Seorang siswi SMA berusia 17 tahun bernama Langita, biasanya dipanggil Gita. Berparas cantik, berambut panjang dan hitam. Matanya sipit dan berkulit putih. Banyak orang beranggapan Gita keturunan Cina, padahal bukan. Ia sebenarnya cewek Jawa. Orang tuanya adalah asli orang jawa. Biasanya orang jawa identik berkulit sawo matang atau kuning langsat. Mereka pindah ke Jakarta saat Gita berusia lima tahun. Sejak itu, sesekali Gita dan keluarganya menyempatkan ke Jawa kampung halaman. Itu sebabnya, Gita bahkan lupa bahasa jawa. Orang tuanya memang kadang mengajarkannya bahasa jawa, tapi Gita lebih banyak bicara dengan teman-temannya dengan bahasa indonesia ala jakarta dengan elo dan gue. Dapat dikatakan Ia cewek Metropolis.
Gita duduk dibangku SMA tepatnya Di kelas 11. Gita anak yang sangat rajin, rajin di marahi oleh guru akan sikapnya. Gita bisa dibilang anak yang kurang displin dalam pelajaran. Terkadang ia sering Bolos dengan teman-temannya. Ia juga sering mendapat surat panggilan untuk kedua orang tuanya. Tapi apalah daya orang tuanya adalah salah satu donatur terbesar di sekolah itu. Sehingga, walaupun berkali-kali surat itu diberikan,tetap pihak sekolah tidak bisa mengeluarkannya. Gita memiliki teman atau sahabat yang juga sering diajaknya untuk bolos jika pelajaran yang ia tidak suka, yaitu Sinta, Lebbi, dan Rui. Mereka membentuk sebuah geng yang bernama Geng Cui. Geng ini bisa dibilang geng anak kolongmerat.
Suatu ketika sekolah mereka mendatangkan guru baru dari luar kota. guru itu mengajar Di kelas Gita. Guru ini berwajah tampan, tinggi dan dengan badan yang bidang, sebut saja namanya Bumi. Kesan pertama mereka melihat guru buru cukup tidak menyenangkan. Namun, Bumi tetap bersikap ramah pada mereka terutama pada Geng Cui.
Malam harinya Gita dan teman-temannya melakukan panggilan video. Mereka berbincang-bincang membicarakan guru baru yaitu Bumi.
“Eh, kalian ngerasa aneh gak sama guru baru itu.”
“Iya sih! Ganteng,” kata sinta memuji.
“Hadeh, dasar lu, gak bisa lihat cowok dikit, sudah dibilang ganteng.”
“Tapi, memang ganteng sih Git, badannya bagus, pintar, uuh idaman banget,”kata Rui sambil memeluk boneka.
“Oke, bye gue matiin nih!” kata Gita kesal.
“Memangnya ada yang aneh apa sih Git? Gue kok gak ngerasa apa-apa?” kata Lebbi.
“Ya gak tau, pokoknya aneh ajalah.”
“Sudah kita liat saja besok gimana sikap guru itu,” kata Lebbi.
Keesokan harinya Gita terlambat bangun, sehingga membuatnya tergesah-gesah pergi ke sekolah. Sesampainya disekolah pagar sudah bersiap ditutup oleh Satpam. Akan tetapi, tentu Gita bisa masuk dengan mudah. Namun, saat di kelas, dia terlambat masuk pelajaran pak Bumi atau dipanggil Bumi saja.
“Maaf pak telat.”
“Jam berapa sekarang?” kata Pak bumi sambil mendatanginya.
“Jam 8 pak!”
“Menurutmu, jam segitu terlambat atau tidak?”
“Ya terlambat! Tapi kan Cuma satu jam aja.”
“Memang sekolahan ini punya orang tuamu.”
“Pak...(sambil mengangkat tangan ) Gita anak dari donatur terbesar di sekolahan ini,” kata salah satu murid.
“Ooo... berarti seharusnya dia lebih displin daripada kalian.”
“Terus mau bapak apa?”
“Habis, pelajaran ini selesai keruangan saya! Sekarang kamu boleh duduk.”
