Share

Istri Orang

Penulis: Amasyong
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-03 01:45:17

Anna perlahan mulai membuka matanya, rasa nyeri kini terasa mendera di sekujur tubuhnya. Ia melihat samar-samar sosok yang tengah duduk disebelahnya, sampai akhirnya dia bisa melihat dengan jelas sosok tersebut.

“Robert?”

Robert yang sempat terlelap disamping ranjang Anna kini terbangun mendengar namanya dipanggil, ia langsung meraih tangan lembut istrinya.

“Anna, ada apa denganmu? Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Robert dengan raut wajah khawatir, Anna justru merasa jengah melihat wajah Robert malam itu.

‘Bukankah dia yang menolak untuk ikut memberikan hadiah kepada mami malam ini? Seolah-olah dia peduli saja!’ Batin Anna kesal.

Anna tidak menjawab, ia justru memalingkan wajahnya dari Robert. Anna tidak mungkin mengatakan jika ia hampir diperkosa oleh laki-laki simpanannya sendiri.

‘awas saja kau Gerald! Tidak akan aku biarkan perbuatanmu malam ini!’ Anna menahan emosinya dalam hati.

Tiba-tiba Anna teringat akan Rayen, ia bisa mengingat jelas wajah Rayen sesaat sebelum akhirnya dia jatuh pingsan. Sepertinya Rayen yang sudah membawa Anna kerumah sakit ini.

“Dimana dia?” tanya Anna dengan suara lirih, Robert menatap heran mendengar pertanyaan Anna.

“Siapa sayang?”

“Bukankah ada laki-laki yang juga bersamaku disini?” Anna jelas bisa mengingat kejadian tadi.

“Tidak ada siapa-siapa saat aku datang, memangnya siapa laki-laki yang kau maksud Anna?” tanya Robert penasaran.

“Sudahlah, lupakan saja.” Anna menolak untuk membahas lebih lanjut dengan Robert, ia berpikir mungkin saja Rayen pergi setelah membawanya kesini mengingat ayahnya yang baru saja meninggal dunia.

Anna masih ingat dirinya sempat bertemu dengan Rayen bersama dengan adik dan juga jasad sang ayah di IGD rumah sakit ini.

“Kenapa kau kesini? Kupikir Merry tidak akan membiarkanmu pergi malam ini.” tanya Anna dengan nada suara tidak senang, dirinya memang sangat membenci Robert saat ini.

“Bukan seperti itu Anna, jangan selalu berpikiran buruk tentang Merry.” Robert masih tetap membela istri pertamanya tersebut, seolah-olah dia sangat mencintai istrinya.

“Hah! Kalau dia benar-benar mencintainya, harusnya dia tidak menikah lagi dengan cara menipu.” Gumam Anna dengan suara sangat lirih, ia bahkan tersenyum miring melihat Robert.

“Apa sayang? Kau bilang apa barusan?” Robert kembali menggenggam tangan Anna.

“Pulanglah, aku pun akan segera pulang kerumah mami malam ini.” Anna menepis tangan Robert, ia berusaha bangkit dengan tubuh yang lemah. Ia baru sadar ditubuhnya sudah terpasang jaket yang tidak dikenalinya. Jaket itu menutupi bagian baju Anna yang sedikit sobek.

“Kenapa? Bukankah seharusnya kau diperiksa dulu?” tanya Robert.

“Tidak, aku baik-baik saja. Suster!” Panggilnya.

“Iya nyonya, ada yang bisa saya bantu?”

“Apakah saya bisa pulang sekarang juga?sepertinya saya pingsan hanya karena sedikit kelelahan saja.” Anna mencoba menjelaskan.

“Saya coba tanyakan dulu kedokter yah.” Perawat itu lalu pergi meninggalkan Anna dan Robert.

Tiba-tiba ponsel Robert berdering, Anna bisa menduga dari siapa panggilan itu berasal. Robert menatap Anna dengan raut tidak nyaman, seolah ia segan untuk mengangkatnya.

“Angkatlah, apa kau ingin dia menemui dan melabrakku disini hanya karena kau tidak mengangkat teleponnya?” tanya Anna dengan sorot mata tajam, Robert tertegun dan dengan cepat ia berlari keluar IGD untuk mengangkat panggilan dari Merry.

