Share

Bab 220

Penulis: Nandar Hidayat
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-08 08:05:00

Jatuh dari ketinggian yang tidak bisa diukur sehingga sosoknya melayang cepat dan menghantam tanah dengan kuat.

Bam!

Kameswara tidak merasakan apa-apa saking kerasnya benturan. Bahkan bernapas pun susah. Apakah ajal sudah menjemputnya sekarang?

Akan tetapi sayup-sayup masih terdengar suara kerumunan orang. Dia merasakan kehadiran banyak orang di sekelilingnya. Tidak jelas apa yang mereka bicarakan. Penglihatannya pun tidak jelas.

Apakah dia masih hidup atau sudah mati? Kemudian Kameswara merasakan dirinya ada yang mengangkat. Agak lama kemudian tubuhnya melayang lagi.

Buk!

Kejap berikutnya pemuda ini sudah tidak ingat apa-apa lagi.

***

Byur!

Kameswara terbangun karena siraman air. Dia langsung memperhatikan sekitarnya. Dia berada di ruangan temaram. Hampir tidak ada penerangan di sini.

Setelah memperhatikan lebih jelas ternyata dia berada di dalam ruang kurungan, mengingatkan dia ketika dikurun
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 221

    Dua orang prajurit tampak meminta ijin masuk ke ruangan itu. Kameswara tidak tahu merekalah yang telah menyiksanya beberapa waktu lalu, karena saat itu Kameswara tidak bisa melihat wajah mereka."Masuklah, ada apa?"Kedua prajurit itu menjura lalu melaporkan tentang tahanan yang hilang. Yang di maksud mereka adalah Kameswara. Mereka menceritakan dari sejak menemukan sampai kaburnya Kameswara.Kameswara baru sadar setelah mendengar suara mereka. Lalu lekat-lekat dia memperhatikan wajah mereka."Kalian berdua yang pertama akan kusiksa setelah kesaktianku pulih!" ancam Kameswara, tapi hanya dalam hati."Lanjutkan pencarian, sebarkan ciri-cirinya ke semua prajurit yang ada di luar istana!""Baik, Gusti!""Gila, aku jadi buronan, seenaknya menjatuhkan hukuman. Tidak asal usulnya langsung main ambil kesimpulan saja!" gerutu Kameswara juga hanya dalam hati."Apa ini tidak aneh, baru kali ini ada penyusup ke dalam istan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 222

    Kameswara membuka kedua matanya. Dia mendapati dirinya terbaring di atas bale bambu. Sesaat matanya memicing menyesuaikan dengan cahaya.Cahaya sang penerang jagat ini masuk melalui celah-celah atap bangunan di mana Kameswara berada."Di mana aku?"Kameswara bangun duduk, mengitarkan pandangan. Rupanya dia berada salam sebuah ruangan semacam rumah kecil.Ada banyak perabotan di sudut belakang dekat pintu belakang yang terbuka. Ada satu lagi bale bambu yang sama besar, letaknya bersebelahan dengan bale yang ditempati Kameswara.Pemuda ini mengingat kejadian sebelumnya. Dia menyaksikan dua orang kuat bertarung dan dia terkena dampak pukulan sakti keduanya sampai pingsan.Lalu begitu bangun sudah berada di tempat ini. Berarti ada orang yang membawanya ketika pingsan. Siapa orang ini?"Luar biasa!" Seseorang berujar. Suaranya agak serak dan sedikit gemetar.Dari pintu depan masuk seorang kakek berpakaian serba putih

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 223

    Setelah lewat 'sareupna' ada tujuh murid yang mendapat giliran pelatihan khusus malam. Mereka dilatih oleh Arya Soka.Anak laki-laki Ki Jagatapa ini memang ilmunya paling tinggi sehingga dipercaya melatih murid yang lain.Kemudian ada empat orang yang mendapat giliran ronda. Mereka tidak hanya meronta di padepokan putra, tapi juga menjaga padepokan putri di bawah.Sementara Kameswara mulai membuka kitab yang dipinjamkan Ki Jagatapa di kamarnya. Untungnya jenis tulisannya tidak beda dengan kitab Jaya Buana.Pada saat membaca Kameswara menemukan ada inti sari kalimat yang sama dengan kitab Jaya Buana. Muncullah ide untuk menggabungkan keduanya.Yang jadi masalah ternyata Kameswara tidak bisa melakukan semedi. Karena cakranya tertutup, aliran napasnya tidak bisa bercampur dengan aliran darah.Jadi dia merasa percuma saja semedi yang tidak ubahnya hanya untuk menenangkan pikiran. Sementara napasnya tidak bisa diolah untuk mengendalik

