Share

Bab 027

last update Last Updated: 2024-12-02 08:03:23

Setelah hari terang barulah Kameswara tahu, goa ini jaraknya masih lima tombak menuju puncak jika diukur secara lurus. Sedangkan kontur tanah tampak miring hingga empat puluh lima derajat.

Kameswara telah membuat kujang palsu dari kayu yang bentuknya sangat mirip. Diletakan persis di atas batu kotak. Lembaran kulitnya dihancurkan dan dibuang.

Dia juga menyalurkan hawa sakti ke dalam kujang kayu itu sehingga memancarkan cahaya terang. Tapi hanya kuat tiga hari saja.

Selain itu dia juga membuat jebakan-jebakan sepanjang lorong goa yang sempit itu. Mampu atau tidak mampu melewati jebakan, dia tidak peduli.

Selanjutnya Kameswara mencari tempat aman untuk memantau situasi, karena sudah terdeteksi beberapa orang sedang mendaki ke arah sini.

Dengan menyatunya Kujang Bayangan dalam tubuh, tenaga dalamnya bertambah lima ratus kepal. Ini artinya butuh lima ratus kepal lagi untuk naik ke tingkat selanjutnya.

"Berarti aku ini pendekar Madya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 028

    Dua orang anggota Laskar Siluman Merah melesat langsung ke depan mulut goa. Salah satunya menendang mayat Pengemis Tongkat Butut hingga mencelat jauh."Kau tunggu di sini!" perintah salah satunya yang berbadan lebih tinggi sebelum masuk ke dalam.Yang disuruh langsung mengangguk kemudian bersiaga menjaga dari tokoh-tokoh lain yang mencoba menerobos masuk.Benar saja, tak butuh waktu lama dua sosok berkelebat langsung mengirimkan serangan mematikan. Walaupun dua orang tapi sebenarnya mereka sendiri-sendiri.Pertarungan dua lawan satu tak terelakan lagi. Anggota Laskar Siluman Merah yang menyamar lebih tinggi tingkatannya daripada dua lawannya.Dia masih menggunakan tangan kosong. Golok yang menjadi senjata khas kelompoknya masih disembunyikan.Sementara dua lawannya tidak tanggung-tanggung menggunakan senjata andalan masing-masing. Satu bersenjata kapak yang gagangnya panjang, dan satunya menggenggam sepasang cakra bergerigi tajam

    Last Updated : 2024-12-02
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 029

    "Kau!" tunjuk si tinggi besar kepada Kameswara. Dia sangat ingat anak itu yang tempo hari bertemu di kedai. Kecurigaannya benar, anak muda ini bukan orang sembarangan dan bisa menjadi ancaman bagi rencana besar laskarnya."Paman masih ingat aku?" tanya Kameswara sambil menunjuk hidungnya sendiri. Bibirnya masih tersungging senyum.Semua orang memandang heran, kenapa ada anak semuda ini di antara mereka? Dari cara kemunculannya yang tidak terdeteksi, membuat mereka ragu dengan tampilan Kameswara.Ada yang menganggap anak ini adalah tokoh sesepuh yang karena kesaktiannya bisa membuat dirinya menjadi muda kembali. Tapi kenapa sangat muda sekali? Biasanya, kan, aslinya berumur seratus tahun, tapi tampilannya seperti empat puluhan."Aku sudah curiga padamu!""Rasanya aku tidak berbuat sesuatu, kenapa harus dicurigai, kenal juga tidak. Iya, kan?""Kau jangan pura-pura bodoh, bocah!""Yang bodoh siapa, masa tokoh sehebat Paman

    Last Updated : 2024-12-02
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 030

    Yang pemuda begitu rupawan. Setelan pangsinya berwarna hijau tua. Kain pinggangnya bercorak batik, begitu juga ikat kepala serasi dengan rambut lurus panjang hingga menyentuh bahu."Semua yang tewas di sini dari golongan hitam, mereka yang tadi berlarian juga golongan hitam. Bagaimana menurutmu, Wirasoma?"tanya si gadis.Postur tubuh si gadis ini terbilang bongsor. Tingginya menyamai pemuda yang dipanggil Wirasoma itu. Ramping, padat berisi.Mengingatkan Sanatana kepada Sriwuni, tapi gadis ini lebih cantik. Kulitnya agak putih. Mengenakan pakaian serba biru. Rambutnya yang panjang dibiarkan tergerai tanpa diikat."Mungkin saja ada seseorang yang telah menguasai pusaka itu dan tak bisa dikalahkan sehingga mereka lari tunggang langgang," Wirasoma berpendapat."Bisa jadi, tapi siapa, ya?"Gadis ini melihat sesuatu di balik ikat pinggang mayat anggota Laskar Siluman Merah. Segera dia mengambilnya. Ternyata kalung berbandul tengkorak.