“Nyonya, kata dokter anda sudah bisa pulang setelah menghabiskan infusnya.” Jawab suster kemudian, Anna menoleh dan menatap botol infus yang bahkan belum setengah berkurang.

“Hah! Baiklah.”

Anna terpaksa harus menunggu sampai infus benar-benar habis, sepertinya ia harus bermalam di IGD malam ini. Tak berapa lama Robert kembali, ia terlihat gelisah.

“Kenapa? Dia menyuruhmu untuk pulang bukan?” tanya Anna seolah bisa menebak.

“Maafkan aku Anna, aku janji akan menjemputmu besok. Aku harus segera kembali kerumah Merry.” Kata Robert dengan wajah penuh penyesalan.

“Tidak perlu minta maaf, pergilah sekarang.” Perintah Anna, sejujurnya Anna memang ingin suami menyebalkannya ini pergi dari sini. Melihat wajahnya hanya membuat tubuh Anna semakin sakit saja.

“Baiklah, aku pergi dulu yah sayang.” Pamitnya dan langsung mengecup kening Anna, Anna seketika bergidik ngeri entah sejak kapan kecupan yang dulu membuatnya bahagia kini justru terasa begitu menjijikan.

“Ahh Robert, tunggu.” Panggil Anna saat dia akan pergi.

“Kenapa Anna? Kau tidak ingin aku pergi ya? Sungguh maafkan aku.” Robert berbalik dan menggenggam tangan Anna lagi.

‘Mimpi!’ umpat Anna dalam hati.

“Tidak, aku hanya ingin meminjam ponselmu untuk menghubungi Marlin. Aku lupa dimana ponselku.” Sahut Anna dengan raut datar, membuat wajah Robert seketika kusut. Ia menyerahkan ponselnya dengan bibir yang mengerucut. Untungnya Robert menyimpan nomor Marlin, jadi dengan segera Anna bisa menghubunginya.

“Hallo nona! kenapa anda lama sekali? Apa ada masalah nona? Biar aku menyusul anda ke butik sekarang juga.” Suara Marlin seketika menggema diujung telepon.

“Maafkan aku Marlin, ceritanya panjang. Tolong kau jaga mami malam ini, sepertinya aku baru akan kesana besok pagi. Sebagai gantinya kau bisa mengambil libur untuk besok.” Hanya itu yang disampaikan oleh Anna, ia langsung mematikan panggilan sebelum Marlin bertanya lebih lanjut.

“Ini, pergilah.” Kata Anna sembari menyerahkan ponsel milik Robert.

“Sungguh tidak apa-apa aku meninggalkanmu sendiri Anna? Apa perlu aku meminta Yeslin untuk menemanimu?” Yeslin adalah sekretaris Robert diperusahaan.

Dengan tegas Anna menggeleng, jelas saja dia tidak ingin ditemani oleh Yeslin, Anna tau betul Yeslin adalah mata-mata Merry diperusahaan. Dia bahkan dengan terang-terangan menunjukan ketidakramahannya terhadap Anna sejak awal.

“Tidak Robert, pergilah sebelum istrimu benar-benar datang kesini dan membuat keributan.” Pinta Anna seolah sudah paham betul dengan tabiat istri pertama Robert.

“Baiklah, aku akan segera kembali.” Katanya sebelum pergi.

“Tidak kembali juga tidak masalah.” gumam Anna sesaat setelah Robert pergi.

Anna menatap jaket yang terpasang ditubuhnya, entah kapan Rayen memasangkan jaket ini ke tubuhnya.

**

Rayen berjalan dengan langkah pelan, ia tengah menuju keruang jenazah tempat sang ayah disemayamkan sementara waktu. Sely sudah Rayen titipkan ke salah seorang tetangga yang cukup dekat dengan mereka.

Ia kembali teringat bagaimana kondisi Anna saat ditemuinya, Anna terlihat kacau dengan pakaian yang berantakan. Bahkan saat kemudian Anna pingsan, dia bisa melihat seorang pria berlari ke arah mereka. Dengan cepat Rayen menutupi wajah dan tubuh Anna dengan jaketnya.

Saat itu Gerald hanya melihat kearah Rayen dengan curiga, tapi ucapan Rayen membuat Gerald akhirnya pergi.

