Home / Romansa / Lara Dan Rasa / HARU DAN BIMBANG

Share

HARU DAN BIMBANG

last update Last Updated: 2021-09-14 18:31:15

"Halo semuanya! I'm coming," teriaknya keras mengejutkan kita semua.

“Gua bawa hadiah untuk kalian semua loh," tambahnya.

Ia mendekat menuju meja bar, dan menunjukkan plastik hitam besar berukuran 5 liter dengan wajah riang penuh gembira. 

Dibuka secara perlahan namun pasti dengan penuh keyakinan. 

Ia berujar, "Are you ready guys? Tiga, dua, satu, dan ..." 

Cahaya, Yulia terkejut melihat isi plastik tersebut.

Ternyata... Hanya berisi kopi mentah(green beans) sebanyak tiga kilo untuk brian.

Yulia terlihat sangat marah, melihat kelakuan orang tersebut.

“Aya!!! Temen SMA lo tuh nyebelin banget anjir kelakuannya kaya elu sumpah! Gw nyesel kenal sama kalian berdua pokoknya! Udah penasaran. Kirain duit segepok hasil rampokannya, eh ternyata cuman kopi tiga kilo. Udah gitu mentah lagi! Emang nggak punya adab!” yulia mulai panas menghadapi sahabat cahaya zaman SMA yang kelakuannya sebelas dua belas sama Cahaya.

“Sabar yul-yul. Gue tahu kalian disini.”

“Alex… itu di cantolan motor eug lupa njir …”

 lupa akan sesuatu yang penting sampai menyuruh alex kembali ke motornya. Alex pun kembali ke motor untuk mengambil plastik, dan miya menyuruh brian sama sofia mengambil piring yang banyak.

Alex pun menyuruh miya untuk membuka makanan yang terllihat sangat banyak dengan kantong hitam besar, dan benar saja. Ketika makanan di buka… -satu kedai terkejut-

Cahaya memukul pelan kepala Miya, “ kalau beli kira-kira bege… yakali beli cilok, cilor, sama telur gulung seratus rebu. Otak lu beneran ketinggalan ini. Pusing gue temenan sama manusia planet kaya elu miy.”

“BODO AMAT, yang penting enak. Tuh liat yulia mupeng(muka pengen),” ujar miya sambil menunjuk yulia dengan wajah sangat beringas melihat cilor sebanyak itu.

Yulia berteriak keras, “MARI KITA MAKAN!!!!!”

Cahaya, dan yulia sambil mengunyah makanan mereka sambil menunjuk ke arah brian.

Cahaya mengawali,”kenapa lu nyuruh manusia planet dateng kesini?”

“Gua yang nyuruh soalnya nitip kopi beras(green beans)/ biji kopi yang belum di sangrai,” brian menjawab.

“Ya, gua marketing ege, tau sendiri la mulut kaya gua hobinya jualan mulu, yang penting ga jual diri ‘kan!?”

“Meskipun body gw semok begini, gw nggak suka open BO sama om-om gatel.”

Jawab miya lugas sambil tertawa happy melihat makanan sebanyak ini di depan matanya.

Disela-sela obrolan mereka si brian mengatakan“So, gua sama miya itu dapat kabar kalau bulan depan ada kompetisi manual brew, kompetisinya sih jenis throwdown. Dan gua beli kopi tiga kilo itu buat latihan. Rencana gua pengen nyuruh cahaya berpartisipasi dalam lomba tersebut.”

“Nggak, gua mau fokus ujian!: balas cahaya lantang.

Cahaya langsung menolak permintaan brian tanpa berfikir panjang.

Alex yang sedari tadi hanya diam mulai nyeletuk santai,”Kalau lu sukses mantan lu nyesel.”

It’s Simple.”

“Katanya, mau bangkit. Di kasih jalan koq mikir, niat ngga sih?”

Alex memberi pandangan ke cahaya kalau dibalik kesuksesan seseorang ada mantan yang menyesal karena meninggalkannya.

“Gini ya, Pake otak ya mikirnya! Kalo lu beralasan mau ujian dua minggu lagi. Berarti lo nggak niat! Simple sih. Ujian kan dua minggu lagi. Masih ada waktu senggang dua minggu loh setelah ujian.”

