Judul: Lenyapnya Suami Durjana.Part: 10.***Rama membuka pintu, kemudian Lasmi langsung menerobos masuk."Lama banget sih, Ram! Ibu mau tidur di sini. Ibu takut," ujar Lasmi."Aduh, Bu ... aku banyak kerjaan. Aku nggak bisa fokus kalau Ibu ada di sini."Lasmi melotot kesal. Sikap putra bungsunya selalu saja mengecewakan hatinya."Malam ini doang, Ram! Kamu tuh ya, nggak pernah mau nurut sama Ibu.""Bukan begitu, Bu. Mending Ibu balik lagi ke kamar. Aku pastikan tidak akan ada lagi yang mengganggu Ibu setelah ini," papar Rama penuh percaya diri.Lasmi menghembuskan napas kasar. Sebelah kakinya ia hentakkan keras. Lalu, ia segera keluar meninggalkan kamar Rama dengan perasaan kesal.Rama buru-buru mengunci pintu ketika Lasmi sudah pergi. Kemudian wanita berwajah Kendis yang ia sembunyikan di dalam kamar mandi itu segera di keluarkannya lagi."Cepat lepaskan aku!" titah wanita tersebut."Baik, tapi jawab dulu pertanyaanku dengan jujur!" Rama menatap serius ke arah matanya."Hah! Aku a
Judul: Lenyapnya Suami Durjana.Part: 11.***Tiba di kantor polisi, Rama kembali dibuat takjub. Ia melihat sosok Kendis sedang berbincang dengan wanita misterius yang sempat ditangkapnya semalam.Langkah Rama semakin dekat menuju ke arah mereka."Mbak Kendis," lirih Rama dengan sorot mata yang tampak seperti orang bingung.Kendis berlonjak kaget. Ia tak menduga kalau Rama akan mengunjunginya hari ini. Akan tetapi, Kendis juga sudah mempersiapkan diri atas pertanyaan yang akan dilontarkan Rama padanya. Sebab wanita yang serupa dengannya telah menceritakan kejadian semalam."Rama ... kamu ke sini lagi?" tanya Kendis basa-basi."Ya, Mbak. Aku baru saja ingin menanyakan tentang sosok wanita ini. Tak disangka ternyata aku bisa bertemu lagi dengannya di sini," ujar Rama sambil menoleh ke arah wanita itu."Dasar lelaki menyebalkan. Kau beraninya sama perempuan saja," cibir wanita tersebut."Setidaknya aku tak curang sepertimu," sahut Rama."Aku hanya ingin membela diriku sendiri," tambah w
Judul: Lenyapnya Suami Durjana.Part: 12 .***Di kantor, Rama memiliki atasan yang ternyata diam-diam menyukainya. Nama wanita itu adalah Shanum.Semenjak kematian Joko, Rama memang sengaja mengambil pekerjaan yang dekat dari rumah sang ibu. Kebetulan Shanum adalah anak dari pemilik perusahaan yang sedang Rama geluti itu.CEO muda nan cantik penuh pesona tersebut malah jatuh hati pada sosok Rama yang yang berkarisma serta bertanggung jawab atas pekerjaan."Ada apa, Rama? Saya perhatian beberapa ini kamu terlihat gelisah. Apa kamu bermasalah?" tanya Shanum.Rama mengukir senyum menyembunyikan kegundahan hatinya. "Tidak, Bu Shanum. Saya cuma kurang enak badan.""Oya? Kalau begitu kamu boleh mengambil cuti sampai kondisimu benar-benae pulih!" "Terima kasih, Bu Shanum. Saya memang ingin libur untuk beberapa hari ke depan.""Baiklah, Ram. Sekarang pulang dan beristirahatlah!" titah Shanum penuh perhatian.Rama tak pernah peka akan perasaan yang tersembunyi di hati Shanum. Ia hanya mengan
Judul: Lenyapnya Suami Durjana.Part: 13.***"Bu Shanum," lirih Rama tak menyangka..Seulas senyum manis terukir di wajah cantik Shanum. Di kedua tangannya telah menentang plastik berisi buah dan pizza."Maaf, Ram. Saya pasti mengejutkanmu. Saya sengaja ke sini tanpa memberitahumu lebih dulu. Boleh saya masuk?" tanya Shanum.Rama mengangguk dengan pasrah.Ketika Shanum melangkah menuju sofa, ia menyipitkan mata menatap wanita yang tengah duduk di sana. 'Apa dia kekasih, Rama?' tanya Shanum dalam hati.Sukma tak memberikan respon apa-apa. Dia hanya diam seribu bahasa dengan ekspresi wajah datar."Oya, Ram. Ini saya bawakan buah dan pizza untukmu. Semoga kamu cepat pulih ya," ujar Shanum pula."Terima kasih, Bu Shanum. Maaf jadi ngerepotin," sahut Rama.Rama semakin gelisah. Ia bersalah karena telah berbohong pada atasan sebaik Shanum."Aku ingin pulang. Kau sudah tak ada yang mau dikatakan lagi, bukan?" ketus Sukma.Rama berdehem mencoba memberikan kode agar Sukma tak membahas masala