“Ya ampun sayang, sudah ku bilang jangan minum terlalu banyak. Sekarang kau jadi mabuk dan muntah seperti ini.” Itulah yang Rayen katakan, ia bahkan pura-pura memeluk tubuh Anna.

Saat pria itu pergi barulah Robert membawa Anna kerumah sakit, untung saja Rayen melintasi jalan itu. Dia baru saja pulang dari rumahnya yang berada tidak jauh dari tempatnya menemukan Anna. Ia pulang untuk menitipkan Sely ke tetangga mereka karena tidak tega jika Sely harus bermalam dirumah sakit karena menunggu hari esok saat jasad sang ayah akhirnya akan dikremasi.

Namun diluar dari itu, Rayen masih terlihat kebingungan dengan pemandangan yang dilihatnya di IGD. Saat itu Rayen tidak tau harus mengabari siapa, untung saja saat itu Anna masih memegangi ponselnya.

Rayen akhirnya berinisiatif untuk menyerahkan ponsel itu kepada perawat agar pihak rumah sakit bisa menghubungi keluarganya, untung saja ponsel itu bisa dibuka dengan sidik jari Anna.

Saat itu Rayen dengan setia menemani Anna, namun saat ia meninggalkan Anna sebentar untuk melapor ke pihak rumah sakit terkait kremasi jasad sang ayah, Rayen melihat Robert sudah ada disamping Anna ketika dia kembali ke IGD.

“Apa pria itu keluarganya?” Ucapnya penuh tanda tanya.

Karena penasaran Rayen akhirnya hanya bertanya kepada perawat yang tadi mencoba menghubungi keluarga Anna. Sepertinya Rayen tidak berniat untuk mendekati Anna karena keberadaan Robert disana.

“Sepertinya dia suami dari pasien itu, tadi saat saya menghubunginya dia mengatakan bahwa wanita itu adalah istrinya.” jawab perawat itu, ternyata mereka mencoba menghubungi semua kontak di panggilan keluar dan yang mengangkat panggilan itu hanyalah Robert seorang.

Deg!

Jantung Rayen berdegup kencang mendengar kata suami dari mulut perawat itu, ia tidak menyangka jika Anna adalah wanita yang sudah bersuami. Dari penampilannya saja terlihat jelas Anna layaknya wanita single yang selalu bergaya dengan modis.

Yang membuat Rayen lebih syok lagi karena ia kembali teringat insiden kalung berlian, dimana permintaan Anna yang mengajaknya untuk tidur bersama malam itu sebagai balas ganti atas kalung yang awalnya memang diberikannya secara cuma-cuma kepada Rayen.

‘Jika dia sudah menikah, kenapa dia berani mengajak laki-laki lain untuk tidur bersamanya? Apa dia wanita yang seperti itu?’ Pertanyaan demi pertanyaan mulai menggantung di benaknya, Rayen seolah hanya bisa tenggelam dalam kebingungannya sendiri.

Bab terkait

  • Laki-Laki yang Dirahasiakan   Meminta Bantuan Anna

    Anna perlahan menyandarkan tubuhnya dikursi mobil, tampak Marlin yang menjadi pengemudinya. Anna baru saja akan pulang dari rumah sakit pagi dini hari setelah infusnya benar-benar habis. “Nona, kenapa anda tidak langsung meneleponku semalam? Apa nona tau situasi bahaya macam apa yang nona alami semalam? Bagaimana jika pria kurang ajar itu sampai menyakiti nona?” Cerca Marlin.“Sudahlah, toh aku baik-baik saja sekarang.” Sahut Anna dengan mata terpejam.“Apa tidak sebaiknya kita melaporkannya kepolisi atas tuduhan percobaan pemerkosaan?” Anna menghela napas dalam. “Tidak perlu, apa kau ingin Robert tau kalau Gerald adalah pria simpananku?” Marlin terdiam, benar yang dikatakan oleh Anna Gerald mungkin akan membongkar semuanya.“Sebaiknya kita mencari cara untuk membungkam mulut busuk Gerald.” Imbuhnya.“Baik nona.” Anna tiba-tiba teringat akan Rayen yang tiba-tiba menghilang ketika dirinya terbangun. Entah mengapa sosok pria itu terus saja muncul Dihadapannya secara kebetulan.**Ra