    Last Updated : 2024-12-02
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 031

    Kameswara berjalan santai di jalanan desa yang terletak di kaki gunung. Dia menuju arah selatan. Gunung Cakrabuana masih sangat jauh.Bisa saja dia berlari dengan ilmu meringankan tubuh, tapi lebih memilih berjalan kaki. Biar ada pengalaman dari satu tempat ke tempat lain.Berjalan sambil memikirkan tugasnya, menumpas Laskar Siluman Merah. Pastinya tidak bisa dilakukan sendirian.Namun, kalau untuk mencari markas mereka, mungkin bisa sendirian. Setelah menemukan, dia akan melapor kepada guru Ranu Baya di perguruan Sangga Buana.Menurut Surya Kanta, dulu laskar aliran hitam itu diserbu oleh persekutuan aliran putih. Nanti, untuk kedua kalinya Laskar Siluman Merah harus benar-benar musnah tiada tersisa.Walaupun kejahatan di muka bumi tidak akan hilang sampai datangnya hari kehancuran, setidaknya dengan membasmi laskar itu maka berkuranglah orang-orang jahat.Sedang santai-santainya berjalan, Kameswara dikejutkan sesuatu yang membu

    Last Updated : 2024-12-03
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 032

    Di hadapan Kameswara berdiri seorang nenek kurus agak bungkuk yang wajahnya menyeramkan. Dagu lancip, hidung seperti paruh burung, kedua mata kecil dan cekung. Tulang pipi menonjol lancip dan bibir tebal.Si nenek memakai jubah hitam dan menggenggam tongkat yang panjangnya melebihi tinggi badannya. Ujung atas tongkat ini ada semacam pisau pengait. Dari hawa sakti yang memancar, Kameswara membaca kekuatan si nenek berada di pendekar Madya tingkat tujuh."Pantas saja aku tidak bisa mendeteksinya,"gumam Kameswara."Serahkan kujang pusaka itu!" seru si nenek. Suaranya serak menyeramkan. Kameswara menduga pasti nenek kurus ini sudah melihatnya mengeluarkan Kujang Bayangan."Nenek, kenapa bodoh?" seloroh Kameswara membuat terdengar geraman menggidikkan dari si nenek."Berani sekali kau mengejek Nini Runting! Apa kau tidak sayang nyawamu?""Apa aku harus mempercayaimu?" semprot Kameswara sambil monyongkan bibir dan garuk-garuk kepala. "

    Last Updated : 2024-12-03
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 033

    Di suatu tempat tersembunyi. Di sebuah lembah yang letaknya terlindungi oleh beberapa gunung yang menjulang tinggi. Di mana belum ada yang tahu tempat ini kecuali anggota Laskar Siluman Merah.Ya, ini adalah markas Laskar Siluman Merah.Di tempat yang lebih khusus lagi. Tempat yang kondisinya cukup lembab dan suasana yang sedikit cahaya.Di suatu senja. Di sebuah cekungan tanah yang mirip goa. Tampak seorang pemuda duduk bersila dalam semedinya.Dia adalah Dirga Pawana. Semenjak datang ke markas Laskar Siluman Merah dia langsung diperintahkan untuk melakukan tapa mengosongkan jiwa dan pikiran. Entah sudah berapa hari dia duduk disitu tanpa bergerak sedikitpun.Turangga, salah satu dedengkot Laskar Siluman Merah mengatakan padanya sebelum bertapa. Bahwa dia akan dijadikan manusia terkuat dan tak tertandingi. Namun, bukan dari jalur tingkatan kependekaran.Dirga Pawana yang belum tahu maksudnya menurut saja demi membalaskan dendam

