Desa Lembayung Kuning.
Tampak jendela terlihat masih tertutup, tetapi tidak dengan sinar matahari yang berkilauan perlahan menembus celah-celah rumah dan menerangi sebuah kamar tidur yang sangat sederhana. Seorang anak laki-laki berumur sepuluh tahun sedang tertidur, hingga kemudian kelopak matanya bergerak-gerak dan perlahan sekali terbuka. Matanya berkedip berkali-kali masih tampak linglung, sebelum akhirnya menggerakkan tubuhnya kemudian terduduk menatap pintu. Tampak ada sesuatu yang dirasa tidak seperti biasa dirasakan anak itu. Rumahnya tampak sepi dan tidak ada tanda-tanda orang dirumahnya, pintu rumahnya pun tertutup rapat. Akhirnya ia menyadari mengapa bangun kesiangan, lalu terlihat menggelengkan kepalanya perlahan dan kemudian bersiap untuk memulai harinya. Untuk memulai hari maka ia butuh energi buat bekerja, tampak di meja hanya ada sisa makanan sisa semalam, daripada dibuang mubazir jadi ia memakannya hingga tuntas tak bersisa. Setelah sarapan ia siap memulai harinya, lalu keluar rumah. Itu hanyalah hari yang biasa bagi David Lee, bekerja di ladang dan kemudian pulang ke rumah untuk beristirahat. Namun ketika David tiba di depan rumahnya, dia melihat seorang lelaki tua, berusia sekitar enam puluh tahun, berdiri di depan pintu rumahnya. "Beraninya kamu masih kembali ke sini?" tampak seseorang yang terlihat tua berbicara dengan nada merendahkan kepada David. David tampak tidak peduli dan tetap tenang, tidak terpengaruh dengan kalimat orang tua itu, ia tetap berusaha menghormati yang lebih tua darinya. David berdiri di tempatnya dan menatap Paman Pujo yang tadi menghardiknya. Paman Pujo, tidak memiliki hubungan darah dengannya, beliau hanyalah seorang lelaki tua yang tinggal bersebelahan yang selalu menjaga David Lee dan kakak nya setelah orang tuanya meninggal. Melihat sikap David yang hanya diam dan tenang, Paman Pujo menjadi kesal dan terlihat tambah marah membuat matanya menjadi merah. "Kakakmu sudah pergi selama tiga hari tiga malam, tapi kamu masih biasa saja seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Kenapa kamu tidak perduli sama sekali? Apakah kamu masih punya perasaan?" Paman Pujo dengan marah menunjuk-nunjuk ke arah David, seperti Kakek yang sedang mengomeli cucunya. Tiga hari yang lalu, saudara perempuan David pergi ke hutan mencari tumbuhan herbal di dekat desa mereka. Namun hingga malam tiba, kakak nya tidak juga kembali pulang. Bahkan di hari kedua, masih tetap sama belum ada kabar tentang dirinya. Saat itulah Paman Pujo menyadari sesuatu mungkin telah terjadi pada saudara perempuan David. Namun ketika dia melihat bahwa David tidak melakukan tindakan apa-apa untuk mencari saudara perempuannya itu, dia menjadi curiga. Kemarin malam, ketika Paman Pujo selesai menanyai penduduk desa lainnya, dia menjadi yakin bahwa sesuatu telah terjadi pada saudara perempuan David. Kemudian Paman Pujo menemui David di depan rumahnya. "Kakak mu telah hilang selama tiga hari tiga malam, dan kamu bahkan tidak berusaha mencarinya. Apakah kamu saudara yang baik?" Paman Pujo mencaci-maki David sore itu. Sedangkan tetangga lainnya hanya keluar rumah dan mendengarkan tanpa ada niat untuk campur tangan. Mereka tahu bahwa Paman Pujo dan saudara-saudara Lee terlihat cukup dekat. Seperti hari ini, David berdiri tegak dan dengan mata tenang, dia menghela nafas dan berkata, "Paman, apa yang kamu ingin aku lakukan? Aku masih anak kecil, usiaku belum genap sebelas tahun. Aku tahu kakak perempuanku hilang di hutan, dan keberadaannya tidak diketahui sampai saat ini."David mendesah pelan, “Apa yang yang harus kulakukan? Bahkan jika aku pergi ke hutan mencarinya, aku