Home / Pendekar / LANTING BRUGA / Jawaban Lanting

Share

Jawaban Lanting

Author: Pancur Lidi
last update Last Updated: 2021-12-08 18:32:38

"Tuan Pendekar, apa maksudmu?" Pak Bungkuk mulai cemas setelah mendengar ucapan Lanting Beruga. "Dia adalah Ketua Agung Aliran Darah Besi, kau tidak boleh bicara seperti itu."

"Berani sekali kau menentangku-"

"Ah kau cerewet sekali," potong Lanting Beruga. "Kau pikir aku tidak tahu siapa dirimu?"

Lanting Beruga kemudian merebut pedang ditangan Pak Bungkuk lalu berkata, "aku akan menguji pedang ini!"

Mendadak cahaya merah menyelimuti pedang tersebut, sebelum kemudian cahaya merah itu bergerak cepat ke arah sosok pria yang melayang di atas udara.

Tebasan yang dilakukan oleh Lanting Beruga begitu cepat, nyaris saja membunuh pria tersebut, jika dia tidak sempat menarik tubuhnya ke kiri. Namun demikian, tebasan tersebut masih membuat wajah sebelah kanannya terluka lebar.

"Tuan Pendekar!" Pak Bungkuk benar-benar ketakutan saat ini, tapi rasa ketakutan itu perlahan hilang setelah melihat pergerakan aneh dari Ketua Agung Aliran Darah Besi.

Tu

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Tino Dhira
kbesaran koinnnn..coba 5 hehe pastii seruu
goodnovel comment avatar
Surip
harusnya koin di kisaran 6-7
goodnovel comment avatar
Surip
koin masih terlalu mahal
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • LANTING BRUGA   Jebakan Untuk Yanca

    Lanting Beruga melukai tubuh Liu Sin dalam sekejap mata, membuat koyakan besar tepat dibagian perutnya.Kecepatan pemuda itu benar-benar sulit diikuti oleh mata, bahkan pendekar level bumi sekelas Liu Sin bukan tandingan Lanting Beruga dalam hal gerakan cepat."Pemuda tengik," umpat Liu Sin. "Apa kau pikir Aliran Darah Besi dapat menguasai Kekaisaran Tang? kau sudah salah berpihak anak muda, Aliran Darah Besi tidak akan bertahan lebih lama lagi."Lanting Beruga menghela nafas panjang, "sepertinya kau tidak tahu maksud dan tujuanku datang ke tempat ini, aku akan menghancurkan mereka yang telah memulai perang kepada kami."Lanting Beruga menarik pedangnya ke belakang, salah satu kakinya menekan permukaan tanah untuk dijadikan sebagai batu loncatan, sebelum kemudian dia menderu begitu cepat.Namun sebelum mata pedang Lanting Beruga mengenai tubuh Liu Sin, tiba-tiba tubuh pemuda itu terpental beberapa depa ke belakang.Hampir saja Lanting Beruga

    Last Updated : 2021-12-08
  • LANTING BRUGA   Satria Perang

    Di dalam kereta megah berbalut emas dengan tirai sutra, tiga orang bangsawan duni sibuk menceritakan harta benda dan pulau-pulau tambang yang mereka kuasai. Mereka selalu membahas mengenai harta, tapi sesekali diselingi oleh para budak manusia atau pula wanita-wanita cantik. "Aku akan membuat Putri Petra terkejut dengan hadiah yang kubawa, betulkan ibu?" pria berambut klimis dengan kulit putih pucat dan bibir berwarna merah berbicara dengan nada yang begitu manja. "Tentu saja Sayang, kau membawa Giok Putih Berlambang Naga, itu adalah giok terbaik yang pernah ada di dunia, seribu budak tidak ada harganya dibandingkan giok putih tersebut..." ucap wanita gendut dengan hiasan bedak tebal dan rambut yang disanggul. "Ayah, bagaimana menurutmu?" tanya pemuda itu lagi. "Kau adalah putraku yang tampan, Puti Petra tidak mungkin menolak lamaranmu ..." Sungguh, pemuda tersebut benar-benar berwajah aneh, sangat jauh dengan status tampan. Dengan ria

