Boma Sagara menunjukkan keahliannya untuk mengelabui suami istri itu. Dia berlagak seperti seorang guru sakti yang sedang mencari murid.
Tampak beberapa barang di sekitar rumah suami istri itu terangkat ke udara. Boma Sagara menggunakan ilmu Soca Iblis untuk membuat orang tua bayi itu kagum dan percaya."Wah, hebat! Paman orang sakti!" puji si suami lalu menoleh ke istrinya yang dibalas dengan anggukan."Anak kalian lahir di waktu istimewa, aku bisa merasakan dari tubuhnya memancar aura sakti yang istimewa juga!" ujar Boma Sagara meyakinkan.Sepasang suami istri itu mengulas senyum bahagia. Sepertinya mereka mendambakan seorang anak yang menjadi pendekar atau ksatria."Benarkan Paman hendak mengambil anak kami menjadi murid?" tanya si istri."Apakah kalian ingin memiliki anak pendekar yang hebat, tiada tanding di dunia persilatan?" balik tanya Boma Sagara.Kembali suami istri ini saling pandang, lalu sama-sama menganggukDua sosok yang baru datang itu tidak lain adalah Saka Lasmana bersama Prahasti. Saka tampak memainkan telunjuknya sambil cengengesan."Rupanya urusan itu tentang wanita, dapat mencuri lagi! Ah, dasar!" ledek Saka. Dia ingat dulu Seta Keling pergi karena ada urusan."Lalu siapa itu? Dapat mencuri dari mana?" balas Seta Keling menunjuk ke arah Prahasti."Dia jandanya Boma Sagara, masih pantas kalau aku bawa, he... he... he...!"Seta Keling terperanjat bukan main. Tidak habis pikir bagaimana bisa Saka menemukan wanita itu."Eh, rasanya aku pernah lihat gadis yang kau curi itu!" lanjut Saka memandang ke arah Palastri."Iya, aku tahu!" Seta Keling langsung menyambar. "Dia sudah cerita, katanya kau pernah menculiknya!""Bukan menculik, tapi menyandera!" sanggah Saka."Sehebat apa musuhmu sampai menyandera demi selamatkan diri?"Kali ini Saka tak bisa menyembunyikan rasa malunya. Dia memang sempat tak bisa menembus barisan pengawal tumenggung Cakrawangsa."Itukan karena aku belum tahu celahn
Apa yang terjadi dengan Nyai Widasari?Kita tinggalkan dulu pertarungan Saka melawan Nyai Widasari bersama murid-muridnya. Kita ikuti Prahasti yang mengejar Boma Sagara.Wanita cantik itu melayang ringan tapi cepat meluncur ke bawah mengejar Boma Sagara. Dalam beberapa kejap dia sudah melampaui mantan suaminya.Boma Sagara cukup terkejut juga, apalagi Prahasti langsung mengirim serangan pukulan jarak jauh. Mau tak mau dia meletakkan bayi yang melayang ke atas dahan pohon dengan lirikan matanya.Kemudian salah satu tangannya memapak pukulan Prahasti, tentu saja dengan pengerahan tenaga dalam yang kuat.Dess!Benturan dua pukulan menggetarkan kedua pemiliknya. Prahasti berhasil mendarat dengan selamat, begitu pula lawannya.Mereka belum sampai di dasar lembah, masih di sisi lamping di mana tanahnya miring, tetapi pohon-pohon yang tumbuh tetap lurus ke atas."Berani sekali kau mengganggu urusanku!" hardik Boma Sagara."Kau pikir aku akan melepaskanmu begitu saja setelah kau celakai aku?"
Boma Sagara mendengar suara angin berdesir cepat. Sudut matanya melirik ke arah datangnya angin tersebut.Walaupun kecil, tapi dia bisa melihat belasan percikan tuak yang membentuk seperti jarum. Lelaki ini mendengkus keras.Terpaksa murid utama Ki Jangkung Wulung ini menghindar karena belum tahu kehebatan serangan musuh yang baru datang itu.Cesss! Cesss! Cesss!Belasan jarum-jarum tuak itu mengenai daun-daun dan batang pohon. Tampak daun-daun tersebut melepuh seperti tersiram air panas.Sedangkan batang pohon tampak berlubang berwarna hitam pekat. Bayangkan kalau mengenai kulit wajah.Ini memang sengaja Saka lakukan untuk mengecoh sehingga bisa menyelamatkan Prahasti yang terombang-ambing oleh tatapan ilmu Soca Iblis.Kejap berikutnya Saka sudah mendarat dan menolong Prahasti yang hampir jatuh."Kalian bersekongkol rupanya!" seru Boma Sagara."Tidak ada yang salah, kan?" tukas Saka sambil menyeringai lalu meneguk tuak."Sekarang rasakan pembalasanku!" teriak Boma Sagara seraya mengh
Gopala memindai Saka dari atas ke bawah. Barangkali dia ingat sesuatu dan ada sangkut paut dengannya di masa lalu ketika dia menjadi kepala perampok."Kau tidak akan ingat, Gopala. Sudah terlalu banyak orang yang jadi korban kebiadabanmu!" ujar Saka."Kalau begitu terangkan dirimu agar aku tidak sia-sia melenyapkan nyawamu!" pinta Gopala dengan tatapan tajam.Gopala yang mengajarkan ilmu Soca Iblis kepada Boma Sagara, tentunya dia memiliki ilmu tersebut lebih sempurna."Mungkin kau akan mengingatnya, sepasang suami istri pejabat kerajaan Wanagiri. Mereka juga merupakan korbanmu!""Oh, ya. Aku ingat, lalu kau siapanya?""Anaknya!""Bagus, kau datang ingin menyusul mereka!""Kau yang akan menyusul mereka dan berlutut minta ampun kepada mereka di alam sana!" balas Saka berani."Huh! Jumawa!"Gopala berkelebat menerjang ke arah Saka dengan gerakan sangat cepat. Tahu-tahu sosok ini sudah berada satu langkah di depan Pendekar Mabuk.Namun, Saka sudah siaga dari awal. Dia hanya menggeser sed