hanya menjadi santapan hewan-hewan liar itu." "Kamu... Kamu...!" Paman Pujo kaget dengan jawaban David. "Bagaimana bisa ada bocah kurang ajar yang tidak tahu berterima kasih sepertimu?" "Kakakmu bekerja siang dan malam untuk memberi makan dan menjagamu, tapi saat dia dalam masalah, kamu bahkan tidak berpikir dua kali untuk mencarinya!" David tampak perlahan-lahan menurunkan bahunya mencoba bertahan dari kesedihannya, karena ia merasa tidak mampu berbuat apa-apa.Wajahnya dipenuhi kesedihan dan ketidakberdayaan. “Paman, yang kutahu pasti kakak sudah menjagaku dengan baik. Itu sebabnya aku tidak ingin menyia-nyiakan usahanya!” “Apakah menurutmu kakakku ingin anggota keluarganya yang terakhir juga menghadapi bahaya yang tidak dapat dia atasi sendiri?” "Apakah kamu benar-benar ingin aku pergi ke hutan dan mempertaruhkan nyawaku, Paman Pujo?" Suara David pelan dan bergetar. Namun karena kurangnya cahaya menjelang malam hari, Paman Pujo hampir tidak bisa melihat mata David. Anehnya, mata David tenang dan damai, seperti air di permukaan yang tenang. Karena marah, suara Paman Pujo terdengar nyaring dan menarik perhatian tetangga sekitar. Ketika Pujo tersadar, dia menyadari banyak mata tertuju padanya. Meski tidak ada mendekat, Pujo merasakan pandangan warga yang memperhatikannya. Meminta seorang anak pergi ke hutan sendirian tidak ada bedanya dengan memintanya bunuh diri. Walaupun David meminta bantuan warga desanya, dia hanya akan menerima kata-kata belasungkawa dan janji-janji yang tidak jelas. Mereka Pun enggan mempertaruhkan nyawa mereka menjadi santapan hewan buas di hutan. Kondisi desa ini miskin dan warga desa harus berjuang untuk bertahan hidup setiap harinya, ketika keadaan ada yang genting, ikatan antar warga desa cukup erat, namun sangat disayangkan tidak ada bantuan yang bisa warga berikan untuk kasus David. Terlebih lagi, beragam ucapan dari para warga yang pasti terdengar, "Hidup kami sudah sulit, dan kamu ingin kami membantumu menemukan kakak mu yang hilang di hutan? Maaf kami sungguh tidak dapat membantu." “Aku tidak bisa karena ada anak, istri, dan orang tua aku masih membutuhkan aku untuk menghidupi mereka.” Karena kemiskinanlah, warga desa akhirnya menjadi tidak peduli, mereka hanya mengurusi kebutuhan mereka masing-masing dan menyambung nyawa untuk hari esok. Tapi bagaimanapun juga, manusia adalah makhluk yang aneh. Inilah yang dilakukan Pujo ketika mengkritik David yang hanya diam tidak berusaha mencari saudara perempuannya yang hilang. Meskipun David tidak meminta bantuan warga desa untuk mencari kakak nya, raut wajah David terlihat dia setidaknya menunjukkan kesedihannya dan ketidak berdayanya seorang anak lelaki yang kini tinggal seorang diri. Raut wajahnya terlihat kesedihan dan kehilangan, matanya berair, dan dia menjadi lebih diam dari biasanya.Penduduk desa pun turut merasakan kesedihan dengan diri David. Mereka sudah mempunyai masalah sendiri, dan karena David sendiri merasa segan untuk meminta bantuan, warga desa pun hanya bisa merasa kasihan di dalam hati. Malam ini, para tetangga akhirnya mengerti mengapa David bersikap berbeda beberapa hari terakhir ini.