Semua anggota bulan darah tampaknya menyadari sesuatu, jadi mereka menarik diri dan pergi begitu saja.
Nyai Seburuk Mayat menoleh ke arah Sabdo Jagat, tersenyum kecil kemudian berkata, "jika kau masih hidup, aku ingin menyelesaikan pertarungan kita."
11 bola energi muncul di atas keris panca naga, tapi kali ini lebih besar dari yang pernah digunakan Jubarda Agung, bahkan lebih besar dari yang digunakan oleh Vala.
"Menderitalah kalian semua!"
11 bola energi turun ke bumi, berukuran sebesar roda kereta kuda, tapi mengandung esensi aura angin yang benar-benar padat.
Ya, Eyang Ratap Waskito telah menyelaraskan aura angin dengan keris panca naga yang juga mengandung unsur angin.
Bomm Bomm Bomm.
Ledakan terjadi benar-benar mengerikan, menghujani bumi Tombok Tebing.
Suara teriakan terdengar menggema di udara, debu berhamburan, rumah hancur lebur dan apapun yang ada
Butuh beberapa waktu untuk menyelamatkan dan mengumpulkan orang-orang di dalam reruntuhan Tombok Tebing.Sekarang terlihat, Dewangga dipenuhi dengan lilitan perban, Sabdo Jagat terbaring tak sadarkan diri, dan kondisi Cempaka Ayu benar-benar parah.Namun."Dimana Lanting Beruga?" tanya Dewangga."Kami belum menemukan dirinya ...""Sekar Ayu!" Intan Ayu berteriak keras, dia berlarian ke sana-kemari untuk mencari keberadaan Sekar Ayu, tapi sampai sekarang belum di temukan."Jendral ..." seorang pria melapor, semua orang mendengar ucapannya, dan membuat suasana di tempat ini menjadi hening seketika.Intan Ayu laksana di sambar petir saat ini.Di dalam reruntuhan bangunan Tombok Tebing, pergerakan nafas membuat kerikil jatuh menggelinding."Lanting ..." terdengar lirih suara seorang gadis, suara yang begitu serak, halus dan tersiksa. "Kau baik-baik saja ...?"Lanting Beruga membuka matanya, tapi hanya gelap yang dia l
Intan Ayu hanya terpaku ketika mendapati sosok saudari kembarnya di bawa oleh Dewa Beralis tebal.Gadis itu menangis histeris, memeluk tubuh Sekar Ayu dengan erat, sementara yang lainnya memeriksa kondisi Lanting Beruga.Hari itu semua orang dirundung kesedihan, ada banyak yang kehilangan sahabat, dan keluarga mereka.Acara pemakaman dilangsungkan begitu besar, mereka menguburkan mayat mereka dalam satu liang lahat, kecuali makam Sekar Ayu.Intan Ayu menguburkan jenazah Sekar Ayu di pinggir makam kakeknya, Dirga di tepi tepi jurang.Hari itu pula, Gerbang Zambala kembali bergetar hebat, api di tungku perapian menyala lebih besar dari sebelumnya.Pada malam harinya, bumi Tombok Tebing diguyur hujan yang begitu deras, air menyapu darah yang menggenang, mungkin pula berusaha menghapus kenangan pahit di Kota itu.Tenda-tenda darurat berdiri, tapi dari sekian banyak tenda itu, ada satu tenda yang cukup besar lagi bercahaya paling terang.
Lanting Beruga benar-benar tak terkendali, mentalnya terluka parah dan kini dia berteriak-teriak seperti orang gila.Sesekali pemuda itu melepaskan tekanan api, sesekali pula dia menggunakan mode cahaya api, dan membabat angin lalu di sekitar dirinya."Majulah kalian bajingan!" teriak Lanting Beruga, kemudian menghancurkan batu besar dengan kepalanya sendiri.Dalam ke adaan seperti ini, bukan hanya dia bisa menghancurkan dan membahayakan dirinya, tapi juga membahayakan nyawa teman-temannya.Jendral Dewangga tidak bisa berbuat banyak saat ini, seluruh tubuhnya juga dipenuhi dengan luka, apa lagi Sabdo Jagat dan juga Cempaka Ayu.Ketika Lanting Beruga berniat membenturkan kepalanya lebih keras lagi ke batu, tindakannya dihalangi oleh Dewa Beralis Tebal."Kau juga ingin menjadi musuhku?" tanya Lanting Beruga. "Ha? kau ingin menjadi musuhku?"Dewa Beralis Tebal menggelengkan kepala, latihannya selama ini telah membawanya ke puncak pendeka
Setelah dua hari lamanya.Lanting Beruga duduk sendirian menghadap ke arah gerbang zambala, matanya masih sayu karena menangis, dan hari inilah dia merasakan air matanya telah mengering."Hei ..." Intan Ayu duduk di sebelah Lanting Beruga, membawa panggangan daging yang biasanya menjadi kesukaan pemuda itu, "kau sudah lama tidak makan, ciciplah! Rismananti mengajariku masak daging ini, dan sangat sulit ...tapi aku berhasil."Lanting Beruga menoleh ke arah Intan Ayu, wajah gadis itu benar-benar mirip dengan Sekar Ayu, tapi tentu saja ada hal yang membedakannya. Meski tingkah Intan Ayu berubah menjadi sedikit lembut, dan mungkin ingin seperti Sekar Ayu, tapi Lanting tahu persis gadis di depan dirinya bukan orang yang dia cintai."Terima kasih ..." ucap Lanting Beruga, menerima daging yang diberikan oleh Intan Ayu, dan menyantapnya sedikit."Tidak enak ya?" tanya Intan Ayu, kemudian gadis itu menghembuskan nafas panjang."Ini sangat lezat," jaw
