Share

Bab 114-2

last update Last Updated: 2022-04-05 23:59:39

Lukas adalah bocah terakhir yang dijemput orang tuanya. Acara bermain bersama yang Maura gagas, berdampak positif bagi hubungan pertemanan Yuki dan perbaikan image Rangga di mata teman-teman Yuki.

“Bunda, thankyou so much.” Yuki bergelayut manja di leher Maura setelah Lukas menghilang di balik pintu lift.

“Sama-sama. Kamu bahagia?” Maura meletakkan dua tangannya di pinggang Yuki.

“Ya, sangat bahagia.”

“Oke, itu yang terpenting. Bunda sudah janji di depan nisan mamamu bahwa akan selalu membahagiakanmu.”

Cup. Cup.

Yuki mendaratkan sebuah ciuman di masing-masing pipi. “Terima kasih sudah melakukan banyak hal buatku, Bunda.”

“Kamu salah, Nak. Aku yang harus berterima kasih padamu karena sudah mengajarkan banyak hal dengan perilaku polosmu.” Maura membalas ciuman Yuki.

“Apa kalian tidak merasa melupakan seseorang?” Rangga berdiri de

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 115-1 Berhenti Berdetak

    Rangga memutar bokongnya hingga membentuk gambar maya setengah lingkaran. Matanya membola saat melihat Maura berdiri sambil merangkul bahu Yuki yang wajahnya hampir tertutup buket bunga.“Panda! Kenapa duduk di situ?! Malu. Sudah tua masih saja merajuk.” Yuki mengintip dari pinggiran buket yang dibawanya.Rangga bangkit perlahan, menyesuaikan kekuatan lututnya yang belum sepenuhnya pulih.“Ini, Yuki beli buket besar untuk Panda. Sudah, jangan merajuk lagi.” Yuki meluruskan lengannya dan menjauhkan buket dari tubuhnya.Rangga berjalan cepat kemudian berlari menghampiri Yuki. Dua lengan kokohnya meraih Yuki dan buket bunga dalam pelukan.“Kau membuat jantungku berhenti berdetak,” gumam Rangga di antara rambut yang berserakan di wajahnya. “Jangan pernah pergi tanpa pamit. Kau mengerti?!” Kali ini kalimatnya penuh nada peringatan yang tegas.“Kak, turunkan Yuki. Kau menyakitinya,” tegur

    Last Updated : 2022-04-08
  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 115-2

    Maura sedang bersandar di sofa kamar inap, mengistirahatkan kaki dan punggungnya yang terasa pegal. Yuki sudah pulang bersama Reno dan mereka berjanji akan kembali besok siang setelah Yuki pulang sekolah. Setelah tadi memastikan Rangga sudah terlelap dan napasnya mulai lega, Maura memutuskan untuk memejamkan matanya sejenak.Drtt. Drtt. Drtt.Getar ponsel di atas meja pasien mengejutkan Maura. Tangannya terulur meraih ponselnya dan melihat daftar panggilan.“Mama Aya, 15 panggilan tidak terjawab. Rupanya aku tertidur cukup lelap. Ada apa, ya? Sepertinya terjadi sesuatu,” gumam Maura sambil mengutak-atik ponselnya.“Siapa?”Maura berpaling menatap Rangga yang sedang melepas kanul oksigennya. “Sudah bangun? Kenapa dilepas?”“Aku tidak sesak dan selang ini membuat hidungku gatal. Merangsangku untuk bersin. Hatchiiu ...!”“Kakak mau makan apa? Buah mau gak?”“Siapa y

    Last Updated : 2022-04-08
  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 116-1 Habis Tak Bersisa

    “Keluarga pasien Armand!” teriak salah seorang suster yang baru keluar dari pintu ICU. “Keluarga pasien Armand!” ulang suster itu sambil melihat berkeliling.“Kami keluarganya,” Rangga yang pertama kali menjawab karena Soraya dan Maura hanya diam terpaku.“Dokter ingin bicara, Pak.” Suster itu merentangkan tangan kanannya meminta Rangga masuk.Rangga segera masuk, meninggalkan Soraya dan Maura yang saling mengaitkan tangan dan bergerak perlahan mengikutinya.“Anda keluarga Pak Armand?” tanya dokter berkacamata dengan aksen luar pulau yang sangat kental.“Ya, saya menantunya.”“Pak Armand sudah beberapa kali mengalami serangan jantung sejak dia dirawat di sini. Dengan sangat menyesal kami harus beritahukan bahwa nyawanya tidak tertolong. Kami sudah berusaha menyelamatkannya, tapi Tuhan berkata lain.”“Bukankah kalimat ini terlalu klise, Dok?&rdquo