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15
  • Laki-Laki yang Dirahasiakan   Sebab Akibat Pilihan

    Rayen menatap dalam ke arah foto ayahnya yang kini mungkin sudah beristirahat dengan tenang. Disisinya tampak Sely yang terbaring karena lelah menangis. Akhirnya ayahnya bisa dikremasi dan bahkan mendapatkan pemakaman yang layak di rumah duka yang megah ini. Semua berkat bantuan dari Anna.Sesekali bayangan Anna melintas dalam pikirannya, entah apa yang akan terjadi selanjutnya. Rayen hanya bisa pasrah dan menerima semua konsekuensi atas pilihannya. Tidak ada yang bisa dilakukannya saat ini, selain menunggu Anna datang menemuinya. Tak. Tak. Tak.Suara lantai yang beradu lantang dengan hak sepatu seolah tidak terdengar oleh Rayen. Perlahan seorang wanita berpakaian serba hitam melangkah maju membawa sekuntum mawar putih sebagai tanda bela sungkawa. Dia meletakan bunga itu tepat dihadapan foto ayah Rayen, dengan pelan kepalanya menunduk memberi hormat. “Sepertinya ini sudah hari ketiga, apa kau masih sesedih itu?” Suara yang tak asing itu membuyarkan lamunan Rayen. Kini Rayen bisa meli

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-18
  • Laki-Laki yang Dirahasiakan   Kontrak Urusan Ranjang

    Rayen terlihat duduk diam sambil menatap ke arah luar jendela. Ia seolah fokus memperhatikan pemandangan jalan, namun sejujurnya hatinya kini bercampur aduk tidak karuan. Ada perasaan takut juga canggung untuk bertemu dengan Anna. “Tidurlah denganku.” Sebuah permintaan yang selalu terngiang di otaknya setiap kali memikirkan Anna. Baginya yang bahkan tidak pernah dekat dan menjalin hubungan dengan wanita manapun, tentu saja itu adalah hal yang sangat tabu baginya.Tidur dengan wanita yang tidak di cintainya, tidak! Lebih tepatnya wanita yang bahkan tidak dikenalnya dengan baik lalu berstatus istri orang membuat sedikit banyak perasaan Rayen kalut. Tapi saat ini dirinya tidak pada tempat untuk dapat lari dari keadaan, dirinya telah menerima bayaran di awal. Tugas itu bahkan belum diberikan, bagaimana mungkin dirinya kabur begitu saja seperti seorang pengecut?“Anda sepertinya mengkhawatirkan banyak hal tuan Rayen.” Ucap Marlin yang ternyata sedari tadi melirik ke arah Rayen yang duduk d

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-06
  • Laki-Laki yang Dirahasiakan   Suami Yang Buruk

    Anna menghempaskan tubuhnya di atas ranjang kamarnya dan Robert. kamar itu dingin dan gelap. Sudah hampir 3 hari Robert tidak kembali kerumah, entah karena pekerjaan atau karena ditahan oleh istri pertamanya. Bagi Anna keadaan seperti ini adalah hal biasa, keberadaan Robert pun tidak begitu diharapkannya.Tring!Sebuah pesan masuk diponsel Anna, itu adalah pesan dari teman kuliah Anna yang mengirim undangan ulang tahun anaknya yang berusia 3 tahun. Anna melihat undangan digital itu, foto anak perempuan yang lucu dan cantik. Tatapan Anna mengabur, melihat kehidupan bahagia orang lain sedikit menyentil hatinya.“Bisa-bisanya aku salah memilih pasangan hidup.” Gumam Anna Pelan. Padahal jika ingin ada banyak pria baik yang dulu mendekatinya, tapi hatinya justru jatuh pada Robert. Seandainya fakta bahwa Robert sudah beristri lebih dulu sampai kepadanya sudah bisa dipastikan Anna akan langsung mengusir Robert dari hidupnya. Suara pintu yang terbuka memecah ke sunyian ditambah lampu kamar y

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-07
  • Laki-Laki yang Dirahasiakan   Tubuh Wanita Dewasa

