir di sana, terlihat biasa saja tanpa rasa bersalah sedikit pun. Yuri, Bayu, Leila Iis dan para sahabat Bayu kemudian masuk le dalam bus satu persatu. Mereka duduk di kursi yang saling berdekatan. Leila duduk dengan Iis, dan Yuri duduk di dekat jendela berdampingan dengan Bayu. Setelah semua murid mendapatkan tempat duduk, ketiga bus itu pun berangkat merangkak mengikuti sorotan cahaya lampu depannya yang menyusuri gelapnya malam itu. Tak ada sorakan kegembiraan di dalam bus seperti biasanya saat sebuah kelompok wisata telah berangkat. Melihat ke balik jendela untuk menikmati pemandangan juga percuma, sebab yang terlihat hanya kegelapan dan beberapa kilauan cahaya lampu rumah yang tidak begitu padat. Beberapa murid mulai tertidur setelah mereka

  • Last Flower   Menunggu

    "Geser dikit dong, aku pengen duduk deket Yayang aku." Iis memberi isyarat pada Reski agar bergeser sedikit. "Leila, duduk sini." Yuri menawarkan tempat kosong yang ada di antara dirinya dan Idul. Nafas Idul berhenti sejenak saat Leila benar-benar duduk di tempat itu, sekujur tubuhnya mulai kaku. "Dul, jangan lupa bernafas," tegur Bayu yang duduk di ujung bangku, tepat di samping Yuri. "Mungkin dia mati, tubuhnya tidak bergerak," ledek Ahyar. Serentak semuanya tertawa, kecuali Idul yang begitu gugup duduk berdampingan dengan Leila. "Menurut kalian, kami cocok gak?" Idul semakin merasa dikekang oleh kebahagiaan0 saat Leila meminta pendapat pada yang lainnya. "Cocok banget!" Semuanya mengucapkan kata yang sama. "Idul, jangan jadi patung terus! ajakin Leila ngobrol tuh," tutur Iis. "Huh ... eh, hmmm, Anu, kalian kenapa ke sini?" Akhirnya Idul berhasil bangkit dari kematian. "Kalian juga, tumb

  • Last Flower   Bangkai Bunga

    Eka terus memikirkan saran dari Bayu, ia menganggap itu merupakan suatu isyarat agar dirinya segera melupakan Bayu dengan menerima Rahmat sebagai pacarnya. Hal itu juga berarti bahwa Bayu tak lagi ingin kembali padanya, begitulah menurut Eka. Meskipun sebenarnya maksud Bayu bukan demikian. Rahmat yang tak pernah menyerah kembali menyatakan perasaannya pada Eka keesokan harinya. Dan benar, Eka menerimanya dengan senyuman. "Beneran kan? Eka gak main-main kan?" Dengan gembira rahmat merasa tidak percaya dengan jawaban Eka. "Ya udah kalo gak percaya, gak jadi aja," ancam Eka. "Ok, ok, aku percaya." Rahmat melompat kegirangan. Setelah kembali ke kelasnya, Eka menceritakan hal tersebut pada Bayu. "Huh...? Beneran? jadi sekarang kamu udah pacaran dengan Rahmat?" Bayu sama tidak percayanya dengan Rahmat. "Loh, Bayu kok kaget? bukannya kemarin Bayu sendiri yang nyaranin aku buat nerima rahmat biar dia gak pernah n

  • Last Flower   Kesan Berbeda

    Terkadang, apa yang dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga tidak selalu menjadi petunjuk akan sebuah kebenaran yang ada di baliknya. Saat seperti itu pikiran akan menciptakan sebuah pendapat yang berdasar pada apa yang dilihat, tapi hati akan berbisik kala itu juga, bisikan yang terlalu kecil hingga terlalu sulit untuk didengarkan. Saat Eka menyatakan kejadian yang bertentangan dengan apa yang Bayu ketahui, hati bayu sekilas berbicara padanya. "Sudah kukatakan, tidak mungkin Eka akan berkhianat." Dalam benak Bayu. Kata hati memang tak pernah berbohong, meskipun seseorang mengucapkan sebuah kebohongan, dalam hatinya ia tetap sadar akan kebohongan itu. Peringatan itu telah diberikan kepada Bayu, tapi ia tak mendengarkan atau mungkin sengaja tak menghiraukannya. Bayu tak tahu lagi apa yang harus ia lakukan ketika melihat Eka yang diliputi kesedihan menangis deras di hadapannya. Meski bukan hanya Eka yang merasa