… Paman Pujo ini juga sungguh aneh. Meskipun dia telah membantu keluarga David, tampaknya ia tidak benar-benar peduli pada David. Ia hanya memaki David tapi tidak pernah membantu mencari kakak David yang hilang di hutan. Kalimatnya tidak sesuai dengan kata-kata dan tindakannya. David menggelengkan kepalanya dan hanya mengabaikan keberadaan Paman Pujo. David tidak peduli dengan alasan di balik tindakan Paman Pujo, dia juga tidak ingin tahu. Selama Paman Pujo tidak mencampuri kehidupan sehari-harinya, David anggap itu semua hanyalah angin yang berhembus seperti biasa. David Lee berjalan menuju pintu rumahnya. Ia melihat paman Pujo masih di luar rumahnya. Wajah Paman Pujo memerah, tapi dia hanya diam saja menatap David tanpa mengucapkan sepatah katapun. Paman Pujo hanya bisa melihat saat David memasuki rumahnya. Paman pujo berdiri diam sejenak, mulutnya membuka dan menutup seolah-olah sedang mengucapkan kata-kata, tapi tidak ada suara yang keluar. Paman Pujo menggelengkan kepalanya dan berjalan ke rumahnya sendiri. Di dalam rumah, David berdiri di belakang pintu, dengan fokus mendengarkan langkah kaki Paman Pujo.'Tunggu saja beberapa hari lagi. Jika dia tidak menimbulkan masalah, akan ku biarkan saja.'Kata David dalam hati, wajahnya yang santai dan tenang perlahan membentuk senyuman.' David pun tidak suka ikut campur dalam urusan orang lain, dan dia hanya peduli dengan urusannya sendiri, karakter yang terbentuk dari lingkungan di desa ini. Tapi jika seseorang ingin membuat masalah untuknya, David tentu akan mengambil tindakan yang 'diperlukan'.David meregangkan tubuhnya yang kaku setelah bekerja di ladang.Seluruh sikapnya tampak berbeda dari apa yang dia tunjukkan di luar. David terlihat lebih tenang dan bersinar, laksana seorang anak bangsawan yang seharusnya tidak berada disana. Di daerah yang bukan tempat tinggalnya, di mana dia hanyalah seorang anak kaya raya yang sedang berkelana.Setelah beristirahat sebentar, dia pergi ke halaman belakang dan mulai berlatih bela diri.David tidak memiliki guru bela diri yang bisa mengajarinya berlatih seni bela diri.David hanya mengandalkan ingatannya tentang seni bela diri dari kehidupan sebelumnya....Ketika David berada di desa ini, ia terkejut karena ini bukanlah di jaman ia hidup sebelumnya, ini adalah masa zaman kegelapan. Saat ini negeri tempat David terlahir kembali adalah dunia masa lampau tempat dimana seni bela diri sebagai yang terkuat sebagai penguasa.Dimana yang kuat menguasai yang lemah. Di negeri ini, impian semua orang untuk menjadi seniman beladiri yang dapat menggunakan 'qi' dan menjadi yang terkuat. 'Qi' adalah menghimpun tenaga dalam untuk dengan mudah memecahkan batu cadas dan menebang pohon besar hanya sekali gerakan. Oleh karena itu, David tidak lagi memperdulikan hal-hal duniawi dan hanya fokus pada seni bela diri dan keinginannya untuk menjadi seorang ahli beladiri terkuat. Dengan kekuatan di tangannya, akan ada hari dimana David bisa hidup sesuai keinginannya. Namun untuk saat ini, David perlu bersembunyi terlebih dahulu berlatih keras untuk menjadi lebih kuat.…..Satu bulan berlalu, Tidak ada yang berubah, dan bahkan Paman Pujo pun menyerah pada h
David menggelengkan kepalanya seolah sistemnya salah kali ini. Bukan hanya kali ini saja, tapi juga dua kali sebelumnya. “Sedikit,” kata David dengan intonasi yang tenang. Lanjutnya, “Aku bukan orang yang kejam yang tidak punya empati dan simpati pada orang lain, tapi inilah diriku.” ''Sesuatu harus dilakukan untuk bertahan hidup dan tumbuh lebih kuat.' Jika sistem itu memiliki tubuh fisik, mulutnya terbuka lebar tak percaya, dan ia akan menghajar sampai mati orang kejam seperti itu. “Juga, harap dipahami bahwa aku memperlakukan mayat tersebut dengan profesionalisme. Jangan bilang kamu tidak tahu apa yang aku lakukan saat itu?” “Aku jelas menghindari bagian-bagian tertentu dari tubuhnya untuk tetap menghormati wanita itu untuk terakhir kalinya.” Kata David dengan jujur. Meskipun sistemnya tidak memiliki tubuh fisik, sistem ini dapat mengetahui isi hati dan pikiran David Lee.Secara alami ia merasakan apa yang dirasakan dan dilakukan David Lee pada saat itu.David memang melaku