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 224

    Ketika Arya Soka menanyakan perihal Kameswara yang menjadi buronan, si pemuda dari masa depan ini menjelaskan dengan gamblang seperti yang dia alami."Kalau aku buronan, memang benar. Karena aku kabur dari penjara istana, tapi kalau tidak kabur aku dituduh sesuatu yang tidak aku lakukan!"Kameswara bisa menebak pihak kerajaan tidak akan percaya dengan keterangannya. Mereka akan terus menyiksanya sampai mengaku.Kalau begitu terus dia tidak punya waktu untuk membuka kembali ketujuh cakranya.Arya Soka mengerti keadaan Kameswara yang bingung di tempat atau lebih tepatnya di jaman yang asing baginya.Lebih dari itu Kameswara juga harus memikirkan bagaimana caranya kembali ke masanya dan juga menemukan istrinya."Sebenarnya aku masih kurang percaya tentang asal usulmu, aku ingin mengujimu. Jika kau benar-benar datang dari masa depan, pasti mengetahui apa yang akan terjadi di negeri ini khususnya!"Sebelum menjawab Kameswara

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 225

    Ada sekitar lima orang berseragam jubah hitam yang ada penutup kepalanya. Kuda tunggangan mereka tampak gagah. Sepertinya kuda pilihan.Karena jarak yang begitu jauh, Kameswara tidak bisa melihat wajah mereka. Ditambah penutup kepala yang begitu lebar sampai menyembunyikan wajah mereka.Untungnya pasukan berkuda itu tidak menuju ke padepokan Mega Sutra. Jalan kecil menuju kaki bukit di mana terdapat padepokan putri dilewati begitu saja."Siapa mereka?" Kameswara menghentikan gerakannya.Dia belum banyak tahu segala hal tentang jaman yang ditinggalinya sekarang. Dia harus banyak bertanya kepada Arya Soka atau Ki Jagatapa langsung.Setelah gerombolan berjubah hitam dan berkuda tadi menghilang di kejauhan, Kameswara melanjutkan kembali latihannya.Sudah puluhan kali Kameswara mengulang gerakannya. Memang tidak merasakan lelah karena ada sabuk sakti, tapi tetap merasakan ada perubahan.Apa yang berubah?Pernapasanny

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 226

    Tiga murid ini langsung tertahan dan tersurut mundur ketika melihat siapa yang datang."Guru!" sahut ketiganya serempak.Ternyata Ki Jagatapa yang datang. Kameswara tetap bersikap datar, sementara tiga murid tampak ketakutan dengan wajah menunduk. Bukankah sang guru sudah mewanti-wanti agar jangan membuat masalah dengan Kameswara?"Pergilah, kalian tidak tahu yang sebenarnya!"Sedikit lega akhirnya tiga murid ini melangkah pergi ke asrama. Beruntung mereka tidak diberikan hukuman."Terima kasih, Kek!" ucap Kameswara."Lanjutkan latihanmu!""Baik, Kek!"Ki Jagatapa sudah pergi lagi. Kameswara melanjutkan olah napas yang sempat terhenti. Dia belum bisa semedi jadi hanya olah napas saja.Kameswara seperti kembali ke masa awal ketika berlatih di hutan Balida di bawah bimbingan Ki Kuncung Putih. Untungnya dia masih hapal isi kitab Jaya Buana.Sampai larut malam Kameswara belum berhenti dengan kegiat

