Share

Syukuran

Penulis: Buluh Perindu
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-14 20:17:17
Hari ini umur Alif tepat satu tahun. Tak ada perayaan yang berlebihan atas peringatan putra mereka itu. Ranti dan Bayu memutuskan mengucapkan rasa syukur mereka dengan membagikan nasi kotak ke beberapa panti asuhan. Ranti memang rutin menyisihkan sebagian rezekinya ke beberapa panti asuhan yang ada di kota ini.

Selain itu, Ranti juga membagikan nasi kotak itu pada tetangga-tetangganya. Suasana kekeluargaan di lingkungan mereka yang baru ini memang lebih terasa. Mungkin karena bukan komplek perumahan, warga di sini saling berbaur tanpa melihat asal daerah, agama ataupun pekerjaan. Bertetangga dengan orang lain yang berbeda agama menjadi pemandangan yang biasa saja di daerah ini.

"Bang, nasi kotak untuk Bapak, Ibu, dan keluarga yang lain bagaimana?" tanya Ranti sembari menghitung ulang jumlah nasi kotak yang akan dibagikan pada para tetangga.

Walaupun hubungannya kurang harmonis dengan anggota keluarga Bayu, tetap saja Ranti tak ingin membuat jurang pemisah antara keluarga kecil mereka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Berita Duka

    Bu Rina pamit pulang dengan membawa tiga kotak nasi dan sebuah bolu gulung tikar. Ranti sengaja membuat bolu gulung tikar hari ini dalam jumlah yang lebih selain untuk dijual. Beberapa untuk dibagikan pada keluarga Bayu dan orang-orang yang dianggap Ranti banyak membantu mereka selama ini. Bu Ayu dan Bu Rina, salah satu diantaranya. Tak lama kemudian tampak kehadiran Bunga untuk menjemput ibunya itu. Gadis itu tampak turun dari motornya dan menyerahkan sebuah amplop dari dalam tas sandang yang dibawanya. Hasil penjualan hari ini dari keempat toko roti disetorkan Bunga pada pemiliknya. Biasanya Ranti akan ke toko menjelang tutup, setelah pagi harinya memastikan semua stok roti telah dikirim ke tokonya itu. Namun sore ini, Ranti tak sempat ke toko lagi.Azan berkumandang saat Ranti memutuskan masuk ke dalam rumah. Menunaikan tiga rakaat di penghujung senja sendirian. Selalu dengan lafal doa yang sama di akhir ibadahnya. Permohonan dan pinta terbaik untuk kehidupan mereka ke depannya.Se

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-15
  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Siapa Calon Nina?

    Dua bulan sejak kepergian ayah tercintanya, Ranti mencoba tegar atas ujian yang telah diberikan Sang Maha Pencipta pada dirinya. Usia kehamilannya kini menginjak enam bulan. Tak ada keluhan yang berarti, kecuali pinggangnya terasa sakit dan pegal jika terlalu banyak beraktivitas.Satu minggu awal kematian ayahnya, Ranti memutuskan mendampingi sang ibu melewati saat-saat tersulit mereka. Melepaskan orang yang kita cintai dengan penuh keikhlasan. Menghilangkan bayang keberadaan orang yang selama ini selalu membersamai kita dalam setiap langkah. Mecoba menepis rasa yang muncul kala merindukan kehadirannya bersama kita.Bayu dengan berat hati menyampaikan permohonan maaf karena ketidakhadiran kedua orang tuanya di suasana berduka saat itu. Jujur, ada rasa malu dalam hatinya kala mengucapkan kata maaf di hadapan ibu mertuanya itu. Bayu tahu, Ranti sangat kecewa atas sikap ibu kandung suaminya itu. Dan Bayu tak menyalahkan istrinya. Bagaimana tidak, tiket hendak dibelikan saja pun masih saja

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-16
  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Lamaran

    Kondisi Ranti yang sedang hamil ditambah udara malam yang dingin nantinya membuat Bayu memutuskan mereka berangkat dengan kendaraan roda empat yang jarang digunakan itu. Untuk aktivitas keseharian baik Ranti dan Bayu memang lebih sedang dengan sepeda motor."Abang juga tak tahu, Dek. Apa mungkin teman kuliahnya ya?""Bisa jadi. Tapi kenapa lamaran ini kesannya mendadak, Bang? Abang baru diberitahu hari ini kan?"Tampak Bayu menganggukkan kepalanya."Sore ini tepatnya, Dek. Sekitar jam tiga tadi."Ranti menghela napas panjang. Memang acara lamarannya yang mendadak atau memang Bayu yang sengaja dikabarkan oleh ibunya di saat-saat akhir seperti ini? Sesampai di tempat praktek dokter Idil, dokter yang menjadi langganan Ranti untuk memeriksakan kondisi kehamilannya tampak deretan pasangan suami istri sedang berjajar menunggu giliran. Menunggu kurang lebih sepuluh menit, akhirnya mereka mendapat giliran.Alhamdulillah sejauh ini kandungan Ranti sehat. Tak ada yang perlu dikhawatirkan. Tumbu

