Share

Pemindahan Perawatan

Author: Nayandra78
last update Last Updated: 2022-04-20 09:38:24

“I-ini kan, d-dia …” ucap Rangga terbata-bata, keringat mulai membasahi keningnya. Malihat itu, tentu saja membuat Zaldi terkejut.

“Ga, ada apa?”

“B-ba-baju ini Zal, aku tahu siapa pemakainya. Karena tadi siang wanita itu yang sudah menyelamatkan nyawaku,” jawab Rangga, membuat Zaldi kaget bukan kepalang.

“Apa maksudmu, Ga?”

Flash back on***

Saat aku baru saja keluar dari kantor pengacara untuk menyerahkan data-data kelengkapan gugatan kerjasama dengan salah satu relasi bisnis, tiba-tiba saja dua unit motor menghentikan laju kendaraan yang sedang kukemudikan. Disebuah tempat yang tidak terlalu ramai, dua orang menghampiriku dan mengetuk kaca pintu mobilku.

Tok! Tok! Tok!

Akupun hanya membuka sedikit kaca mobilku.

“Turun!” ucap salah seorang dari mereka dengan mendelikan kedua matanya.

“Turun atau kuhancurkan mobilmu sekalian!” kembali orang itu mengeluarkan ancaman.

Dengan ketakutan, terpaksa kuikuti kemauannya. Kemudian kedua orang itu menarikku dan menghempaskan tubuhku mepet dengan mobilku. Dengan gerakan secepat kilat, orang itu mengunci tubuhku dengan posisi lengan kirinya mengapit leherku, sementara tangan kanannya telah memegang pisau lipat dan ditempelkan kepipiku.

“Jangan bergerak, atau benda dingin dan tajam ini akan menyentuh tepat di jantungmu! Cepat, kalian periksa tas dan isi mobilnya!” Orang itu mengancamku dan berteriak memerintah pada ketiga orang lainnya.

“Hei! B*nc* lu pada ya, beraninya keroyokan sama orang tua? Sini lu hadapin gue!” Sebuah teriakan lantang dari seorang perempuan muda, mengalihkan perhatian semua orang di sana. Dengan gayanya yang sudah memasang kuda-kuda siap untuk bertarung, membuat keempat kawanan itu terpancing emosi. Karena mereka menganggap yang menantang mereka kali, ini hanya seorang wanita kurus yang sok jago dan ingin jadi pahlawan.

“Hei cantik, gosah ikut campur urusan orang! Mendingan tunggu bentaran, setelah selesai dengan tua bangka ini, kita senang-senang. Ok sayang?” jawab salah seorang dari mereka seraya mengedipkan matanya pada wanita itu.

Pletak!

Sebuah batu tepat mengenai kepala seseorang yang kepalanya botak, darah segar mengucur karena batu tersebut rupanya tajam.

“Br*ngs*k! Kalian, bereskan wanita itu!” hardiknya yang masih mengunci leherku.

Nampak dua orang laki-laki itu bergerak cepat kearah wanita tadi, dengan sigap dan hanya dengan beberapa pukulan saja, kedua orang tadi kewalahan dan nyaris pingsan dibuatnya. Hingga akhirnya laki-laki yang mengancamku itu melepaskan kunciannya, langsung berlari kearah wanita jagoan itu. Namun sayang, nasibnya pun tak kalah berbeda dengan kedua temannya yang lain. Bahkan jika tidak keburu mengucapkan kata ampun, mungkin orang itu sudah dibabat habis oleh perempuan itu.

Tanpa ba bi bu lagi, keempat orang tadi langsung melarikan diri. Dan wanita itu kemudian mendekatiku, “Bapak terluka? Mari saya lihat,” ucapnya sopan dan lembut.

“Tidak, Nak. Saya tidak apa, terima kasih karena sudah menolong bapak. Kalau tidak ada Nak, mungkin bapak sekarang sudah tak selamat lagi,” jawabku penuh rasa syukur.

“Baiklah, kalau begitu saya pamit pak. Lain kali jangan biasakan jalan sendirian, apalagi di jalan sepi kaya gini,” ujar wanita itu seraya membalikkan badannya dan berlari menghampiri kendaraan roda dua sport miliknya, tanpa sempat untuk berkenalan sebelumnya.

