Share

Ke Rumah Dian

Penulis: Buluh Perindu
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-07 12:20:33
Ranti berdiri di rumah yang berada persis di sebelah kanan rumah kontrakan mereka. Rumah yang berwarna kuning muda, sama seperti warna cat umumnya rumah di daerah ini. Sepertinya, warna ini menjadi warna asli cat semua rumah di perumahan ini dari pihak pengembang. Hanya beberapa rumah saja yang sudah mengganti warna catnya dengan warna yang lain.

Rumah sederhana dengan beberapa pot tanaman hias di depan rumah. Ranti terbersit untuk melakukan hal yang sama di rumah mereka nantinya. Ternyata, keberadaan tanaman hias itu membuat rumah lebih nyaman untuk dipandang.

"Waalaikumsalam," sahut seseorang dari dalam rumah.

Tak lama, keluar seorang wanita yang sepertinya seumuran dengan Ranti, menggendong seorang anak kecil berusia sekitar satu tahun.

"Maaf, Kak. Perkenalkan, saya Ranti. Tetangga baru yang mengontrak di sebelah rumah Kakak," ujar Ranti seraya mengarahkan telunjuk kanannya ke arah rumah yang mereka tempati.

Wanita di hadapan Ranti mengembangkan senyumnya. Anak kecil yang berjenis k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Ide

    Aroma khas pindang menguar saat Ranti mematikan api kompor. Tangannya lincah menuangkan isi panci berkuah itu ke dalam sebuah mangkok putih berukuran agak besar. Bersamaan dengan itu terdengar suara deru motor memasuki halaman rumah.Ranti memang sengaja memasak agak siang. Setelah mengantarkan roti kepada para tetangga tadi, Ranti mencoba membuka media sosial di gawainya. Mencari lowongan pekerjaan yang mungkin saja ada di kota ini. Berpangku tangan saja tak nyaman rasanya bagi Ranti. Apalagi sendirian saja di rumah setiap hari saat suaminya bekerja. Paling tidak sampai Yang Maha Kuasa menitipkan amanah bagi dirinya dan Bayu.Jam sebelas siang tadi baru Ranti mulai menyiapkan bumbu pindang. Berbagai bahan mulai dari lengkuas, kunyit sampai bawang putih dan bawang merah. Tak perlu menghaluskan bumbu, cukup diiris saja. Setelah ditumis hingga matang dan harum, Ranti menambahkan air secukupnya. Saat air mendidih, aroma pindang mulai tercium dan potongan ikan dapat dimasukkan. Tak ketingg

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-08
  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Kunjungan Pertama

    Ranti tiba-tiba menyampaikan apa yang ada di pikirannya pada Bayu yang sedang berbaring di atas karpet berwarna biru muda sebagai alas lantai pada kamar itu. Sontak saja, Bayu cukup terkejut dengan usulan istrinya."Nanti Adek kelelahan. Kalau untuk kehidupan kita sehari-hari, Abang insya Allah bisa mencukupinya, Dek."Bayu merasa beban untuk menafkahi Ranti ada di pundaknya. Tanggung jawabnya sebagai suami.Ranti mendekati Bayu, lantas duduk di dekat laki-laki itu."Bang, hidup kita perjalanannya masih panjang. Abang tak ingin punya rumah sendiri? Abang tak ingin anak-anak kita berpendidikan tinggi nantinya? Ini peluang usaha, Bang. Semoga Allah mudahkan. Kita coba dulu dan lihat hasilnya. Lagi pula, lowongan pekerjaan lainnya belum Adek temukan."Ranti mencoba menyampaikan niatnya pada Bayu. Ranti sangat ingat perkataan mertuanya saat itu bahwa Bayu memiliki tanggung jawab yang akan tetap melekat walaupun mereka sudah menikah. Ranti sangat paham arti kata tanggung jawab yang dimaksud

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-09
  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Pengakuan Nina

    "Tergantung ... siapa yang akan hadir saat kami butuhkan."Ranti tadinya tak ingin meladeni adik iparnya itu. Bukan sifatnya untuk saling sindir, mencaci ataupun mengurusi kehidupan orang lain. Namun sepertinya gadis di hadapan Ranti ini perlu dikasih pelajaran sekali-sekali."Apa maksud Kakak? Apa tetangga lebih penting dan berarti bagi Kakak dan Abang dibandingkan keluarga sendiri?" Nada bicara Nina sedikit lebih tinggi. Namun Ranti tak terpancing.Ranti menyunggingkan senyum kecil di bibirnya. Menghadapi Nina tak perlu dengan ikut menaikkan nada suara. Terlalu menguras energinya."Bagaimana kalau pertanyaan itu Kakak balik sekarang, apakah kalian menganggap Kakak dan Bang Bayu penting?"Tegas kalimat itu Ranti ucapkan, namun dengan nada datar. "Kakak memang pandai memutarbalikkan fakta. Kalau Kakak tak kami anggap penting, tak mungkin kami pergi ke daerah Kakak untuk menghadiri resepsi kemarin," ujar Nina dengan nada yang semakin meninggi."Jangan membuat Kakak tertawa, Nina. Semen

