Share

Bab 90-2

“Yuki, buka pintunya. Panda mau bicara.”

Hening, tidak ada jawaban.

“Yuki, kau dengar? Buka pintunya.”

Klek.

“Kenapa selalu mengunci diri saat ada masalah?” tegur Rangga seraya mengangkat Yuki dalam gendongannya. “Bukankah kau sudah cukup besar untuk menghadapi masalah?”

Yuki mendorong dada Rangga dan merosot turun. “Kalau kalian semua menganggapku sudah cukup besar untuk menghadapi masalah, kenapa harus merahasiakan kematian Mama dariku?” tanya Yuki dengan mata melotot kesal.

Rangga duduk di ranjang kecil terbungkus selimut tebal warna merah muda bergambar salah satu tokoh film Barbie. “Duduk sini, kita bicara.”

Yuki patuh.

“Dengar, kami tidak bermaksud menyembunyikannya darimu. Hanya saja, waktunya tidak tepat. Kau tahu sendiri, Bunda dan Paman Reno sibuk mengurus kekacauan Orion sejak turun dari pesawat. Aku yang membawa abunya kembali ke Jakarta.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status