[Ini tidak semudah yang kamu kira.] [Mode dukungan disesuaikan berdasarkan cara hidup, kepribadian, dan tindakan tuan rumah untuk membantu tuan rumah mengatasi masalah dan kesulitan apa pun dalam perjalanannya mencapai puncak.] [Jadi, meskipun kamu mengubah tindakanmu pada saat yang krusial.] sistem berhenti sejenak...[Mode support tidak akan aktif karena pada dasarnya kemauan dan tekad mu masih sama.] Sistem menjelaskan bahwa masalahnya bukan pada pilihan dan tindakan pada saat-saat genting. Namun dalam sifat dan karakter tuan rumah yaitu David Lee. Dalam cerita kultivator, sistem mengaktifkan mode dukungan ketika karakter utama hendak membangkitkan kekuatan super atau bakatnya. Di banyak cerita lain sistem diaktifkan ketika cerita sebenarnya dimulai. Dimana arah nasib tokoh utama berubah drastis. Seperti perumpamaan, ‘Ini bukan pada saat ikan mas berenang melawan arus sungai dan melompati gerbang surga lalu berubah menjadi seekor naga besar?’ Mendengarkan penjelasan sistem
Perlahan-lahan sistem akhirnya mengerti mengapa Entitas tertinggi memberikan penilaian 'sangat baik' kepada David Lee. Kesadarannya untuk berpikir 'out of the box' terlalu tinggi. Ia harus disadarkan, ungkap sistem. [Tuan rumah punya dua pilihan.] [Yang pertama adalah mengubah kepribadian tuan rumah sehingga anda sebagai orang terpilih bisa menjadi karakter utama yang tepat] [Dan yang kedua adalah menghilangkan sistem dari tuan rumah.] Sistem memilih untuk tidak mengabaikan pilihan lain yang dibuat oleh David Lee. Pilihan dari David Lee itu memang sangat bagus, namun sistem sama sekali tidak mau mempertimbangkannya. Karena sistem dapat membaca pikirannya, David Lee tidak mau terus berdebat dengan sistem. Entah tidak mungkin atau sistem tidak mau, karena sistem bersikeras. Sistem hanya mengikuti aturan sistem. [Jika tuan rumah memilih pilihan pertama, maka ada peluang bagi tuan rumah untuk mencapai keabadian dalam kehidupan ini. Adapun pilihan kedua-] David Lee memotong ucap
David meluangkan waktu untuk membaca setiap paragraf dari instruksi manual sistemnya dengan cermat. Banyak sekali informasi yang perlu dibaca, tapi untungnya ditulis dengan cara yang sederhana sehingga lebih mudah dipahami. Bersyukur karena sistem manualnya tidak seperti buku pemrograman atau buku peraturan hukum yang banyak pasal. David memejamkan mata dan mencoba memproses informasi dari instruksi manual yang barusan ia baca. Lima menit kemudian, David membuka matanya dan David kurang lebih memahami bagaimana menggunakan sistem barunya. Dalam pemahamannya, sistem ini hanya memiliki tiga aturan penting. Aturan pertama, Semua makhluk hidup adalah sama. Aturan kedua, Sebagai sesama harus saling menjaga dan menghargai. Aturan ketiga, Tidak boleh menjatuhkan hukuman kepada orang yang belum terbukti bersalah. Dan untuk meringkas ketiga aturan ini ke dalam bentuk yang lebih sederhana tentu saja: "Apapun tindakanmu akan membuat Karma." Karma disini mengacu pada karma baik dan ka
Waktu yang sama, ketika David menerima jari emas dari sistem.Dimensi lain, tidak terjangkau oleh makhluk fana ‘DUNIA SISTEM’Tampak kesibukan seperti pabrik yang sedang beroperasi, terlihat beberapa sistem yang terlihat sangat fokus memantau para sistem yang sedang menjalankan misinya. Ketika tiba-tiba di salah satu layar sistem muncul peringatan, hal tersebut mengejutkan para sistem yang sedang bekerja. "Apa yang terjadi?" teriak salah satu sistem panik. “Sepertinya ada pelanggaran prosedur” ucap sistem yang lain. “Misi siapa itu?” "Cepat, lapor ke senior!" Suara panik saling menyahut melihat pelanggaran yang terjadi dalam aturan prosedur sistem, dan sistem terkejut ketika peringatan itu muncul dan dengan cepat sistem yang cerdas langsung melaporkan situasi ini kepada atasan mereka. Dalam sepersekian detik, Sistem senior segera muncul setelah menerima laporan dari pengawas yang melapor. Sistem senior menatap pesan peringatan dan bertanya kepada sistem yang bertanggung jawab