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-10
  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Menuntut Penjelasan

    Jika benar ada kisah yang terjalin antara Bayu dan Dian di masa lalu, sejauh ini Ranti tak melihat keduanya menunjukkan tanda-tanda itu. Tak ada komunikasi yang terjalin antara suaminya dan wanita yang tinggal di depan rumah mereka itu. Hanya satu hal yang membuat Ranti tak nyaman, ulah Dian yang sering tanpa sengaja kepergok mengintip ke arah rumah mereka. Atau ada kemungkinan yang lain seperti yang disampaikan Bayu kemarin. Dian menaruh hati diam-diam pada Bayu dan masih menyimpan rasa itu hingga sekarang. Tapi bukankah Dian sudah berstatus sebagai istri orang? Walaupun sampai hari ini, Ranti tak pernah melihat sosok suami wanita itu.Bahkan Ranti menduga kemungkinan yang lebih buruk lagi. Nina, adik iparnya itu yang hendak menjodohkan Bayu dengan Dian, sahabatnya. Dian serius menanggapi niat Nina karena wanita itu memang menyimpan rasa untuk kakak sahabatnya, namun tak demikian halnya dengan Bayu. Tiba-tiba Ranti merasakan kepalanya berputar saat memikirkan berbagai kemungkinan ya

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-11
  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Penjelasan Bayu

    "Tolong jujur ... apakah benar Abang pernah menjalin hubungan dengan Dian di masa dulu?"Ranti menatap tajam pada suaminya itu. Bayu sontak terkejut mendengar pertanyaan Ranti itu. Padahal, kemarin Bayu merasa sudah menjelaskan segalanya. Tak ada yang dia sembunyikan, karena memang tak ada yang harus ditutupi. Lantas mengapa Ranti bertanya lagi tentang hal yang sama? Mengapa Ranti seolah tak mempercayai perkataannya kemarin?"Kenapa Adek bertanya lagi? Kan sudah Abang jelaskan kemarin. Tak ada apa-apa antara Abang dan Dian. Abang bersumpah. Adek tak percaya?"Bayu menatap Ranti dengan bingung. Bukan sifat Ranti seperti ini. Bayu sangat mengenal karakter dan pola pemikiran Ranti. Waktu panjang yang mereka lalui cukup memberikan kesempatan bagi Bayu untuk memahami Ranti. "Ada yang bilang sesuatu ke Adek tentang Dian?" tanya Bayu sambil meraih jemari istrinya itu.Ranti diam, tak menjawab. Antara rasa bingung dan penasaran atas apa yang telah didengarnya. Kalau memang Bayu merasa tak ad

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-13
  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Gajian

    "Abang kan gajian tanggal 1. Biasanya Abang kasih Ibu 1,5 juta. Yah ... separuh gaji Abanglah. Sisanya gaji Abang untuk keperluan sendiri. Bensin, pakaian, makan. Nanti kan di pertengahan bulan Abang dapat tunjangan tambahan penghasilan. Nah, Abang hanya belikan perlengkapan rumah yang Abang rasa habis saja. Sabun, beras atau lainnya. Nah, sisa tunjangan tambahan penghasilan itulah yang Abang tabung."Ranti mengerutkan bibirnya pertanda sedang memikirkan sesuatu."Lantas sekarang, Abang mau kasih Ibu berapa tiap bulannya?" Tampak Bayu berpikir. Mencoba meraba nominal yang sesuai untuk ibunya."Abang pikir lima ratus ribu saja pas Abang gajian. Nanti kalau ada tambahan honor kegiatan kantor, Abang tambahkan untuk Ibu."Ranti menghela napas panjang. Hati kecilnya merasa hal ini akan menjadi salah satu masalah ke depannya."Tak masalah bagi Ibu nantinya? Kan biasanya Abang memberi jumlah yang cukup besar pada beliau," ujar Ranti perlahan.Uang merupakan hal yang sensitif. Tak cuma antar

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-14
  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Berburuk Sangka