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-17
  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Sosok Randu

    Bayu berhasil memutar memori tentang sosok yang ada di hadapannya saat ini. Benarkah laki-laki ini yang akan melamar adik kandungnya malam ini?Bayu sangat mengenal sosok Randu. Laki-laki yang berada dua tingkat di bawahnya saat masih mengenakan seragam putih abu dulu. Saat itu, walaupun mereka tak satu angkatan, semua guru dan siswa sekolah akan mengenal sosok Randu, adik kelasnya itu.Bukan karena kecerdasan, prestasi ataupun wajah tampan yang luar biasa hingga membuat Randu begitu dikenal semua warga sekolah kala itu. Saat mendengar nama itu, semuanya akan langsung mengingat pada sosok seseorang yang selalu menjadi biang keonaran di sekolah. Jarang membuat tugas, sering bolos, datang terlambat, bahkan menjadi sosok yang sering mengadu otot dengan teman-temannya. Benarkah sosok ini yang akan menjadi suami Nina?"Bayu?" Laki-laki itu sama terkejutnya dengan Bayu saat keduanya saling menatap. Bayu mencoba mengembangkan senyumnya yang mungkin terlihat sangat kaku saat mencoba menerka-n

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-18
  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Rencana Pernikahan

    "Bu ... sudahlah, malu didengar banyak orang."Bu Ratna tampak masih tak puas. Hampir saja ibu mertua Ranti itu kembali membuka mulutnya jika Nina tak hadir di ruangan itu dengan ditemani Ririn."Duduk, Dek."Bayu menggeser tubuhnya. Memberi ruang pada Nina yang mencoba tersenyum kepada seluruh orang yang duduk di ruangan itu. Namun demikian Ranti merasa senyuman itu seperti bukan layaknya senyum kebahagiaan seorang gadis yang dilamar kekasihnya. Cepat-cepat Ranti menepis perasaannya yang mungkin salah itu."Nina, kamu yakin mau menikah dengan Randu?"Tanpa basa-basi Bu Ratna langsung melemparkan pertanyaan pada Nina."Nina yakin, Bu. Nina dan Bang Randu juga sudah berdiskusi. Kami ingin menikah bulan depan. Bukan begitu, Bang?" tanya Nina pada Randu yang menunjukkan raut bahagia di wajahnya itu."Iya, Bu, Pak. Kami tak ingin lama-lama pacaran. Biar kami halal secepatnya."Bu Ratna jelas terkejut saat mendengar ucapan keduanya."Bulan depan? Apa ini tak terkesan terburu-buru?"Seorang

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-19
  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Mertua Aneh

    "Ranti setuju, Bu. Pernikahan Nina dan Randu harus meriah dan mewah kan, Bu? Randu seorang pengusaha, tentu hantaran uang dapurnya akan banyak, Bu. Beda dengan Bang Bayu dulu yang hanya staf biasa. Betul kan Nina? Kalau Kakak boleh tahu ... kira-kira berapa uang dapur yang akan diberikan Randu nantinya?"Sontak saja mata sang ibu mertua melotot ke arah Ranti yang berbicara santai, tanpa merasa bersalah. Ranti pun sengaja tak ingin melihat ke arah wajah mertuanya itu. Dirinya sudah dapat menebak reaksi yang mertua."Untuk apa kamu harus tahu berapa uang dapur yang akan diantarkan Randu nantinya?"Tampak jelas terlihat, Bu Ratna tak suka dengan pertanyaan Ranti pada Nina, anak gadisnya. Uang hantaran itu urusannya sebagai orang tua, mengapa pula Ranti harus tahu jumlahnya?Ranti pura-pura tak melihat bagaimana ekspresi wajah ibu mertuanya itu saat ini. Sang calon mempelai wanita tampak tertunduk. Entah apa yang ada dalam pikiran Nina. Ranti sempat merasa bingung. Gadis yang biasa ceria t

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-20
  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Sumbangan, Bukan Patungan