Brian kemudian membacakan rules and regulation.

“Kompetisi throwdown, dimana sistemnya peserta dua orang perbabak akan saling adu untuk di cari satu orang pemenang yang lolos ke babak selanjutnya. Penilaian kopi akan di nilai oleh tiga orang juri, dimana juri akan menunjuk mana kopi yang lebih baik untuk lolos ke babak selanjutnya.”

“Peserta berjumlah 32 orang, dan seluruh kopi yang di gunakan hanya satu beans. Dan kopi akan di berikan saat technical meeting seminggu sebelum kompetisi.”

“Seluruh peserta yang tidak bisa hadir technical meeting harus mengambil beans, di perbolehkan juga tidak mengambil, dan di izinkan untuk meminta rules and regulation saat technical meeting untuk di kirimkan melalui whattsapp.”

“Terakhir, juri yang menilai adalah expert judges berserftifikasi Q-grader, ada enam orang juri, dan dibagi ke dalam dua panel, dimana tiga orang per-masing-masing panel.”

Cahaya terdiam, “gua pikir-pikir dulu.”

Sofi punya masukan nih buat kakak,” aku setuju sama kak alex kalau kakak beralasan ujian sih namanya kakak belum benar-benar serius main kaya begini.”

Miya tertawa ngakak melihat cahaya dinasihati sofia, miya seakan-akan bahagia melihat cahaya sedang merasakan dilema seperti ini. Miya ternyata dalang dari rencana ini, makanya brian berani meng-iyakan karena miya sebagai sahabatnya cahaya yang menyarankan.

“Gw aja ikut kok! Gw yang kerja di bar sih nggak yakin menang, yang penting ikut aja gua mah! Kalo Lo takut cuman alesan ujian aja berarti lemah lo.”

“Gw si cuman bilang, kalo lo berhasil ngasih bukti ke bokap nyokap lo, pasti mereka ngedukung lo bege. “Terus buat apaan sih elo pikir-pikir mulu!?”

“Pikir napa pake otak!?”

Akhiri miya sambil tertawa dengan wajah sinis.

Related chapters

  • Lara Dan Rasa   KEPUTUSAN

    Cahaya memulai dengan segelas air putih sebelum berbicara,”Oke, gua tuh bingung tau, kuliah kan dua minggu lagi ujian, terus kalau latihan kompetisi emang cukup dua minggu?”“Kalau ragu-ragu mending gausah, buang-buang duit, buang-buang waktu, nyusahian brian yang ngelatih lu!”“Elu yakinin diri lu, bikin keputusan matang.”“Katanya lu nggak mau ngabisin uang buat nongkrong kagak jelas, ini kesempatan buat lu ngebuktiin.”“Gitu aja bingung, aneh lu.”Ucapan to the point di sampaikan alex yang mengejutkan cahaya.“Alex, sumpah mulut lu nggak punya saringan apa,” miya mulai geleng-geleng.“Alex benar juga sih, tetapi nggak gitu juga kali. Sekalinya ngomong nyakitin,” yulia ikut-ikutan.Cahaya menanyakan kepada brian.“Brian, pendaftarannya gimana? Buka pendaftaran kapan? Batas pen

    Last Updated : 2021-09-14
  • Lara Dan Rasa   PERLAHAN TAPI PASTI

    POV CahayaPertama, aku gigit terus kunyah kopinya, biar ada gambaran suhu air, dan gilingannya seperti apa.“Aduh, gimana ya? belum pernah bikin kopi kaya gini lagi.”“Tenang cahaya, pelan-pelan pikirin.”Aku terus bertengkar dengan logika.“91… eh 92 deh… bentar takut kurang tinggi… 95 aja deh, sekali kali coba ah, orang ini terang banget kopinya” aku bergugam sendiri, untuk menentukan langkah menyeduh kopi.Aku langsung menimbang biji kopi di timbangan(scale), memasukkan kopi di grinder, kemudian mengatur tingkat kekasaran ke tingkat medium(menengah) di nomor 3,5 dari 7.ku giling kopi, lalu ku masukkan ke dalam gelas plastik, tak lupa ku tutup tissue.Selanjutnya ku ambil air, memanaskan sampai mencapai suhu 95 derajat, menggunakan teko(kettle) dengan suhu digital