Flash back off***

“Itulah yang terjadi tadi siang Zal, aku yakin wanita yang di dalam sana, adalah wanita yang sama dengan penolongku tadi.” Rangga membeberkan kronologis kejadian yang dialaminya, dengan sorot mata yang berharap sahabatnya itu mempercayai yang diucapkannya pada akhir kisahnya.

“Tapi banyak perempuan yang memiliki blouse seperti ini Ga, kita belum tahu juga nama wanita yang sudah membantumu. Mungkin saja itu orang lain,kan?” Zaldi menyanggah ucapan sahabatnya.

“Aku yakin itu dia, Zal. Kalau tidak, kenapa hatiku menolak saat tadi kamu mengajakku meninggalkannya untuk membuat laporan ke kantor polisi. Sekarang aku tahu jawabannya, Zal,” sahut Rangga tetap keukeuh pada pendiriannya.

“Baiklah, anggaplah itu benar. Lalu apa yang akan kamu lakukan untuk membantunya?” Zaldi melontarkan pertanyaan yang seketika membuat Rangga kembali berseri.

“Kamu harus membantuku, Zal!” Kemudian Rangga membeberkan rencana yang ia miliki dengan berbisik di telinga Zaldi, membuat sahabatnya itu membelalakan matanya dengan sempurna.

“Kamu yakin, Ga?” Seakan ingin memastikan niat sahabatnya itu, yang langsung mendapat jawaban dari pertanyaannya dengan sebuah anggukan kepala.

“Belum pernah aku seyakin sekarang ini, Zal.” Rangga menjawab pertenayaan Zaldi tanpa ada keraguan sedikitpun dibenaknya.

Mendengar jawaban dari sahabatnya itu Zaldi pun tersenyum, dan menepuk pelan bahu Rangga seraya berlalu dari hadapan Rangga untuk melaksanakan rencana yang dimiliki mereka berdua. Sementara Rangga masih tetap duduk di tempat semula sambil menunggu sahabatnya, ia kembali menatap nanar pada benda di dalam plastik bening yang sedang ia pegang saat ini.

“Apa yang terjadi denganmu, Nak? Siapa yang telah tega melakukan hal sekeji ini padamu? Bertahanlah, Nak. Aku akan membantumu, seperti kamu yang tanpa ragu telah menolongku,” gumam Rangga dalam hatinya, tanpa ia sadari setetes air mata lolos mengalir di pipinya.

“Permisi, pak. Bisa kita bicara sebentar?” tanya seorang pria menghampiri Rangga.

Rangga tersentak dengan kehadiran pria itu, kemudian memandang wajahnya dengan seksama, seakan sedang meneliti dan mengingat-ingat apakah dirinya kenal dengan orang itu atau tidak.

“Saya Dokter yang menangani pasien yang bapak bawa tadi, ada yang ingin saya tanyakan,” ucap pria itu, ternyata adalah seorang dokter yang menangani wanita itu.

“Oya Dok, maaf saya masih bingung. Ada apa, Dok?” Rangga langsung mencecar dokter itu dengan pertanyaan.

“Begini, pak. Tanpa sengaja saya tadi mendengar, kolega bapak mengajukan pemindahan perawatan pasien, dengan alasan pribadi …” sang Dokter menjeda sejenak ucapannya.

“Kalau boleh saya tahu, apa bapak meragukan kemampuan rumah sakit ini dalam menangani pasiennya?” Dokter itu pun kemudian melanjutkan perkataannya, matanya menatap tajam pada Rangga menuntut jawaban yang jelas darinya.

“Bukan seperti itu maksud saya, Dok. Hanya saja, saya ingin bisa selalu memantau keadaan wanita itu. Kalau di sini, terlalu jauh jaraknya, meski masih bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan. Hanya saja, satu jam yang diperlukan untuk ke sini, saya rasa terlalu lama. Makanya saya akan membawanya ke tempat kolega saya bekerja,” beber Rangga menjelaskan alasannya.

“Baiklah, saya harap memang itu alasannya.” Dokter itu berkata seakan belum yakin dengan jawaban yang dilontarkan Rangga barusan.

“Apa maksud Anda? Alasan apa yang harus saya miliki saat ini? Bahkan saya tidak mengenal siapa yang di dalam sana! Saya hanya ingin menolongnya, itu saja!” Rangga hampir meledak emosinya, saat orang yang ada dihadapannya ini meragukan jawabannya.