Gita di persilahkan Bumi untuk mengikuti pelajarannya. Wajah gita begitu kesal dengan guru, yang menurutnya tidak punya akal sehat. Waktu istirahat sudah tiba Gita diperintahkan untuk keruang guru. Disana Gita di introgasi hingga mendapat surat peringatan agar memanggil orang tuanya ke sekolah besok, dengan wajah yang sangatlah marah Gita keluar ruangan dan memanggil gengnya. Gita merencanakan sebuah rencana untuk membalas sikap bumi padanya. Geng Cui membocori semua ban mobil bumi, dan memecahkan kaca mobilnya.
Ketika waktu pulang sekolah, Bumi bergegas pulang, akan tetapi, dia terkejut dengan kondisi mobilnya yang sudah rusak. Di mobil itu ada tulisan “ killer “. Bumi sudah mengetahui siapa yang menghancurkan mobilnya. Akan tetapi, Bumi hanya diam dan tidak memberi respon , dia pergi menggunakan taksi. Sedangkan Geng Cui sangatlah puas mengerjain guru tak berakal sehat itu.
Saat berada di rumah Gita menunjukkan Surat panggilan guru yang kesekian kalinya. Orang tuanya hanya menghela napas panjang. Setelah memberikan surat itu Gita langsung masuk ke kamar dan menelpon gengnya.
“Hai, guys! Elo pada ngapain nih?” kata Gita sambil nyemil.
“Biasa git, Gue lagi mau maskeran,” kata sinta.
“Kalau gue lagi, bikin jus nih!” kata Lebbi sambil menyalakan blender.
“Kalau gue lagi memandangi foto oppa gue, ganteng banget,” kata Rui.
“Eh, guys! Gue ada rencana bagus banget untuk ngerjain si Bumi itu."
“Elo, belum puas git? Kita sudah keterlaluan banget loh!,” kata Lebbi.
“Gue masih jengkel sama si Bumi itu, pokoknya kalian harus bantuin Gue."
“Atur aja deh,” kata Lebbi.
Di pagi yang mendung Gita sudah mulai pergi ke sekolah, kali ini dia datang lebih awal karena akan merencanakan sesuatu. Gita dan the geng membuat jebakan-jebakan untuk guru killer. Pada saat Bumi masuk ke kelas, Bumi sudah di hadang dengan tepuk yang jatuh diatas kepalanya. Akan tetapi, Bumi diam dan hanya senyum kecil di hadapan muridnya, namun, Semua murid menertawakannya. Kemudian saat Bumi ingin duduk, kursinya patah dan membuat semua siswa menertawakannya kembali. Lalu, ketika Bumi ingin membuka laci meja tangannya tak bisa dilepas dari gagang laci. Semua itu adalah rencana Gita dan teman-temannya untuk mempermalukan Bumi didepan murid. Bumi pun keluar dari kelas menuju ruang guru. Terpampang jelas wajah guru itu di papan mading, dengan berbadan mengenakan pakaian dalam wanita.
Gita tertawa lepas dengan rencananya yang sudah berhasil dilaksanakan. Jam menunjukan waktu istirahat, Gita dan temannya pergi kekantin untuk merayakan keberhasilannya. Tidak lama, mereka makan dan minum, salah satu murid memberitahu bahwa orang tuanya datang kesekolahan. Gita langsung meluncur pergi keruang Guru. Di ruang Guru terlihat jelas orang tuanya berbincang-bincang dengan Bumi atau di tujuki Guru Killer. Bumi melihat Gita dan teman-temannya mengintip saat pertemuan itu. Kemudian, Bumi menutup pintu dan jendela, sehingga Gita dan yang lain tidak bisa menyaksikan dan mendengarkan pembicarannya Bumi dan orang tuanya. Sekitar satu jam orang tuanya keluar dengan wajah yang sangat marah.
“Ma, gimana?” kata Gita takut.
“Nanti kita bahas di rumah ya sayang,” kata mamanya.