    Last Updated : 2021-12-08
  • LANTING BRUGA   Kekuatan Ares

    Ares benar-benar menantang 6 iblis pembawa mala petaka dari Aliran Darah Besi, dia bahkan cukup percaya diri untuk membiarkan 6 orang itu menggunakan teknik terlarang, ledakan cakra.Mendengar hal tersebut, tiga orang mulai panas. Ares Sang Kesatria Perang terlalu sombong, hanya karena dia telah berada di level langit tinggi, merasa mampu menumbangkan 6 Iblis Pembawa Malapetaka dengan teknik ledakan cakra."Kau akan menyesalinya, Ares!" ucap salah satu dari tiga orang itu."Saudaraku, jangan lakukan!" Yanca berseru keras, tapi sayangnya 3 temannya telah melepaskan teknik ledakan cakra.Kini ketiga orang itu memancarkan hawa merah, yang mempengaruhi tekanan atmosfir di sekitar mereka.Dari dalam kereta gajah, Putra Bangsawan Dunia menoleh dari celah jendela keretanya, wajahnya begitu kesal melihat Ares belum mengalahkan musuhnya."Sabar sayang, kita tidak mungkin terlambat datang, Ares akan menghabisi mereka semua!""HOI ARES!" teriak

    Last Updated : 2021-12-09
  • LANTING BRUGA   Tantangan Ketua Agung

    Jadwal penyerahan pedang tanpa nama diundur beberapa hari kemudian dikarenakan kondisi Ketua Agung Aliran Darah Besi masih belum pulih seutuhnya.Hingga tibalah hari ini, Ketua Agung Aliran Darah Besi mengirim utusan kepada Pak Bungkuk untuk membawa pedang yang telah dipesan.Ada selusin pendekar datang ke bangunan tukang tempa besi, tapi berbeda dari sebelumya, hari ini wajah mereka sedikit lebih ramah dibandingkan sebelumnya.Hal ini mungkin karena keberadaan Lanting Beruga yang seolah menjadi pengawal bayaran Pak Bungkuk."Tuan, hari ini Ketua Agung mengundangmu datang ke Markas Besar ..." ucap salah satu prajurit tersebut."Tunggulah, aku akan bersiap ..." ucap Pak Bungkuk.Pria itu langsung menemui Lanting Beruga, meminta pemuda itu untuk menemani dirinya ke Markas Besar Aliran Darah Besi. Mengenang sifat Ketua Agung yang mudah marah, Pak Bungkuk merasa butuh ditemani oleh Lanting Beruga."Akhirnya ..." ucap Lanting Beruga, "aku

    Last Updated : 2021-12-09
  • LANTING BRUGA   Lanting vs Ketua Agung

    Ketua Agung menyerang Lanting Beruga lebih dahulu. Pedang yang bernama Kukuto melayang begitu cepat ke arah Lanting Beruga, tapi pemuda itu bisa menahannya dengan cukup baik.Teknik tebasan yang dipakai oleh Ketua Agung benar-benar sangat hebat, jika Lanting Beruga tidak bisa mengimbanginya dengan baik, tentu saja tubuh pemuda itu akan terbelah menjadi dua bagian.Dalam pertarungan yang hanya mengandalkan teknik, Lanting Beruga menggunakan Teknik Awan Berarak.Ini adalah teknik paling bagus utuk menghadapi lawan yang menggunakan serangan jarak dekat. Teknik ini juga dapat digunakan tanpa menggunakan tenaga dalam."Gerakanmu benar-benar lincah anak muda!" ucap Ketua Agung.Dia melompat cukup tinggi, menebaskan pedang ke bawah, tapi Lanting Beruga dapat menghindari serangan itu dengan berkelit ke arah kiri, pada saat yang sama dia menusukan pedang ke samping.Ujung mata pedang mengincar dada Ketua Agung, tapi cukup hebat, ketua itu bisa mengal