Belum sampai gerbang Desa Urban Kuning, tiba-tiba David dihadang dua orang tak dikenal yang membawa senjata. "Salam kisanak. Bolehkah saya tahu apa urusan anda menghalangi jalan saya?" David berhenti beberapa langkah dari dua pria yang sedang memegang pisau besar. Apa yang dikatakan David, membuat wajah kedua orang ini terlihat bertambah galak. Wajah mereka membuat siapapun yang melihatnya akan menganggap kalau mereka sekumpulan perampok kecil yang sering mengganggu orang pendatang ke Desa Urban Kuning. Salah satunya terlihat sangat kurus dan satunya lagi terlihat lebih berisi daripada temannya. Mereka mengenakan pakaian tipis yang memperlihatkan perut dan dada mereka. Celana mereka digulung dan wajah mereka berminyak menjijikan. David hanya menggelengkan kepalanya, sepertinya ia harus bermain dengan kedua orang ini, dan tentu saja David senang karena merasa akan mendapat poin karma yang ia butuhkan sekarang. Sebelum kedua orang itu mengatakan apapun. Sistem sudah mengkonfirm
Hal ini sudah diduga, karena David tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang pengembangan tubuh kecuali teori-teori yang ia dapat dari membaca buku. Jadi ingin memperdalam pengetahuannya terlebih dahulu. Setelah itu, kemungkinan tahap selanjutnya akan menjadi lebih mudah. 'Sistem, gabungkan Energi Transformasi dengan Energi Hati Putih.'[Penggabungan antara Energi Transformasi dan Energi Hati Putih membutuhkan 830 poin karma.] David mencoba membandingkan harga poin dengan pilihan selanjutnya, 'Sistem, tingkatkan kemahiran Energi Hati Putih ke tingkat pertama.' Sistem ini tidak hanya dapat meningkatkan dasar kultivasinya dengan menggabungkan metodenya, tetapi juga dapat meningkatkan kemahiran David dalam mencoba semua metodenya. Seperti sedang bermain game, David mencoba semua item yang ia punya, lalu dibandingkan mana yang bisa meningkatkan kekuatannya, tetap melihat harga poin yang dibutuhkan untuk update item tersebut. [Meningkatkan Energi Hati Putih hingga tingkat pertam
Ketiga hewan peliharaan tersebut bukanlah makhluk hidup, oleh karena itu, mereka tidak dapat membentuk karma dengan David. Tanpa nama asli mereka, mereka tidak akan dapat meninggalkan kondisi bayi dan akan tetap sama selamanya. ... Perjalanan waktu tidak membawa perubahan dalam dunianya David. Namun, dunia luar mengalami beberapa guncangan yang cukup kuat untuk mencapai area yang ditinggalkan di mana David disegel. David seperti orang buangan sosial yang tinggal di dekat sekelompok sosial, mengurung diri, di mana David sesekali bisa mendengar sorak-sorai keras dan musik pesta dari tetangga sebelahnya. “Huh, aku ingin tahu berapa lama aku harus menunggu seperti ini,” David mengucapkan kalimat yang sama seolah-olah itu adalah naluri alami pikirannya untuk meredakan kebosanannya. 'Kalau saja si sistem bod...' Kalimat yang tidak jelas saat David berjuang untuk berusaha memahami kalimatnya sendiri dengan lebih dalam. TIBA-TIBA, Seperti supernova yang meledak di kedalaman pikiran