    Last Updated : 2024-12-03
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 034

    Beberapa saat kemudian muncul dua orang yang berpakaian seragam merah darah. Seragam khas Laskar Siluman Merah.Dari penampilan dan raut wajah tampaknya mereka tergolong anggota senior atau bisa dibilang dedengkot.Secara kebetulan mereka berhenti di bawah pohon di mana Kameswara berada di atasnya. Mudah-mudahan saja keberadaannya tidak terdeteksi oleh mereka yang tingkat kependekarannya lebih tinggi darinya.Kameswara hanya menajamkan indera pendengarannya agar bisa menyimak percakapan mereka.Dua dedengkot ini berkali-kali memandang ke arah mereka datang semula. Sepertinya sedang menunggu seseorang."Sutajaya berkelana sendirian, dia akan mudah kita lenyapkan, Raka Bergawa!"Kameswara ingat, Sutajaya adalah salah satu pendekar muda yang menjuarai Adu Tanding yang bergelar Pendekar Cakar Sakti. Dia belum pernah melihat orang itu. Sedangkan yang dua lagi dia pernah melihatnya.Tampaknya dua dedengkot Laskar Siluman Merah

    Last Updated : 2024-12-03
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 035

    Sutajaya merasakan tenaganya seketika melemah. Luka bekas goresan terasa panas dan perih. Pandangannya menjadi buram, tubuhnya limbung. Dia melihat golok itu sedang berkelebat sekali lagi hendak memutus lehernya.Pemuda ini memejamkan mata. Menanti ajal yang sekejap lagi menghampirinya. Dia hanya berharap semoga dirinya dikenang sebagai pendekar pembela kebenaran.Wussh! Trang!Wajah Sutajaya merasakan satu hempasan angin, lalu dia sedikit membuka matanya. Terlihat Kombayan kebingungan karena kehilangan senjatanya. Nyawanya masih selamat. Siapa yang menolongnya?Tadi, ketika golok terangkat ke atas lalu mengayun hendak memenggal kepala Sutajaya, tiba-tiba setengah jalan goloknya mendadak membentur sesuatu. Sangat keras. Sehingga lepas dari genggaman dan terpental cukup jauh.Bergawa juga tampak terkejut. Mereka segera waspada karena sebelumnya tidak merasakan ada kehadiran orang lain di tempat ini. Bahkan sampai golok Kombayan terpental j

    Last Updated : 2024-12-03

Latest chapter

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 225

    Ada sekitar lima orang berseragam jubah hitam yang ada penutup kepalanya. Kuda tunggangan mereka tampak gagah. Sepertinya kuda pilihan.Karena jarak yang begitu jauh, Kameswara tidak bisa melihat wajah mereka. Ditambah penutup kepala yang begitu lebar sampai menyembunyikan wajah mereka.Untungnya pasukan berkuda itu tidak menuju ke padepokan Mega Sutra. Jalan kecil menuju kaki bukit di mana terdapat padepokan putri dilewati begitu saja."Siapa mereka?" Kameswara menghentikan gerakannya.Dia belum banyak tahu segala hal tentang jaman yang ditinggalinya sekarang. Dia harus banyak bertanya kepada Arya Soka atau Ki Jagatapa langsung.Setelah gerombolan berjubah hitam dan berkuda tadi menghilang di kejauhan, Kameswara melanjutkan kembali latihannya.Sudah puluhan kali Kameswara mengulang gerakannya. Memang tidak merasakan lelah karena ada sabuk sakti, tapi tetap merasakan ada perubahan.Apa yang berubah?Pernapasanny

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 224

    Ketika Arya Soka menanyakan perihal Kameswara yang menjadi buronan, si pemuda dari masa depan ini menjelaskan dengan gamblang seperti yang dia alami."Kalau aku buronan, memang benar. Karena aku kabur dari penjara istana, tapi kalau tidak kabur aku dituduh sesuatu yang tidak aku lakukan!"Kameswara bisa menebak pihak kerajaan tidak akan percaya dengan keterangannya. Mereka akan terus menyiksanya sampai mengaku.Kalau begitu terus dia tidak punya waktu untuk membuka kembali ketujuh cakranya.Arya Soka mengerti keadaan Kameswara yang bingung di tempat atau lebih tepatnya di jaman yang asing baginya.Lebih dari itu Kameswara juga harus memikirkan bagaimana caranya kembali ke masanya dan juga menemukan istrinya."Sebenarnya aku masih kurang percaya tentang asal usulmu, aku ingin mengujimu. Jika kau benar-benar datang dari masa depan, pasti mengetahui apa yang akan terjadi di negeri ini khususnya!"Sebelum menjawab Kameswara