    Last Updated : 2021-12-09
  • LANTING BRUGA   Bisikan Dari Pedang

    "Pedang memiliki hati, yaitu hati dari pemilik pedang," ucap Lanting Beruga, "Tarian Dewa Angin." Wush. Serangan yang dilakukan oleh Ketua Agung Aliran Darah Besi datang tak terduga. Tebasan yang begitu kuat, cepat dan akurat mengincar batang leher Lanting Beruga. Tebasan itu melambangkan kemarahan, dendam, dan kebencian yang mendalam. Semua rasa membunuh dikerahkan dalam satu tebasan cepat ini. Namun, Lanting Beruga berhasil menghindari serangan tersebut, seolah dia telah melihat pola dan arah ayunan pedang lawannya. Lanting Beruga seakan mendengar bisikan halus dari pedang Kukuto di tangan Ketua Agung Aliran Darah Besi. Bisikan halus itu seakan memberi tahu pemuda itu mengenai arah serangan yang akan datang kepadanya. Pedang memiliki hati, yaitu hati dari pemilik pedang. Hanya kalimat biasa, tapi bagi Lanting Beruga, kalimat itu penuh dengan makna. Ketika seorang pendekar telah memahami dasar sebuah pedang, mereka bisa memaha

    Last Updated : 2021-12-09
  • LANTING BRUGA   Ketua Aliran Barat

    Lanting mendapatkan penghargaan begitu besar, sebuah penghargaan yang mustahil didapatkan oleh orang luar seperti Lanting Beruga. Menjadi Ketua Aliran Barat.Ya, hampir sama dengan Ketua Devisi di Serikat Satria, hanya saja Ketua Aliran di dalam Aliran Darah Besi memegang sebuah wilayah yang cukup luas.Ada empat Ketua Aliran di dalam Aliran Darah Besi, masing-masing Ketua Aliran menguasai satu wilayah atau daerah kekuasaannya masing-masing."Apa penghargaan itu tidak terlalu berlebihan, Ketua Agung?" salah satu penasehat sedikit protes dengan tindakan Ketua Agung yang terkesan buru-buru tanpa pemikiran yang matang.Pemikiran ini tentu saja tidak salah, mengingat Lanting Beruga bukan berasal dari wilayah ini, dia bahkan bukan berasal dari bumi tengah.Memberikan penghargaan kepada Lanting Beruga tentu juga bukan sebuah kesalahan, tapi menjadikan dirinya sebagai Ketua Aliran, rasanya terlalu tinggi bagi Lanting Beruga."Aku sudah

    Last Updated : 2021-12-10
  • LANTING BRUGA   Menuju Markas Barat

    Perjalanan menuju Markas Cabang Aliran Barat terletak cukup jauh dari Markas Besar Aliran Darah Besi.Untuk tiba di sana, paling tidak membutuhkan waktu dua minggu atau bahkan lebih, jika berjalan kaki.Namun, Lanting Beruga dan dua pendampingnya memutuskan untuk menggunakan ilmu meringankan tubuh.Benar, Lanting Beruga meminta Li Wei sebagai pelayannya, itu karena hanya wanita itu yang dikenal oleh Lanting Beruga.Dia juga meminta satu orang penerjemah bahasa dan orang yang mengerti mengenai peta.Hanya dua orang saja, tidak lebih. Biasanya, Ketua Aliran selalu dijaga oleh banyak pendekar level puncak tanpa tanding, bahkan tak jarang membawa satu orang pendekar bumi level rendah. Namun, Lanting Beruga tidak membutuhkan banyak pasukan sebesar itu, cukup dua orang saja."Tuanku, ada beberapa hal yang harus kau ketahui mengenai Markas Aliran Barat ..." seorang pemuda menjelaskan situasi di sana sembari bergerak cepat.Pemuda itu b