    Last Updated : 2021-09-14
  • Lara Dan Rasa   MENCOBA DAN TERUS BELAJAR

    Bagian 8. Mencoba Dan Terus BelajarCahaya sudah membuat kopi dua kali, dan sekarang giliran brian yang menyimpulkan hasil latihan hari ini.Disaat yang sama ; cahaya sangat murung. Cahaya sepertinya kecewa karena gagal memenuhi ekspetasi rekan-rekannya yang tinggi terhadap dirinya. Cahaya mengatakan, “maaf kak brian. Seduhanku kurang maksimal.”Brian hanya diam setelah mendengar ungkapan maaf dari cahaya ; alex pun tertawa terbahak-bahak melihat cahaya.Alex menyindir cahaya, “Minta maaf mulu! Lebaran masih jauh,” alex meminum kopi cahaya perlahan dan melanjutkan ucapannya, “Salah boleh! Minta maaf boleh! Kalo salah mulu namanya kebangetan! Udah gitu salahnya sama terus! Kebangetan namanya.”Alex mengakhiri ucapannya dengan mimik wajah datar tanpa ekspresi penuh tatapan tajam melihat cahaya. Cahaya cemas melihat ekspresinya

    Last Updated : 2021-10-11
  • Lara Dan Rasa   RENCANA

    Bagian 9. Rencana Cahaya pun kembali ke rumah dengan wajah ceria yang terpancar cerah depan kedua orang tuanya, ia memberi salam, mencium tangan, dan tak lupa berpamitan menuju kamar seperti wanita pada umumnya. Papa dan mama yang melihatnya seakan merasa cahaya baik-baik saja tanpa ada beban ataupun masalah yang ia alami.Cahaya bergegas menuju kamar di lantai 2, mengunci kamar rapat-rapat.POV Cahaya“Aku jenuh…”“Aku muak…”“Aku benci keadaan…”“Kenapa aku harus bertingkah marah depan mereka semua, aku benci sama diriku sendiri yang disindir dikit aja langsung nangis…”Aku hanya menangis memeluk boneka yang lusuh dengan erat. Aku hanya bisa melakukan ini, karena aku lemah tak punya siapa-siapa untuk bercerita!?Beberapa jam kemudian…

    Last Updated : 2021-10-13
  • Lara Dan Rasa   REFLEKSI DIRI

    Bagian 10. Refleksi DiriBerjalan perlahan menuju meja belajar kamar untuk duduk sejenak, dan membuka buku harian. Ia terlihat bingung memandangi buku tanpa melakukan apapun ; hanya diam membeku. Cahaya pun mengambil pena kemudian mulai menuliskan kata per kata dengan wajah serius tak bergeming,Sudah beberapa halaman yang ditulis hingga air matanya menngalir deras membasahi buku catatan hariannya. Tanpa dihiraukan ; ia melanjutkan menulis di buku yang terlihat basah karena air mata.Cahaya mengakhiri tulisannya, dan membacakan isi tulisannya seraya menyeka air mata.“ Catatan harian hari ini. Aku menulis dengan pelan sebuah kisah nyata yang ku alami. Setelah sekian lama aku putus dari bima, aku merasa lebih baik daari yang seharusnya. Sekarang aku sudah bisa mengobrol dengan lawan jenis, aku juga bisa lebih fokus pada hobiku kini.”“Aku yang

