Share

Bab 88-2

GD Grup

“Bil, Papa ada di dalam?”

Nabila tersentak dan buru-buru berdiri mendengar Rangga menegurnya. “Ada, Pak. Sedang bersama Pak Martin.”

Rangga mengabaikan kalimat terakhir yang dikatakan sekretarisnya itu, kalimat yang bermaksud memintanya untuk menunggu sampai Martin keluar. Bagi Rangga saat ini, tidak ada yang lebih penting dibanding rasa ingin tahunya tentang kejadian di GOR Perjuangan yang hilang tanpa bekas dari ingatannya.

Ceklek.

Rangga membuka pintu dengan kasar yang segera disambut dengan tatapan tajam dari ayahnya. Bukan tanpa alasan Galih melakukannya, ia adalah pria yang terlahir dari keluarga berdarah ningrat yang mendapatkan pelajaran kesopanan dan tata krama sebagai pelajajaran tersendiri. Dan tindakan Rangga barusan, jauh dari kata sopan.

“Pa, ada yang mau Rangga bicarakan.”

Galih hampir membuka mulutnya untuk menegur sikap putranya, tapi tatapan Rangga padanya membuat Galih men

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status