Beranda / Pendekar / LANTING BRUGA / Serikat Naga Telah Jatuh

Share

Serikat Naga Telah Jatuh

Penulis: Pancur Lidi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Lanting Beruga keluar dari aula dengan wajah yang berkerut, membuat pria itu menjadi lebih tua dari sebelumnya.

Bagaimana tidak sebuah kabar mengejutkan baru saja di dapatnya hari ini, dan hal itu membuat kepalanya nyaris akan pecah. Otak tumpulnya tidak bisa mencerna hal ini dengan baik.

Para petinggi Bangsawan Dunia dikalahkan berikut pula dengan Satria Naga yang membantu mereka. Bukankah ini kabar yang benar-benar luar biasa membuat jantung setiap pendekar berdebar-debar.

Pertarungan yang melibatkan belasan hari ini telah merenggut banyak korban jiwa di pihak Sekte Hayna Darah. Menurut Dewa Beralis Tebal, kemungkinan Hayna Darah dapat mengembalikan ke adaan adalah karena campur tangan Sang Jenius dalam pertempuran tersebut.

Dia berpendapat, Sang Jenius berhasil mencuri cawan bumi dan menyerahkan cawan itu kepada Pimpinan Sekte Hayna Darah.

Menurut Dewa Beralis Tebal pula, kematian yang dialami oleh sebagain besar pendekar Sekte Hayna Darah bukan dikarenakan Bangsawan Dunia melainka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Suan 01
wktu baca Set tewas jatung gua berdebar2 njirr ckckc
goodnovel comment avatar
Abe John Laa
Mantap thor mantap kali... Powerrrr...... Xsabar mahu tgk lanjutannya...
goodnovel comment avatar
Adi Imran
mantap Thor lanjutkan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • LANTING BRUGA   Pasukan Kegelapan

    Ares mendapatkan sebuah surat edaran dan sangat tidak menyangka. Dia duduk di atas kedai kecil di sebuah pulau kecil yang jauh dari jangkauan Bangsawan Dunia ataupun sekte manapun, kini dia mengurut keningnya yang terasa sangat sakit.Ketika membaca berita itu, untuk pertama kalinya Ares merasa dirinya begitu lemah. Setelah menjadi level dewa, rupanya seorang pendekar tidak bisa dikatakan hebat jika tidak memiliki kekuatan dari salah satu pusaka, kenyataan ini benar-benar menghancurkan kesombongan Ares.Ah, seperti pepatah di atas langit masih ada langit. Ares kini menyadari, seluruh yang dia lakukan untuk Bangsawan Dunia adalah kesia-siaan belaka.Ketika dia ingin memesan arak, Ares mendapati jika pemilik kedai ini telah pergi meninggalkan dirinya.Ares menyapukan pandangan ke sekeliling, menemukan jika desa ini menjadi sangat sunyi dan sepi. Rupanya setiap orang telah masuk ke dalam rumah masing-masing, ketakutan seperti anak kecil yang diteror oleh cerita hantu.Sepi dan sunyi, han

  • LANTING BRUGA   Teror Kegelapan

    Yanca rupanya berhasil melarikan diri ketika Sang Jenius membebaskan banyak budak yang ada di sel tahanan. Mungkin karena jumlah mereka yang begitu banyak, sehingga Sang Jenius lupa jika ada satu orang budak yang berhasil melarikan diri.Yanca dahulu hanya pendekar level bumi, dan bertarung melawan Ares, tapi nahas Yanca dapat dengan mudah dikalahkan oleh Ares dan kini menjadi budak bagi Bangsawan Dunia.Meskipun Yanca tidak memiliki kekuatan seperti dahulu lagi, karena teknik terlarang yang dia gunakan, tapi bukan berarti Yanca benar-benar lemah. Dia masih memiliki tenaga dalam untuk bisa melarikan diri dari tempat ini.Melihat Sang Jenius yang tampaknya akan pergi dari Istana Olimpus ini, Yanca mengajak dirinya bekerja sama."Aku tahu keberadaan sebuah kapal selam ..." ucap Sang Jenius. "Jika kita bisa mencapai kapal itu tepat waktu, aku yakin kita bisa keluar dari sini."Yanca mengangguk tanda mengerti, keberadaan kapal selam memang sedikit lebih jauh dari tempat ini, tapi Yanca ya