    Last Updated : 2022-04-12
  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 116-2

    Griya Tawang“Sayang, aku sudah buatkan susu dan bubur manado kesukaanmu. Bangunlah, ini hari kelima kau tidak merespon setiap perkataanku. Ayolah ....” Rangga berdiri di samping ranjang dengan nampan kayu di tangannya.“Aku tidak lapar, Kak.”“Kau boleh saja tidak merasa lapar, pikirkan anak kita, Ra!”Maura menggerakkan kepalanya sedikit, menghindari tatapan Rangga. “Aku sungguh tidak lapar, Kak.”Rangga meletakkan nampan di atas nakas dan merogoh sakunya. “Oke, aku akan telfon ambulans untuk membawamu ke rumah sakit!” ancam Rangga sungguh-sungguh.“Aku tidak perlu ke rumah sakit, Kak.”“Baiklah, terserah kau saja.” Rangga berbalik pergi dengan menahan marah.“Bagaimana?” Hanna terlihat khawatir.Rangga menggelengkan kepala lemah. “Dia tetap tidak mau makan. Ma, tolong bujuk Maura agar dia mau makan. Kasihan bayi dalam

    Last Updated : 2022-04-12
  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 117-1 Tante Peri

    Rangga mengulurkan tangannya meminta Yuki menyerahkan gawai miliknya. “Yuki, kasih lihat Panda!” tegurnya tegas.Yuki diam beberapa saat dalam posisi melindungi miliknya. Namun kemudian, perlahan ia angkat tubuhnya dan mengangsurkan gawai warna putih pada Rangga tanpa melihat.Rangga menerimanya dan membaliknya cepat, memeriksa siapa yang melakukan panggilan video mencurigakan tadi. Sayangnya, layar telah berubah gelap. Rangga membuka kunci layar dan mencari dalam riwayat panggilan.‘Tante Peri,’ bacanya dalam hati. ‘Siapa dia sebenarnya? Kenapa tidak ada kontak baru tersimpan?’“Aplikasi apa yang dia pakai untuk menghubungimu?”Yuki menggeleng dengan wajah tersembunyi di balik bantal.“Oke, Panda akan cari tahu sendiri. Jangan salahkan Panda kalau sampai berbuat kasar ke Tante Perimu karena kamu menutupinya begitu rapat.”Rangga keluar kamar dengan membawa serta gawai Yuki.

    Last Updated : 2022-04-16
  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 117-2

    Yuki tertunduk.“Yuki, kita sudah sepakat bahwa tidak ada rahasia antara kita berdua. Kita sepakat menjadi teman baik, bukan?” Maura menelengkan kepala agar dapat melihat mimik Yuki.Perlahan, Yuki mengangguk. “Tapi, Tante Peri bilang, ini harus dirahasiakan. Katanya, Bunda dan Panda tidak akan suka kalau tahu.”‘Siapa lagi ini? Beraninya memberi pengaruh buruk pada Yuki!’ geram Maura dalam hati. “Apa itu yang Vivian ajarkan padamu selama ini?”Yuki cepat-cepat menggeleng. “Tidak. Mama selalu bilang kalau antara ibu dan anak harus saling terbuka. Tapi, Yuki sekarang sudah tidak punya mama.”Maura memejamkan mata sejenak, berusaha menguasai diri. Siapapun tante peri yang Yuki maksud, jelas dia membawa pengaruh buruk pada gadis kecil ini. Maura membenarkan tindakan Rangga dalam hati.“Yuki, sejak Vivian meninggal, siapa yang kau anggap sebagai pengganti mamamu?”Kep

    Last Updated : 2022-04-16
  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 118-1 Meet Up