    Last Updated : 2021-12-10

Latest chapter

  • LANTING BRUGA   TAMAT

    Satu minggu telah berlalu, dan kini sudah waktunya bagi Rambai Kaca untuk pergi dari dunia lelembut.Dia telah menyiapkan semuanya, mental dan keberanian, bertemu dengan manusia untuk kali pertama bagi dirinya.Ibunya hanya bisa pasrah dengan pilihan Rambai Kaca, dia hanya bisa menyeka air mata yang setiap saat keluar membasahi pipi.Sementara itu, Pramudhita tampaknya begitu tabah melepaskan kepergian putra angkat yang telah dibesarkan00000000 dari bayi.Namun, ada yang lebih parah, yaitu Nagin Arum. Dia bersikeras untuk pergi bersama Rambai Kaca ke alam manusia, bahkan setelah ayahnya menjelaskan mengenai kehiudapan manusia, dia tetap bersikeras untuk pergi ke sana.Ya, impian Nagin Arum adalah keluar dari alam ini, dan berniat untuk menjelajahi seluruh dunia. Menurut dirinya, di sini dia tidak bisa hidup dengan bebas, ada batas-batasan yang ada di dalam alam lelembut tersebut.“Ayah, apapun yang terjadi, kau harus memikirkan caranya agar aku bisa pergi bersama Rambai Kaca!” ketus N

  • LANTING BRUGA   Keinginan

    Dua hari telah berlalu, pendekar dari Padepokan Pedang Bayangan terlihat sedang berbenah saat ini. Membenahi apa yang bisa dibenahi, seperti bangunan dan beberapa peralatan lainnya.Terlihat pula, ada banyak pendekar yang dirawat di dalam tenda darurat. Para medis bekerja cepat, memastikan tidak ada satupun dari korban yang mati.Di salah satu tenda darurat tersebut, tiga anak Pramudhita masih terkapar dengan kondisi tubuh penuh dengan ramuan obat-obatan.“Apa mereka baik-baik saja?” Rambai Kaca bertanya kepada salah satu tabib muda di sana. Dia sudah berada di tempat itu sejak tiga saudara angkatnya dibawa oleh Pramudhita.Meskipun Rambai Kaca juga terluka cukup parah, tapi tubuhnya luar biasa kuat, dia mampu bertahan, bahkan masih bisa berdiri atau bahkan berlari.Ditubuhnya sengaja dililit oleh banyak perban, menunjukan jika Rambai Kaca sebenarnya tidak baik-baik saja. Namun, hal biasa bagi pemuda itu merasakan sakit seperti ini, jadi ini bukanlah hal yang harus dipikirkan.“Ketig

  • LANTING BRUGA   Maaf

    Satu gerakan dari pemuda itu melesat sangat cepat, tepat menuju leher pria tersebut yang saat ini tengah bersiap dengan serangan yang di berikan oleh Rambai Kaca barusan.Melihat pemuda itu bergerak sangat cepat, Reban Giring menggigit kedua rahangnya, sembari menatap Rambai dengan tajam, kemudian bersiap dengan gerakan kuda-kuda.Nafasnya kembali teratur ketika dia melakukan gerakan barusan, lalu menyilangkang senjata yang dia miliki tepat ke arah dada.Sesaat kemudian, dia melesat kearah Rambai Kaca lalu melepaskan jurus Murka Pedang Bayangan.“Dengan ini, matilah kau..!!”Satu teriakkan pria itu menggema di udara, yang membuat siapapun yang mendengarnya, akan merinding ketakutan.Namun, hal itu tidak berlaku pada Rambai Kaca, yang seakan meminta hal tersebut benar-benar terjadi terhadap dirinnya.Dengan jurusnya tersebut, Reban Giring melepaskan semua tenaga yang dia miliki berharap ia dapat mengenai pemuda itu tepat sasaran.Wush.Tebasan itu di lepaskan ketika jarak mereka tingg