David masih tersegel di lapisan terdalam ruang kehampaan, tidak ada yang dapat bisa dilihat di kondisi semacam ini. Kegelapan yang terus membentang, dengan nuansa yang berbeda, akan berosilasi dan mengalir tak menentu sebelum berubah menjadi warna yang berbeda lagi. Dalam situasi ini, satu-satunya hiburan yang bisa didapatkan David adalah pikiran dan kreativitasnya sendiri. "Meskipun aku tidak dapat mengakses otak kedua aku, otak kedua aku harus berjalan di latar belakang sehingga setiap ide yang aku ciptakan akan tersimpan di dalamnya. Bahkan jika itu tidak terjadi, itu masih harus menjadi pupuk yang baik untuk Pikiran Kacau dan Pohon Malas.” Pikiran kedua David terdiri dari tiga keterampilan berpikir tambahan, Celestial Astrolabe, Pohon Malas, dan Pikiran Kacau. Celestial Astrolabe - perangkat komputasi analog untuk menghitung waktu dan tujuan pengamatan seperti sebuah mesin pada umumnya, itu membutuhkan sentuhan manusia untuk bekerja. Namun untuk dua lainnya, yang satu bekerj
Kebenaran, didefinisikan sebagai lawan dari kepalsuan. Namun, itu bukanlah kebenaran... Kata-kata yang ada dalam berbagai bahasa untuk menggambarkan suatu konsep, masing-masing memiliki makna yang berbeda. Kebenaran jalan kebajikan juga dapat diterjemahkan sebagai kebenaran, tetapi bukan jenis kebenaran tertentu. Tapi apa nama sebenarnya dari benda itu? Berbagai kata dalam berbagai bahasa mungkin menyinggung hal itu, tetapi itu hanyalah sebuah bayangan, bayangan dari sesuatu yang lebih besar. Oleh karena itu, pada saat ini, ketika David merenungkan kebenaran, David tidak lagi bergantung pada bahasa-bahasa dari kehidupannya yang terdahulu dan sekarang. David tidak melabelinya sebagai kebenaran, sebaliknya, David menggunakan abstraksi yang tak terlukiskan yang lebih kuat daripada representasi linguistik dari kebenaran. David memanggil derivasi langsung dari kebenaran, namun bukan kebenaran itu sendiri. Dengan demikian, jika David mengartikulasikannya dengan benar, realita
Pintu keluar sudah berada dalam jangkauannya, tapi David tidak terburu-buru untuk menggunakannya.Dalam pengalamannya yang luas sebagai pembaca, ia menemukan satu hal yang paling David benci, jangan tanya berapa banyak 'peluang' yang ia miliki."Dalam cerita-cerita itu, karakter utama atau karakter pendukung, ketika mereka menemukan sesuatu yang serupa atau di luar pemahaman, mereka segera melupakannya.” “Namun sebagai pembaca, saya tidak peduli dengan kehidupan atau keselamatan mereka; saya ingin tahu apa yang ada di sana, tempat apa itu, rahasia apa yang ada di dalamnya.”Jadi, David berencana untuk tinggal lebih lama di tempat ini untuk memuaskan rasa ingin tahunya yang tak terpuaskan.Persepsinya menyebar perlahan-lahan saat David merenungkan dari mana harus memulai.'Tempat ini adalah tempat yang bagus. Hanya dalam kontradiksi antara putih dan hitam, perbedaannya dapat dengan mudah dirasakan.’Seperti halnya putih
Bukannya David tidak mengetahui faktanya, tetapi tindakan mengeluh itu sendiri memberikan hiburan tersendiri. Mirip dengan bagaimana David membenci tokoh utama yang hanya bisa menyesali tentang inferioritasnya sendiri dan meminta kepada kepada rekan-rekan mereka untuk menerima dirinya atas sifatnya. "Oh, tidak. Saya orang jahat, tolong terima saya apa adanya." "Kamu tidak perlu memaafkan saya karena saya juga tidak memaafkan diri saya sendiri." Pembicaraan seperti itu hadir dalam suasana seperti itu. David bukanlah penggemar drama semacam itu, David sangat menyadari situasi secara keseluruhan. Harapannya untuk mendapatkan kisahnya sendiri yang luar biasa bukanlah tidak berdasar. David sudah dikuasai oleh situasi dan kondisi untuk benar-benar menciptakan konflik yang berarti. Selain itu, jika David menemukan masalah di hadapannya, maka David akan memilih mengambil jalan
