"Rupanya kau yang menjadi penghianat klan? dengan membawa pria tersebut datang ke tempat ini?" Seorang pria berjulukan Kaki Hantu mencaci Segara Celaing setelah mereka terlibat dalam beberapa kali pertukaran serangan, "Dimana otakmu? apa kau ingin membangkang perintah Ketua?"
Segara Celaing belum menjawab ucapan temannya, kecuali mendengarkan hingga dia selesai berkata.
Setelah itu, Segara Celain berujar dengan nada yang dingin, "Bukankah ketua menginginkan kepala pemuda itu? sekarang aku telah membawa dirinya ke sini, kenapa kau malah marah?"
Ucapan itu membungkam mulut Kaki Hantu yang terkenal kasar dengan lidahnya.
"Pungkak Rebah dan aku tidak berhasil membunuhnya, karena dia memang sangat kuat," ucap Segara Celaing, "Jika kau tak percaya, boleh kau mencoba kekuatan dirinya."
Namun.
Segara Celaing tersenyum penuh arti, "Benar pula yang kau ucapkan, aku membawa pemuda ini untuk menghancurkan Klan Pasir Hitam, selamanya!"
"Apa maksud
Pertarungan antara Lanting Beruga melawan Tangan Besi belum usai, tapi apalah hendak dikata, dia harus menyelamatkan Segara Celaing dari serangan Kaki Hantu.Jika tidak, hari ini Segara Celaing sudah tewas dengan luka di sekujur tubuhnya.Tanpa basa-basi, Lanting Beruga menyerang Kaki Hantu dengan gerakan yang sangat cepat.Pria berkaki kurus itu, mencoba menahan serangan Lanting Beruga dengan kekuatan dari kakinya, tapi dia benar-benar terkejut."Tidak mungkin!" Kaki Hantu tersentak, kakinya yang kuat terasa sakit saat ini, sebelum kemudian dia terlempar ke belakang beberapa depa jauhnya.Sulit menyeimbangkan tubuhnya dengan baik, pada akhirnya Kaki Hantu tenggelam ke dalam aliran sungai.Sedetik kemudian, dia muncul di permukaan seperti ikan yang melompat dari dalam kolam. Pria itu mendarat tepat di seberang sungai ini, tubuhnya basa kuyup dan setengah wajahnya tertutup oleh rambut panjangnya.Dingin, tentu saja! tapi bukan itu yang
Kaki Hantu tidak menduga jika pedang yang dilemparkan Lanting Beruga, dapat kembali lagi menyerang dirinya, dan lebih tak terduga lagi jika pedang itu rupanya dikendalikan dari jarak jauh.Jari tangan Lanting Beruga terlihat sedang menari-nari, pada saat yang sama pedang sisik naga hijau mengincar Kaki Hantu dari segala arah.Berkelit Kaki Hantu untuk menghindari serangan tersebut, kadang kala dia berjungkir balik di udara, tak jarang terlungkup di permukaan tanah, lalu menahan pedang itu dengan dua tangannya.Semua yang dilakukan oleh Hantu Kaki tidak berhasil menghentikan serangan-serangan tersebut, dan pada sebuah kesempatan, pedang bercahaya merah itu berhasil menyayat wajahnya."Pemuda ini benar-benar berbahaya, sebanyak apa teknik yang dimiliki olehnya," ucap Hantu Kaki, sambil menyeka darah yang keluar dari luka di pipinya.Sialnya, luka itu terasa begitu sakit lagi perih. Luka tipis seperti itu, tidak henti-hentinya mengeluarkan darah, mesk
Dengan penuh percaya diri, dua Tengkorak Berdarah menyerang Lanting Beruga dengan teknik-teknik yang jarang dilihat oleh Lanting Beruga. Mereka mengeluarkan serangan seperti tulang yang dilempar atau pula dijadikan pedang. Entah dari mana datangnya tulang-tulang itu, tapi kekuatannya benar-benar sangat berbahaya. Setiap tulang yang dilempar mengenai batang pohon, lalu tiba-tiba pohon tersebut pecah oleh karena kemunculan tulang belulang dari dalam pohon tersebut. Satu Tengkorak Berdarah melempar serangan, sementara Tengkorak Berdarah yang satunya membuat pertahanan. Kecepatan dari serangan itu tidak bisa dianggap remeh, lagipula Lanting Beruga tidak tahu apa yang terjadi jika tulang berbentuk tanduk itu mengenai kulitnya. Akankan bagian tubuh itu menjadi pecah seperti pecahkan pohon-pohon yang terkena imbas serangan. Lanting Beruga tidak ingin mengambil resiko tersebut. Tebasan yang dilakukan Lanting Beruga berhasil di tahan oleh salah