Related chapters

  • LIKU-LIKU CINTA SANG CEO CANTIK   Situasi Darurat

    “Baiklah, saya menghargai privasi Anda. Satu hal yang harus saya katakan, saya lupa tadi menyampaikannya, bahwa pasien saat ini sedang mengandung janin berusia sekitar enam minggu.”“A-apaa? Hamiiil?” Rangga menatap wajah dokter itu dengan ekspresi terkejut bukan main. “Ya, itu saja yang ingin saya sampaikan. Permisi!” Dokter itu kemudian berdiri dan berlalu meninggalkan Rangga yang masih terkejut dengan informasi yang baru saja didengarnya.Pria itu masih duduk tepekur dikursi, bergelut dengan pikirannya sambil menunggu Zaldi menyelesaikan urusan administrasi. Jelas sekali terlihat wajah kusutnya, seakan tengah menyimpan beribu beban dipundaknya. “Ga, Aku sudah menyelesaikan semuanya. Wanita itu sedang dalam proses persiapan pemindahan perawatan,” beber Zaldi yang tiba-tiba saja sudah duduk bersama Rangga.Zaldi yang melihat sahabatnya itu hanya diam tanpa menunjukan ekspresi apapun, merasa heran. Tak biasanya Rangga mengacuhkan ucapan dirinya seperti saat ini.“Ada apa lagi, Ga?” Z

    Last Updated : 2022-04-20
  • LIKU-LIKU CINTA SANG CEO CANTIK   Apa Yang Sudah Kulakukan

    “Wanita yang kau tolong itu, sekarang ….”“Sebentar Zal, wanita yang mana?” Rangga menatap sahabatnya dengan raut wajah yang bingung.“Hah sudahlah! Ikut saja denganku!” Zaldi pun kemudian mengambil jas putihnya kemudian kembali berlari tanpa mengindahkan sahabatnya itu mengikutinya atau tidak. Masih dalam kondisi belum sepenuhnya tersadar dengan keadaan, Rangga pun mengikuti Zaldi berlari menyusuri koridor rumah sakit. Setelah melihat sahabatnya itu memasuki ruang ICU, langkahnya terhenti dan tercenung sejenak, ‘Siapa yang di dalam sana? Mengapa Zaldi terlihat begitu panik?’ Monolognya dalam hati.Meskipun begitu ia akhirnya tetap melanjutkan langkahnya, menuju ruangan di mana Zaldi sedang melakukan tugasnya. Dirinya berdiri mematung memperhatikan sahabatnya yang seperti sedang dilanda kepanikan luar biasa di dalam sana. Tak lama kemudian masuk seseorang yang ia tahu bahwa itu adalah dokter ahli kandungan. Seorang perawat hendak menutup tirai

    Last Updated : 2022-04-20
  • LIKU-LIKU CINTA SANG CEO CANTIK   Kenyataan Yang Mengecewakan

    “Apa ini?”Tertera Zora Intan Prameswari disampul surat, berlogo sebuah klinik kesehatan. Bergegas pria itu membuka surat tersebut, seketika itu pula matanya terbelalak kala ia telah membaca semua yang tertulis dalam surat itu.“Ya Tuhan! Apa yang sudah kulakukan?” Pria itu terduduk lemas diatas kasur, sembari mengusap wajahnya kasar dan bergumam.“Jadi, kamu sedang mengandung buah hati kita sayang? Karena itukah, kamu mendesakku untuk segera menikah?” Kembali laki-laki itu mengungkapkan penyesalannya, bahkan kini tanpa ia sadari tetesan air matanya mulai membasahi kedua pipinya.Wajah tampan nan rupawan itu kini tergugu, kala menyadari kekeliruannya. Semakin lama tangisan itu berubah menjadi raungan yang menyesakkan. Tiba-tiba saja ia bangkit dan berlari menuju balkon tempatnya tadi ia bersantai, seperti orang gila ia mencari-cari serpihan kecil foto mereka yang sudah ia hancurkan, kini dipungutinya satu per satu serpihan itu bersama uraian air m

    Last Updated : 2022-04-20
  • LIKU-LIKU CINTA SANG CEO CANTIK   Sang Perawat Tamak