  • LANTING BRUGA   Terserah

    Di sisi lain, Pramudita yang saat ini telah berhasil membunuh semua sosok hasrat berukuran besar, sempat terdiam beberapa detik, ketika ia melihat dari kejauhan langit berubah warna menjadi hitam pekat.Tidak hanya itu, dari sumber cahaya kehitaman tersebut, sempat terjadi kilatan petir di ikuti dengan beberapa ledakan yang mengguncang area tersebut.Dari sana, dia dapat menebak, jika saat ini terdapat seseorang yang sedang bertarung di tempat itu, akan tetapi ia bahkan telah menebak jika serangan beberapa saat yang lalu di akibatkan olah anaknya sendiri.“Rambai Kaca, apa yang sedang terjadi?” gumamnya bertanya.Namun pada yang sama, dia mulai menyadari jika dari cahaya berwarna hitam pekat itu, tidak lain ialah kekuatan yang di timbulkan dari kegelapan.Saat ini, Pramudita dapat menebak, jika Rambai Kaca tengah bertarung dengan sosok yang tidak lain ialah Reban Giring.Anggapan itu di landasi oleh tindakan yang telah di lakukan Reban Giring sebelumnya, ketika memulai pertempuran yan

  • LANTING BRUGA   Matilah

    Pedang Bayangan...." Satu jurus tersebut melesat, dengan terbentuk nya beberapa pedang bayangan yang melesat kearah sosok hasrat. Bom. Ledakan terjadi cukup besar, ketika jurus yang di lepaskan Pramudita berhasil mengenai musuh. Ya, satu serangan tersebut berhasil membunuh setidaknya, tiga atau lebih sosok hasrat yang berukuran besar. Tentu hal tersebut tidak dapat di lakukan oleh siapapun, selain Maha Sepuh Pramudita. Jabatan yang pantang bagi seseorang dengan kemampuan sangat tinggi. "Berakhir sudah."Di sisi lain, saat ini tengah terjadi gejolak batin yang mendalam bagi seorang pria ketika tengah merasa sangat kehilangan akan kehadiran sosok seorang adik. Isak tangis tidak dapat terbendung, ketika ia berusaha untuk menghampiri adiknya tersebut.Dengan langkah yang tertatih ia berusaha sekuat tenaga, tetapi langkah yang ia lakukan, bahkan tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang dia keluarka"Adik...""Bertahanlah!"Langkah demi langkah berhasil membuatnya tiba di tempat ya

  • LANTING BRUGA   Satu Serangan

    Tubuh Reban Giring saat ini, tengah terdorong mundur akibat mendapat serangan tak terduga oleh Rambai, yang menyerang lehernya.Beberapa pohon bahkan telah tumbang dibuatnya, akibat bertabrakan dengan tubuh pria tua itu, sementara Rambai Kaca masih melakukan gerakan mendorong dengan tangan yang mencekik leher pria tua tersebut.Tidak banyak yang dapat pria itu lakukan, selain berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman jurus yang telah Rambai Kaca berikan. Brak. Brak. Beberapa pohon kembali tumbang, sementara mereka melesat dengan cepat, yang pada akhirnya gerakan tersebut berhenti ketika Rambai Kaca merasa cukup terhadap aksinya. "Bocah sialan!" "Kau bebas untuk berkata sesuka hatimu." timpal Rambai Kaca."Hiat.!"Kerahkan semua kemampuan yang kau miliki, Bocah!" Dalam keadaan ini, Reban Giring sempat menggigitkan kedua rahangnya, untuk bersiap menerima serangan dari Rambai Kaca, ketika telah mencapai titik dimana pemuda ini akan melepaskan tekanan tenaga dalam yang tinggi.

