Saka mendekati lima pengawal di belakang yang berjalan mundur. Dia lepaskan serangan lalu menghambur ke depan menyerang salah satunya.
Ternyata yang menyambutnya tiga orang langsung dengan jurus formasi. Kali ini Saka lebih berhati-hati. Terjadi pertarungan di tengah jalan.Tiga gadis sengaja menahan Saka agar tidak bergerak maju lagi. Sementara rombongan tumenggung terus berjalan menjauh. Ini memaksa Saka agar lekas segera melewati penghalangnya.Seperti kemarin malam, dia cari dulu di antara ketiga gadis ini yang kepandaiannya paling rendah. Meski mereka memainkan formasi jurus yang rapat dan rumit, tapi tetap saja masih bisa dilihat celah masing-masing.Misalnya dari gerak yang tidak mantap. Terutama saat gerakannya seragam. Dari situ Saka bisa menemukan orangnya.Ternyata polanya sama, orang yang paling rendah ilmunya selalu memposisikan di belakang. Sudah pasti karena di belakang merupakan jangkauan yang sulit untuk menyerang. KalaupSaka berhenti di pohon yang kemarin malam dijadikan tempat saat pertama menyerang kediaman tumenggung.Dia tidak melakukan serangan lagi karena butuh waktu agak lama untuk mengumpulkan tenaganya lagi dengan meminum tuak.Bagaimanapun juga dia masih manusia yang mempunyai keterbatasan tenaga. Tidak seperti tuaknya yang tidak pernah kehabisan.Malam baru mencapai puncaknya. Ditandai udara yang sangat dingin di musim kemarau. Sebelum tengah malam tadi udara masih terasa panas.Keringat di badan Saka Lasmana juga langsung kering tersapu angin malam ini."Apa mereka tidak merasa lelah?" pikir Saka memperhatikan para pengawal tumenggung yang masih selalu waspada. Mereka menempati pos masing-masing walau jumlahnya berkurang.Saka sudah siap beraksi lagi.Sang kepala pengawal sudah naik ke atas atap. Wajahnya menatap tajam ke arah di mana Saka berada. Mungkin karena kemarin berasal dari situ maka sekarang juga mengawasi pohon yang satu ini."Bagaimana caranya agar dia mendekat ke sini? Ah, ti
Ternyata ini memang ruang dapur. Tempatnya menjorok ke bawah. Pada bagian tempat memasak tidak menggunakan lantai panggung, tapi langsung di tanah.Saka bergerak perlahan menuju pintu penghubung dengan ruangan lainnya. Dia tidak segera masuk, tapi mengintip dulu ruangan sebelah.Ruangan yang luas. Sepertinya tempat berkumpul semua keluarga juga para tamu. Atau bisa jadi ruang pertemuan. Kenapa dekat dengan dapur? Itu tidak perlu dipikirkan. Sekarang dia harus menyelidiki tempat itu.Keadaannya gelap. Tidak dipasang penerangan sama sekali, tapi mata sakti Saka Lasmana bisa melihatnya seolah-olah terang benderang. Tidak ada siapa-siapa di sana.Namun, waspada harus tetap ada. Perlahan dia langkahkan kaki memasuki ruangan luas tersebut. Segala indera ditajamkan. Ibaratnya dia memasuki kandang macan.Yang punya rumah bukan pejabat biasa. Dia mempunyai kesaktian yang belum bisa diukur ketinggiannya. Menghadapi pengawalnya saja sudah kerepotan.
Dua ilmu atau ajian tertinggi dari kitab Sapta Wujud yaitu Ajian Dewa Teler dan Sukma Pamungkas.Untuk melawan Tumenggung Cakrawangsa ternyata harus mengeluarkan salah satunya, yaitu ilmu atau ajian Dewa Teler.Sang Tumenggung memegangi perutnya yang terkena hantaman bumbung tuak. Rasanya mual luar biasa dan sampai menyesakkan nafas.Saka tidak mau kehilangan peluang yang terbuka lebar itu. Sekali lagi dia gebukkan bumbung tuak ke tengkuk Tumenggung Cakrawangsa.Prukk!Kontan saja sang tumenggung roboh pingsan. Segera saja Saka menotok beberapa jalan darah gunanya agar lebih aman lagi.Ingat tugasnya, selagi masih bisa diringkus maka tidak perlu dibunuh. Kemudian Saka meraba-raba tubuh tumenggung sampai akhirnya menemukan sesuatu yang dicarinya.“Tidak salah, surat rahasia ini pasti selalu melekat di badannya!”Saka menyimpan surat rahasia pemberian Rakryan Demung Suryadana ke balik ikat pinggangnya.Selanjutnya dia memanggul tubuh Tumenggung Cakrawangsa. Lalu kabur lewat pagar yang d