    “Aku minta, jangan ikut campur dalam masalah ini, Kak. Bisa?” pinta Maura serius. “Permintaan macam apa itu?! Aku tidak bisa biarkan kalian berdua menghadapi bahaya sendirian, bukan?” “Bahaya? Bahaya apa?!” Maura mulai kesal dengan sikap curiga Rangga yang berlebihan. “Dia hanya seorang wanita, Kak. Kejahatan apa yang bisa dia lakukan padaku?” tanya Maura polos. “Hhh ... kau masih saja terlalu polos, Amor. Coba kau ingat lagi apa yang sudah Amelia dan Anggita lakukan padamu. Mereka wanita-wanita berbahaya yang ada di sekitarmu. Masih ada yang lebih berbahaya dari mereka di dunia ini.” Maura termenung, Rangga benar. Dia terlalu polos dalam menilai orang, hampir tidak menaruh kecurigaan. “Aku akan minta Pic mengawasimu dari jauh.” Sebuah senyuman tersungging di bibir Maura. “Picolo? Yakin? Bukannya kemarin ada yang cemburu sama Mas Pic, ya?” sindir Maura sambil tersenyum jenaka. “Mau tak mau. Dia satu-satunya yang bisa a

    Last Updated : 2022-04-19
  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 118-2

    Alina terbeliak kagum. “Wah ... benar kata Reno, tidaklah mudah mengelabuimu. Ckckck.”“Jelaskan padaku, apa maksudnya ini?”Alina berdehem sekali dan mulai menjelaskan. “Jadi gini, kedai es krim ini adalah salah satu usaha yang aku rintis. Karena baru beberapa bulan opening, pengunjungnya belum terlalu ramai. Jadi, aku mengajakmu dan Yuki kemari sekaligus untuk menilai kualitas produk --.”“Al ....”“Oke. Alasan sebenarnya adalah Rangga tidak mengizinkan kalian keluar tanpa pengawasan. Jadi, aku memilih tempat ini. Satu-satunya tempat yang bisa menerima pegawai baru tanpa melalui proses yg rumit karena ini milik pribadi.”“Dan pria tadi? Aku tidak salah mengenalinya, bukan?”Alina mendesah pasrah. “Seratus persen benar.” Alina mencondongkan tubuhnya ke depan. “Tapi bagaimana kamu bisa mengenalinya, Kak? Reno bilang, dia pegawai baru dan belum

    Last Updated : 2022-04-19

Latest chapter

  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 131-2

    Vila Danutirta, Bandung“Gimana, Han? sudah dapat tiket pesawatnya?” tanya Jelita gelisah. “Kasihan Alina dan Rangga, mereka belum pernah menemani ibu bersalin, pasti bingung dan panik.” Jelita mondar-mandir seperti kain pel.“Belum, Bu. Penerbangan hari ini penuh semua. Tiket kereta juga ludes sampai besok,” lapor Hanna tak kalah gelisah.“Haduh ... kenapa bisa habis semua di saat seperti ini? Galih, kamu sudah hubungi Galih dan Reno? Biasanya otak pria bisa berpikir cepat saat situasi mendesak begini.”Hanna menggeleng. “Mas Galih dan Reno sedang berada di kawasan proyek, Bu. Ponselnya dinonaktifkan.”“Astaga, ya Allah Gusti ...! Kok bisa barengan begini, sih?!” Jelita menepuk kedua pahanya putus asa.Yuki yang tidak mengerti apa yang sedang terjadi, hanya bengong sambil kepalanya bergerak mengikuti Hanna dan Jelita bergantian.Jelita melambaikan tangannya denga

  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 131-1 Perjuangan Panjang

    Rangga sedang iseng mengintip isi kantong belanjaan yang tergeletak di atas ranjang manakala telinganya mendengar seruan panik dari dalam kamar mandi. Rangga bergegas ke kamar mandi, melihat Maura sedang berdiri berpegang erat pada pinggiran wastafel, tapi mimiknya tidak menyiratkan kesakitan, membuat Rangga menurunkan kewaspadaannya.“Ada apa?” tanya Rangga tenang.“Balonnya meletus,” ucap Maura bingung.Rangga mengedarkan pandangan ke arah langit-langit, mencari bohlam yang pecah. “Mana? Gak ada yang pecah, kok.”“Ini, yang di sini.” Maura menunjuk ke bawah kakinya.“Astaga! Ini balon apa yang pecah, kok isinya air keruh?!” panik Rangga. “Jangan-jangan ... ini ketuban, ya?” tebak Rangga sambil menatap Maura meminta penjelasan.“Sepertinya begitu.”Rangga bergegas mengangkat Maura, membawanya keluar dan membaringkannya di ranjang.“Jangan