    Namun semua mimpi dan harapannya lenyap, saat suatu hari Hendrick memberikan sebuah kenyataan yang membuat Rangga sangat murka. Dan hal inilah yang disesalinya hingga kini ….Hendrik yang saat itu telah dijodohkan dengan salah satu keluarga bangsawan dari suku Jawa, menolak perjodohan itu dengan dalih bahwa ia telah jatuh cinta dengan seorang wanita cantik yang dikenalnya kala menunaikan ikatan dinas kedokterannya di sebuah desa terpencil. Bahkan dalam waktu dekat berniat akan melamarnya.Mendengar jawaban jujur dari putranya itu, Rangga murka dan memberikan pilihan pada Hendrik. Menikah dengan wanita pilihan Rangga, atau tetap menikahi wanita pilihan putranya, tapi harus rela kehilangan semua fasilitas yang ia miliki sekarang.Hendrick yang saat itu sudah merasa yakin dengan pilihannya, akhirnya memilih melepaskan semuanya, ia pergi hanya menggunakan pakaian yang melekat dibadannya. Hal itu sungguh diluar perkiraan Rangga, bahwa putranya memilih jalannya sendiri.Itulah terakhir kali

    Last Updated : 2022-06-02
  • LIKU-LIKU CINTA SANG CEO CANTIK   Akhir Dari Sang Pemburu Hadiah

    “Dokter Abram. Tapi mulai hari ini beliau mengajukan cuti, selama tiga hari. Tapi anehnya, semua perawat dan dokter yang terlibat malam itu dipindah tugaskan secara mandadak. Hanya tertinggal Dokter Abram saja, termasuk saya sendiri. Kebetulan saat pasien datang, saya baru saja berganti shiff. Jadi tidak ikut dimutasi, entah itu suatu kebetulan belaka atau juga sebuah konspirasi. Saya tidak tahu,” tutur perawat itu menjelaskan.Mendengar informasi yang diberikan barusan, pria yang sejak tadi hanya diam menyimak, tiba-tiba mengeluarkan ponselnya dan kemudian menghubungi seseorang.“Hallo Boss, kami dapatkan informasi dari salah seorang perawat yang bertugas,”[ …]“Baik, Boss!” Kemudian pria itu memberikan ponselnya pada perawat tersebut, sang boss ingin bicara langsung dengan yang bersangkutan.“Ya, ha-hallo?” Perawat itu menyapa dengan terbata-bata karena didera gugup yang menyerangnya tiba-tiba.[ … ]“Iya benar, Tuan, apa yang saya ketahui sudah saya sampaikan pada mereka. Dan mer

    Last Updated : 2022-06-16
  • LIKU-LIKU CINTA SANG CEO CANTIK   Aku Percaya Padamu Kawan

    Suasana malam kali ini belumlah terlalu larut, tapi karena tempat yang sedang dituju oleh Rangga kali ini adalah sebuah daerah yang sangat terpencil, maka terasa begitu mencekam. Ditambah lagi lampu penerangan dari PLN, belum sampai di tempat tersebut. Rimbunnya pohon-pohon besar disepanjang jalan, membuat bulu kuduk meremang bagi siapun yang melewati jalan itu.Dari kejauhan yang tersorot oleh lampu mobil yang sedang dikemudikan oleh Rangga, nampak sesosok wanita dengan pakaian compang-camping berusaha menghentikan laju mobilnya. Tentu saja hal itu membuat jantung Rangga seakan berhenti seketika, dan kemudian melambatkan kecepatan kendaraannya. Terlihat wanita itu berjalan lemah dan sempoyongan ke arah mobilnya, kemudian ambruk seketika. Rangga pun dengan segera menghentikan kendaraannya, tapi tidak langsung menghampiri wanita itu. Dirinya masih dalam keadaan waspada dan memperhatikan sekeliling, khawatir jika dirinya masuk kedalam perangkap orang jahat. Tangannya mencari