Judul: Lenyapnya Suami Durjana.Part: 14.***Semenjak Rama mengetahui kebenaran tentang Sukma, ia sudah tak merasa gelisah atau cemas lagi. Bagi Rama, Sukma tidaklah berbahaya. Namun, tetap harus waspada.Sore ini, setelah pulang bekerja, Rama kembali terpana melihat keberadaan Shanum di depan pintu rumahnya."Bu Shanum," lirih Rama."Hay, Ram! Saya harap kehadiran saya di sini tidak mengganggumu ya," ucap Shanum sambil mengukir senyum manisnya."Nggak dong, Nak Shanum! Ayo silakan masuk!" sambung Lasmi yang turut keluar.Senyum Shanum semakin mengambang. Niatnya mendekati Lasmi sepertinya tampak begitu mudah.Sedangkan Rama merasa tak nyaman ada atasannya di rumah. Karena ia ingin keluar sembari mencaritahu di mana Sukma tinggal.Namun, kehadiran Shanum menghalangi langkahnya."Hm, Bu Shanum ada perlu apa ya datang ke sini?" tanya Rama."Hus! Apa-apaan kamu, Ram! Pertanyaanmu itu nggak sopan!" hardik Lasmi sambil membesarkan matanya menatap Rama."Bukan maksudku begitu, Bu. Bu Shan
Judul: Lenyapnya Suami Durjana.Part: 15.***Lasmi sampai di rumah diantarkan Shanum menggunakan mobil pribadi miliknya. Sementara Sukma mengikuti secara sembunyi-sembunyi lewat motor tua yang ia punya.Saat Lasmi turun dari mobil, Sukma dengan cepat melancarkan aksinya. Motor tua itu kembali ia nyalakan dengan kecepatan penuh.Brak!Sukma menyenggol tubuh tua Lasmi. Ia terpental ke samping dan tangan serta kakinya tampak terluka.Sekilas Sukma melihat dari kaca spion. Lasmi menjerit kesakitan. Ia tersenyum puas dan segera melaju dengan cepat.''Itu hanya pembalasan kecil. Jika aku mau, bisa saja tadi aku langsung menabrak tubuhnya. Namun, permainan tidak akan seru kalau wanita tua bangka itu mati begitu saja,'' seru Sukma sambil tertawa di atas motornya.Shanum yang melihat Lasmi tersenggol motor, ia pun tak jadi menyalakan mesin mobilnya."Tante!" teriak Shanum.Tak lama kemudian Lena datang."Lho, Ibu ... kenapa bisa jadi begini?" tanya Lena panik."Tadi, Tante Lasmi disenggol mot
Judul: Lenyapnya Suami Durjana.Part: 16.***Sejak kejadian sore itu, Shanum merasa tak enak. Ia dapat melihat dengan jelas kalau yang menabrak Lasmi benar-benar sengaja."Mungkin aku bisa memenangkan hati Rama dengan cepat, jika aku mengatakan hal yang sebenarnya. Aku juga bisa menggunakan kekayaanku untuk melacak pelaku penabrakan Tante Lasmi itu," gumam Shanum sambil memutar-mutar pulpen yang ada di tangannya."Permisi," ucap seseorang sambil membuka pintu ruangan kerja Shanum.Seketika wajah wanita cantik itu merona melihat Rama yang masuk."Eh, kamu Ram. Saya baru saja memikirkanmu.""Memikirkan saya?" Rama menyipitkan matanya heran."Hm, maksud saya ... tadi saya ingin mengatakan sesuatu padamu. Makanya saya memikirkanmu, Ram. Ini tentang Ibumu," seru Shanum salah tingkah."Ibu? Ada apa, Bu Shanum?" tanya Rama menyelidik."Iya, Ram. Sebenarnya sore itu saya melihat seseorang yang menabrak Tante Lasmi itu melakukan aksinya secara sengaja. Akan tetapi, saya tidak bisa mengejarnya
Judul: Lenyapnya Suami Durjana.Part: 17.***Hari berikutnya, Rama dan Shanum mencaritahu bersama tentang pelaku tabrak lari itu. Rama juga telah memasukan laporan ke kantor polisi. Hasil visum, serta keterangan saksi yang tak lain adalah Shanum, membuat penyidikan mulai berjalan."Terima kasih, Nak Shanum. Saya berhutang budi padamu. Entah dengan cara apa saya bisa membalas kebaikan Nak Shanum ini," ujar Lasmi sambil memasang wajah melas."Tidak apa-apa, Tante. Saya ikhlas kok. Lagian kejahatan memang harus dilawan," sahut Shanum.Rama hanya ikut tersenyum. Ia merasa kurang nyaman dengan sikap sang Ibu. Terlebih lagi saat Rama sudah membaca maksud dari keramahan Lasmi. Ibunya itu berharap Shanum menjadi menantunya."Oya, Tante. Saya juga berhasil meminta rekaman cctv yang ada di halaman rumah sebelah itu, tapi saya belum memutarnya. Mari kita lihat sama-sama. Ini akan menjadi petunjuk bagi kita," seru Shanum pula.Rama, Shanum dan Lasmi memutar rekaman yang dikirim ke ponsel Shanum