Mengapa para tokoh sakti langsung turun tangan guna menangkap Ki Jangkung Wulung?Setelah diselidiki lebih jauh akhirnya diketahui bahwa Ki Jangkung Wulung bukan tokoh sembarangan.Si tinggi kurus ini memiliki sebuah ilmu langka yang sudah dianggap punah atau hilang dari dunia persilatan saat ini.Ki Jangkung Wulung memiliki ilmu yang disebut Lembu Sekilan. Dengan ilmu ini membuat tubuhnya kebal dari senjata atau pukulan sakti apa pun.Untuk itulah tokoh-tokoh tingkat tinggi di kotaraja diturunkan. Sebagai kalangan pendekar, mereka juga penasaran seperti apa ilmu Lembu Sekilan tersebut.Saat ini Ki Jangkung Wulung belum mengeluarkan ilmu tersebut. Dia masih mengandalkan golok pusaka miliknya.Braaang!!!Walaupun ukuran golok tersebut lebih kecil dari senjata golok besar milik Arya Kumbara, tetapi mampu dan berani beradu dengan golok besar tersebut.Arya Kumbara mengeluarkan jurus andalan yang membuatnya terkenal yaitu Golok Membelah Bumi.Sementara Senapati Ranggapati, Arum Sari dan A
Enam tokoh yang menjadi lawan Ki Jangkung Wulung memutar otak. Bagaimana caranya merobohkan lelaki tinggi kurus itu.Bukan hanya kebal senjata, tapi juga kebal terhadap pukulan sakti. Sudah begitu selalu mengakibatkan daya dorong yang menghantam balik si penyerang.Saka dan lima lainnya sudah mengurung Ki Jangkung Wulung, tapi belum melepaskan serangan. Hanya bergerak memutar saja, mengelilingi si tinggi kurus tersebut.“Ayo serang lagi! Panggil rajamu. Sebenarnya aku ingin melakukannya tanpa ada pertumpahan darah, tapi kalian yang memaksa!”Tidak ada yang menyahut karena sedang berpikir keras di mana letak kelemahan Ki Jangkung Wulung. Karena sekuat apa pun ilmunya pasti ada bagian yang menjadi apesnya.Keenam orang itu saling lirik seolah sedang berkomunikasi satu sama lain. Kemudian mereka siap menyerang lagi.Yang harus dilepaskan yaitu pukulan jarak jauh. Keenamnya mengincar bagian tubuh yang berbeda. Siapa tahu salah satunya merupakan kelemahan.Mereka melepaskan sambil meloncat
Tidak ada yang bisa mengejar sosok yang mengambil jasad Ki Jangkung Wulung tersebut karena gerakannya sangat cepat.Sepertinya Saka mengenali aura yang ditinggalkan orang tersebut.“Sepertinya aku ingat orang itu!”“Siapa?” tanya Arya Kumbara.Namun, sebelum menjawab tiba-tiba datang seorang prajurit yang hendak melapor kepada Senapati Ranggapati.“Lapor, Gusti Senapati. Tahanan yang bernama Cakrawangsa kabur!”“Nah, itu dia maksudku!” sahut Saka.“Untuk apa dia mengambil mayat Ki Jangkung Wulung?” tanya sang senapati kemudian.“Aku ingat orang yang memiliki ilmu Lembu Sekilan bisa dihidupkan kembali dan akan hidup abadi untuk selamanya.” Ki Sempana memaparkan.Semua yang ada di sana sangat terkesiap. Artinya dunia persilatan akan ada kekacauan lagi dan tentunya bisa mengganggu stabilitas kerajaan juga.Tiba-tiba Saka teringat sesuatu. Segera saja dia berlari masuk ke rumah kediaman Rakryan Dem
Saka tetap berjalan pelan. Bermaksud memancing orang tersebut agar terus menguntit atau menghadangnya di tempat sepi.Auranya cukup kuat menandakan orang tersebut memiliki tenaga dalam besar. Sangat besar malah. Mungkin bisa disetarakan dengan Ki Jangkung Wulung.Siapa orang ini? Saka terus menunggu sambil melangkah pelan, tapi tetap waspada.Benar saja setelah berada di tempat sepi, Saka merasakan kesiur angin kencang dari belakang. Langsung saja dia mengelak ke samping kiri.Wusss!Segelombang angin panas lewat di sebelah kanan, disusul satu sosok berkelebat. Saka harus memutar tubuh sekali lagi demi menghindari serangan yang dilancarkan sosok tersebut.Kejap berikutnya sosok itu sudah berdiri empat tombak di depan Saka. Seorang kakek berwajah cerah dengan hiasan kumis dan jenggot tipis yang sudah berwarna putih.Badannya dibungkus jubah berwarna kuning keemasan. Celana komprang hitam membungkus sepasang kaki yang tampak kokoh membentuk sikap kuda-kuda."Siapa ..."Wutt!Belum selesa
Saka menerima kitab tipis tersebut, tapi dia mendadak ingat sesuatu."Oh, ya. Siapa orang itu?""Siapa maksudmu?""Kepala perampok itu?""Gopala!" jawab Rajawali Bulu Emas sambil sosoknya melayang ke atas bagaikan ditarik ke langit lalu melesat lenyap seperti ditelan langit.Setelah beberapa kejap Saka baru sadar kalau orang tua itu telah pergi. Kitab Ilmu Cakra Dewa dimasukkan ke balik pakaiannya.Entah kapan dia akan mempelajarinya. Sekarang dia harus berjalan ke arah timur laut di mana terletaknya lembah Jonggrang. Kebetulan juga arah ke sana menuju kerajaan Indraprahasta.Ibukota telah ditinggalkan. Yang tertinggal hanya hatinya pada seorang gadis yang punya peran penting di istana. Anggita.Semoga saja dia bisa menjaga hatinya untuk gadis itu, begitupun Anggita terhadapnya. Sekarang dia merasa belum selesai menuntaskan tugasnya.Kemudian sepanjang perjalanan Saka mendengarkan kabar yang beredar di dunia persilatan.Tentang tewasnya Ki Jangkung Wulung sudah menyebar luas. Yang pal