Di tempat lain, suara jeritan Rismananti terdengar histeris, gadis itu berniat pergi dari sini secepatnya, untuk menyelamatkan Jubarda Agung, tapi dihalangi oleh Satrio Langit."Biarkan aku pergi ..." ancam Rismananti."Agar kau terbunuh," ucap Satrio Langit, "tidak mungkin kubiarkan,""Kalau begitu aku akan membunuhmu!""Meski aku terluka, untuk menghadapi dirimu bukan hal yang sulit," jawab Satrio Langit."Hentikan hal ini!" Dewangga membentak dua orang itu, membuat keduanya langsung tertunduk karena takut."Eksekusi Jubarda Agung dilakukan 10 hari dari sekarang, kita masih bisa membentuk sebuah pasukan untuk meyelamatkan dirinya ...""Benar, kekalahan kita hari ini hanya karena satu hal, kita tidak tahu kekuatan musuh ..." Sabdo Jagat berjalan mendekati mereka bertiga, tubuhnya masih terlilit perban, tapi ketika dia selesai berbicara, otot pria tua itu tiba-tiba mengeras, dan semua perban yang melilitnya putus menjadi banyak bagian
Dewa Beralis Tebal setelah mengetahui hal itu, membawa Seno Geni ke Sekte Awan Berarak, hal ini dia lakukan karena situasi Lanting Beruga yang selalu dikelilingi oleh bahaya.Beberapa hari yang lalu, Dewa Beralis Tebal sempat menguping pembicaraan Kakas Mangkuraga dan Angga Nurmeda, untuk menculik Seno Geni dan membunuhnya.Tapi sekarang situasinya sudah cukup terkendali.Intan Ayu membelakan matanya, tidak menduga jika pemuda di depan dirinya adalah cucu dari sang legenda yang menjadi idolanya sejak kecil.Dewangga berpikir, mungkin karena darah Seno Geni di dalam tubuh Lanting Beruga, hingga pemuda itu berhasil menguasai tarian dewa angin hanya dengan satu kali lihat saja.Namun sebenarnya ini adalah kabar bahagia, tapi hanya saja semua orang belum bisa mencerna kenyataan ini."Aku akan pergi ..." ucap Lanting Beruga.Tidak ada yang mencegah langkah kaki pemuda itu, semuanya masih larut dalam pemikiran mereka masing-masing, bahkan t
Lanting Beruga bermalam di tepi sungai kecil, cukup deras dan penuh dengan batu-batu besar.Ada dua batu yang membentuk sebuah celah, cukup bagi mereka berdua untuk berlindung dari gerimis kecil malam ini.Tepat di depan mereka berdua, ada panggangan ikan sebesar papan, Lanting Beruga menangkap ikan itu dengan dua tangannya.Meski Intan Ayu tidak selembut Sekar Ayu, tapi Lanting Beruga tampaknya mulai membuat gadis itu tertarik pada dirinya. Ya, Lanting bukan pemuda yang buruk, dia cukup tampan, hanya saja tidak pernah memakai pakaian yang mewah.Semakin malam, obrolan mereka terdengar semakin asik, hingga pada seketika, burung garuda kencana bersiul kecil."Apa yang terjadi?" tanya Intan Ayu, tidak begitu mengerti kenapa burung elang berkaki empat itu, tiba-tiba terbangun dan bersiul."Sesuatu mendekati kita ..." jawab Lanting Beruga."Musuh?" tanya Intan Ayu, menyambar pedangnya yang tergeletak tidak jauh dari dirinya.Gadis
Kebodohan dan ketidak tahuan seseorang adalah kelemahan bagi mereka.Ilmu terlarang ini tidak pernah diajarkan oleh sekte jahat atau sekte aliran lurus, pada dasarnya tidak pernah ada sekte yang mempelajari jenis ilmu kanuragan seperti ini.Biasanya, kitab yang mempelajari mengenai hal ini, diwariskan dari keluarga ke anak cucu mereka. Tentu saja secara rahasia."Zaman ini memang cukup aneh, aku tertidur selama ratusan tahun lamanya, tapi malam ini terbangun oleh kedatangan kalian berdua..." ucap siluman itu, "katakan padaku, apakah Jaya Nasa masih hidup ...""Sri Jayanasa?" tanya Lanting Beruga."Ah, sepertinya dia sudah lama mati ..." siluman itu bisa menebak dari raut wajah Lanting Beruga.Lanting Beruga hanya pernah mendengar dari Seno Geni, bahwa Sri Jayanasa adalah legenda pendekar yang menciptakan teknik pedang terkuat, Teknik Angkara Jagat.Namun menurut cerita, teknik angkara jagat dipecah menjadi tiga teknik lain, dan