    "Sudah ... sudah. Yang penting bagi Bapak, satu hal. Nina sudah memilih. Artinya Nina sudah tahu apa pun konsekuensi atas pilihannya itu. Sekarang kita kembali pada pembicaraan awal. Terkait pelaksanaan akad dan resepsi pernikahan Nina nantinya. Sebulan itu waktu yang singkat, tak lama. Persiapan untuk acara itu harus kita lakukan mulai sekarang."Akhirnya Pak Rahmat mencoba menengahi suasana yang semakin memanas. "Ibu minta kalian semua dapat memberikan sumbangan untuk acara adikmu ini. Kalian bertiga, anak-anak Ibu yang sudah bekerja ... Ibu harap dapat menyumbang untuk acara ini."Ilham dan Anwar beserta istrinya masing-masing merasa terkejut. Permintaan ibunya itu disampaikan secara terang-terangan. Ranti hanya diam, begitu pun suaminya. Dalam pikiran Ranti, wajar saja kalau mereka ikut terlibat terkait biaya pernikahan Nina itu. Bukankah memang sudah sewajarnya kakak beradik saling membantu, saling tolong menolong? Bagaimana pun perlakuan dan sikap Nina pada dirinya, gadis itu te

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-21
  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Resepsi Mewah Nina

    "Dek, jadi bagaimana untuk resepsi Nina nanti?"Saat itu Bayu dan Ranti sedang bersiap untuk tidur. Malam gelap ditambah hujan lebat yang turun sejak sore tadi membuat keduanya memutuskan tidur lebih awal. Padahal jarum jam di dinding kamar mereka baru menunjukkan pukul sembilan malam.Alif sudah tidur sejak habis Magrib tadi. Putra pertama mereka itu sudah mulai aktif berjalan. Alif sudah memiliki tempat tidur sendiri, namun tetap di dalam kamar Ranti dan Bayu. Sebulan yang lalu Bayu membelikan tempat tidur kecil untuk Alif dengan bagian pinggiran yang tertutup agar tak membuatnya terjatuh. Di usianya sekarang, Alif sering berputar-putar saat tidur dan membuat Bayu cemas jika suatu saat putra pertamanya itu akan menendang perut Ranti di saat sedang tidur.Seminggu berlalu sejak acara lamaran Nina. Bayu belum pernah menyinggung lagi tentang acara resepsi yang akan dilaksanakan sebulan lagi kepada Ranti. Ranti pun memilih tak memulai pembahasan masalah itu.

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-22

Bab terbaru

  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Lebih Baik Kita Berpisah (ENDING SEASON 1)

    "Abang tak lagi sering memberikan kami uang.""Bukankah jatah bulanan Ibu tetap kami berikan? Bahkan saat Bang Bayu di penjara pun, Kakak tetap memberikan Ibu uang kan? Padahal saat itu Bang Bayu tak lagi memiliki gaji sama sekali. Uang itu murni dari Kakak.""Tapi Abang dulu sering memberikan tambahan uang buatku dan Ibu di luar jatah bulanan itu."Ranti mengerti penyebab semua kebencian ibu mertuanya itu sekarang."Saat itu Bang Bayu masih bekerja kan?" tanya Ranti dengan nada sehalus mungkin."Kakak pasti telah mengguna-gunai Abang hingga tak lagi peduli ke kami. Padahal sekarang ekonomi Abnag jauh lebih baik daripada saat menjadi pegawai negeri dulu. Usaha Abang maju pesat. Tapi mengapa Abang tak royal lagi pada kami? Abang seakan tak berdaya karena cengkeraman tangan Kakak."Jelas sudah semuanya. Fitnah keji itu jelas-jelas membuat luka hati Ranti kembali menganga. Luka yang pernah ada semakin terasa perih karena mendapat siraman air garam di atasn

  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Kecewa?

    Sontak saja Bayu dan Bu Ratna merasa terkejut atas ucapan Ranti itu. Walaupun diucapkan dengan perlahan sehingga tak ada tamu atau pun anggota keluarga lain yang mendengar, tetap saja Bayu merasa terperanjat. Bingung sekaligus terkejut mengapa sang istri berkata seperti itu. Bu Ratna sendiri memilih diam. Tak mampu entah tak mau membalas ucapan menantunya. Wajah sang ibu mertua tak menunjukkan ekspresi apa pun saat menerima piring yang disodorkan Ranti. Namun bagi Ranti semua itu tak ada maknanya lagi.Selanjutnya tiba acara utama. Bayu memberikan sambutannya. Ranti tak henti melepaskan senyum bahagianya. Kebahagiaan hari ini mungkin tak akan terulang lagi ke depannya. "Terima kasih atas kehadiran semua yang sudah hadir di sini sore ini. Tak dapat kami lukiskan perasaan bahagia kami hari ini. Kalian telah membersamai kami selama ini. Bahkan pada saat kami, terutama saya mengalami masa-masa terburuk dalam kehidupan ini. Ucapan tulus ini kami sampaikan. Ta