    Ranti merasakan kebahagiaan tersendiri saat melihat deretan roti beraneka bentuk dan rasa di tampah plastik. Roti dengan isian pisang, keju, coklat dan abon ayam di tangan Ranti menjadi aneka bentuk yang tampak menarik. Aroma harum menguar sejak roti mulai dikeluarkan dari oven pemanggang. Rasa lelahnya terbayar seketika.Ranti melihat penunjuk waktu di gawainya, jam sepuluh lebih lima belas menit. Sepertinya jam dinding merupakan salah satu perlengkapan rumah tangga yang harus dibeli di bulan ini.Sekarang waktunya menyiapkan masakan siang. Tak ada menu khusus yang dipesan Bayu hari ini. Artinya, Ranti bebas memasak apapun hari ini. Melangkah ke arah tempat cucian piring, Ranti memastikan ayam beku yang sudah dikeluarkannya tadi pagi sudah berubah kondisinya. Tongseng ayam menjadi pilihan Ranti sebagai menu hari ini. Selanjutnya capcai sebagai sayuran dengan bahan wortel, kubis, dan jagung muda sebagai tambahannya. Untunglah, Bayu bukan tipe suami yang cerewet untuk masalah perut.

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-15
  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Praduga Yang Salah

    Ranti memaksakan bibirnya untuk tersenyum. Tak ada salahnya lebih mengenal sosok Dian lebih dalam. Bisa jadi, praduganya salah."Masuk saja dulu kalau begitu, Dian. Kakak memang lagi menyiapkan roti pesanan. Buatnya sih berlebih memang sebenarnya. Dian mau beli?" tanya Ranti sembari membuka pintu lebih lebar agar memudahkan pergerakan Dian masuk ke dalamnya.Dian tanpa rasa canggung masuk saat dipersilahkan Ranti. Matanya takjub saat melihat boks karton yang menampakkan roti di dalamnya melalui tutup plastik mika sebagai tutupnya. "Kakak dapat orderan sebanyak ini? Sudah berapa lama menerima oderannya, Kak?" Dian mengambil salah satu boks. Wajahnya sumringah."Kemasannya juga bagus, Kak. Tampilannya jadi elegan. Tiap boks berisi berapa roti?" tanya Dian tanpa rasa malu.Ranti saja merasa terkejut dengan sikap Dian. Wanita ini tergolong tipe yang mudah mengakrabkan diri dengan orang lain. Jika memang Dian masih menyimpan rasa untuk Bayu, tak mungkin sikapnya akan seperti ini. Pasti Di

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-16

Bab terbaru

  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Lebih Baik Kita Berpisah (ENDING SEASON 1)

    "Abang tak lagi sering memberikan kami uang.""Bukankah jatah bulanan Ibu tetap kami berikan? Bahkan saat Bang Bayu di penjara pun, Kakak tetap memberikan Ibu uang kan? Padahal saat itu Bang Bayu tak lagi memiliki gaji sama sekali. Uang itu murni dari Kakak.""Tapi Abang dulu sering memberikan tambahan uang buatku dan Ibu di luar jatah bulanan itu."Ranti mengerti penyebab semua kebencian ibu mertuanya itu sekarang."Saat itu Bang Bayu masih bekerja kan?" tanya Ranti dengan nada sehalus mungkin."Kakak pasti telah mengguna-gunai Abang hingga tak lagi peduli ke kami. Padahal sekarang ekonomi Abnag jauh lebih baik daripada saat menjadi pegawai negeri dulu. Usaha Abang maju pesat. Tapi mengapa Abang tak royal lagi pada kami? Abang seakan tak berdaya karena cengkeraman tangan Kakak."Jelas sudah semuanya. Fitnah keji itu jelas-jelas membuat luka hati Ranti kembali menganga. Luka yang pernah ada semakin terasa perih karena mendapat siraman air garam di atasn

  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Kecewa?

    Sontak saja Bayu dan Bu Ratna merasa terkejut atas ucapan Ranti itu. Walaupun diucapkan dengan perlahan sehingga tak ada tamu atau pun anggota keluarga lain yang mendengar, tetap saja Bayu merasa terperanjat. Bingung sekaligus terkejut mengapa sang istri berkata seperti itu. Bu Ratna sendiri memilih diam. Tak mampu entah tak mau membalas ucapan menantunya. Wajah sang ibu mertua tak menunjukkan ekspresi apa pun saat menerima piring yang disodorkan Ranti. Namun bagi Ranti semua itu tak ada maknanya lagi.Selanjutnya tiba acara utama. Bayu memberikan sambutannya. Ranti tak henti melepaskan senyum bahagianya. Kebahagiaan hari ini mungkin tak akan terulang lagi ke depannya. "Terima kasih atas kehadiran semua yang sudah hadir di sini sore ini. Tak dapat kami lukiskan perasaan bahagia kami hari ini. Kalian telah membersamai kami selama ini. Bahkan pada saat kami, terutama saya mengalami masa-masa terburuk dalam kehidupan ini. Ucapan tulus ini kami sampaikan. Ta

