Liu Sin mengernyitkan kening, mendengar berita itu wajahnya tampak biasa-biasa saja. Bahkan tidak ada rasa simpati di wajah Liu Sin.
Dia hanya melirik ke arah wajah Bayi mungil lalu berkata, "oh, jadi dia adalah cucu Ketua Agung ..."
Hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Liu Sin. Tidak Lebih. Ketika semua orang mendengar kabar mengenai Sekte Peri Kematian yang hancur, wajah mereka menjadi tegang, tapi Liu Sin menunjukan wajah yang begitu datar.
"Bolehkah aku bertemu dengan Ketua Agung ...?" ucap Li Wei, memohon kepada Liu Sin agar memberinya jalan untuk masuk ke dalam kamar Ketua Agung.
Namun Liu Sin malah menimpalinya dengan nada ketus, "Ketua Agung tidak bisa diganggu oleh urusan apapun, dia sedang melakukan latihan untuk mencapai level langit tinggi, jika latihannya gagal, semua yang dikorbankan Ketua akan menjadi sia-sia!"
"Tapi ini menyangkut Cucunya sendiri?"
"Li Wei, apa kau tidak mendengarku?" tanya Liu Sin. "Aku adalah Pela
Maaf hari ini dua bab lagi, saya lagi sakit. Selagi nunggu up lanting, bisa baca novel Kitab Harimau Dewa, Mantiko Sakti.
Kondisi tukang tempa besi tidak baik-baik saja. Dua kakinya digelung rantai.Sesekali rantai tersebut terdengar 'cring' ketika Tukang tempa besi menggerakkan kakinya.Tangannya gemetaran saat mengangkat bilah logam panas dari tungku perapian, dan ini membuat dirinya kesal.Tangan itu sudah cukup tua dan letih, mana mungkin dapat bertindak seperti dahulu ketika dia masih muda.Lanting Beruga menarik nafas dalam-dalam, seraya memperhatikan tangan-tangan cekatan tukang tempa besi.Di ruangan ini, dia bisa melihat ada banyak senjata sudah selesai dibuat. Beberapa jenis senjata berupa tombak, panah, belati dan pedang.Lanting Beruga mendekati salah satu pedang yang diletakan di atas meja.Mulai meletakan jari jemarinya pada gagang panjang pedang tersebut. Pedang yang cukup aneh, pikir pemuda tersebut."Hanya ada satu bagian mata pedang yang tajam ..." gumam Lanting Beruga. "Gagang pedang yang panjang mungkin diguna
Setelah memeriksa setiap inci dari pedang sisik naga hijau, Pak Bungkuk akhirnya percaya 100% bahwa pedang itu diciptakan oleh tukang tempa besi terbaik di Bumi Tengah bernama Akira.Akira berdarah campuran, meski namanya menggunakan dialeg Aliran Darah Besi, tapi wajahnya sedikit lebih mirip pribumi Kekaisaran Tang.Akira adalah satu-satunya tukang tempa besi terbaik generasi ke dua di Bumi Tengah. Telah banyak menciptakan ragam jenis senjata hebat, bahkan mungkin beberapa senjata level tinggi yang ada di wilayah Aliran Darah Besi maupun Kekaisaran Tang ialah buah dari hasil kerja kerasnya.Namun 75 tahun yang lalu, Tuan Akira ditemukan mati di ruang kerjanya dengan lima tebasan yang memenuhi sekujur tubuhnya. Bahkan, tangan kanan Tuan Akira telah terpisah.Banyak yang berpendapat kematian Tuan Akira disebabkan oleh dendam muridnya sendiri.Kala itu, Tuan Akira berhasil menciptakan sebuah pedang yang melampuai level tinggi, itu adalah pedang palin
Untuk mengalahkan Kekasiran Tang, Ketua Agung Aliran Darah Besi membutuhkan sebuah senjata yang lebih kuat, meski tidak setara dengan sebuah pusaka, paling tidak mendekati. Dari 3 orang tukang tempa terbaik yang ada di wilayah Aliran Darah Besi, hanya Pak Tua Bungkuk yang mempelajari seni tempa besi warisan Tuan Akira. Oleh karena itu, ini merupakan alasan lain kenapa Pak Bungkuk masih hidup selain dari alasan pembunuhan putra angkat Ketua Agung. Ketika waktu mulai beranjak meninggalkan petang, dua utusan Liu Sin datang menemui Pak Bungkuk dengan wajah garang dan suara yang keras, "Kami hanya ingin memperingatkan, jika pedang itu tidak selesai sebelum bulan purnama, maka keluargamu akan dibantai!" Saking kerasnya suara itu, Lanting Beruga yang kini sedang bersiap menelan makanan, terhenti. "Maaf Tuan, bukankah Ketua Agung sudah berjanji tidak akan menyentuh keluargaku?" timpal Pak Bungkuk. "Aku sudah-" "Apa kau sudah berani menantang perintah