Mereka pergi tanpa penjelasan apapun. Sedangkan Gita penasaran apa yang sudah dibicarakan Bumi dengan orang tuanya. Sesampainya di rumah, Gita langsung masuk kekamar dan berbaring. Kebetulan orang tuanya belum pulang dari kantor. Gita begitu memikirkan tentang apa yang terjadi. Dia berpikir sejak kapan orang tuanya mau kesekolah dan semarah itu padanya. Di dalam fikirannya Gita bahwa Bumi atau guru itu sudah memengaruhi orang tuanya agar tidak membelanya lagi. Gita membuka Instragram dan membuat story tentang keluh kesahnya. Tiba-tiba seseorang membalas storynya tersebut. Gita merasa risi akan hal itu, menurut dia itu hal konyol, membalas story orang yang tidak dikenal.
Sore berganti malam, malam itu hujan begitu deras. Anginnya sampai tidak terkendalikan. Orang tua Gita belum juga pulang dari kantor. Gita menghubungi orang tuanya namun tidak di jawab. Beberapa menit kemudian, chat dari mamanya muncul dan berkata”Git, mama dan papa pulang terlambat, karena terjebak banjir jadi mama sama papa di kantor dahulu sampai banjirnya surut.”Gita hanya berdua dengan pembantu rumah tangga. Tiba-tiba handphone berbunyi, panggilan dari Lebbi.“Hai,git, lagi ngapain lo?” kata Lebbi dengan senyum.“Biasa, begini-begini aja apalagi?”“Eh, sudah tanya nyokap lo gak soal yang tadi.”“Belum, nyokap sama bokap gue kejebak banjir jadi belum bisa pulang kantor.”“Oh gitu! Muka lo kenapa sih? Kok, kaya begitu.”“Gue lagi kesel aja, sama guru killer itu, terus juga sama ini, nih!”“Apa-apa....?”“Di IG gue, a
Bumi masuk ke dalam kelas, dia mengumumkan bakti sosial akan segera dilaksanakan. Siswa dan siswi mempersiapkan perlengkapan yang akan dibutuhkan. Bus sudah bersiap menyalakan mesin. Mereka keluar dengan wajah yang bahagia. Gita hanya duduk di dalam kelas, menunggu waktu rencana itu akan berhasil. Mereka semua naik ke dalam bus. Tidak perlu waktu lama tiba-tiba terjadi hal yang mengejutkan. Bus yang mereka naiki, tiba-tiba mengalami pengasapan mesin. Sehingga, mereka terhambat untuk pergi. Bus tersebut akan di perbaiki dalam jangka waktu yang sangat lama.Rencana mereka gagal dan di tunda. Gita di dalam kelas hanya tersenyum jahat. Mereka semua masuk kembali ke dalam kelas. Kemudian, belum sempat Bumi duduk terjadi kehebohan lagi, bahwa Laboratorium sekolah mengalami kebakaran. Semua panik dan keluar sekolah. Sementara, Bumi secepat mungkin menghubungi pemadam kebakaran. Gita dengan tenang, keluar kelas dan menuju ke kerumunan siswa siswi yang takut di lapangan sekolah.