    Rayen baru saja tiba pagi hari setelah Marlin menelfonnya malam tadi. Ia sendiri belum tahu detail maksud Marlin memanggilnya kesini, tapi karena ini adalah perintah pertamanya maka Rayen dengan sigap menuruti perintah Marlin yang merupakan orang kepercayaan Anna. “Syukurlah kau sudah datang Rayen.” Sambut Marlin saat melihat Rayen tiba. Ia datang tepat jam 6 pagi sesuai perintah Marlin.“Iya nona, apa ada yang harus aku lakukan?” tanya Rayen, ia sempat menatap sekeliling mencari keberadaan Anna. Terlihat ekspresi sedih diwajah Marlin.“Aku butuh bantuanmu menjaga nona Anna.” Ucap Marlin kemudian.“Menjaga? Apa Nona sedang sakit?” tanya Rayen penasaran. Marlin tidak menjawab, ia hanya memberi kode pada Rayen untuk mengikutinya kedalam kamar tempat Anna tertidur. Pagi itu Demam Anna belum sepenuhnya turun.“Apa yang terjadi?” Rayen memekik kaget melihat wajah Anna yang babak belur, sangat jauh berbeda dengan penampilan Anna biasanya.“Nona Anna demam sejak semalam, aku harus menemui k

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-09
  • Laki-Laki yang Dirahasiakan   Laki-Laki Polos

    “Bagaimana cara bukanya?” tanya Rayen dengan wajah linglung. Ia benar-benar tidak pernah melihat pakaian dalam wanita. Anna terperangah mendengar laki-laki dewasa dibelakangnya ini sangat polos ataukah mungkin bodoh.“Kau bisa lihat pengaitnya, tinggal buka saja Rayen.” Bentak Anna kesal, kepalanya semakin sakit karena tingkah Rayen. Anna berpikir bisa-bisa demamnya naik lagi karena tingkah konyol Rayen.“Sudahlah, lupakan saja.” Anna langsung melepas sendiri pengait pakaian dalamnya tanpa ragu, ia begitu santai didepan Rayen seolah tanpa rasa malu ataupun tidak nyaman. Rayen spontan memejamkan matanya, ia bisa melihat Anna sebelumnya benar-benar membuka pakaiannya didepan Rayen.“Buka matamu!” perintah Anna kesal. Rayen perlahan membuka matanya, kini Anna telah mengenakan kaos yang tadi diambilkan Rayen untuknya. Rayen menarik napas lega, ia hampir berpikir kalau dirinya akan terkena serangan jantung saat itu juga.“Apa kau selega itu?” tanya Anna dengan tatapan tajam. “Bagaimana kau

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-10
  • Laki-Laki yang Dirahasiakan   Mata-mata Licik

    Rayen menatap Anna kesal, ia lalu berlalu pergi begitu saja. “Rayen! Apa kau ingin ku pecat di hari pertamamu!” teriak Anna geram. Tapi Rayen tak kunjung kembali, sesaat kemudian barulah ia kembali dengan nampan yang tadi sempat di peganginya didalam kamar: “Nona, sup ini hampir dingin. Anda harus memakannya!” kata Rayen dengan penekanan di kalimatnya. “Hahhhh, aku belum lapar.” Sahut Anna tak mau kalah. “Tidak! Semua orang sakit selalu mengatakan itu. Aku akan memastikan Anda memakannya.” Tegas Rayen. “Kau ini..” Anna tidak melanjutkan ucapannya, ia memicingkan matanya. “Berani memaksa ku?” tanya Anna. “Tentu saja. Aku sudah susah payah membuatkan ini untuk Anda. Jadi Anda harus memakannya.” Rayen memperlakukan Anna seperti layaknya memperlakukan Sely. Ia berpikir Anna sama seperti Sely yang sulit makan jika sakit, atau lebih tepatnya dia memang sulit makan. Itu sebabnya tubuhnya kurus seperti ini. “Aku akan mengembalikan tablet Nona saat nona selesai makan.” Suara Rayen melema

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-11
  • Laki-Laki yang Dirahasiakan   Sebuah Kepuasan