  • LANTING BRUGA   Hanya Setipis Benang

    Ares menarik tombaknya ke belakang, sebelum kemudian terlihat percikan petir muncul dari ujung tombak tersebut. Memadatkan kekuatannya pada ujung tombak sebelum kemudian melepaskannya ke arah depan.Tar tar tar ...Petir menyambar kemana-mana, meledak ketika mengenai targetnya, dan spontan langsung merubah mereka menjadi debu.Namun ini jelas belum berakhir, Ares harus menghadapi lebih banyak musuh yang datang tiada habisnya.Ketika Ares sedang sibuk melawan beberapa puluh pasukan kegelapan, beberapa di antara mereka berhasil menemukan celah dan menyerang warga yang berusaha bersembunyi di dalam rumah mereka.Satu sosok pria bertubuh hitam legam dengan gigi karatan dan mata merah bercampur hitam baru saja menerobos salah satu rumah warga. Dia mengenakan sebuah senjata yang terbuat dari tulang hewan tapi memiliki banyak duri yang mungkin pula terbuat dari logam.Seluruh tubuh mahluk itu, dipenuhi dengan asap berwarna hitam, melayang-layang di sekitar tubuhnya.Dia menyeringai menatap t

  • LANTING BRUGA   Kedatangan Ares

    Sekarang hanya ada dua wilayah yang belum terjamah oleh kegelapan. Sekte Bintang Biru, Sekte Lentera Es dan Pasukan Sayap Putih yang masih belum bergerak.Beberapa hari yang lalu, budak kegelapan berniat menyerang Sekte Lentera Es atas perintah dari Dewa Kehancuran, yang mengira bahwa Roh Air masih berada di sana.Namun pasukan itu tidak dapat membuka kubah pelindung yang diciptakan oleh para pendekar yang ada di benua ini. Alhasil, budak kegelapan hanya mendapatkan kegagalan.Namun ini tentu pula tidak akan menyurutkan para kegelapan untuk menjebol kubah pelindung. Mereka akan datang setiap hari hanya untuk mencari celah dari teknik pertahanan tersebut, dan tidak akan bosan.Lalu sekarang, Di Markas Besar Sayap Putih Arya Mandala akhirnya membuat sebuah keputusan."Aku akan membagi pasukan menjadi tiga kelompok ..." ucap Arya Mandala.Satu kelompok pertama akan bertugas menghancurkan tiap-tiap kelompok kegelapan. Kelompok ini akan terus bergerak, dan akan dipenuhi oleh orang-orang ku

  • LANTING BRUGA   Misi Besar Dimulai

    Situasi di ruangan rapat mendadak menjadi tegang, tapi itu hanya sesaat saja sebelum kemudian Arya Mandala tertawa, memecahkan keheningan di ruangan ini."Maafkan aku ..." ucap Arya Mandala, "Kami tidak menyambut kalian dengan baik, oh cepat bawakan makanan ke sini, kita tidak seharusnya bermusuhan satu sama lain, bukan."Namun kala berkata demikian, Arya Mandala sengaja menyingkapkan pedang Brmasta yang merupakan roh logam. Ares melihat pedang itu sekilas, langsung menyadari jika Arya Mandala bukan lawan yang dapat dia kalahkan, lebih-lebih ketika pria itu memiliki senjata pusaka di tangannya.Lagipula, Arya Mandala tampaknya tidak bermaksud buruk."Daging Rusa, Daging Rusa ..." Lanting Beruga berteriak seperti orang bodoh, hanya untuk mencairkan suasana yang sesaat menjadi berat.Berkat kebijakan Arya Mandala, situasi di ruang rapat kini menjadi lebih terkendali lagi.Pria itu secara langsung mendekati Ares dan mengajak dirinya bersulang arak. Melihat hal itu, Ares hanya tersenyum t