Waktu istirahat telah berakhir. Semua Siswa dan Siswi kembali ke kelas mereka masing-masing. Gita tidak terlihat saat di kelas. Teman-temannya khawatir akan hal itu, mereka izin untuk mencari Gita. Sekian lama mencari Gita, mereka menemukan Gita tengah terbaring di lantai perpustakaan dengan tangan yang berdarah. Temannya panik dan memanggil guru untuk membantu. Gita dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Bumi dan temannya mengantar Gita ke rumah sakit. Gita hampir saja meregang nyawa di perpustakaan.Sekian lama menunggu dokter keluar dari ruang UGD. Mereka semua menunggu hingga lupa memberitahu orang tua Gita. Bumi langsung menghubungi orang tuanya."Permisi bu! maaf saya harus memberitahu kabar buruk dari Gita, Gita sedang berada di rumah sakit, mohon ibu dan bapak bisa datang ke Rumah Sakit Asih."Sekitar beberapa menit orang tua Gita datang. mereka cemas, khawatir, panik dan sedih mendengar keadaan Gita. Selang sejam kemudian, dokter akhirnya keluar d
Mereka berusaha membangunkan Gita dari komanya. mengajaknya berbicara, bermain bahkan melakukan hal konyol. Namun, Gita belumlah sadar dari komanya.Keesokan Paginya, Bumi mendatangi Gita kembali. Mengajaknya berbicara dan menggerakan tangannya."Git, dulu kamu strong! kenapa kamu sekarang begini? lemah! kamu sekarang tidak perlu membantu aku untuk menaklukkan anak brandalan, aku sudah jadi mahasiswa yang tangguh dan kuat, bahkan jadi guru killer. Git,bangun! kamu tidak Bosan tidur terus, kamu tidak mau ngerjain aku lagi? ngerusakin mobil ku, atau mungkin buat aku di pecat? Git, bangun! teman-teman mu sudah nunggu kamu di sekolah, mereka hari ini mau ujian sekolah, Astaga,Git! aku pergi dulu ya! nanti aku kesini lagi, bye!"Bumi segera pergi, karena dia sadar bahwa hari ini, adalah hari pertama ujian sekolah. Begitu sampai di sekolah, Dia langsung masuk ke kelas dan membagikan soal ujian. Setiap kertas Ujian dia sisihkan untuk Gita. Ketika Ujian pert
Keesokan paginya Gita bangun dan turun dari tempat tidur. Dia berjalan mengelilingi rumah sakit dengan membawa infusan. Gita Merasa aneh dengan badannya. Tulang Belakangnya terasa sakit saat berjalan. Gita terjatuh dan kepalanya terbentur pinggiran keramik dan itu membuat kepalanya berdarah. Suster yang Melihat langsung menolong Gita yang tergeletak. kepala Gita harus segera dijahit karena luka yang cukup lebar. Orang tuanya segera datang dan melihat keadaan Gita. Bumi pun datang dengan tergesa-gesa. Kondisi yang belum begitu pulihlah yang membuat semua itu terjadi. Namun, setelah selesai dijahit Gita tetap ingin pergi dari rumah sakit. Gita merasa bosan hanya berdiam diri di dalam kamar tanpa melakukan kegiatan apapun.Dengan sangat terpaksa, orang tuanya membolehkan dirinya untuk beristirahat di rumah. Namun, harus tetap selalu kontrol kesehatan.Sesampainya di rumah Gita meminum obat dan beristirahat. Teman-temannya yang mengetahui kepulangan Gita, langsung me
Bumi memberikan sebuah hadiah pada Gita, saat semua murid tidak berada di dalam kelas. Bumi memberikan sebuah Boneka kesukaan Gita, Semua adegan itu di saksikan oleh Geng Cui. Namun, Gita menolak pemberian dari Bumi dan langsung pergi. Di kantin sambil memesan makanan Gita terus memikirkan Bumi. Tiba-tiba Bumi datang dengan membawa boneka dan kotak bekal untuk di berikan kepada Gita. Gita terkejut dan pergi meningglkan temannya. Bumi mengikuti Gita dari belakangKetika di kelas kekesalan Gita memuncak dengan Prilaku Bumi yang membuatnya malu."Pak, bapak tidak punya malu ya.. memberi begini dengan saya?" kata Gita kesal."Ini bukan dari saya, tadi ada orang yang datang ke saya membawa ini," kata Bumi berbohong."Siapa? terus orang nya mana?" kata Gita merasa heran."Sebelum masuk kelas dia datang dan memberikan pada saya, Mungkin saja ini dari orang tua mu yang menitipkan ke orang lain atau kurir," kata Bumi berusaha untuk menjelaskan."Ya s