  • LANTING BRUGA   Terlambat

    Melihat Eruh Limpa dan Nagin Arum yang sudah tidak berdaya, Reban Giring berniat untuk segera mengakhiri nyawa kedua orang tersebut. Perlahan pria itu mendekati Nagin Arum yang terlihat masih berusaha untuk meraih tangan kakaknya, akan tetapi bergerakan wanita itu terpaksa berhenti, ketika Reban Giring menginjak tangannya. Tidak hanya itu, saat ini, Reban Giring sedang menekan kakinya dengan cukup kuat, sehingga membuat Nagin Arum berteriak. "Aggrr..!" Rasa sakit tiada tara sedang di rasakan oleh Nagin Arum yang berusaha untuk melepaskan tangannya dari injakkan kaki Reban Giring saat ini. Melihat hal tersebut, Eruh Limpa hanya bisa memaki pria itu, lalu mengutuknya beberapa kali dengan melampiaskan rasa amarahnya menggunakan kata-kata. Namun sayang, hal tersebut bahkan tidak dihiraukan sama sekali oleh Reban Giring dengan tetap melakukan aksinya, seakan sedang menikmati rasa sakit yang dialami oleh wanita tersebut. "Ini belum seberapa!" ujarnya, "Setelah ini, akan ku pastik

  • LANTING BRUGA   Ingin Menjadi Mahasepuh

    Kedua kakak beradik tersebut lantas langsung mengejar keberadaan Reban Giring yang sempat mereka lihat tengah terluka. Hal itu menjadi sesuatu yang sangat mereka nantikan, karena menduga jika mereka akan dapat mengalahkan pria itu dengan cukup mudah. Namun di saat yang sama, salah satu pria juga menyadari kepergian Eruh Limpa dan Nagin Arum, akan tetapi saat ini, pria itu masih sibuk berhadapan dengan musuh yang seakan tidak pernah habis. "Mau kemana mereka pergi?" batinnya bertanya. Saat ini, pemuda yang tidak lain memiliki nama Saka ini, tengah menjadi pusat perhatian, ketika dia menggila dengan jurusnya yang mematikan. Tebasan demi tebasan berhasil membunuh sosok hasrat yang berada di dalam jangkauannya, sehingga hal itu membuat para sepuh sempat merasa kagum atas aksi yang telah dia lakukan. Bukan hanya kagum, bahkan beberapa sepuh, berniat untuk mengangkat menantu pria itu, akan tetapi jika Pramudita mengiyakan tentunya. "Menarik, sungguh menarik!" ujar salah satu Sepuh.

  • LANTING BRUGA   Apakah Terluka

    Di sisi lain, Rambai Kaca dan Tabib Nurmanik yang saat ini tengah menyusul rombongan yang berada paling depan, perlahan mulai mendekat kearah pasukan yang tengah bertarung melawan musuh-musuh mereka. Melihat hal tersebut, kedua orang yang baru saja tiba ini, lantas lasung mengambil posisi masing-masing untuk berhadapan dengan para sosok hasrat yang semakin menggila. Dengan beberapa gerakan, Rambai Kaca berhasil membunuh satu sosok hasrat dan menyelamatkan hidup satu orang pasukan mereka yang hampir saja tewas, akibat tidak dapat mempertahankan diri, dari serangan sosok hasrat yang menyerangnya. "Tuan muda, terimakasih!" Mendengar jawaban dari pria itu Rambai Kaca hanya mengangguk satu kali, sebelum dirinya bergegas menuju pasukan paling depan, seakan tidak begitu peduli dengan kondisi yang menimpa orang tersebut. Tampaknya pemuda itu sedang merasakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi, sehingga membuat dia bergerak lalu mengeluarkan jurus kilat putih yang membantunya seakan m

DMCA.com Protection Status