  • LANTING BRUGA   Ketakutan Adalah Kegelapan

    Ares menatap pergerakan awan hitam, untuk menebak kemana para pasukan kegelapan ini bergerak.Namun Lanting Beruga malah langsung mengaktifkan mata asura tepat ketika kura-kura raksasa meninggalkan mereka.Pow pow.Lanting Beruga dapat melihat ada ratusan budak kegelapan sedang menyerang warga yang berada di sebuah desa di tengah pulau kecil ini.Ketika Ares baru hendak bergerak, mendadak cahaya merah baru saja berkelebat di samping kirinya, meninggalkan Ares dan Satrio Langit lebih dahulu."Sial, Lanting tunggu!" Satrio Langit menggunakan ilmu meringankan tubuh mencoba menyusul Lanting Beruga, tanpa peduli apa yang akan dilakukan oleh Ares.Ares bergerak secepat kilat, menyusul Lanting Beruga, membuat Satrio Langit sedikit kesal karena di sini tampaknya dia memang tidak terlalu cepat jika harus dibandingkan dengan Ares atau bahkan Lanting Beruga.Namun untuk tiba di tengah pulau kecil ini, bagi mereka bertiga tidak akan memakan waktu yang lama.Di sisi lain, Lanting Beruga telah meli

  • LANTING BRUGA   Pesan Kegelapan

    Lanting Beruga menyarankan untuk tinggal di pulau ini beberapa hari lamanya, terutama ketika malam hari, musuh mungkin akan datang secara tak terduga.Tentu saja Lanting Beruga menyetujui hal itu, dia bahkan berniat untuk membantu para penduduk untuk menciptakan tempat persembunyian, meskipun sebenarnya akan datang pasukan yang diutus oleh Arya Mandala untuk mengamankan pulau ini.Namun entah berapa lama pasukan itu akan datang, dan kemungkinan memakan beberapa hari, karenanya Lanting Beruga merasa berkewajiban menjaga para warga ini sebelum regu pengaman datang ke sini."Apa kalian punya rempah-rempahan?" tanya Ares, mendekati salah satu pak tua yang tampak seperti pemimpin di desa kecil ini."Kami memiliki beberapa rempah, tapi untuk apa?""Mereka tidak menyukai wewangian, ini akan menyamarkan keberadaan kalian!""Wawwww ...kau benar-benar cerdas ..." Lanting Beruga menepuk pundak Ares tanpa rasa bersalah, tidak tahu jika dia malah membuat Ares menjadi kesal.Ya, dalam beberapa hari

  • LANTING BRUGA   Komandan Kegelapan Telah Datang

    Denyutan di mata asura milik Lanting Beruga bertambah lebih kuat lagi seiring langit yang mulai gelap karena tertutup oleh awan hitam.Petir berwarna merah keunguan sesekali muncul, seolah dapat membelah awan itu menjadi banyak bagian.Ares kini mencengkram gagang tombak lebih erat dari sebelumnya, sementara Satrio Langit kini menyatukan dua tinjunya yang menciptakan cahaya emas di sekitar tinju tersebut.Lanting Beruga sendiri telah mengeluarkan pedang sisik naga hijau dari dalam tanda apinya, sudah bersiap menghadapi apapun yang akan muncul dari balik kegelapan.Saat ini tiba-tiba muncul satu budak kegelapan yang memiliki pedang begitu besar. Panjang gagang pedang itu mungkin mencapai setengah depa, dia menyeret pedang dengan mata pedang yang menyentuh permukaan tanah.Percikan energi dari mata pedang itu membuat tanah menjadi kering, dan sebenarnya dia telah menghentikan aliran air yang ada di dalam permukaan tanah. Hal ini akan membuat pulau ini menjadi benar-benar gersang, karena