Keadaan Gita hari demi hari semakin memburuk. Makanan pun tak dapat masuk ke mulutnya. Dokter telah pesimis akan keadaan Gita yang tak kunjung berubah. Kedua orang tuanya belum juga datang. Bumi menyalakan televisi, berita nya sangat mengejutkan. Pesawat yang di naiki kedua orang tua Gita mengalami kecelakaan. Pesawat itu jatuh di laut lepas. Badan pesawat tidak tersisa. Banyak korban berjatuhan salah satunya kedua orang tua Gita. Bumi pergi ke kantor polisi untuk mendapatkan berita yang lebih akurat. Bahkan Bumi menanyakan nama-nama korban. Betapa terkejutnya nama kedua orang tua Gita ada di daftar korban. Korban yang di tulis adalah korban yang tidak selamat. Bumi mengurus pemakaman orang tua Gita. Selama pemakaman Bumi begitu gelisah. Dia bingung apa yang harus ia katakan pada Gita. Setelah Pemakanan selesai Bumi pergi ke rumah sakit. Betapa terkejutnya Bumi melihat Gita telah sadar dari kritisnya. Gita menanyakan keberadaan teman dan orang tuanya. Bum
Kondisi keluarga Bumi tidak begitu baik. Sawah dan ladangnya tak berkembang. Hewan ternaknya pun banyak yang mati. Keluarganya bisa makan atas pemberian orang tua Gita. Kebun, sawah dan perternakan keluarga Gita percayakan pada Bumi sekeluarga. Mereka berbagi hasil untuk hasil panen. Namun apalah daya ayah Bumi memiliki sikap serakah. Dia ingin memiliki semua harta keluarga Gita. Sedemikian rupa ayah Bumi merencanakan kejadian itu. Sehingga harta keluarga Gita habis olehnya. Bumi yang masih berusia 14 tahun ikut perintah sang ayah.***Selang waktu tiga tahun berlalu. Keluarga Gita bangkit dari keterpurukan mereka. Gita tidak lagi bermain dengan Bumi. Karena Bumi telah pergi dari kampung halamannya. Orang tua Gita membangun semua pabrik roti. Perkebunan kembali mereka dirikan. Sedikit demi sedikit mereka menjadi orang terkaya di kampung halamannya.Usia Gita saat itu sudah menginjak 13 tahun. Suatu ketika Gita ke kebun disana dia bertemu dengan pak M
"Ayo-ayo makan!, mumpung masih hangat," kata Bumi. "Wah! Wah! , ada acara apaan nih? Banyak banget makanannya!" ucap Lebbi. "Ya, anggap saja!, sebagai tanda terima kasih saya pada kalian," sahut Bumi. "Biasa, guru lebai ya begitu guys..!" ujar Gita. "Ya sudah, ayo-ayo di makan jangan di pandangi saja!" kata Bumi. Mereka pun makan bersama. Suasana hangat yang telah membaur di diri mereka terutama Gita dan Bumi. Mereka juga menonton film horor. Gita sangat takut akan film horor tersebut, sehingga membuatnya hanya berdiam diri sambil menutup matanya dengan bantal sofa. Sangking takut nya Gita tidak sadar bahwa tangan nya telah memegang tangan Bumi dengan kencangnya. Karena keisengan teman-temannya tidak ada duanya. Rui mengagetkan Gita dengan kostum hantu. Seketika kaki Gita bergerak dan badan nya loncat hingga melompati tubuh Bumi. Ia menangis memeluk Bumi di hadapan teman-tem
"Leb..bi, apa di...a di...de..pan?" tanya Gita dengan terbatah-batah. “Ada di luar! Kenapa sih kalian ini seperti kucing dan tidur?” jawab Lebbi. “Di...a! ja...hat!” ucap Gita. Lebbi menghela napas panjang. Dia telah mengetahui perkara yang dialami Gita dan Bumi. Lebbi menyuapi Gita dengan makanan yang dibawa oleh Bumi. Setelah selesai Gita beristirahat dan Lebbi keluar dari ruangan. “Gimana Leb? Gita mau makan kan?” tanya Bumi. “Mau..! saya heran sama bapak! Kenapa sih bapak segitu pedulinya sama Gita? Padahal dulu bapak yang buat dia hancur!” kata Lebbi nyeletuk. “Iya itulah! Kesalahan terbesar saya pada dia.” “Bapak, pernah berpikir tidak! gimana ketika dia menikah? Apa yang dikatakan suaminya ke Gita? Seorang wanita yang di nikahi, namun telah menjadi seperti rongsokan.” “Ya, saya mengerti maksud mu!” “Seorang laki-laki tidak akan ada bekas nya, bagaimana anda bisa mengerti ucapan saya?” kata Gita lalu pergi