  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Lima Belas Tahun Pernikahan

    Ranti melihat aneka masakan yang tersaji. Ayam goreng mentega, sate ayam, selada, kari telur, aneka lalapan, dan tak ketinggalan sambal tomat khas buatan emak Agung. Makanan setengah berat pun sudah tersaji. Bunga menambahkan es kelapa muda sebagai penghilang dahaga.Mengedarkan pandangannya pada keluarga dan pegawai yang sudah hadir. Sebagian sedang menunaikan salat Asar di ruang musala keluarga. Ranti belum melihat sosok tamu istimewanya sore ini. Semoga mereka akan hadir agar semuanya dapat diselesaikan.Masih ingat dengan semua yang dilihatnya dua hari yang lalu, Ranti berusaha sekuat tenaga menahan genangan bulir bening yang siap tumpah dari ujung kedua netranya. Tak ingin menunda lagi, semuanya harus diputuskan sekarang. Berpuluh purnama telah terlalui, kenyataan itu masih tetap sama. Bahkan mungkin sampai ratusan purnama berlalu pun, dirinya tak akan mampu merubah kenyataan itu."Dek, mau dimulai acaranya sekarang?" tanya Bayu yang tiba-tiba muncul

  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Fitnah Tak Berkesudahan

    Ranti cepat merangkul ibunya. Seolah-olah ibunya meninggalkan pesan terakhir untuk dirinya. Bulir bening membasahi pipi mereka berdua."Sudah, jangan menangis. Ibu tahu, kamu wanita yang kuat, Ran. Wanita yang tegar. Terus seperti ini ke depannya. Hidup ini ujian, bukan hidup jika tak ada cobaan. Ibu percaya, kamu mampu melewati apa pun yang akan terjadi nanti. Ingat, Ibu akan selalu mendukungmu!"Ranti kembali terisak saat mendengarkan pesan ibunya itu. Dirinya kuat karena ada ibunya. Lantas bagaimana jika sosok yang memeluknya sekarang tak ada lagi suatu saat nanti?"Sudah, hapus air matamu! Sebentar lagi mau menjemput Faiz dan Farah kan?"Bu Dewi mengurai pelukannya. Mengelap air mata yabg membasahi pipi putri tercintanya.Ranti menganggukkan kepalanya. Tak ada lagi panggilan si kembar semenjak kelahiran Faiz dan Farah karena yang kembar tak hanya mereka.Bu Dewi beranjak dari duduknya, meninggalkan Ranti yang sedang merapikan

  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Pesan Ibu

    "Ibu tak punya beban lagi jika suatu saat dipanggil Yang Maha Kuasa untuk menyusul ayah kalian. Anak-anak kami sudah bahagia dengan kekuarganya masing-masing. Walaupun sampai saat ini Ryan dan Bunga belum memberikan Ibu cucu, tak apa. Enam cucu Ibu darimu dan Bayu rasanya sudah cukup memberi kebahagiaan bagi Ibu di usia yang sudah sepuh ini."Sampai saat ini memang Ryan dan Bunga belum mampu menghadirkan cucu untuk ibu mereka. Tak kurang kasih sayang Bu Dewi tetap pada menantunya itu. Tak menyalahkan apalagi menghujat sang menantu atas amanah yang belum mereka dapatkan. Semuanya takdir. Jika janin itu belum hadir di rahim Bunga, artinya Allah belum berkehendak menghadirkan cucu dari anak dan menantunya itu. Allah belum mengizinkan dirinya mendapat cucu dari sang putra bungsu. Bukankah semua yang terjadi di bumi ini atas izin-Nya? Bahkan langit mendung pun tak akan jadi hujan jika Allah belum berkehendak. Sehelai daun hanya akan luruh dari tangkainya jika Allah men