Liu Sin begitu geram mendengar laporan dua pendekar yang diutusnya pergi menemui Pak Bungkuk alias tukang tempa besi.Dua pendekar itu nyaris saja mati dengan luka yang cukup parah.Berani sekali, pikir Liu Sin. "Siapa yang melakukan ini?"Salah satu dari pendekar itu menjelaskan mengenai sosok pemuda bermata satu yang memiliki ilmu kanuragan cukup kuat, lebih tangguh dari pendekar puncak tanpa tanding sekalipun.Liu Sin tidak percaya ada pendekar sehebat itu berkeliaran di Wilayah Aliran Darah Besi. Jika memang ada, maka paling tidak mereka mengenal siapa pemuda tersebut."Periksa latar belakang pemuda tersebut, selidik tukang tempa besi!" ucap Liu Sin.Dua pendekar mengangguk tanda mengerti, mengundurkan diri dengan tubuh yang ringkih. Sepertinya dua pendekar itu harus berurusan dengan tabib sebelum kembali menyelidik Lanting Beruga.Di kamar lain, Li Wei mendengar pembicaraan Liu Sin, dan begitu yakin jika pemuda yang mereka selidi
"Tuan Pendekar, apa maksudmu?" Pak Bungkuk mulai cemas setelah mendengar ucapan Lanting Beruga. "Dia adalah Ketua Agung Aliran Darah Besi, kau tidak boleh bicara seperti itu.""Berani sekali kau menentangku-""Ah kau cerewet sekali," potong Lanting Beruga. "Kau pikir aku tidak tahu siapa dirimu?"Lanting Beruga kemudian merebut pedang ditangan Pak Bungkuk lalu berkata, "aku akan menguji pedang ini!"Mendadak cahaya merah menyelimuti pedang tersebut, sebelum kemudian cahaya merah itu bergerak cepat ke arah sosok pria yang melayang di atas udara.Tebasan yang dilakukan oleh Lanting Beruga begitu cepat, nyaris saja membunuh pria tersebut, jika dia tidak sempat menarik tubuhnya ke kiri. Namun demikian, tebasan tersebut masih membuat wajah sebelah kanannya terluka lebar."Tuan Pendekar!" Pak Bungkuk benar-benar ketakutan saat ini, tapi rasa ketakutan itu perlahan hilang setelah melihat pergerakan aneh dari Ketua Agung Aliran Darah Besi.Tu
Lanting Beruga melukai tubuh Liu Sin dalam sekejap mata, membuat koyakan besar tepat dibagian perutnya.Kecepatan pemuda itu benar-benar sulit diikuti oleh mata, bahkan pendekar level bumi sekelas Liu Sin bukan tandingan Lanting Beruga dalam hal gerakan cepat."Pemuda tengik," umpat Liu Sin. "Apa kau pikir Aliran Darah Besi dapat menguasai Kekaisaran Tang? kau sudah salah berpihak anak muda, Aliran Darah Besi tidak akan bertahan lebih lama lagi."Lanting Beruga menghela nafas panjang, "sepertinya kau tidak tahu maksud dan tujuanku datang ke tempat ini, aku akan menghancurkan mereka yang telah memulai perang kepada kami."Lanting Beruga menarik pedangnya ke belakang, salah satu kakinya menekan permukaan tanah untuk dijadikan sebagai batu loncatan, sebelum kemudian dia menderu begitu cepat.Namun sebelum mata pedang Lanting Beruga mengenai tubuh Liu Sin, tiba-tiba tubuh pemuda itu terpental beberapa depa ke belakang.Hampir saja Lanting Beruga
Di dalam kereta megah berbalut emas dengan tirai sutra, tiga orang bangsawan duni sibuk menceritakan harta benda dan pulau-pulau tambang yang mereka kuasai. Mereka selalu membahas mengenai harta, tapi sesekali diselingi oleh para budak manusia atau pula wanita-wanita cantik. "Aku akan membuat Putri Petra terkejut dengan hadiah yang kubawa, betulkan ibu?" pria berambut klimis dengan kulit putih pucat dan bibir berwarna merah berbicara dengan nada yang begitu manja. "Tentu saja Sayang, kau membawa Giok Putih Berlambang Naga, itu adalah giok terbaik yang pernah ada di dunia, seribu budak tidak ada harganya dibandingkan giok putih tersebut..." ucap wanita gendut dengan hiasan bedak tebal dan rambut yang disanggul. "Ayah, bagaimana menurutmu?" tanya pemuda itu lagi. "Kau adalah putraku yang tampan, Puti Petra tidak mungkin menolak lamaranmu ..." Sungguh, pemuda tersebut benar-benar berwajah aneh, sangat jauh dengan status tampan. Dengan ria
Ares benar-benar menantang 6 iblis pembawa mala petaka dari Aliran Darah Besi, dia bahkan cukup percaya diri untuk membiarkan 6 orang itu menggunakan teknik terlarang, ledakan cakra.Mendengar hal tersebut, tiga orang mulai panas. Ares Sang Kesatria Perang terlalu sombong, hanya karena dia telah berada di level langit tinggi, merasa mampu menumbangkan 6 Iblis Pembawa Malapetaka dengan teknik ledakan cakra."Kau akan menyesalinya, Ares!" ucap salah satu dari tiga orang itu."Saudaraku, jangan lakukan!" Yanca berseru keras, tapi sayangnya 3 temannya telah melepaskan teknik ledakan cakra.Kini ketiga orang itu memancarkan hawa merah, yang mempengaruhi tekanan atmosfir di sekitar mereka.Dari dalam kereta gajah, Putra Bangsawan Dunia menoleh dari celah jendela keretanya, wajahnya begitu kesal melihat Ares belum mengalahkan musuhnya."Sabar sayang, kita tidak mungkin terlambat datang, Ares akan menghabisi mereka semua!""HOI ARES!" teriak