  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Lima Belas Tahun Pernikahan

    Ranti melihat aneka masakan yang tersaji. Ayam goreng mentega, sate ayam, selada, kari telur, aneka lalapan, dan tak ketinggalan sambal tomat khas buatan emak Agung. Makanan setengah berat pun sudah tersaji. Bunga menambahkan es kelapa muda sebagai penghilang dahaga.Mengedarkan pandangannya pada keluarga dan pegawai yang sudah hadir. Sebagian sedang menunaikan salat Asar di ruang musala keluarga. Ranti belum melihat sosok tamu istimewanya sore ini. Semoga mereka akan hadir agar semuanya dapat diselesaikan.Masih ingat dengan semua yang dilihatnya dua hari yang lalu, Ranti berusaha sekuat tenaga menahan genangan bulir bening yang siap tumpah dari ujung kedua netranya. Tak ingin menunda lagi, semuanya harus diputuskan sekarang. Berpuluh purnama telah terlalui, kenyataan itu masih tetap sama. Bahkan mungkin sampai ratusan purnama berlalu pun, dirinya tak akan mampu merubah kenyataan itu."Dek, mau dimulai acaranya sekarang?" tanya Bayu yang tiba-tiba muncul

  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Fitnah Tak Berkesudahan

    Ranti cepat merangkul ibunya. Seolah-olah ibunya meninggalkan pesan terakhir untuk dirinya. Bulir bening membasahi pipi mereka berdua."Sudah, jangan menangis. Ibu tahu, kamu wanita yang kuat, Ran. Wanita yang tegar. Terus seperti ini ke depannya. Hidup ini ujian, bukan hidup jika tak ada cobaan. Ibu percaya, kamu mampu melewati apa pun yang akan terjadi nanti. Ingat, Ibu akan selalu mendukungmu!"Ranti kembali terisak saat mendengarkan pesan ibunya itu. Dirinya kuat karena ada ibunya. Lantas bagaimana jika sosok yang memeluknya sekarang tak ada lagi suatu saat nanti?"Sudah, hapus air matamu! Sebentar lagi mau menjemput Faiz dan Farah kan?"Bu Dewi mengurai pelukannya. Mengelap air mata yabg membasahi pipi putri tercintanya.Ranti menganggukkan kepalanya. Tak ada lagi panggilan si kembar semenjak kelahiran Faiz dan Farah karena yang kembar tak hanya mereka.Bu Dewi beranjak dari duduknya, meninggalkan Ranti yang sedang merapikan

  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Pesan Ibu

    "Ibu tak punya beban lagi jika suatu saat dipanggil Yang Maha Kuasa untuk menyusul ayah kalian. Anak-anak kami sudah bahagia dengan kekuarganya masing-masing. Walaupun sampai saat ini Ryan dan Bunga belum memberikan Ibu cucu, tak apa. Enam cucu Ibu darimu dan Bayu rasanya sudah cukup memberi kebahagiaan bagi Ibu di usia yang sudah sepuh ini."Sampai saat ini memang Ryan dan Bunga belum mampu menghadirkan cucu untuk ibu mereka. Tak kurang kasih sayang Bu Dewi tetap pada menantunya itu. Tak menyalahkan apalagi menghujat sang menantu atas amanah yang belum mereka dapatkan. Semuanya takdir. Jika janin itu belum hadir di rahim Bunga, artinya Allah belum berkehendak menghadirkan cucu dari anak dan menantunya itu. Allah belum mengizinkan dirinya mendapat cucu dari sang putra bungsu. Bukankah semua yang terjadi di bumi ini atas izin-Nya? Bahkan langit mendung pun tak akan jadi hujan jika Allah belum berkehendak. Sehelai daun hanya akan luruh dari tangkainya jika Allah men