  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 130-2

    “Hoek, hoek!” Maura bersandar lemas di depan pantry dengan kran menyala deras. Di sampingnya, Alina dengan telaten memijat lembut tengkuknya. “Maura kenapa, Al?” Rangga yang penuh keringat setelah bermain tenis bersama Kirman terlihat cemas. “Entahlah, sejak tadi pagi sudah begini.” Alina meraih selembar tisu untuk mengusap peluh yang membasahi leher dan dahi Maura. “Sini, biar aku saja.” Rangga menggantikan Alina, memijit tengkuk dan mengusap peluh. “Masih mau muntah?” tanyanya lembut. Maura menggeleng. “Aku mau duduk, Kak.” Rangga dengan sigap menggendong Maura, membawanya ke kursi goyang kayu kesayangan eyang kakungnya. “Duduk sini dulu, aku ambilkan minum.” “Aku mau teh lemon madu hangat,” sahut Maura cepat. “Oke, segera datang.” Rangga melesat kembali ke dapur bersih dan sibuk menyiapkan teh yang Maura minta. “Kak, apa masih ingin muntah? Perlu aku ambilkan baskom kecil?” tanya Alina seraya mendekat.

  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 130-1 Keluargaku Duniaku

    Rangga, Hanna dan Galih kompak mengernyit jijik melihat isi gelas yang Jelita sodorkan ke depan Maura. Sedangkan wanita hamil itu, dengan mata membeliak, mengintip ke dalam gelas dan penasaran pada isinya.“Sudah, jangan intip-intip. Minum!” desak Jelita lagi.Maura memasang wajah memelas. “Eyang, boleh tidak kita lewati saja tradisi yang ini?”Jelita menggeleng.“Kalau minumnya setelah makan?” tawar Maura lagi.“Bisa-bisa kamu makin eneg dan muntah nanti,” celetuk Rangga, membayangkan dirinya yang meminum ramuan Jelita.Maura mendelik marah ke arah Rangga yang memasang wajah tanpa dosa. “Kalau begitu, biar dia saja yang mewakili Maura, Eyang!” ketus Maura sambil terus menatap Rangga kesal.“Hush! Yang hamil kamu, yang lahiran kamu, masa’ iya yang minum jamu Rangga?” Jelita tersenyum memahami kekesalan Maura, tapi gelas di tangannya tetap teguh di depan waja

  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 129-2

    Jelita tersentak melihat Maura berdiri di tengah ruangan dengan lengan menggamit Rangga dan tangan lainnya menggandeng Yuki. Di belakangnya, ada Hanna dan Galih. “Lho, kalian?” heran Jelita sampai tidak bisa berkata-kata. Warsih yang pertama kali tanggap, menarik lengan Kirman dan Barno untuk membawa koper tamunya masuk. “Ayo, kopernya diurus dulu,” bisiknya memberi perintah. “Trus, urusan cacing ini gimana, Mbak?” protes Barno. “Tahan dulu!” hardik Warsih sambil melotot kesal. “Ehhem! Kalian ke belakang dulu, buatkan Maura minuman hangat.” Kumpulan abdi dalem itu pun membubarkan diri dengan wajah penasaran tentang apa yang terjadi pada majikannya. Jelita berdiri, mempersilakan tamunya duduk di sofa tengah. Sikapnya kaku dan canggung, membuat Galih dan lainnya merasa makin bersalah. “Kenapa tiba-tiba datang tanpa kasih tahu dulu? Ada apa?” tanya Jelita datar. Galih dan Hanna duduk mengapit Jelita. “Bu, kami datang untuk