Kondisi keluarga Bumi tidak begitu baik. Sawah dan ladangnya tak berkembang. Hewan ternaknya pun banyak yang mati. Keluarganya bisa makan atas pemberian orang tua Gita. Kebun, sawah dan perternakan keluarga Gita percayakan pada Bumi sekeluarga. Mereka berbagi hasil untuk hasil panen. Namun apalah daya ayah Bumi memiliki sikap serakah. Dia ingin memiliki semua harta keluarga Gita. Sedemikian rupa ayah Bumi merencanakan kejadian itu. Sehingga harta keluarga Gita habis olehnya. Bumi yang masih berusia 14 tahun ikut perintah sang ayah.***Selang waktu tiga tahun berlalu. Keluarga Gita bangkit dari keterpurukan mereka. Gita tidak lagi bermain dengan Bumi. Karena Bumi telah pergi dari kampung halamannya. Orang tua Gita membangun semua pabrik roti. Perkebunan kembali mereka dirikan. Sedikit demi sedikit mereka menjadi orang terkaya di kampung halamannya.Usia Gita saat itu sudah menginjak 13 tahun. Suatu ketika Gita ke kebun disana dia bertemu dengan pak M
Keadaan Gita hari demi hari semakin memburuk. Makanan pun tak dapat masuk ke mulutnya. Dokter telah pesimis akan keadaan Gita yang tak kunjung berubah. Kedua orang tuanya belum juga datang. Bumi menyalakan televisi, berita nya sangat mengejutkan. Pesawat yang di naiki kedua orang tua Gita mengalami kecelakaan. Pesawat itu jatuh di laut lepas. Badan pesawat tidak tersisa. Banyak korban berjatuhan salah satunya kedua orang tua Gita. Bumi pergi ke kantor polisi untuk mendapatkan berita yang lebih akurat. Bahkan Bumi menanyakan nama-nama korban. Betapa terkejutnya nama kedua orang tua Gita ada di daftar korban. Korban yang di tulis adalah korban yang tidak selamat. Bumi mengurus pemakaman orang tua Gita. Selama pemakaman Bumi begitu gelisah. Dia bingung apa yang harus ia katakan pada Gita. Setelah Pemakanan selesai Bumi pergi ke rumah sakit. Betapa terkejutnya Bumi melihat Gita telah sadar dari kritisnya. Gita menanyakan keberadaan teman dan orang tuanya. Bum
Bumi memberikan sebuah hadiah pada Gita, saat semua murid tidak berada di dalam kelas. Bumi memberikan sebuah Boneka kesukaan Gita, Semua adegan itu di saksikan oleh Geng Cui. Namun, Gita menolak pemberian dari Bumi dan langsung pergi. Di kantin sambil memesan makanan Gita terus memikirkan Bumi. Tiba-tiba Bumi datang dengan membawa boneka dan kotak bekal untuk di berikan kepada Gita. Gita terkejut dan pergi meningglkan temannya. Bumi mengikuti Gita dari belakangKetika di kelas kekesalan Gita memuncak dengan Prilaku Bumi yang membuatnya malu."Pak, bapak tidak punya malu ya.. memberi begini dengan saya?" kata Gita kesal."Ini bukan dari saya, tadi ada orang yang datang ke saya membawa ini," kata Bumi berbohong."Siapa? terus orang nya mana?" kata Gita merasa heran."Sebelum masuk kelas dia datang dan memberikan pada saya, Mungkin saja ini dari orang tua mu yang menitipkan ke orang lain atau kurir," kata Bumi berusaha untuk menjelaskan."Ya s