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 227

    Di kediaman Nyai Mintarsih.Si gadis mungil tampan bersungut-sungut sedang membalurkan ramuan obat pada tubuh Kameswara yang penuh luka.Pemuda ini melepas pakaian atasnya sehingga nampak bentuk tubuhnya kekar dan gagah meski penuh goresan luka.Kameswara senyum-senyum penuh kemenangan. Rasanya cukup setimpal atas apa yang didapatkan sebelumnya.Diobati oleh tangan mungil nan indah seorang gadis cantik putrinya sang guru padepokan.Nyai Mintarsih sudah tahu akan datangnya Kameswara atas suruhan suaminya. Wanita ini pernah melihat Kameswara sewaktu dalam keadaan pingsan saat dibawa oleh Ki Jagatapa.Tentu saja karena untuk menuju ke padepokan atas harus melewati padepokan bawah dulu.Ketika sang putri melaporkan, Nyai Mintarsih sudah menduga pasti ada kesalahpahaman. Begitu melihat siapa yang ditangkap, dia langsung membebaskan Kameswara.Sebagai bentuk tanggung jawab atas kesalahpahaman ini, Puspa Arum si gadis

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 228

    Di puncak bukit padepokan Mega Sutra Ki Jagatapa mulai membantu Kameswara untuk membuka Cakra tersisa yang masih tertutup.Ki Jagatapa membantu dengan cara mengajak Kameswara bertarung. Pada awalnya si kakek melancarkan serangan pelan-pelan saja."Jangan menghindar, tapi lawan!"Kameswara mengikuti arahan Ki Jagatapa. Tidak menghindar serangan, tapi menyambut dengan memapak, menangkis bahkan beradu pukulan.Karena hanya menggunakan tenaga kasar, maka Kameswara melakukannya dengan hati-hati. Terutama keseimbangan dan kuda-kuda serta mengatur napas yang tepat.Demi mendapatkan kembali kesaktiannya Kameswara tidak peduli rasa sakit yang didapatkan ketika menangkis, memapak atau beradu pukulan.Berkali-kali Kameswara terjatuh dan mendapatkan luka lebam, tapi itu bukan masalah baginya. Tentu saja karena ada sabuk sakti.Kameswara tidak ubahnya orang yang benar-benar baru belajar silat.Semakin lama gerakan Ki Jagatap

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10

Bab terbaru

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 295

    Para pembunuh ini tidak sama dengan pasukan prajurit atau bajak laut. Mereka sama seperti Laskar Dewawarman.Terkumpul dari para pendekar yang mencari penghidupan dengan menerima bayaran dari membunuh.Kendati tadi melihat mereka sedang berlatih, tapi pada prakteknya saat menyerang Kameswara mereka menggunakan jurus masing-masing.Tidak ada waktu bagi Kameswara untuk mengamati lebih kemudian menciptakan jurus pemecah. Ilmu Membalik Langit tidak dia gunakan, begitupun hapalan kitab Jaya Buana.Sekarang saatnya jadi pembantai. Kelompok pembunuh ini harus dilenyapkan dari muka bumi. Kameswara mengandalkan kecepatan dan ketepatan gerak.Sewaktu-waktu dia terpaksa mengaktifkan Rompi Nyumput Buni ketika kondisinya terpojok. Kenapa terpojok, karena banyaknya lawan yang mengeroyoknya.Sraat! Kraak!Ki Jabrik geleng-geleng kepala tak habis pikir melihat pemuda yang sendirian menghadapi anak buahnya yang secara perhitungan tidak a

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 294

    Waktu masih carangcang tihang ketika Kameswara sudah berdiri kaki gunung di jalan setapak yang menuju ke lereng atau bahkan sampai ke puncaknya.Gunung berdiri menjulang tinggi bagai raksasa yang menghadang. Kameswara sudah merasakan aura buruk yang memancar dari gunung ini.Setelah mendengar percakapan semalam Kameswara langsung meminta Padmasari membawanya ke gunung ini. Gunung Wukir.Kameswara memandang dari bawah sampai puncaknya. Menurut keterangan yang didapat Padmasari, kelompok pembunuh bayaran Gagak Wulung hanya menerima pesanan dari orang yang berani membayar mahal.Mereka tidak berambisi menjadi penguasa. Hidup mereka dari bayaran membunuh orang. Namanya terkenal. Sanjaya yang sudah lama tinggal di Mataram juga kenal.Namun, untuk menyewa jasa mereka tidak mudah seperti membeli sayur di pasar."Bagaimana kalau aku ingin menggunakan jasa mereka?" tanya Kameswara kepada Padmasari waktu malam tadi sebelum pergi ke sini.