  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 129-1 Hal Terindah

    Puri Mangkunegaran 15, Yogyakarta“Sih, Warsih! Ayo, jangan lama-lama. Keburu siang nanti.” Jelita berpaling ke belakang sambil merapikan sanggulnya.Warsih tergopoh-gopoh masuk dari pintu belakang. “Maaf, Ndoro. Saya baru selesai bantu Kirman motong ayam,” ujarnya sambil membenahi kebayanya yang berantakan.“Ya, sudah. Tolong kamu panggilkan Barno, minta dia untuk mengantar kita ke pasar.” Jelita menjinjing tas belanja yang terbuat dari anyaman plastik warna-warni kesayangannya dan berjalan mendahului Warsih ke teras.Nyatanya, Barno sedang sibuk mengelap mobil kuno warna hijau pastel yang bagian atasnya berbentuk lengkung. Melihat majikannya mendekat, Barno bergegas membuka pintu penumpang.“Sudah selesai bersih-bersihnya?” tanya Jelita seraya memeriksa hasil kerja abdinya.“Sampun, Ndoro.” Barno memeras kanebo sebelum memasukkannya ke dalam kotak plastik warna k

  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 128-2

    “Kenapa? Gak suka aku temani? Atau aku ganggu momen kamu ketemuan sama mantan pacar?” goda Rangga dengan wajah serius.“Kamu becanda apa beneran, sih? Kok serius banget mukanya?” panik Maura. “Aku ketemuan sama Rissa, bukan Evan, itupun karena gak sengaja. Dan Evan bukan mantan pacarku, Kak.”Rangga tergelak. “Oke, percaya. Masih mau ngobrol atau kita pulang sekarang?” tawar Rangga seraya bangkit dari kursi. Ekor matanya menangkap sososk Evan sedang mencari mereka.“Pulang.” Maura meraih tasnya dan mencium pipi Rissa sekilas. “Kapan-kapan kita sambung lagi,” pamitnya.Sret.Sejurus kemudian, Maura sudah berada dalam dekapan lengan kokoh Rangga. Kedua matanya melebar seolah bertanya apa yang sedang Rangga lakukan.“Biar lebih cepat!” sahut Rangga singkat. “Mang, tolong belanjaannya, ya.”Jajang keluar dari balik pilar besar dan mengangguk sa

  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 128-1 Best Partner

    Ibu jari Galih berhenti bergerak, diam terpaku di tulang pipi Hanna. Jelas sekali bahwa dia terkejut mendengar berita perihal kepulangan Jelita.“Ibu pulang? Kapan? Kenapa?”“Pagi tadi, kata Jajang. Alasan pastinya aku tidak tahu, tapi dari nada bicaranya saat menelfonku pagi ini, sepertinya ibu kecewa pada kita.” Hanna tertunduk sedih. “Selama lebih tiga puluh tahun menjadi menantunya, belum pernah aku dengar nada kecewanya terlontar untukku.”“Han, lihat aku.” Galih menarik dagu Hanna naik. “Kita tidak bisa selalu memuaskan orang lain. Tidak apa-apa terkadang salah dan mengecewakan, kita manusia.”Hanna tahu, suaminya berusaha menghiburnya, tapi kata-katanya makin membuat Hanna terbebani. “Apa kamu tahu salah kita di mana, Mas? Apa karena kita tidak memberitahunya tentang Alina? Aku tidak menyangka ibu akan begitu kecewa, padahal—.”“Stt, sudah. Jangan terus memik

  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 127-3

    Ruang VVIPAlina sudah kembali ke ruang perawatan. Dua jam di dalam ruang tindakan, membuat Maura menggigil karena terpaan AC dan ingatan masa lalu yang menghantuinya tanpa henti. Hanna tampak cemas melihat anak dan menantunya sama-sama pucat.“Ra, apa perlu mama minta Tante Siska buka satu kamar buat kamu?” Hanna meremas jemari Maura yang dingin.“Tidak perlu, Ma. Sebentar lagi juga mendingan,” kilah Maura sambil memasang senyum.“Ren, Reno!” Hanna meninggikan suaranya agar Reno terbangun.“Ehh, ya? Ada apa, Ma?” gagap Reno.“Ada apa gimana, sih? Tolong kamu jaga Alina, ini Maura kedinginan.” Hanna kesal dengan sikap menantunya.Reno bergegas menghampiri ranjang dan memeriksa keadaan istrinya. Sesekali menutup mulutnya yang tidak berhenti menguap.Beruntung Rangga datang dan mengambil alih perawatan Maura, meringankan kecemasan Hanna. Ketika dua pasang anak mantunya s

DMCA.com Protection Status