  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Gadis Impian Ryan

    Melalui berpuluh purnama, sikap ibu mertua Ranti tak pernah berubah. Selalu hanya menimbulkan masalah jika sosoknya tiba-tiba muncul di rumah anak dan menantunya. Ranti memilih tak lagi peduli dengan semua sikap yang ditunjukkan wanita itu padanya ataupun anak-anak mereka.Empat kali melahirkan dengan kondisi kehamilan ketiga dan keempat sepasang bayi kembar, Ranti tak pernah merasakan kehadiran sosok ibu mertua membersamai saat harus bertarung nyawa melahirkan cucunya. Untunglah, saat persalinan keempat ada sosok suami yang menungguinya. Menguatkan Ranti untuk terus berjuang menghadirkan anak mereka ke dunia.Tangis haru sempat dirasakan Ranti saat mengingat momen persalinan ketiganya. Tanpa kehadiran sang suami kala itu membuat dirinya bertekad harus kuat berjuang sendiri. Alif sudah duduk di kelas sekolah menengah saat ini. Sedangkan Fayza, Hanun, dan Hanif duduk di bangku sekolah dasar. Ranti memilih sekolah Islam dengan sistem full day untuk keempat

  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Tuduhan

    "Bu Ayu, Bu Rina, bawa anak-anak ke kamar mereka."Ranti tak ingin keempat bocah itu merekam peristiwa yang mungkin tak bisa ditebaknya nanti. Setelah keempat anaknya pergi, Ranti menyiapkan diri terhadap hal buruk yang akan terjadi."Ibu, silahkan duduk! Bang Bayu sedang makan di dapur, sebentar lagi selesai."Ranti pun mendudukkan tubuhnya di sofa panjang yang menghadap ke layar kaca. Bu Ratna tak menyambut ajakan menantunya itu."Tak perlu basa-basi. Ibu langsung pada tujuan saja." Wajah ibu mertua Ranti itu merah seperti menahan amarah. Ranti sendiri bingung, apalagi yang menjadi sumber kemarahan wanita yang ada di hadapannya ini. Seharusnya dirinya yang mungkin seringkali harus menahan amarah atas sikap keluarga mertuanya itu. Bukan sebaliknya."Kalian baru pulang umroh kan? Hebat sekali kalian berangkat umroh dengan ibumu, sedangkan aku, ibu dari suamimu tak kalian ajak. Kalian benar-benar kurang ajar. Bayu semakin jadi an

  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Ribut Lagi?

    Pekik girang bocah menyambut kedatangan mereka saat memasuki rumah. Hanun bahkan tak mau lepas dari gendongan Ranti lagi. Sedangkan Hanif memilih terus berada di punggung ayahnya. Wajah-wajah yang tadinya kelihatan lelah tak tampak lagi saat mereka melihat senyum bahagia keempat bocah itu."Alif sukses ya menjaga adik-adik?" tanya Ranti sembari tersenyum melihat putra sulungnya itu."Siapa dulu, Bunda. Aliffff."Putra sulung Ranti itu tampak bangga saat disebut sukses menjaga adik-adiknya. Senyum bahagia senantiasa terkembang di bibirnya yang memiliki pola senyuman khas ayahnya. Kulit Alif memang mewarisi Ranti, tapi tidak dengan bentuk wajahnya. "Bu Ranti, Bu Dewi, Pak Bayu, makan dulu. Kami sudah siapkan menu istimewa hari ini."Ucapan Bu Ayu itu membuat Ranti menolehkan kepalanya pada wanita yang telah menjaga anak-anaknya selama mereka pergi. Bu Ayu bersedia tak pulang setiap hari dan menginap di rumah itu bersama Bu Rina. Bunga dan

  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Kisah Masa Lalu

    Hari ini Ranti, Bayu, dan Bu Dewi tiba kembali di tanah air setelah selesai menunaikan ibadah umroh mereka. Rangkaian ibadah yang mampu membuat mereka semakin mendekatkan diri pada-Nya. Tangis bahagia tak mampu Bu Dewi tahan saat melihat Ka'bah di depan matanya. Melangitkan doa dan pinta di tempat yang paling diidamkan oleh umat muslim sedunia."Semua aman?" tanya Ranti kepada adiknya yang menjemput mereka di bandara. Berpisah dengan rombongan yang masing-masing dijemput keluarga mereka."Aman, Kak. Tenang saja."Ryan memilih fokus pada kemudi. Menjalankan kendaraan dengan perlahan karena posisi antrian di pintu keluar yang mengular."Ibu berdoa di sana untuk jodohmu. Disegerakan mumpung Ibu masih ada."Kali ini Bu Dewi yang berbicara. Wanita itu memang sempat memohon satu pinta yang khusus di sana. Usianya sudah menua. Tak ingin putra bungsunya tak ada yang mengurus jika dirinya sudah tiada."Apaan sih, Bu! Namanya jodoh ... kal

DMCA.com Protection Status