  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Gadis Impian Ryan

    Melalui berpuluh purnama, sikap ibu mertua Ranti tak pernah berubah. Selalu hanya menimbulkan masalah jika sosoknya tiba-tiba muncul di rumah anak dan menantunya. Ranti memilih tak lagi peduli dengan semua sikap yang ditunjukkan wanita itu padanya ataupun anak-anak mereka.Empat kali melahirkan dengan kondisi kehamilan ketiga dan keempat sepasang bayi kembar, Ranti tak pernah merasakan kehadiran sosok ibu mertua membersamai saat harus bertarung nyawa melahirkan cucunya. Untunglah, saat persalinan keempat ada sosok suami yang menungguinya. Menguatkan Ranti untuk terus berjuang menghadirkan anak mereka ke dunia.Tangis haru sempat dirasakan Ranti saat mengingat momen persalinan ketiganya. Tanpa kehadiran sang suami kala itu membuat dirinya bertekad harus kuat berjuang sendiri. Alif sudah duduk di kelas sekolah menengah saat ini. Sedangkan Fayza, Hanun, dan Hanif duduk di bangku sekolah dasar. Ranti memilih sekolah Islam dengan sistem full day untuk keempat

  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Tuduhan

    "Bu Ayu, Bu Rina, bawa anak-anak ke kamar mereka."Ranti tak ingin keempat bocah itu merekam peristiwa yang mungkin tak bisa ditebaknya nanti. Setelah keempat anaknya pergi, Ranti menyiapkan diri terhadap hal buruk yang akan terjadi."Ibu, silahkan duduk! Bang Bayu sedang makan di dapur, sebentar lagi selesai."Ranti pun mendudukkan tubuhnya di sofa panjang yang menghadap ke layar kaca. Bu Ratna tak menyambut ajakan menantunya itu."Tak perlu basa-basi. Ibu langsung pada tujuan saja." Wajah ibu mertua Ranti itu merah seperti menahan amarah. Ranti sendiri bingung, apalagi yang menjadi sumber kemarahan wanita yang ada di hadapannya ini. Seharusnya dirinya yang mungkin seringkali harus menahan amarah atas sikap keluarga mertuanya itu. Bukan sebaliknya."Kalian baru pulang umroh kan? Hebat sekali kalian berangkat umroh dengan ibumu, sedangkan aku, ibu dari suamimu tak kalian ajak. Kalian benar-benar kurang ajar. Bayu semakin jadi an

  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Ribut Lagi?

    Pekik girang bocah menyambut kedatangan mereka saat memasuki rumah. Hanun bahkan tak mau lepas dari gendongan Ranti lagi. Sedangkan Hanif memilih terus berada di punggung ayahnya. Wajah-wajah yang tadinya kelihatan lelah tak tampak lagi saat mereka melihat senyum bahagia keempat bocah itu."Alif sukses ya menjaga adik-adik?" tanya Ranti sembari tersenyum melihat putra sulungnya itu."Siapa dulu, Bunda. Aliffff."Putra sulung Ranti itu tampak bangga saat disebut sukses menjaga adik-adiknya. Senyum bahagia senantiasa terkembang di bibirnya yang memiliki pola senyuman khas ayahnya. Kulit Alif memang mewarisi Ranti, tapi tidak dengan bentuk wajahnya. "Bu Ranti, Bu Dewi, Pak Bayu, makan dulu. Kami sudah siapkan menu istimewa hari ini."Ucapan Bu Ayu itu membuat Ranti menolehkan kepalanya pada wanita yang telah menjaga anak-anaknya selama mereka pergi. Bu Ayu bersedia tak pulang setiap hari dan menginap di rumah itu bersama Bu Rina. Bunga dan

  • LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)   Kisah Masa Lalu

    Hari ini Ranti, Bayu, dan Bu Dewi tiba kembali di tanah air setelah selesai menunaikan ibadah umroh mereka. Rangkaian ibadah yang mampu membuat mereka semakin mendekatkan diri pada-Nya. Tangis bahagia tak mampu Bu Dewi tahan saat melihat Ka'bah di depan matanya. Melangitkan doa dan pinta di tempat yang paling diidamkan oleh umat muslim sedunia."Semua aman?" tanya Ranti kepada adiknya yang menjemput mereka di bandara. Berpisah dengan rombongan yang masing-masing dijemput keluarga mereka."Aman, Kak. Tenang saja."Ryan memilih fokus pada kemudi. Menjalankan kendaraan dengan perlahan karena posisi antrian di pintu keluar yang mengular."Ibu berdoa di sana untuk jodohmu. Disegerakan mumpung Ibu masih ada."Kali ini Bu Dewi yang berbicara. Wanita itu memang sempat memohon satu pinta yang khusus di sana. Usianya sudah menua. Tak ingin putra bungsunya tak ada yang mengurus jika dirinya sudah tiada."Apaan sih, Bu! Namanya jodoh ... kal

DMCA.com Protection Status