Judul: Lenyapnya Suami Durjana.Part: 13.***"Bu Shanum," lirih Rama tak menyangka..Seulas senyum manis terukir di wajah cantik Shanum. Di kedua tangannya telah menentang plastik berisi buah dan pizza."Maaf, Ram. Saya pasti mengejutkanmu. Saya sengaja ke sini tanpa memberitahumu lebih dulu. Boleh saya masuk?" tanya Shanum.Rama mengangguk dengan pasrah.Ketika Shanum melangkah menuju sofa, ia menyipitkan mata menatap wanita yang tengah duduk di sana. 'Apa dia kekasih, Rama?' tanya Shanum dalam hati.Sukma tak memberikan respon apa-apa. Dia hanya diam seribu bahasa dengan ekspresi wajah datar."Oya, Ram. Ini saya bawakan buah dan pizza untukmu. Semoga kamu cepat pulih ya," ujar Shanum pula."Terima kasih, Bu Shanum. Maaf jadi ngerepotin," sahut Rama.Rama semakin gelisah. Ia bersalah karena telah berbohong pada atasan sebaik Shanum."Aku ingin pulang. Kau sudah tak ada yang mau dikatakan lagi, bukan?" ketus Sukma.Rama berdehem mencoba memberikan kode agar Sukma tak membahas masala
Judul: Lenyapnya Suami Durjana.Part: 14.***Semenjak Rama mengetahui kebenaran tentang Sukma, ia sudah tak merasa gelisah atau cemas lagi. Bagi Rama, Sukma tidaklah berbahaya. Namun, tetap harus waspada.Sore ini, setelah pulang bekerja, Rama kembali terpana melihat keberadaan Shanum di depan pintu rumahnya."Bu Shanum," lirih Rama."Hay, Ram! Saya harap kehadiran saya di sini tidak mengganggumu ya," ucap Shanum sambil mengukir senyum manisnya."Nggak dong, Nak Shanum! Ayo silakan masuk!" sambung Lasmi yang turut keluar.Senyum Shanum semakin mengambang. Niatnya mendekati Lasmi sepertinya tampak begitu mudah.Sedangkan Rama merasa tak nyaman ada atasannya di rumah. Karena ia ingin keluar sembari mencaritahu di mana Sukma tinggal.Namun, kehadiran Shanum menghalangi langkahnya."Hm, Bu Shanum ada perlu apa ya datang ke sini?" tanya Rama."Hus! Apa-apaan kamu, Ram! Pertanyaanmu itu nggak sopan!" hardik Lasmi sambil membesarkan matanya menatap Rama."Bukan maksudku begitu, Bu. Bu Shan
Judul: Lenyapnya Suami Durjana.Part: 15.***Lasmi sampai di rumah diantarkan Shanum menggunakan mobil pribadi miliknya. Sementara Sukma mengikuti secara sembunyi-sembunyi lewat motor tua yang ia punya.Saat Lasmi turun dari mobil, Sukma dengan cepat melancarkan aksinya. Motor tua itu kembali ia nyalakan dengan kecepatan penuh.Brak!Sukma menyenggol tubuh tua Lasmi. Ia terpental ke samping dan tangan serta kakinya tampak terluka.Sekilas Sukma melihat dari kaca spion. Lasmi menjerit kesakitan. Ia tersenyum puas dan segera melaju dengan cepat.''Itu hanya pembalasan kecil. Jika aku mau, bisa saja tadi aku langsung menabrak tubuhnya. Namun, permainan tidak akan seru kalau wanita tua bangka itu mati begitu saja,'' seru Sukma sambil tertawa di atas motornya.Shanum yang melihat Lasmi tersenggol motor, ia pun tak jadi menyalakan mesin mobilnya."Tante!" teriak Shanum.Tak lama kemudian Lena datang."Lho, Ibu ... kenapa bisa jadi begini?" tanya Lena panik."Tadi, Tante Lasmi disenggol mot
Judul: Lenyapnya Suami Durjana.Part: 16.***Sejak kejadian sore itu, Shanum merasa tak enak. Ia dapat melihat dengan jelas kalau yang menabrak Lasmi benar-benar sengaja."Mungkin aku bisa memenangkan hati Rama dengan cepat, jika aku mengatakan hal yang sebenarnya. Aku juga bisa menggunakan kekayaanku untuk melacak pelaku penabrakan Tante Lasmi itu," gumam Shanum sambil memutar-mutar pulpen yang ada di tangannya."Permisi," ucap seseorang sambil membuka pintu ruangan kerja Shanum.Seketika wajah wanita cantik itu merona melihat Rama yang masuk."Eh, kamu Ram. Saya baru saja memikirkanmu.""Memikirkan saya?" Rama menyipitkan matanya heran."Hm, maksud saya ... tadi saya ingin mengatakan sesuatu padamu. Makanya saya memikirkanmu, Ram. Ini tentang Ibumu," seru Shanum salah tingkah."Ibu? Ada apa, Bu Shanum?" tanya Rama menyelidik."Iya, Ram. Sebenarnya sore itu saya melihat seseorang yang menabrak Tante Lasmi itu melakukan aksinya secara sengaja. Akan tetapi, saya tidak bisa mengejarnya