    “Aaahhh.” Sebuah desahan panjang menggema di seisi ruang, tanda bahwa si pemilik suara begitu menikmati permainan malam itu. Hentakan demi hentakan terasa pedih namun juga begitu nikmat, gerakan keduanya kian seirama saling memberikan ruang untuk peran masing-masing. “Aahh, setiap kali aku datang, rasanya kau semakin kuat saja.” Kata Anna White Stopher, nafasnya tersengal karena gerakan yang menguras tenaganya. Sesekali ia memejamkan matanya karena tidak bisa menahan kenikmatan itu. Rayen Adkinson tersenyum nakal, ia menatap dalam mata Anna. Parasnya semakin terlihat menawan disaat seperti ini, dengan sedikit rambut yang berantakan. “Aku selalu melatih fisikku agar bisa memuaskan Anda nona.” Jawabnya dengan nafas memburu. Gerakannya semakin kencang, membuat Anna terlihat sedikit kesakitan. Tubuhnya berguncang hebat mengikuti gerakan tubuh Rayen. Sampai akhirnya lenguhan panjang keluar dari mulut keduanya. Benda itu kian dalam menancap, membuat Anna seketika memejamkan matanya, sambi

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-21

Bab terbaru

  • Laki-Laki yang Dirahasiakan   Mata-mata Licik

    Rayen menatap Anna kesal, ia lalu berlalu pergi begitu saja. “Rayen! Apa kau ingin ku pecat di hari pertamamu!” teriak Anna geram. Tapi Rayen tak kunjung kembali, sesaat kemudian barulah ia kembali dengan nampan yang tadi sempat di peganginya didalam kamar: “Nona, sup ini hampir dingin. Anda harus memakannya!” kata Rayen dengan penekanan di kalimatnya. “Hahhhh, aku belum lapar.” Sahut Anna tak mau kalah. “Tidak! Semua orang sakit selalu mengatakan itu. Aku akan memastikan Anda memakannya.” Tegas Rayen. “Kau ini..” Anna tidak melanjutkan ucapannya, ia memicingkan matanya. “Berani memaksa ku?” tanya Anna. “Tentu saja. Aku sudah susah payah membuatkan ini untuk Anda. Jadi Anda harus memakannya.” Rayen memperlakukan Anna seperti layaknya memperlakukan Sely. Ia berpikir Anna sama seperti Sely yang sulit makan jika sakit, atau lebih tepatnya dia memang sulit makan. Itu sebabnya tubuhnya kurus seperti ini. “Aku akan mengembalikan tablet Nona saat nona selesai makan.” Suara Rayen melema

  • Laki-Laki yang Dirahasiakan   Laki-Laki Polos

    “Bagaimana cara bukanya?” tanya Rayen dengan wajah linglung. Ia benar-benar tidak pernah melihat pakaian dalam wanita. Anna terperangah mendengar laki-laki dewasa dibelakangnya ini sangat polos ataukah mungkin bodoh.“Kau bisa lihat pengaitnya, tinggal buka saja Rayen.” Bentak Anna kesal, kepalanya semakin sakit karena tingkah Rayen. Anna berpikir bisa-bisa demamnya naik lagi karena tingkah konyol Rayen.“Sudahlah, lupakan saja.” Anna langsung melepas sendiri pengait pakaian dalamnya tanpa ragu, ia begitu santai didepan Rayen seolah tanpa rasa malu ataupun tidak nyaman. Rayen spontan memejamkan matanya, ia bisa melihat Anna sebelumnya benar-benar membuka pakaiannya didepan Rayen.“Buka matamu!” perintah Anna kesal. Rayen perlahan membuka matanya, kini Anna telah mengenakan kaos yang tadi diambilkan Rayen untuknya. Rayen menarik napas lega, ia hampir berpikir kalau dirinya akan terkena serangan jantung saat itu juga.“Apa kau selega itu?” tanya Anna dengan tatapan tajam. “Bagaimana kau