    Last Updated : 2022-04-20

Latest chapter

  • LIKU-LIKU CINTA SANG CEO CANTIK   Akhir Dari Sang Pemburu Hadiah

    “Dokter Abram. Tapi mulai hari ini beliau mengajukan cuti, selama tiga hari. Tapi anehnya, semua perawat dan dokter yang terlibat malam itu dipindah tugaskan secara mandadak. Hanya tertinggal Dokter Abram saja, termasuk saya sendiri. Kebetulan saat pasien datang, saya baru saja berganti shiff. Jadi tidak ikut dimutasi, entah itu suatu kebetulan belaka atau juga sebuah konspirasi. Saya tidak tahu,” tutur perawat itu menjelaskan.Mendengar informasi yang diberikan barusan, pria yang sejak tadi hanya diam menyimak, tiba-tiba mengeluarkan ponselnya dan kemudian menghubungi seseorang.“Hallo Boss, kami dapatkan informasi dari salah seorang perawat yang bertugas,”[ …]“Baik, Boss!” Kemudian pria itu memberikan ponselnya pada perawat tersebut, sang boss ingin bicara langsung dengan yang bersangkutan.“Ya, ha-hallo?” Perawat itu menyapa dengan terbata-bata karena didera gugup yang menyerangnya tiba-tiba.[ … ]“Iya benar, Tuan, apa yang saya ketahui sudah saya sampaikan pada mereka. Dan mer

  • LIKU-LIKU CINTA SANG CEO CANTIK   Sang Perawat Tamak

    Namun semua mimpi dan harapannya lenyap, saat suatu hari Hendrick memberikan sebuah kenyataan yang membuat Rangga sangat murka. Dan hal inilah yang disesalinya hingga kini ….Hendrik yang saat itu telah dijodohkan dengan salah satu keluarga bangsawan dari suku Jawa, menolak perjodohan itu dengan dalih bahwa ia telah jatuh cinta dengan seorang wanita cantik yang dikenalnya kala menunaikan ikatan dinas kedokterannya di sebuah desa terpencil. Bahkan dalam waktu dekat berniat akan melamarnya.Mendengar jawaban jujur dari putranya itu, Rangga murka dan memberikan pilihan pada Hendrik. Menikah dengan wanita pilihan Rangga, atau tetap menikahi wanita pilihan putranya, tapi harus rela kehilangan semua fasilitas yang ia miliki sekarang.Hendrick yang saat itu sudah merasa yakin dengan pilihannya, akhirnya memilih melepaskan semuanya, ia pergi hanya menggunakan pakaian yang melekat dibadannya. Hal itu sungguh diluar perkiraan Rangga, bahwa putranya memilih jalannya sendiri.Itulah terakhir kali

  • LIKU-LIKU CINTA SANG CEO CANTIK   Kenyataan Yang Mengecewakan

    “Apa ini?”Tertera Zora Intan Prameswari disampul surat, berlogo sebuah klinik kesehatan. Bergegas pria itu membuka surat tersebut, seketika itu pula matanya terbelalak kala ia telah membaca semua yang tertulis dalam surat itu.“Ya Tuhan! Apa yang sudah kulakukan?” Pria itu terduduk lemas diatas kasur, sembari mengusap wajahnya kasar dan bergumam.“Jadi, kamu sedang mengandung buah hati kita sayang? Karena itukah, kamu mendesakku untuk segera menikah?” Kembali laki-laki itu mengungkapkan penyesalannya, bahkan kini tanpa ia sadari tetesan air matanya mulai membasahi kedua pipinya.Wajah tampan nan rupawan itu kini tergugu, kala menyadari kekeliruannya. Semakin lama tangisan itu berubah menjadi raungan yang menyesakkan. Tiba-tiba saja ia bangkit dan berlari menuju balkon tempatnya tadi ia bersantai, seperti orang gila ia mencari-cari serpihan kecil foto mereka yang sudah ia hancurkan, kini dipungutinya satu per satu serpihan itu bersama uraian air m

  • LIKU-LIKU CINTA SANG CEO CANTIK   Apa Yang Sudah Kulakukan

    “Wanita yang kau tolong itu, sekarang ….”“Sebentar Zal, wanita yang mana?” Rangga menatap sahabatnya dengan raut wajah yang bingung.“Hah sudahlah! Ikut saja denganku!” Zaldi pun kemudian mengambil jas putihnya kemudian kembali berlari tanpa mengindahkan sahabatnya itu mengikutinya atau tidak. Masih dalam kondisi belum sepenuhnya tersadar dengan keadaan, Rangga pun mengikuti Zaldi berlari menyusuri koridor rumah sakit. Setelah melihat sahabatnya itu memasuki ruang ICU, langkahnya terhenti dan tercenung sejenak, ‘Siapa yang di dalam sana? Mengapa Zaldi terlihat begitu panik?’ Monolognya dalam hati.Meskipun begitu ia akhirnya tetap melanjutkan langkahnya, menuju ruangan di mana Zaldi sedang melakukan tugasnya. Dirinya berdiri mematung memperhatikan sahabatnya yang seperti sedang dilanda kepanikan luar biasa di dalam sana. Tak lama kemudian masuk seseorang yang ia tahu bahwa itu adalah dokter ahli kandungan. Seorang perawat hendak menutup tirai