    Last Updated : 2021-10-17
  • Lara Dan Rasa   TINGKAH LAKU ANEH

    Bagian 11. Tingkah Laku Aneh“Astagfirullah al-azim, kalian ngapain sih pagi-pagi udah pake baju renang lengkap!? Dipikir sini kolam renang gratis apa!? Cahaya berteriak keras.“Hai aya!? Kok tumben sepedahan lagi?” Anastasya menjawab ceplas-ceplos.“Bodo amat ah!” Gw lepas baju dulu, langsung mau renang ah…. Males ngadepin dua teman beban.”Cahaya menuju ruang ganti dekat kolam renang milik keluarganya, ia menyadari jika papa sedang tidak ada di rumah sampai teman-temannya berani menggunakan baju renang seminim itu dirumahnya. Sebetulnya mereka berdua sering sekali seperti itu, karena memang di rumah cahaya tidak ada laki-laki selain papanya cahaya.“Yuli… Itu temen lu seksi amat deh, biasanya renang pakai baju panjang. Tuh baju pendek, ih nggak malu apa!??” lagi-lagi anastasya mengomentari c

    Last Updated : 2021-10-21
  • Lara Dan Rasa   CERITA KISAH KASIH

    Bagian 12 Cerita Kisah Kasih Mama cahaya datang menghampiri cahaya, dan rekan-rekan yang asyik berbincang santai. Mama berlari tergesa-gesa dengan nafas terengah-engah, “kalian sudah pakai baju ‘kan?” “Udah tante, nih aku tinggal pasang hijab,” ujar yulia. “Kenapa sih tante? Sampai terburu-buru begitu,” lanjut anastasya. “Itu cowoknya anastasya dateng, tante suruh di luar dulu. Takut kalian belum ganti!?” ucap mama cahaya dengan terburu-buru. “Aku pakai hijab dulu tan,” jawab yulia menyambi merapikan pakaiannya yang tercecer di gazebo. “Lagian suruh masuk aja kali ma, Antonio kan sering lihat anastasya nggak pake baju! Bukan begitu yul?” Cahaya nyletuk tanpa pikir panjang…. “Hah!? Serius kamu kak? Beneran tuh??” mama terkejut. “Apaan!? Jangan fitnah lu…. Jangan percaya anaknya tan. Mulutnya nggak di sekolahin!” Anastasya membela diri

    Last Updated : 2021-10-22
  • Lara Dan Rasa   Bagian 1

    Bagian 1 Cahaya, Aku lihat pacarmu berduaan sama cewek lain, nih!" Baru saja kubaca pesan masuk dari Yulia, Sahabatku. "Sekarang kamu di mana?" balasku cepat. "Basecamp… Kedai Kopi AH," pungkasnya. Tanpa banyak berfikir, aku langsung bergegas ke sana untuk memastikan apakah pesan dari sahabatku itu benar adanya, atau hanya prank semata?? Sesampainya di sana, aku berlari menuju rooftop yang berada

    Last Updated : 2021-09-14

Latest chapter

  • Lara Dan Rasa   CERITA KISAH KASIH

    Bagian 12 Cerita Kisah Kasih Mama cahaya datang menghampiri cahaya, dan rekan-rekan yang asyik berbincang santai. Mama berlari tergesa-gesa dengan nafas terengah-engah, “kalian sudah pakai baju ‘kan?” “Udah tante, nih aku tinggal pasang hijab,” ujar yulia. “Kenapa sih tante? Sampai terburu-buru begitu,” lanjut anastasya. “Itu cowoknya anastasya dateng, tante suruh di luar dulu. Takut kalian belum ganti!?” ucap mama cahaya dengan terburu-buru. “Aku pakai hijab dulu tan,” jawab yulia menyambi merapikan pakaiannya yang tercecer di gazebo. “Lagian suruh masuk aja kali ma, Antonio kan sering lihat anastasya nggak pake baju! Bukan begitu yul?” Cahaya nyletuk tanpa pikir panjang…. “Hah!? Serius kamu kak? Beneran tuh??” mama terkejut. “Apaan!? Jangan fitnah lu…. Jangan percaya anaknya tan. Mulutnya nggak di sekolahin!” Anastasya membela diri