Bab terbaru

  • LANTING BRUGA   TAMAT

    Satu minggu telah berlalu, dan kini sudah waktunya bagi Rambai Kaca untuk pergi dari dunia lelembut.Dia telah menyiapkan semuanya, mental dan keberanian, bertemu dengan manusia untuk kali pertama bagi dirinya.Ibunya hanya bisa pasrah dengan pilihan Rambai Kaca, dia hanya bisa menyeka air mata yang setiap saat keluar membasahi pipi.Sementara itu, Pramudhita tampaknya begitu tabah melepaskan kepergian putra angkat yang telah dibesarkan00000000 dari bayi.Namun, ada yang lebih parah, yaitu Nagin Arum. Dia bersikeras untuk pergi bersama Rambai Kaca ke alam manusia, bahkan setelah ayahnya menjelaskan mengenai kehiudapan manusia, dia tetap bersikeras untuk pergi ke sana.Ya, impian Nagin Arum adalah keluar dari alam ini, dan berniat untuk menjelajahi seluruh dunia. Menurut dirinya, di sini dia tidak bisa hidup dengan bebas, ada batas-batasan yang ada di dalam alam lelembut tersebut.“Ayah, apapun yang terjadi, kau harus memikirkan caranya agar aku bisa pergi bersama Rambai Kaca!” ketus N

  • LANTING BRUGA   Keinginan

    Dua hari telah berlalu, pendekar dari Padepokan Pedang Bayangan terlihat sedang berbenah saat ini. Membenahi apa yang bisa dibenahi, seperti bangunan dan beberapa peralatan lainnya.Terlihat pula, ada banyak pendekar yang dirawat di dalam tenda darurat. Para medis bekerja cepat, memastikan tidak ada satupun dari korban yang mati.Di salah satu tenda darurat tersebut, tiga anak Pramudhita masih terkapar dengan kondisi tubuh penuh dengan ramuan obat-obatan.“Apa mereka baik-baik saja?” Rambai Kaca bertanya kepada salah satu tabib muda di sana. Dia sudah berada di tempat itu sejak tiga saudara angkatnya dibawa oleh Pramudhita.Meskipun Rambai Kaca juga terluka cukup parah, tapi tubuhnya luar biasa kuat, dia mampu bertahan, bahkan masih bisa berdiri atau bahkan berlari.Ditubuhnya sengaja dililit oleh banyak perban, menunjukan jika Rambai Kaca sebenarnya tidak baik-baik saja. Namun, hal biasa bagi pemuda itu merasakan sakit seperti ini, jadi ini bukanlah hal yang harus dipikirkan.“Ketig

  • LANTING BRUGA   Maaf

    Satu gerakan dari pemuda itu melesat sangat cepat, tepat menuju leher pria tersebut yang saat ini tengah bersiap dengan serangan yang di berikan oleh Rambai Kaca barusan.Melihat pemuda itu bergerak sangat cepat, Reban Giring menggigit kedua rahangnya, sembari menatap Rambai dengan tajam, kemudian bersiap dengan gerakan kuda-kuda.Nafasnya kembali teratur ketika dia melakukan gerakan barusan, lalu menyilangkang senjata yang dia miliki tepat ke arah dada.Sesaat kemudian, dia melesat kearah Rambai Kaca lalu melepaskan jurus Murka Pedang Bayangan.“Dengan ini, matilah kau..!!”Satu teriakkan pria itu menggema di udara, yang membuat siapapun yang mendengarnya, akan merinding ketakutan.Namun, hal itu tidak berlaku pada Rambai Kaca, yang seakan meminta hal tersebut benar-benar terjadi terhadap dirinnya.Dengan jurusnya tersebut, Reban Giring melepaskan semua tenaga yang dia miliki berharap ia dapat mengenai pemuda itu tepat sasaran.Wush.Tebasan itu di lepaskan ketika jarak mereka tingg