  • LIKU-LIKU CINTA SANG CEO CANTIK   Situasi Darurat

    “Baiklah, saya menghargai privasi Anda. Satu hal yang harus saya katakan, saya lupa tadi menyampaikannya, bahwa pasien saat ini sedang mengandung janin berusia sekitar enam minggu.”“A-apaa? Hamiiil?” Rangga menatap wajah dokter itu dengan ekspresi terkejut bukan main. “Ya, itu saja yang ingin saya sampaikan. Permisi!” Dokter itu kemudian berdiri dan berlalu meninggalkan Rangga yang masih terkejut dengan informasi yang baru saja didengarnya.Pria itu masih duduk tepekur dikursi, bergelut dengan pikirannya sambil menunggu Zaldi menyelesaikan urusan administrasi. Jelas sekali terlihat wajah kusutnya, seakan tengah menyimpan beribu beban dipundaknya. “Ga, Aku sudah menyelesaikan semuanya. Wanita itu sedang dalam proses persiapan pemindahan perawatan,” beber Zaldi yang tiba-tiba saja sudah duduk bersama Rangga.Zaldi yang melihat sahabatnya itu hanya diam tanpa menunjukan ekspresi apapun, merasa heran. Tak biasanya Rangga mengacuhkan ucapan dirinya seperti saat ini.“Ada apa lagi, Ga?” Z

  • LIKU-LIKU CINTA SANG CEO CANTIK   Pemindahan Perawatan

    “I-ini kan, d-dia …” ucap Rangga terbata-bata, keringat mulai membasahi keningnya. Malihat itu, tentu saja membuat Zaldi terkejut.“Ga, ada apa?”“B-ba-baju ini Zal, aku tahu siapa pemakainya. Karena tadi siang wanita itu yang sudah menyelamatkan nyawaku,” jawab Rangga, membuat Zaldi kaget bukan kepalang.“Apa maksudmu, Ga?”Flash back on***Saat aku baru saja keluar dari kantor pengacara untuk menyerahkan data-data kelengkapan gugatan kerjasama dengan salah satu relasi bisnis, tiba-tiba saja dua unit motor menghentikan laju kendaraan yang sedang kukemudikan. Disebuah tempat yang tidak terlalu ramai, dua orang menghampiriku dan mengetuk kaca pintu mobilku.Tok! Tok! Tok!Akupun hanya membuka sedikit kaca mobilku.“Turun!” ucap salah seorang dari mereka dengan mendelikan kedua matanya. “Turun atau kuhancurkan mobilmu sekalian!” kembali orang itu mengeluarkan ancaman.Dengan ketakutan, terpaksa kuikuti kemauannya. Kemudian kedua orang itu menarikku dan menghempaskan tubuhku mepet dengan

  • LIKU-LIKU CINTA SANG CEO CANTIK   Aku Percaya Padamu Kawan

    Suasana malam kali ini belumlah terlalu larut, tapi karena tempat yang sedang dituju oleh Rangga kali ini adalah sebuah daerah yang sangat terpencil, maka terasa begitu mencekam. Ditambah lagi lampu penerangan dari PLN, belum sampai di tempat tersebut. Rimbunnya pohon-pohon besar disepanjang jalan, membuat bulu kuduk meremang bagi siapun yang melewati jalan itu.Dari kejauhan yang tersorot oleh lampu mobil yang sedang dikemudikan oleh Rangga, nampak sesosok wanita dengan pakaian compang-camping berusaha menghentikan laju mobilnya. Tentu saja hal itu membuat jantung Rangga seakan berhenti seketika, dan kemudian melambatkan kecepatan kendaraannya. Terlihat wanita itu berjalan lemah dan sempoyongan ke arah mobilnya, kemudian ambruk seketika. Rangga pun dengan segera menghentikan kendaraannya, tapi tidak langsung menghampiri wanita itu. Dirinya masih dalam keadaan waspada dan memperhatikan sekeliling, khawatir jika dirinya masuk kedalam perangkap orang jahat. Tangannya mencari

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status