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 293

    Sebelum sampai baru setengah jalan senjata rahasia sudah terpental entah kemana. Tidak ada orang di sisi Prabu Sanjaya, tapi ada yang melindunginya.Prabu Sanjaya tersenyum sinis, dia tahu banyak pembunuh bayaran di sekelilingnya. Namun, dia tidak cemas sedikitpun.Arya Soka keluar karena mendengar suara benturan senjata. Dia langsung menyapukan pandangan."Kau tidak akan menemukannya, mereka bersembunyi dengan rapi. Mereka kelompok pembunuh bayaran Gagak Wulung,""Aku baru mendengarnya, Gusti!""Mereka sekumpulan pendekar golongan hitam dari wetan,""Dari Mataram?""Ya, bayarannya sangat mahal. Yang mampu membayar mereka pasti Uwak Sora. Aku heran, kenapa tidak dia sendiri yang langsung menemuiku. Bukankah dia lebih sakti dariku, ada Maharesi juga. Apa lagi yang dia takutkan?""Kameswara mungkin!" sahut Arya Soka.Prabu Sanjaya terbahak-bahak, tawanya bagaikan membelah malam. Para pembunuh bayaran yang

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 292

    Setelah menaklukan dua bajak laut yang merajai laut selatan dan utara, pasukan Sunda yang dipimpin Sanjaya mendapatkan apresiasi yang tinggi dari Maharaja Tarusbawa.Perairan wilayah Sunda kini aman dari gangguan perompak laut. Walaupun masih ada, tapi mereka tidak berani beraksi lagi. Mereka hanya bajak laut kecil.Jika yang besar saja sudah ditaklukan, maka yang kecil akan berpikir ulang untuk melakukan aksinya.Karena sang maharaja sudah terlalu tua untuk memimpin kerajaan, akhirnya Sanjaya naik tahta menggantikan kakek mertuanya.Inilah saatnya dia menuntut balas kepada Purbasora dan Indraprahasta. Tidak lama setelah penobatan, Sanjaya mengerahkan pasukan Sunda menuju Galuh.Namun, perjalanan mereka tidak bergerak secara buru-buru. Bahkan seperti bukan untuk perang. Dari Sunda ke Galuh cukup jauh, jadi mereka harus menghemat tenaga.Sanjaya berada dalam kereta kuda, Arya Soka memimpin paling depan. Dia didaulat jadi senapati

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 291

    Kameswara tarik mundur badannya. "Tunggu-tunggu, aku sih pasti mau saja. Kamu cantik, tubuhmu bagus. Semua lelaki pasti menginginkanmu, tapi coba kau pikir terlebih dahulu!"Si gadis hentikan melepas pakaian yang baru setengah terbuka. Kameswara terpaksa menelan ludahnya. Entah kenapa godaan seperti ini selalu menghampirinya.Sudah tahu kelemahannya tidak boleh melihat tubuh sintal indah dan menggoda."Apa yang harus saya pikirkan selain kebebasan?""Seandainya kau bebas, bagaimana caranya meninggalkan pulau ini, atau kau mau tinggal sendirian di sini?"Seketika si gadis tertunduk lesu. Benar juga, tidak cara lagi selain ikut bersama kapal pasukan Sunda.Karena kapal milik Tuan Raja juga pasti akan dirampas. Itu berarti dia harus ikut tertangkap juga.Kameswara merapikan pakaian yang setengah terbuka itu. "Aku tidak tahan melihat tubuhmu yang indah," katanya."Kalau Tuan mau silakan saja, saya masih perawan!"