  • Lara Dan Rasa   TINGKAH LAKU ANEH

    Bagian 11. Tingkah Laku Aneh“Astagfirullah al-azim, kalian ngapain sih pagi-pagi udah pake baju renang lengkap!? Dipikir sini kolam renang gratis apa!? Cahaya berteriak keras.“Hai aya!? Kok tumben sepedahan lagi?” Anastasya menjawab ceplas-ceplos.“Bodo amat ah!” Gw lepas baju dulu, langsung mau renang ah…. Males ngadepin dua teman beban.”Cahaya menuju ruang ganti dekat kolam renang milik keluarganya, ia menyadari jika papa sedang tidak ada di rumah sampai teman-temannya berani menggunakan baju renang seminim itu dirumahnya. Sebetulnya mereka berdua sering sekali seperti itu, karena memang di rumah cahaya tidak ada laki-laki selain papanya cahaya.“Yuli… Itu temen lu seksi amat deh, biasanya renang pakai baju panjang. Tuh baju pendek, ih nggak malu apa!??” lagi-lagi anastasya mengomentari c

  • Lara Dan Rasa   REFLEKSI DIRI

    Bagian 10. Refleksi DiriBerjalan perlahan menuju meja belajar kamar untuk duduk sejenak, dan membuka buku harian. Ia terlihat bingung memandangi buku tanpa melakukan apapun ; hanya diam membeku. Cahaya pun mengambil pena kemudian mulai menuliskan kata per kata dengan wajah serius tak bergeming,Sudah beberapa halaman yang ditulis hingga air matanya menngalir deras membasahi buku catatan hariannya. Tanpa dihiraukan ; ia melanjutkan menulis di buku yang terlihat basah karena air mata.Cahaya mengakhiri tulisannya, dan membacakan isi tulisannya seraya menyeka air mata.“ Catatan harian hari ini. Aku menulis dengan pelan sebuah kisah nyata yang ku alami. Setelah sekian lama aku putus dari bima, aku merasa lebih baik daari yang seharusnya. Sekarang aku sudah bisa mengobrol dengan lawan jenis, aku juga bisa lebih fokus pada hobiku kini.”“Aku yang

  • Lara Dan Rasa   RENCANA

    Bagian 9. Rencana Cahaya pun kembali ke rumah dengan wajah ceria yang terpancar cerah depan kedua orang tuanya, ia memberi salam, mencium tangan, dan tak lupa berpamitan menuju kamar seperti wanita pada umumnya. Papa dan mama yang melihatnya seakan merasa cahaya baik-baik saja tanpa ada beban ataupun masalah yang ia alami.Cahaya bergegas menuju kamar di lantai 2, mengunci kamar rapat-rapat.POV Cahaya“Aku jenuh…”“Aku muak…”“Aku benci keadaan…”“Kenapa aku harus bertingkah marah depan mereka semua, aku benci sama diriku sendiri yang disindir dikit aja langsung nangis…”Aku hanya menangis memeluk boneka yang lusuh dengan erat. Aku hanya bisa melakukan ini, karena aku lemah tak punya siapa-siapa untuk bercerita!?Beberapa jam kemudian…

  • Lara Dan Rasa   MENCOBA DAN TERUS BELAJAR

    Bagian 8. Mencoba Dan Terus BelajarCahaya sudah membuat kopi dua kali, dan sekarang giliran brian yang menyimpulkan hasil latihan hari ini.Disaat yang sama ; cahaya sangat murung. Cahaya sepertinya kecewa karena gagal memenuhi ekspetasi rekan-rekannya yang tinggi terhadap dirinya. Cahaya mengatakan, “maaf kak brian. Seduhanku kurang maksimal.”Brian hanya diam setelah mendengar ungkapan maaf dari cahaya ; alex pun tertawa terbahak-bahak melihat cahaya.Alex menyindir cahaya, “Minta maaf mulu! Lebaran masih jauh,” alex meminum kopi cahaya perlahan dan melanjutkan ucapannya, “Salah boleh! Minta maaf boleh! Kalo salah mulu namanya kebangetan! Udah gitu salahnya sama terus! Kebangetan namanya.”Alex mengakhiri ucapannya dengan mimik wajah datar tanpa ekspresi penuh tatapan tajam melihat cahaya. Cahaya cemas melihat ekspresinya