  • Laki-Laki yang Dirahasiakan   Tubuh Wanita Dewasa

    Rayen baru saja tiba pagi hari setelah Marlin menelfonnya malam tadi. Ia sendiri belum tahu detail maksud Marlin memanggilnya kesini, tapi karena ini adalah perintah pertamanya maka Rayen dengan sigap menuruti perintah Marlin yang merupakan orang kepercayaan Anna. “Syukurlah kau sudah datang Rayen.” Sambut Marlin saat melihat Rayen tiba. Ia datang tepat jam 6 pagi sesuai perintah Marlin.“Iya nona, apa ada yang harus aku lakukan?” tanya Rayen, ia sempat menatap sekeliling mencari keberadaan Anna. Terlihat ekspresi sedih diwajah Marlin.“Aku butuh bantuanmu menjaga nona Anna.” Ucap Marlin kemudian.“Menjaga? Apa Nona sedang sakit?” tanya Rayen penasaran. Marlin tidak menjawab, ia hanya memberi kode pada Rayen untuk mengikutinya kedalam kamar tempat Anna tertidur. Pagi itu Demam Anna belum sepenuhnya turun.“Apa yang terjadi?” Rayen memekik kaget melihat wajah Anna yang babak belur, sangat jauh berbeda dengan penampilan Anna biasanya.“Nona Anna demam sejak semalam, aku harus menemui k

  • Laki-Laki yang Dirahasiakan   Suami Yang Buruk

    Anna menghempaskan tubuhnya di atas ranjang kamarnya dan Robert. kamar itu dingin dan gelap. Sudah hampir 3 hari Robert tidak kembali kerumah, entah karena pekerjaan atau karena ditahan oleh istri pertamanya. Bagi Anna keadaan seperti ini adalah hal biasa, keberadaan Robert pun tidak begitu diharapkannya.Tring!Sebuah pesan masuk diponsel Anna, itu adalah pesan dari teman kuliah Anna yang mengirim undangan ulang tahun anaknya yang berusia 3 tahun. Anna melihat undangan digital itu, foto anak perempuan yang lucu dan cantik. Tatapan Anna mengabur, melihat kehidupan bahagia orang lain sedikit menyentil hatinya.“Bisa-bisanya aku salah memilih pasangan hidup.” Gumam Anna Pelan. Padahal jika ingin ada banyak pria baik yang dulu mendekatinya, tapi hatinya justru jatuh pada Robert. Seandainya fakta bahwa Robert sudah beristri lebih dulu sampai kepadanya sudah bisa dipastikan Anna akan langsung mengusir Robert dari hidupnya. Suara pintu yang terbuka memecah ke sunyian ditambah lampu kamar y

  • Laki-Laki yang Dirahasiakan   Kontrak Urusan Ranjang

    Rayen terlihat duduk diam sambil menatap ke arah luar jendela. Ia seolah fokus memperhatikan pemandangan jalan, namun sejujurnya hatinya kini bercampur aduk tidak karuan. Ada perasaan takut juga canggung untuk bertemu dengan Anna. “Tidurlah denganku.” Sebuah permintaan yang selalu terngiang di otaknya setiap kali memikirkan Anna. Baginya yang bahkan tidak pernah dekat dan menjalin hubungan dengan wanita manapun, tentu saja itu adalah hal yang sangat tabu baginya.Tidur dengan wanita yang tidak di cintainya, tidak! Lebih tepatnya wanita yang bahkan tidak dikenalnya dengan baik lalu berstatus istri orang membuat sedikit banyak perasaan Rayen kalut. Tapi saat ini dirinya tidak pada tempat untuk dapat lari dari keadaan, dirinya telah menerima bayaran di awal. Tugas itu bahkan belum diberikan, bagaimana mungkin dirinya kabur begitu saja seperti seorang pengecut?“Anda sepertinya mengkhawatirkan banyak hal tuan Rayen.” Ucap Marlin yang ternyata sedari tadi melirik ke arah Rayen yang duduk d

  • Laki-Laki yang Dirahasiakan   Sebab Akibat Pilihan

    Rayen menatap dalam ke arah foto ayahnya yang kini mungkin sudah beristirahat dengan tenang. Disisinya tampak Sely yang terbaring karena lelah menangis. Akhirnya ayahnya bisa dikremasi dan bahkan mendapatkan pemakaman yang layak di rumah duka yang megah ini. Semua berkat bantuan dari Anna.Sesekali bayangan Anna melintas dalam pikirannya, entah apa yang akan terjadi selanjutnya. Rayen hanya bisa pasrah dan menerima semua konsekuensi atas pilihannya. Tidak ada yang bisa dilakukannya saat ini, selain menunggu Anna datang menemuinya. Tak. Tak. Tak.Suara lantai yang beradu lantang dengan hak sepatu seolah tidak terdengar oleh Rayen. Perlahan seorang wanita berpakaian serba hitam melangkah maju membawa sekuntum mawar putih sebagai tanda bela sungkawa. Dia meletakan bunga itu tepat dihadapan foto ayah Rayen, dengan pelan kepalanya menunduk memberi hormat. “Sepertinya ini sudah hari ketiga, apa kau masih sesedih itu?” Suara yang tak asing itu membuyarkan lamunan Rayen. Kini Rayen bisa meli