  • LANTING BRUGA   Terserah

    Di sisi lain, Pramudita yang saat ini telah berhasil membunuh semua sosok hasrat berukuran besar, sempat terdiam beberapa detik, ketika ia melihat dari kejauhan langit berubah warna menjadi hitam pekat.Tidak hanya itu, dari sumber cahaya kehitaman tersebut, sempat terjadi kilatan petir di ikuti dengan beberapa ledakan yang mengguncang area tersebut.Dari sana, dia dapat menebak, jika saat ini terdapat seseorang yang sedang bertarung di tempat itu, akan tetapi ia bahkan telah menebak jika serangan beberapa saat yang lalu di akibatkan olah anaknya sendiri.“Rambai Kaca, apa yang sedang terjadi?” gumamnya bertanya.Namun pada yang sama, dia mulai menyadari jika dari cahaya berwarna hitam pekat itu, tidak lain ialah kekuatan yang di timbulkan dari kegelapan.Saat ini, Pramudita dapat menebak, jika Rambai Kaca tengah bertarung dengan sosok yang tidak lain ialah Reban Giring.Anggapan itu di landasi oleh tindakan yang telah di lakukan Reban Giring sebelumnya, ketika memulai pertempuran yan

  • LANTING BRUGA   Matilah

    Pedang Bayangan...." Satu jurus tersebut melesat, dengan terbentuk nya beberapa pedang bayangan yang melesat kearah sosok hasrat. Bom. Ledakan terjadi cukup besar, ketika jurus yang di lepaskan Pramudita berhasil mengenai musuh. Ya, satu serangan tersebut berhasil membunuh setidaknya, tiga atau lebih sosok hasrat yang berukuran besar. Tentu hal tersebut tidak dapat di lakukan oleh siapapun, selain Maha Sepuh Pramudita. Jabatan yang pantang bagi seseorang dengan kemampuan sangat tinggi. "Berakhir sudah."Di sisi lain, saat ini tengah terjadi gejolak batin yang mendalam bagi seorang pria ketika tengah merasa sangat kehilangan akan kehadiran sosok seorang adik. Isak tangis tidak dapat terbendung, ketika ia berusaha untuk menghampiri adiknya tersebut.Dengan langkah yang tertatih ia berusaha sekuat tenaga, tetapi langkah yang ia lakukan, bahkan tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang dia keluarka"Adik...""Bertahanlah!"Langkah demi langkah berhasil membuatnya tiba di tempat ya

  • LANTING BRUGA   Satu Serangan

    Tubuh Reban Giring saat ini, tengah terdorong mundur akibat mendapat serangan tak terduga oleh Rambai, yang menyerang lehernya.Beberapa pohon bahkan telah tumbang dibuatnya, akibat bertabrakan dengan tubuh pria tua itu, sementara Rambai Kaca masih melakukan gerakan mendorong dengan tangan yang mencekik leher pria tua tersebut.Tidak banyak yang dapat pria itu lakukan, selain berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman jurus yang telah Rambai Kaca berikan. Brak. Brak. Beberapa pohon kembali tumbang, sementara mereka melesat dengan cepat, yang pada akhirnya gerakan tersebut berhenti ketika Rambai Kaca merasa cukup terhadap aksinya. "Bocah sialan!" "Kau bebas untuk berkata sesuka hatimu." timpal Rambai Kaca."Hiat.!"Kerahkan semua kemampuan yang kau miliki, Bocah!" Dalam keadaan ini, Reban Giring sempat menggigitkan kedua rahangnya, untuk bersiap menerima serangan dari Rambai Kaca, ketika telah mencapai titik dimana pemuda ini akan melepaskan tekanan tenaga dalam yang tinggi.