  • Last Flower   Simulasi Kilas Balik

    "Leni, aku minta maaf," pinta Bayu dengan tulus. "Ada apa, Kak? kenapa tiba-tiba minta maaf?" Leni tak melihat kesalahan yang dilakukan oleh Bayu. "Sebenarnya, satu minggu kemarin ada banyak cowok yang minta aku untuk nyampein salam mereka ke Leni, tapi tidak aku lakukan," jelas Bayu yang merasa tindakannya itu adalah sebuah kesalahan. "Gak papa, Kak. Lagian Leni juga gak bakalan terima mereka, itu udah pasti," tutur Leni penuh keyakinan. "Tetap saja aku ini egois, tapi itu aku lakuin karena aku punya alasan sendiri." Pegangan tangan Bayu semakin erat. "Alasan Kakak apa?" tanya Leni. Bayu menatap Leni dalam-dalam. "Itu karena ... aku gak mau Leni jadi milik mereka, aku maunya Leni jadi milik aku. Sejak liburan kemarin, aku terus memikirkan Leni dan gak sabar untuk cepat-cepat ungkapin perasaan aku le Leni," ucap Bayu penuh percaya diri. Mendengar penjelasan dari Bayu, mata Leni perlahan melebar, dadanya s

  • Last Flower   Kumbang Kecil

    Kedekatan Bayu dan Eka terlihat mulai merenggang, sebab Bayu tak lagi berkeliaran bersama Eka yang biasanya selalu bersamanya. Sebuah perubahan besar terjadi pada diri Bayu tanpa ia sadari. Meski Bayu merasa perlakuannya terhadap Eka sama seperti biasanya. Namun, sikapnya yang seakaan menjauhkan diri dari Eka sangat jelas dirasakan oleh Eka. Bahkan dalam sehari Bayu tak pernah berbicara sekalipun pada Eka. Rasa sayang yang memudar adalah penyebab perubahan sikapnya. Sadar arau tidak, rasa bosan akan sesuatu akan mendorong manusia untuk bertindak sebaliknya. Perasaan yang sangat kuat bahkan bisa luntur bila tak dijaga, begitulah yang Bayu alami pada pengalaman perasaan pertamanya yang mungkin kelak akan memberinya sebuah pejajaran. Eka tak pernah meminta penjelasan pada Bayu, ia tak berani melakukan itu, meskipun teman-temannya menyarankan untuk malukan hal tersebut. Eka hanya diam, ocehan cerewetnya menghilan

  • Last Flower   Nilai Kecantikan

    "Pasti Bayu mau putusin aku, trus pacaran ama Leni," ringis Eka sembari mencubit lengan Bayu. "Aduh ... Sakit." Bayu berusaha menjauhkan tangan Eka. "Beneran?" Eka menunjuk wajah Bayu. "Iya ... Beneran, baru juga beberapa hari masa langsung bubaran," jelas Bayu. "Tapi kalo kita udah putus, ya mungkin aja aku bakalan pacaran ama Leni," canda Bayu yang sengaja memancing kemarahan Eka. "Tuh, kan ...," pekik Eka. "hahahaha." Bayu tertawa. "Pacaran aja terus, anggap aja aku haya batu di sini," protes Idul yang diabaikan. "Maaf, Kak. Makanya jangan kelamaan jomblo," ledek Eka sambil menutup mulutnya yang tersenyum kecil. Idul hanya sanggup membalas ucapan Eka dengan wajah kesal. Lalu, mereka kembali melanjutkan latihan sore itu. Bayu tidak begitu memikirkan perihal pernyataan Leni, Eka pun perlahan melupakannya. Idul juga terpaksa mengubur harapannya yang ingin memiliki Leni sebab akan sanga

DMCA.com Protection Status