  • Laki-Laki yang Dirahasiakan   Meminta Bantuan Anna

    Anna perlahan menyandarkan tubuhnya dikursi mobil, tampak Marlin yang menjadi pengemudinya. Anna baru saja akan pulang dari rumah sakit pagi dini hari setelah infusnya benar-benar habis. “Nona, kenapa anda tidak langsung meneleponku semalam? Apa nona tau situasi bahaya macam apa yang nona alami semalam? Bagaimana jika pria kurang ajar itu sampai menyakiti nona?” Cerca Marlin.“Sudahlah, toh aku baik-baik saja sekarang.” Sahut Anna dengan mata terpejam.“Apa tidak sebaiknya kita melaporkannya kepolisi atas tuduhan percobaan pemerkosaan?” Anna menghela napas dalam. “Tidak perlu, apa kau ingin Robert tau kalau Gerald adalah pria simpananku?” Marlin terdiam, benar yang dikatakan oleh Anna Gerald mungkin akan membongkar semuanya.“Sebaiknya kita mencari cara untuk membungkam mulut busuk Gerald.” Imbuhnya.“Baik nona.” Anna tiba-tiba teringat akan Rayen yang tiba-tiba menghilang ketika dirinya terbangun. Entah mengapa sosok pria itu terus saja muncul Dihadapannya secara kebetulan.**Ra

  • Laki-Laki yang Dirahasiakan   Istri Orang

    Anna perlahan mulai membuka matanya, rasa nyeri kini terasa mendera di sekujur tubuhnya. Ia melihat samar-samar sosok yang tengah duduk disebelahnya, sampai akhirnya dia bisa melihat dengan jelas sosok tersebut.“Robert?” Robert yang sempat terlelap disamping ranjang Anna kini terbangun mendengar namanya dipanggil, ia langsung meraih tangan lembut istrinya.“Anna, ada apa denganmu? Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Robert dengan raut wajah khawatir, Anna justru merasa jengah melihat wajah Robert malam itu. ‘Bukankah dia yang menolak untuk ikut memberikan hadiah kepada mami malam ini? Seolah-olah dia peduli saja!’ Batin Anna kesal.Anna tidak menjawab, ia justru memalingkan wajahnya dari Robert. Anna tidak mungkin mengatakan jika ia hampir diperkosa oleh laki-laki simpanannya sendiri. ‘awas saja kau Gerald! Tidak akan aku biarkan perbuatanmu malam ini!’ Anna menahan emosinya dalam hati.Tiba-tiba Anna teringat akan Rayen, ia bisa mengingat jelas wajah Rayen sesaat sebelum akhirnya

  • Laki-Laki yang Dirahasiakan   Permintaan Tolong

    Rayen berlari ke arah IGD, tangannya mengepal erat kotak perhiasan berisi kalung berlian. Cukup lama ia memikirkan ini, semakin dipikirkan semakin berat hati Rayen. Ia mencari keberadaan Anna tapi sayangnya dia sudah tidak ada disana. Saat ia bertanya kepada perawat, mereka mengatakan bahwa pasien itu sudah pulang karena kondisinya tidaklah begitu gawat. Jeslin hanya butuh istirahat dirumah. “Aahhh, sekarang kemana aku harus mencarinya?” gerutu Rayen gusar. Ia tidak punya pilihan selain menjual kalung ini demi mengurus jasad sang ayah. Tapi Rayen juga tidak bisa menggunakan kalung ini begitu saja, rasanya mencuri lebih baik daripada menerima pemberian orang lain dan berhutang Budi padanya.Rayen berjalan gontai, tapi bayangan ayahnya yang harus segera di kremasi membuatnya sadar ia tidak bisa bersantai saat ini. Dengan cepat ia berlari keluar rumah sakit, ia berniat menjual kalung ini demi mengurus ayahnya terakhir kali.“Jika dia ingin tidur denganku, maka akan aku lakukan.” Batin R

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status