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 223

    Setelah lewat 'sareupna' ada tujuh murid yang mendapat giliran pelatihan khusus malam. Mereka dilatih oleh Arya Soka.Anak laki-laki Ki Jagatapa ini memang ilmunya paling tinggi sehingga dipercaya melatih murid yang lain.Kemudian ada empat orang yang mendapat giliran ronda. Mereka tidak hanya meronta di padepokan putra, tapi juga menjaga padepokan putri di bawah.Sementara Kameswara mulai membuka kitab yang dipinjamkan Ki Jagatapa di kamarnya. Untungnya jenis tulisannya tidak beda dengan kitab Jaya Buana.Pada saat membaca Kameswara menemukan ada inti sari kalimat yang sama dengan kitab Jaya Buana. Muncullah ide untuk menggabungkan keduanya.Yang jadi masalah ternyata Kameswara tidak bisa melakukan semedi. Karena cakranya tertutup, aliran napasnya tidak bisa bercampur dengan aliran darah.Jadi dia merasa percuma saja semedi yang tidak ubahnya hanya untuk menenangkan pikiran. Sementara napasnya tidak bisa diolah untuk mengendalik

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 222

    Kameswara membuka kedua matanya. Dia mendapati dirinya terbaring di atas bale bambu. Sesaat matanya memicing menyesuaikan dengan cahaya.Cahaya sang penerang jagat ini masuk melalui celah-celah atap bangunan di mana Kameswara berada."Di mana aku?"Kameswara bangun duduk, mengitarkan pandangan. Rupanya dia berada salam sebuah ruangan semacam rumah kecil.Ada banyak perabotan di sudut belakang dekat pintu belakang yang terbuka. Ada satu lagi bale bambu yang sama besar, letaknya bersebelahan dengan bale yang ditempati Kameswara.Pemuda ini mengingat kejadian sebelumnya. Dia menyaksikan dua orang kuat bertarung dan dia terkena dampak pukulan sakti keduanya sampai pingsan.Lalu begitu bangun sudah berada di tempat ini. Berarti ada orang yang membawanya ketika pingsan. Siapa orang ini?"Luar biasa!" Seseorang berujar. Suaranya agak serak dan sedikit gemetar.Dari pintu depan masuk seorang kakek berpakaian serba putih

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 221

    Dua orang prajurit tampak meminta ijin masuk ke ruangan itu. Kameswara tidak tahu merekalah yang telah menyiksanya beberapa waktu lalu, karena saat itu Kameswara tidak bisa melihat wajah mereka."Masuklah, ada apa?"Kedua prajurit itu menjura lalu melaporkan tentang tahanan yang hilang. Yang di maksud mereka adalah Kameswara. Mereka menceritakan dari sejak menemukan sampai kaburnya Kameswara.Kameswara baru sadar setelah mendengar suara mereka. Lalu lekat-lekat dia memperhatikan wajah mereka."Kalian berdua yang pertama akan kusiksa setelah kesaktianku pulih!" ancam Kameswara, tapi hanya dalam hati."Lanjutkan pencarian, sebarkan ciri-cirinya ke semua prajurit yang ada di luar istana!""Baik, Gusti!""Gila, aku jadi buronan, seenaknya menjatuhkan hukuman. Tidak asal usulnya langsung main ambil kesimpulan saja!" gerutu Kameswara juga hanya dalam hati."Apa ini tidak aneh, baru kali ini ada penyusup ke dalam istan