Judul: Lenyapnya Suami Durjana.Part: 17.***Hari berikutnya, Rama dan Shanum mencaritahu bersama tentang pelaku tabrak lari itu. Rama juga telah memasukan laporan ke kantor polisi. Hasil visum, serta keterangan saksi yang tak lain adalah Shanum, membuat penyidikan mulai berjalan."Terima kasih, Nak Shanum. Saya berhutang budi padamu. Entah dengan cara apa saya bisa membalas kebaikan Nak Shanum ini," ujar Lasmi sambil memasang wajah melas."Tidak apa-apa, Tante. Saya ikhlas kok. Lagian kejahatan memang harus dilawan," sahut Shanum.Rama hanya ikut tersenyum. Ia merasa kurang nyaman dengan sikap sang Ibu. Terlebih lagi saat Rama sudah membaca maksud dari keramahan Lasmi. Ibunya itu berharap Shanum menjadi menantunya."Oya, Tante. Saya juga berhasil meminta rekaman cctv yang ada di halaman rumah sebelah itu, tapi saya belum memutarnya. Mari kita lihat sama-sama. Ini akan menjadi petunjuk bagi kita," seru Shanum pula.Rama, Shanum dan Lasmi memutar rekaman yang dikirim ke ponsel Shanum
Judul: Lenyapnya Suami Durjana.Part: 18.***"Kendis," lirih Lasmi tak percaya.Sementara Shanum ikut melotot melihat sosok wanita yang pernah ditemuinya di rumah Rama waktu itu."Bukankah namanya, Sukma?" tanya Shanum tak mengerti."Ya, benar. Namanya Sukma," ujar penyidik.Lasmi bingung. Ia menatap ke arah Shanum. "Kamu kenal?"Shanum mengangguk. "Iya, Tante. Kemarin wanita ini pernah ke rumah Tante. Benar kan, Ram?"Lasmi menoleh pula ke arah Rama."Jelaskan, Ram? Apa maksudnya ini? Siapa Sukma? Dan apa sebenarnya yang kamu sembunyikan? Sejak kapan Kendis berubah nama?" Lasmi melontarkan banyak pernyataan."Tenang dulu, Bu Lasmi! Sukma ini adalah saudari kembar Kendis," sambung penyidik.Lasmi semakin terkejut hingga mulutnya terbuka lebar."Oh, jadi selama ini yang meneror keluarga saya itu kamu? Rupanya kamu manusia biasa? Dasar Kakak beradik kriminal. Yang satu pembunuh, dan satu lagi juga ingin mengikuti jejaknya," cecar Lasmi.Mata Sukma menampakan sorot tajam yang penuh de
Judul: Lenyapnya Suami Durjana.Part: 19.***Sukma urungkan langkahnya keluar. Ia meminta Dokter Mega untuk bertukar pakaian dengannya.Dokter Mega tak bisa menolak. Setelah itu Sukma memakai masker dan mengikat rambutnya persis seperti sang Dokter.Sementara Dokter Mega terbaring di atas ranjang rawat. Ia melukai sendiri kepalanya agar team kepolisian mengira Sukma telah melakukan kejatahan padanya.Sukma keluar melalui pintu depan. Team kepolisian sedikit heran melihat sang Dokter yang tiba-tiba pergi."Dok, bagaimana? Apa saudari Sukma sudah ditangani?" tanya penyidik.Sukma memberi isyarat lewat gerakan tangannya. Ia meminta team untuk menunggu.Semua mengangguk. Pikiran team penyidik ialah Dokter Mega ingin mengambil sesuatu. Langkah Sukma semakin cepat. Ia berhasil mengelabui polisi. Kini ia bergegas kabur dari sana.--Kurang lebih tiga puluh menit berlalu, team polisi merasa ada yang janggal. Pasalnya sang dokter sudah tak kembali sejak tadi."Coba periksa ke dalam! Kemudia
Judul: Lenyapnya Suami Durjana.Part: 20.Pencarian Sukma terus berlangsung. Padahal Rama sudah meminta pada keluarganya untuk mencabut saja laporan itu dan berdamai. Namun, Lasmi dan Lena bersikeras tak mau menyudahi perang di antara mereka."Maafkan, aku, Mbak Kendis! Semua ini terjadi karena keegoisan keluargaku," ujar Rama saat menjenguk kembali Kakak iparnya."Aku juga meminta maaf padamu, Ram. Aku sadar, kau sangat baik dan berbeda. Yang terjadi sekarang sebab dendamku, tapi aku sendiri juga sudah mengatakan pada Sukma untuk tidak meneruskan pembalasan lagi," sahut Kendis. Rama menatap lekat mata lelah sang wanita pujaan. Debar di hatinya tak pernah hilang setiap kali berhadapan dengan Kendis."Aku memaklumi rasa sakit yang Mbak alami, bahkan aku juga tak menyalahkan Sukma saat ini.""Hidupku sudah tak ada artinya lagi, Ram. Kehilangan calon bayiku seolah meruntuhkan kewarasan di diriku. Aku pasra, selamanya aku akan berada di sini sambil menunggu giliranku tiba meghadap-Nya."