Dari ratusan jarum-jarum tuak yang menghujani Gopala, ada satu yang berhasil menembus pertahanannya.Mata kanan laki-laki itu tertusuk. Rasanya perih bukan main. Pertahanan Gopala semakin terbuka. Akibatnya jarum-jarum tuak yang lain banyak mendarat di tubuhnya.Gopala tutupi mata kanan yang mengucurkan darah. Sekarang dia lebih mementingkan keselamatan diri. Dia berkelebat mundur guna mengambil napas.Sementara Saka sudah menghentikan serangan. Sebagai pendekar berjiwa kesatria dia tidak akan menyerang lawan yang sudah tidak berdaya."Aku tidak akan membiarkanmu hidup, maka aku tunggu sampai kau pulih!" ujar Saka setelah meneguk tuak.Saka yakin seberapa hebat pun ilmu Soca Iblis, tidak akan sempurna lagi dengan satu mata.Di depan sana Gopala duduk bersila. Menyalurkan hawa sakti ke seluruh tubuh terutama mata kanan agar tidak mengucurkan darah lagi."Jangan meremehkan aku, orang muda!" teriak Gopala.Masih duduk bersila, dia hentakkan kedua tangan ke depan. Sekejap kemudian berkele
Ketika Saka menoleh bukannya terkejut, tapi malah terbahak-bahak melihat siapa yang bersuara tadi. Ternyata tiga wanita cantik yang dijuluki Tiga Setan Betina."Setan-setan cantik, apa yang harus aku pertanggungjawabkan?" Saka pura-pura lupa apa yang telah dia lakukan terhadap tiga wanita itu.Mereka pasti menyangka Saka telah memperkosanya, padahal cuma membuka pakaian bawahnya saja ketika mereka tidak sadarkan diri."Kau telah berbuat keji kepada kami, kau harus membayarnya!" sahut Setan Betina yang tubuhnya paling tinggi, Mintarsih."Aku harus bagaimana?' tantang Saka sambil menyeringai lalu meneguk tuaknya.Tiga Setan Betina ini sadar kalau mereka bukan tandingan Pendekar Mabuk, tapi mereka merasa telah digagahi sehingga harus menuntut tanggung jawab."Potong kemaluanmu!" bentak Setan Betina yang rambutnya agak ikal, Nandini."Waduh!" Saka pura-pura kaget sambil memegang bagian bawahnya seolah-olah takut hendak dibuntungi."Berani berbuat berani bertanggung jawab. Kalau kau jantan
Kemudian Saka menyimak percakapan sepasang anak muda yang tampaknya saling mencintai ini.Dari sini Saka mengetahui yang laki-laki ternyata putra bungsu sekaligus putra mahkota Maharaja Galuh yang bernama Rakean Amara.Sedangkan yang perempuan merupakan anak seorang resi. Gadis ini bernama Dyah Rababu.Mereka sudah lama saling mengenal, tapi keluarga istana tidak banyak yang tahu termasuk Prabu Wretikandayun, ayah si pemuda.Mereka juga saling jatuh cinta. Namun, suatu hari sang Maharaja dengan sang resi ayah Dyah Rababu menyepakati perjodohan anak-anak mereka.Diketahui dahulu kerajaan Kendan sebagai cikal bakal Galuh yang dulu masih bawahan Tarumanagara, didirikan oleh seorang resi yang menurunkan keluarga resi juga.Seorang resi masih boleh menikah, yang tidak boleh itu pendeta atau biarawan biarawati dan juga biksu atau biksuni.Yang jadi masalah ternyata Dyah Rababu bukan dijodohkan dengan Rakean Amara, tapi dengan kakak tertua alias putra sulung sang Maharaja yaitu Rakean Jatmik
Lelaki paruh baya berpakaian serba hitam memutar tongkat besinya menghalau pukulan jarak jauh yang dilancarkan Saka Lasmana.Plasss!Hebat sekali, pukulan yang berupa gumpalan angin padat itu ditepis begitu saja seperti menepis daun kering saja.Saka cukup kagum juga dengan lawannya ini. Kini sosok Pendekar Mabuk sudah berhadapan dengan lelaki berpakaian serba hitam tersebut.Serangan kedua berupa ayunan bumbung bambu mengemplang dari atas ke bawah. Cepat, tapi begitu juga tongkat besi menyambut serangan tersebut dengan mengayun ke atas.Praaang!Benturan dua benda sangat keras. Saka yang sudah memperkirakan tidak begitu terkejut. Dia langsung mengimbangi diri begitu terkena dampak benturan tersebut.Lain halnya dengan lelaki bersenjata tongkat besi. Dia hampir terpental kalau tidak segera mengimbangi diri. Terkejut, jelas pasti. Karena tidak menyangka bumbung bambu itu laksana baja kuatnya."Gila! Terbuat dari apa sebenarnya bumbung tuak itu?"Di depan sana Saka menyeringai setelah m