Di Dalam Kekosongan KehampaanGema kebingungan terus mengulangi frasa yang sama berulang-ulang dalam interval yang pendek."Hah?""Apa yang terjadi?""Ah! Aku ingat!""Hah? Siapa aku?""Di mana aku?""Tunggu! Ada yang salah...?""Hah?""Heh?""Apa yang terjadi?"Di tempat ini, tidak ada yang ada-bahkan konsep itu sendiri. Tidak ada arah untuk menggambarkan keberadaan ruang atau konsep waktu.Semuanya terjadi sekaligus, susunan waktu yang berbelit-belit dikompres menjadi satu singularitas, yang menyebabkan fenomena ini.Masa lalu, masa kini, dan masa depan terjadi secara instan, karena tidak ada yang bisa berubah dan tetap sama selamanya.Karena sifat ini, proses yang seharusnya memakan waktu berabad-abad atau bahkan ribuan tahun yang tak terhitung berlalu dan diselesaikan dengan mudah, menyebabkan mutasi di tempat yang stagnan ini yang kebal terhadap gangguan
‘Tamu tak Diundang’ menjadi tuan rumah dari skill ‘Kemalangan Beruntun’, bersama dengan tiga skill lainnya yang tidak kalah hebatnya dari skill pertama.Ketiga skill tersebut adalah ‘Kematian tak terhindarkan’, ‘Musibah Kelaparan’, dan yang terakhir adalah ‘Pencabut Nyawa’.Semula David memberi nama ‘Pembuat Masalah’, tapi kemudian David melakukan beberapa penyesuaian pada nama tersebut agar sesuai dengan seleranya.Baik itu nama asli atau nama yang dibuat-buat, keduanya memiliki arti yang sama, tetapi nama kedua memiliki bobot yang lebih besar.Konflik bisa jadi sekecil dua orang yang berdebat tentang makanan favorit mereka, dan dalam skala terbesarnya, konflik bisa meningkat menjadi perang.Mengenai bagaimana keterampilan ini bekerja, David awalnya bingung, tetapi David menyimpulkan bahwa ia hanya perlu memulai konflik baru atau digabungkan dengan konflik yang sedang berlangsung.Hal ini memotivasinya untuk mengambil peran seba
Di antara ketujuh orang suci, biksu tua yang sesat adalah orang pertama yang mengusir David dari dunia batinnya.David, yang telah mengalami berbagai tantangan dari biksu tua itu, telah mengubah tubuhnya untuk melawannya.Kulitnya berwarna hitam, tanpa ciri khas kecuali penampilannya yang seperti logam yang dipoles. Kadang-kadang, ia akan mencair seperti air raksa sebelum mengeras kembali.Untuk menghadapi kekuatan fisik murni seperti biksu tua itu, dia akan mengganti pendekatannya dari lembut ke keras dan kemudian kembali ke lembut, membuat biksu tua itu bingung.Biksu tua itu menembakkan tatapan yang diwarnai dengan darah saat ia memelototi David dengan penuh kebencian. Pondasi dunia batinnya telah sedikit rusak. Jika ia menunggu beberapa detik lagi, kerusakan itu akan membutuhkan perbaikan yang membutuhkan waktu sedikitnya lima puluh tahun.Namun, bahkan setelah ia mengeluarkan David dari dunia batinnya, ia masih menemukan berbagai trik kecil yang ditinggalkan David untuknya.Unt
Sementara di Pulau Bunga Buah.Tumbuhan hijau yang subur menghiasi seluruh daratan. Di dekat pondok yang dibangun dari bahan-bahan alami, sebuah paviliun tersendiri berdiri.Itu adalah paviliun yang sama yang dulu sering dikunjungi oleh pemuda tampan itu. Namun, sekarang, pemuda itu duduk di sana bersama siluet seorang pria tua yang mengenakan jubah Tao.Siluet itu tidak memiliki ciri-ciri fisik yang jelas, seakan-akan bayangan masa lalu masih ada sampai sekarang."Saya tidak melihat adanya peluang kemenangan bagi orang-orang suci yang Anda undang. Mereka seperti ikan di atas meja potong, dimanipulasi oleh anak laki-laki itu," komentarnya. Setelah hadir di medan perang di lautan yang tak berujung, ia berbicara dengan jujur dari pengamatannya.Tidak ada cermin air atau proyeksi cahaya yang mengelilingi mereka, namun keduanya sadar akan peristiwa langsung yang terjadi di medan perang.Siluet itu terdiam sejenak sebelum menjawab, "Saya sangat menyadari fakta-fakta ini. Tidak perlu me