Keesokan paginya Gita bangun dan turun dari tempat tidur. Dia berjalan mengelilingi rumah sakit dengan membawa infusan. Gita Merasa aneh dengan badannya. Tulang Belakangnya terasa sakit saat berjalan. Gita terjatuh dan kepalanya terbentur pinggiran keramik dan itu membuat kepalanya berdarah. Suster yang Melihat langsung menolong Gita yang tergeletak. kepala Gita harus segera dijahit karena luka yang cukup lebar. Orang tuanya segera datang dan melihat keadaan Gita. Bumi pun datang dengan tergesa-gesa. Kondisi yang belum begitu pulihlah yang membuat semua itu terjadi. Namun, setelah selesai dijahit Gita tetap ingin pergi dari rumah sakit. Gita merasa bosan hanya berdiam diri di dalam kamar tanpa melakukan kegiatan apapun.Dengan sangat terpaksa, orang tuanya membolehkan dirinya untuk beristirahat di rumah. Namun, harus tetap selalu kontrol kesehatan.Sesampainya di rumah Gita meminum obat dan beristirahat. Teman-temannya yang mengetahui kepulangan Gita, langsung me
Mereka berusaha membangunkan Gita dari komanya. mengajaknya berbicara, bermain bahkan melakukan hal konyol. Namun, Gita belumlah sadar dari komanya.Keesokan Paginya, Bumi mendatangi Gita kembali. Mengajaknya berbicara dan menggerakan tangannya."Git, dulu kamu strong! kenapa kamu sekarang begini? lemah! kamu sekarang tidak perlu membantu aku untuk menaklukkan anak brandalan, aku sudah jadi mahasiswa yang tangguh dan kuat, bahkan jadi guru killer. Git,bangun! kamu tidak Bosan tidur terus, kamu tidak mau ngerjain aku lagi? ngerusakin mobil ku, atau mungkin buat aku di pecat? Git, bangun! teman-teman mu sudah nunggu kamu di sekolah, mereka hari ini mau ujian sekolah, Astaga,Git! aku pergi dulu ya! nanti aku kesini lagi, bye!"Bumi segera pergi, karena dia sadar bahwa hari ini, adalah hari pertama ujian sekolah. Begitu sampai di sekolah, Dia langsung masuk ke kelas dan membagikan soal ujian. Setiap kertas Ujian dia sisihkan untuk Gita. Ketika Ujian pert
Waktu istirahat telah berakhir. Semua Siswa dan Siswi kembali ke kelas mereka masing-masing. Gita tidak terlihat saat di kelas. Teman-temannya khawatir akan hal itu, mereka izin untuk mencari Gita. Sekian lama mencari Gita, mereka menemukan Gita tengah terbaring di lantai perpustakaan dengan tangan yang berdarah. Temannya panik dan memanggil guru untuk membantu. Gita dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Bumi dan temannya mengantar Gita ke rumah sakit. Gita hampir saja meregang nyawa di perpustakaan.Sekian lama menunggu dokter keluar dari ruang UGD. Mereka semua menunggu hingga lupa memberitahu orang tua Gita. Bumi langsung menghubungi orang tuanya."Permisi bu! maaf saya harus memberitahu kabar buruk dari Gita, Gita sedang berada di rumah sakit, mohon ibu dan bapak bisa datang ke Rumah Sakit Asih."Sekitar beberapa menit orang tua Gita datang. mereka cemas, khawatir, panik dan sedih mendengar keadaan Gita. Selang sejam kemudian, dokter akhirnya keluar d
Bumi masuk ke dalam kelas, dia mengumumkan bakti sosial akan segera dilaksanakan. Siswa dan siswi mempersiapkan perlengkapan yang akan dibutuhkan. Bus sudah bersiap menyalakan mesin. Mereka keluar dengan wajah yang bahagia. Gita hanya duduk di dalam kelas, menunggu waktu rencana itu akan berhasil. Mereka semua naik ke dalam bus. Tidak perlu waktu lama tiba-tiba terjadi hal yang mengejutkan. Bus yang mereka naiki, tiba-tiba mengalami pengasapan mesin. Sehingga, mereka terhambat untuk pergi. Bus tersebut akan di perbaiki dalam jangka waktu yang sangat lama.Rencana mereka gagal dan di tunda. Gita di dalam kelas hanya tersenyum jahat. Mereka semua masuk kembali ke dalam kelas. Kemudian, belum sempat Bumi duduk terjadi kehebohan lagi, bahwa Laboratorium sekolah mengalami kebakaran. Semua panik dan keluar sekolah. Sementara, Bumi secepat mungkin menghubungi pemadam kebakaran. Gita dengan tenang, keluar kelas dan menuju ke kerumunan siswa siswi yang takut di lapangan sekolah.