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 290

    Para wanita bajak laut membentuk beberapa kelompok. Masing-masing kelompok membuat sebuah formasi jurus. Mereka bergerak lebih dulu menyerang pasukan Sunda."Bagaimana, Gusti?" tanya Arya Soka kepada Sanjaya."Lumpuhkan saja, jangan sampai ada yang terbunuh!"Pertempuran pun terjadi. Terbagi menjadi beberapa kelompok. Walaupun jumlah pasukan tiga kali lebih banyak dari bajak laut Raja Sagara, tapi mereka cukup kesulitan.Selain karena kepandaian para wanita ini yang ternyata di atas rata-rata, juga perintah Sanjaya yang tidak boleh membunuh membuat mereka sedikit segan saat menyerang.Karena dalam perang, selain membunuh ya dibunuh. Kecuali lawan menyerah. Namun, yang ini beda, bertempur melawan pasukan yang semuanya perempuan.Sanjaya tidak melihat Kameswara di dekat sini, dia mengira pemuda ini pasti masih ada masalah lain. Lalu dia berkelebat mendekati Tuan Raja."Kau yang memimpin pasukan ini?" tanya Tuan Raja.

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 289

    Langit-langit ruangan tiba-tiba terbuka. Tidak menyangka kalau di atas ada sebuah pintu dan juga ruangan lagi. Dari ruangan atas itu jatuh tiga benda sangat keras. Jatuhnya tepat di sekeliling Kameswara.Benda ini awalnya bulat sebesar orang meringkuk, ternyata memang benar itu adalah orang yang meringkuk karena sekejap kemudian mereka bardiri."Manusia batu?" gumam Kameswara melihat tiga benda yang jatuh tadi ternyata berwujud manusia, tapi terbuat dari batu."Lenyapkan penyusup ini!" perintah Tuan Raja kepada manusia batu.Tiga manusia batu serempak langsung menyerang Kameswara. Sebagai percobaan pemuda ini memapak salah satu pukulan manusia batu.Dukkk!"Aww!"Untung tulang Kameswara sudah sangat kuat, itu juga dilapisi tenaga dalam. Ada sedikit kebas saat beradu tadi. Selanjutnya Kameswara lebih banyak berkelit.Pertarungan tidak hanya di tempat itu, tapi perlahan bergerak ke tengah ruangan. Para wanita baja

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 288

    Kameswara memperhatikan ruangan besar ini. Tidak ada lubang udara sama sekali, tapi semuanya tidak merasakan pengap. Jalan keluar masuk satu-satunya adalah yang sedang dia tempati sekarang.Pemuda ini menenangkan pikirannya. Mengendalikan degupan jantung yang tidak karuan. Bagaimana tidak, semua wanita ini bagai patung lilin. Polos tanpa busana."Pemujaan kepada Hyang Batara Gara, keyakinan macam apa ini? Wah, dasar si otak kotor!"Kameswara bergerak masuk ke ruangan utama di dalam bukit batu ini. Dia menuju satu sisi yang tadi terdapat batu kotak. Lalu dia menembus ruangan yang ada di bawahnya.Gelap juga, tapi tidak bagi Kameswara. Di ruangan ini terlihat adegan kotor yang dilakukan lelaki tinggi besar kepada wanita muda di atas batu kotak."Selain dijadikan anak buahnya sebagai bajak laut, rupanya dijadikan budak nafsunya juga. Ini orang lebih gila dariku!"Kameswara berpikir apa yang harus dia lakukan sekarang. Masa menonton

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 287

    Langit di sebelah selatan tampak hitam. Kilatan-kilatan petir menyeruak di balik awan tebal yang juga hitam.Di bawahnya, pusaran angin dahsyat membumbung tinggi. Membuat air laut pasang cukup tinggi.Akhirnya menciptakan gulungan ombak raksasa yang sampai ke tempatnya Kameswara mengayuh dengan tanaga dalam. Posisi berdirinya cukup kokoh, meski perahunya terombang-ambing."Rupanya ada badai, ini yang aku belum bisa. Membaca alam. Sepertinya aku akan terjebak dalam pusaran badai itu,"Sesakti apapun manusia, tidak akan bisa melawan ganasnya alam. Kameswara tidak mau 'agul' walaupun memiliki kesaktian luar biasa. Dia tidak akan melawan alam.Kameswara buka 'mode on' Rompi Nyumput Buni. Perahunya diikut sertakan. Kemudian menggunakan ilmu meringankan tubuh agar meluncur lebih cepat.Pusaran badai ini datang terlalu cepat. Lingkaran pusaran ini sangat besar. Kira-kira seluas bukit. Tubuh Kameswara tidak tersentuh ganasnya badai, tapi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status