  • Lara Dan Rasa   PERLAHAN TAPI PASTI

    POV CahayaPertama, aku gigit terus kunyah kopinya, biar ada gambaran suhu air, dan gilingannya seperti apa.“Aduh, gimana ya? belum pernah bikin kopi kaya gini lagi.”“Tenang cahaya, pelan-pelan pikirin.”Aku terus bertengkar dengan logika.“91… eh 92 deh… bentar takut kurang tinggi… 95 aja deh, sekali kali coba ah, orang ini terang banget kopinya” aku bergugam sendiri, untuk menentukan langkah menyeduh kopi.Aku langsung menimbang biji kopi di timbangan(scale), memasukkan kopi di grinder, kemudian mengatur tingkat kekasaran ke tingkat medium(menengah) di nomor 3,5 dari 7.ku giling kopi, lalu ku masukkan ke dalam gelas plastik, tak lupa ku tutup tissue.Selanjutnya ku ambil air, memanaskan sampai mencapai suhu 95 derajat, menggunakan teko(kettle) dengan suhu digital

  • Lara Dan Rasa   KEPUTUSAN

    Cahaya memulai dengan segelas air putih sebelum berbicara,”Oke, gua tuh bingung tau, kuliah kan dua minggu lagi ujian, terus kalau latihan kompetisi emang cukup dua minggu?”“Kalau ragu-ragu mending gausah, buang-buang duit, buang-buang waktu, nyusahian brian yang ngelatih lu!”“Elu yakinin diri lu, bikin keputusan matang.”“Katanya lu nggak mau ngabisin uang buat nongkrong kagak jelas, ini kesempatan buat lu ngebuktiin.”“Gitu aja bingung, aneh lu.”Ucapan to the point di sampaikan alex yang mengejutkan cahaya.“Alex, sumpah mulut lu nggak punya saringan apa,” miya mulai geleng-geleng.“Alex benar juga sih, tetapi nggak gitu juga kali. Sekalinya ngomong nyakitin,” yulia ikut-ikutan.Cahaya menanyakan kepada brian.“Brian, pendaftarannya gimana? Buka pendaftaran kapan? Batas pen

  • Lara Dan Rasa   HARU DAN BIMBANG

    "Halo semuanya! I'm coming," teriaknya keras mengejutkan kita semua. “Gua bawa hadiah untuk kalian semua loh," tambahnya. Ia mendekat menuju meja bar, dan menunjukkan plastik hitam besar berukuran 5 liter dengan wajah riang penuh gembira. Dibuka secara perlahan namun pasti dengan penuh keyakinan. Ia berujar, "Are you ready guys? Tiga, dua, satu, dan ..." Cahaya, Yulia terkejut melihat isi plastik tersebut. Ternyata... Hanya berisi kopi mentah(green beans) sebanyak tiga kilo untuk brian. Yulia terlihat sangat marah, melihat kelakuan orang tersebut. “Aya!!! Temen SMA lo tuh nyebelin banget anjir kelakuannya kaya elu sumpah! Gw nyesel kenal sama kalian berdua pokoknya! Udah penasaran. Kirain duit segepok hasil rampokannya, eh ternyata cuman kopi tiga kilo. Udah gitu mentah lagi! Emang nggak punya adab!” yulia mulai panas menghadapi sahabat cahaya zaman SMA yang kelakuannya sebelas

  • Lara Dan Rasa   Di BALIK ALASAN

    Lantai 1Ketika sampai di lantai 1, yuli dan cahaya menuju kursi depan meja bar. Mereka duduk untuk mengobrol dengan brian, yang kebetulan sedang sendiri di bar.“Silahkan duduk, sudah di siapkan bangku khusus depan bar untuk kalian,” sambutan hangat brian.Mereka berdua sudah duduk sebelum brian selesai berbicara.Cahaya langsung bicara, “brian, gua pengen beans yang itu tuh,” sambil menunjuk ke arah rak penyimpanan beans di samping alat penggiling biji kopi(grinder).“Ini, ‘kan?” brian memegang beans Brazilia Santos dengan tingkat kematangan tidak terlalu gelap(medium roasting), dan menunjukkannya ke arah cahaya.“Iya bener! Gw nggak pengen bikin sendiri. Hari ini maunya dibuatin yang hot. Pokoknya harus enak!”Ucap cahaya dengan lu

DMCA.com Protection Status