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 220

    Jatuh dari ketinggian yang tidak bisa diukur sehingga sosoknya melayang cepat dan menghantam tanah dengan kuat.Bam!Kameswara tidak merasakan apa-apa saking kerasnya benturan. Bahkan bernapas pun susah. Apakah ajal sudah menjemputnya sekarang?Akan tetapi sayup-sayup masih terdengar suara kerumunan orang. Dia merasakan kehadiran banyak orang di sekelilingnya. Tidak jelas apa yang mereka bicarakan. Penglihatannya pun tidak jelas.Apakah dia masih hidup atau sudah mati? Kemudian Kameswara merasakan dirinya ada yang mengangkat. Agak lama kemudian tubuhnya melayang lagi.Buk!Kejap berikutnya pemuda ini sudah tidak ingat apa-apa lagi.***Byur!Kameswara terbangun karena siraman air. Dia langsung memperhatikan sekitarnya. Dia berada di ruangan temaram. Hampir tidak ada penerangan di sini.Setelah memperhatikan lebih jelas ternyata dia berada di dalam ruang kurungan, mengingatkan dia ketika dikurun

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 219

    Kameswara tidak kaget ketika merasakan ada energi besar yang menindih dirinya. Dia ingat pertarungan melawan si kakek gemuk tempo hari.Yang Kameswara cemaskan adalah Ayu Citra. Dia lihat sang istri telah mengerahkan tenaga dalamnya untuk menahan energi yang membebaninya.Segera saja Kameswara tarik napas dalam-dalam. Himpun semua kekuatan yang dia miliki. Sebagian digunakan untuk menahan himpitan dua energi dari lawannya, juga untuk membantu meringankan beban Ayu Citra.Sebagian lagi disiapkan ke dua tangannya untuk membuat sebuah pukulan. Karena kedua lawannya juga tampak sama. Mereka mengisi kekuatan pada kedua tangan masing-masing.Udara pagi yang sejuk seketika berubah menjadi terik. Hewan-hewan yang sedang berada di dekat mereka langsung menjauh.Bahkan di atas pun tidak burung yang berani lewat.Gentasora dan Rah Wengker tampak bergetar. Tubuh mereka mengeluarkan asap hitam tipis. Sepertinya mereka langsung mengeluarkan aj

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 218

    Prabasari menghambur kembali, menenangkan Kameswara yang seperti sedang kepanasan. Dia mengira lelaki pujaannya ini hanya sakit biasa saja."Tenanglah, aku akan mengobatimu!"Begitu memeluk Kameswara, ternyata tubuh Kameswara terasa sangat panas. Ditambah meronta-ronta dengan kuat, tapi Prabasari tidak peduli. Dia berusaha kuat terus menenangkan.Namun,..."Aaakh!Bruuakk!Akibat rontaan Kameswara yang kuat, tubuh Prabasari terlempar sampai mendobrak jendela lalu jatuh bergulingan ke luar. Ke halaman belakang.Beruntung tidak mengenai Ayu Citra yang duduk di bawahnya karena saking kuatnya dorongan Kameswara.Ayu Citra yang sempat kaget segera berdiri, tapi tetap melantunkan bacaan. Dia berbalik melihat Kameswara yang masih menggeliat-geliat.Tangan kanan si cantik berkerudung ini berusaha menggapai Kameswara. Sebisa mungkin dia menyentuh apa saja bagian tubuh Kameswara yang bisa dijangkau.Tep!

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 217

    Ayu Citra mencari tempat sepi. Berusaha menjauhi perkampungan sampai dia menemukan gubuk kecil di dekat sebuah pancuran.Dia mengambil air wudhu di pancuran karena hari sudah gelap, tapi si cantik ini tidak takut gelap sama sekali.Apalah artinya kegelapan alam dibandingkan dengan kegelapan hatinya.Sekarang sudah waktunya menjalankan kewajiban kepada Tuhannya. Di gubuk itu dia menunaikan ibadahnya. Dia hanya melebarkan kerudungnya agar menutupi sampai bagian lehernya.Karena pakaiannya sudah longgar dan sudah menutupi seluruh badan. Dia tidak sempat mengambil mukena di kamar sewaannya karena saking kacau hatinya.Selesai solat magrib Ayu Citra merenung sambil wiridan. Segala apa yang menimpanya pasti ada sebabnya. Entah itu dari dosa yang diperbuat baik sengaja atau tidak.Semuanya dia pasrahkan kepada Yang Maha Kuasa Sang pemberi takdir untuk semua manusia di muka bumi.Meski terasa sakit, Ayu Citra membayangkan kembal

DMCA.com Protection Status