  • LANTING BRUGA   Terlambat

    Melihat Eruh Limpa dan Nagin Arum yang sudah tidak berdaya, Reban Giring berniat untuk segera mengakhiri nyawa kedua orang tersebut. Perlahan pria itu mendekati Nagin Arum yang terlihat masih berusaha untuk meraih tangan kakaknya, akan tetapi bergerakan wanita itu terpaksa berhenti, ketika Reban Giring menginjak tangannya. Tidak hanya itu, saat ini, Reban Giring sedang menekan kakinya dengan cukup kuat, sehingga membuat Nagin Arum berteriak. "Aggrr..!" Rasa sakit tiada tara sedang di rasakan oleh Nagin Arum yang berusaha untuk melepaskan tangannya dari injakkan kaki Reban Giring saat ini. Melihat hal tersebut, Eruh Limpa hanya bisa memaki pria itu, lalu mengutuknya beberapa kali dengan melampiaskan rasa amarahnya menggunakan kata-kata. Namun sayang, hal tersebut bahkan tidak dihiraukan sama sekali oleh Reban Giring dengan tetap melakukan aksinya, seakan sedang menikmati rasa sakit yang dialami oleh wanita tersebut. "Ini belum seberapa!" ujarnya, "Setelah ini, akan ku pastik

  • LANTING BRUGA   Ingin Menjadi Mahasepuh

    Kedua kakak beradik tersebut lantas langsung mengejar keberadaan Reban Giring yang sempat mereka lihat tengah terluka. Hal itu menjadi sesuatu yang sangat mereka nantikan, karena menduga jika mereka akan dapat mengalahkan pria itu dengan cukup mudah. Namun di saat yang sama, salah satu pria juga menyadari kepergian Eruh Limpa dan Nagin Arum, akan tetapi saat ini, pria itu masih sibuk berhadapan dengan musuh yang seakan tidak pernah habis. "Mau kemana mereka pergi?" batinnya bertanya. Saat ini, pemuda yang tidak lain memiliki nama Saka ini, tengah menjadi pusat perhatian, ketika dia menggila dengan jurusnya yang mematikan. Tebasan demi tebasan berhasil membunuh sosok hasrat yang berada di dalam jangkauannya, sehingga hal itu membuat para sepuh sempat merasa kagum atas aksi yang telah dia lakukan. Bukan hanya kagum, bahkan beberapa sepuh, berniat untuk mengangkat menantu pria itu, akan tetapi jika Pramudita mengiyakan tentunya. "Menarik, sungguh menarik!" ujar salah satu Sepuh.

  • LANTING BRUGA   Apakah Terluka

    Di sisi lain, Rambai Kaca dan Tabib Nurmanik yang saat ini tengah menyusul rombongan yang berada paling depan, perlahan mulai mendekat kearah pasukan yang tengah bertarung melawan musuh-musuh mereka. Melihat hal tersebut, kedua orang yang baru saja tiba ini, lantas lasung mengambil posisi masing-masing untuk berhadapan dengan para sosok hasrat yang semakin menggila. Dengan beberapa gerakan, Rambai Kaca berhasil membunuh satu sosok hasrat dan menyelamatkan hidup satu orang pasukan mereka yang hampir saja tewas, akibat tidak dapat mempertahankan diri, dari serangan sosok hasrat yang menyerangnya. "Tuan muda, terimakasih!" Mendengar jawaban dari pria itu Rambai Kaca hanya mengangguk satu kali, sebelum dirinya bergegas menuju pasukan paling depan, seakan tidak begitu peduli dengan kondisi yang menimpa orang tersebut. Tampaknya pemuda itu sedang merasakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi, sehingga membuat dia bergerak lalu mengeluarkan jurus kilat putih yang membantunya seakan m

DMCA.com Protection Status