Naga Merah dengan taring tajam meliuk di atas kepala Lanting Beruga. Kali ini, dia menggunakan lebih dari 30% kekuatan roh api yang ada di dalam tubuhnya. Pencaran tekanan dari kekuatan itu dapat dirasakan oleh semua orang, bahkan yang berada di dalam goa di belakang dua pendekar Tengkorak Berdarah. Jika dugaan Lanting Beruga tidak salah, maka satu-satunya cara untuk membunuh dua orang di depan dirinya adalah dengan menghancurkan mereka sampai tak tersisa. Ketika dua pendekar Tengkorak Berdarah berniat memasang jurus pertahanan, Lanting Beruga menggunakan seluruh energi batinnya untuk melemahkan mereka. Berhasil, energi batin dalam jumlah besar itu membuat mereka tidak mampu untuk berdiri, bahkan menggerakan jari tangan mereka sekalipun. "Teknik ini lagi," salah satu dari mereka menelan ludah karena takut, dia berusaha untuk menggerakan satu jari tangannya saja, tapi tidak mampu. Seluruh sendi terasa lepas, mereka berdua jatuh berlutut t
Masih dengan senyum yang sinis, Lanting Beruga menatap para petinggi yang berdiri dia tas batu besar di sebelah kehancuran marka Klan Pasir Besi. "Majulah, kalian semua!" ucap Lanting Beruga. Kaki Hantu merasa ragu untuk mengalahkan Lanting Beruga, tapi pada akhirnya dia bersama dengan 6 petinggi yang lain menyerang Lanting Beruga dari segala sisi. Pertempuran yang sesungguhnya kinipun terjadi pula. Bukan hanya memiliki aura alam yang cukup besar, mereka juga memiliki jurus dan ilmu kanuragan yang sulit di tandingi oleh pendekar selevel merak. Kilatan cahaya kadang kala terlihat jelas dari kejauhan, akibat dari benturan serangan antara Lanting Berua melawan para petinggi Klan Pasir Hitam. Mengguncang bumi, dan meluluh lantakan hutan yang ada di sekitar tempat itu. Sebuah serangan melesat kuat dari arah langit, serangan itu berbentuk tombak dengan lima mata yang bergigi, tapi Lanting Beruag berhasil menghindari serangan tersebut den
Pertempuran masih terus berlanjut, perturakan serangan antara Lanting Beruga dengan lawan-lawannya tidak terhitung banyakannya.Lokasi pertempuran itu menimbulkan bencana besar bagi hutan yang ada di sekitar mereka, dan beruntungnya tempat ini sangat jauh dari pemukiman penduduk, hingga tidak mungkin menarik perhatian orang lain.Entah sudah berapa banyak pohon yang tumbang, mungkin telah mencapai ratusan batang. Tidak pula terhitung berapa ekor rusa dan hewan yang mati karena imbas serangan klan Pasir Hitam.Aliran sungaipun kini telah berubah haluan karena siring-siring dalam yang diciptakan oleh Lanting Beruga.Namun sejauh ini, tidak ada satupun serangan mereka yang berhasil melukai tubuh Lanting Beruga.Alih-alih terluka, pemuda itu telah membuat dua orang petinggi Klan Pasir Hitam dipenuhi oleh darah merah.Bahkan salah satu dari mereka terlihat tidak berdaya lagi, untuk melanjutkan pertarungan ini."Teknik Mata Asura!" uc
"Apa yang terjadi dengan diriku?" tanya petinggi itu, "Kenapa darah ini tidak henti-hentinya mengalir." Petinggi yang lain juga terkejut melihat hal tersebut, darah yang keluar dari dalam tubuh pria itu tidak wajar, kadang kala malah terlihat seperti hidup dan bergerak sendiri, masuk ke dalam selah-selah reruntuhan bebatuan. Meski telah mencoba menghentikan pendarahan yang terjadi, tetap saja, darah itu terus mengalir ke bawah. Petinggi tersebut mulai panik saat ini, sebab tubuhnya mulai mengurus, semakin lama semakin kurus hingga semua petinggi yang lain semakin khawatir. "Tolong bantu aku ..." ucap pria itu, tapi nafasnya mulai kembang kempis saat ini. Dalam hitungan detik, tubuh itu tinggal tulang belulang yang dibalut yang hanya dibalut oleh kulit. Semua darah yang ada di dalam tubuhnya telah mengering. Namun keterkejutan petinggi tidak berakhir di sana. Kini permukaan reruntuhan terasa bergetar, semakin lama semakin kuat.
Ketua Klan Pertama kembali menghilang dari padangan semua orang, termasuk dari padangan Lanting Beruga.Dia tiba-tiba telah berdiri di belakang pemuda tersebut, dengan serangan yang begitu cepat lagi kuat.Secara sadar, Lanting Beruga tidak mungkin dapat menghentikan serangan itu, karena begitu cepatnya, tapi dalam keadaan seperti, tubuh pemuda itu melakukan tindakan terakhir untuk menghindar.Jari telunjuk kurus Ketua Pertama hanya berhasil menikam udara yang berada di samping kiri wajah Lanting Beruga.Melihat hal itu, Ketua Klan Pertama sedikit terkejut dengan reflek tubuh Lanting Beruga.Dia melancarkan dua kali serangan yang sama, tapi semuanya berhasil dihindari oleh Lanting Beruga.Dalam sebuah kesempatan, pemuda itu menyerang Ketua Pertama dengan menggunakan kakinya. Serangan itu berhasil mengenai perut pria kurus tinggi itu, membuatnya terpental beberapa depa jauhnya.Namun, meskipun terlihat hanya tulang yang dibalut oleh ku