Belasan serangan yang diarahkan oleh Dewa Kematian, berhasil ditahan oleh Lanting Beruga. Sejauh ini yang bisa dilakukan oleh Lanting Beruga hanyalah bertahan.
Namun hal itu tidak berlangsung lama, sebab sekarang Lanting Beruga mulai bergerak meninggalkan bayangannya.
Pertempuran jarak dekat pada akhirnya terjadi pula.
Benturan antara pedang dan tombak menciptakan percikan bunga api, degan suara dentingan yang terdengar ngilu.
Namun satu hal yang dirasakan oleh Lanting Beruga, bahwa lawannya tidak menggunakan aura alam atau tenaga dalam sebagai sumber kekuatan.
Ini adalah energi lain, Lanting Beruga tidak pernah merasakan energi semacam ini sebelumnya.
Lebih mengerikan dari energi siluman milik gurunya Pramudhita.
"Setiap ayunan tombak mahluk ini benar-benar berbahaya ..." gumam Lanting Beruga, mencoba menganalisa kekuatan lawannya. "Energi hitam yang berpijar keluar dari tombak ini dapat membuat benda apapun menjadi busuk, bahkan bat
Setelah cukup banyak menyerap energi kegelapan, mahluk yang mengaku sebagai dewa kematian berteriak keras. Suaranya dapat membuat bebatuan di sekitarnya pecah menjadi kepingan kecil.Li Wei menutup telinga bayi mungil di dalam pelukannya, tapi karena hal ini, dia malah membiarkan telinganya berdarah."Ah ...kau mungkin memiliki kekuatan kegelapan, tapi aku yakin kekuatanmu bukan berasal dari Dewa Kegelapan ..." ledek Lanting Beruga. "Mungkin iblis kelas rendah.""Meski jantung iblis ini bukan yang terkuat dari kelas para iblis, tapi kekuatan yang kumiliki sudah lebih dari cukup untuk menghancurkan dirimu, manusia!""Oh, jantung iblis?" tanya Lanting Beruga. "Kau ingin sesuatu yang lebih menarik?"Lanting Beruga menunjuk ke arah mata kirinya, "Mata ini berasal dari mata asura, tapi akulah tuannya!"Wush.Mata kiri pemuda tersebut memancarkan sinar redup, pada saat yang sama dia melepaskan sebuah teknik yang dapat membunuh lawan hanya d
Mendengar tantangan tersebut, jelas mahluk yang mengaku sebagai Dewa Kematian tidak terima.Dia kembali melompat ke atas langit, menunjukan jurus yang sama dengan yang ditunjukannya barusan.Namun, kali ini Lanting Beruga tidak akan menahan setengah kekuatannya."Angkara Jagat!"Booom.Benturan untuk yang ke dua kali terjadi di awang-awang. Satu sisi energi tombak berusaha menghantam tubuh Lanting Beruga, satu sisi kekuatan pedang menghentikannya.Gelombang kejut yang begitu dahsyat kembali menyapu pasir yang ada di sekitar mereka berdua, tapi kali ini badai yang tercipta sedikit lebih besar dari sebelumnya."Celaka!" Li Wei tersentak.Mula-mula energi hitam kemerahan mencoba mendominasi serangan, membuat Lanting Beruga semakin tertanam ke dalam pasir.Namun hal itu hanya berlangsung sesaat saja. Sambil berteriak keras, Lanting Beruga mendorong kekuatan energi api.Pow Pow.Mata asur
Keluar dari Jalur Iblis, aritnya mereka keluar dari jalur yang dianggap neraka oleh sebagian besar pendekar. Li Wei benar-benar lega saat ini.Pilihannya untuk melewati jalur iblis sebagai alternatif pelarian mungkin bukan tindakan tepat, lebih ke arah nekat, tapi pada akhirnya mereka berhasil keluar dari Jalur Iblis dengan selamat.Ini tentu berkat Lanting Beruga, pemuda bermata satu yang gemar mengeluh terhadap perut keroncongannya.Sekarang, setelah keluar dari Jalur Iblis, wajah Lanting Beruga sedikit lebih ceria dari sebelumnya.Ada sebuah kota terhampar luas di depannya saat ini. Dari tempat ini, mungkin hanya butuh 10 atau 12 jam untuk sampai ke kota tersebut jika hanya dengan berjalan kaki.Seluruh kota dikelilingi oleh beton berwarna hitam. Tepat di tengah kota tersebut, Bangunan Hitam dengan 11 menara berdiri gagah dan mendominasi bangunan yang lain."Markas Besar Aliran Darah Besi," gumam Li Wei. "Akhirnya kau kembali ke rumah Kek
Liu Sin mengernyitkan kening, mendengar berita itu wajahnya tampak biasa-biasa saja. Bahkan tidak ada rasa simpati di wajah Liu Sin. Dia hanya melirik ke arah wajah Bayi mungil lalu berkata, "oh, jadi dia adalah cucu Ketua Agung ..." Hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Liu Sin. Tidak Lebih. Ketika semua orang mendengar kabar mengenai Sekte Peri Kematian yang hancur, wajah mereka menjadi tegang, tapi Liu Sin menunjukan wajah yang begitu datar. "Bolehkah aku bertemu dengan Ketua Agung ...?" ucap Li Wei, memohon kepada Liu Sin agar memberinya jalan untuk masuk ke dalam kamar Ketua Agung. Namun Liu Sin malah menimpalinya dengan nada ketus, "Ketua Agung tidak bisa diganggu oleh urusan apapun, dia sedang melakukan latihan untuk mencapai level langit tinggi, jika latihannya gagal, semua yang dikorbankan Ketua akan menjadi sia-sia!" "Tapi ini menyangkut Cucunya sendiri?" "Li Wei, apa kau tidak mendengarku?" tanya Liu Sin. "Aku adalah Pela
Kondisi tukang tempa besi tidak baik-baik saja. Dua kakinya digelung rantai.Sesekali rantai tersebut terdengar 'cring' ketika Tukang tempa besi menggerakkan kakinya.Tangannya gemetaran saat mengangkat bilah logam panas dari tungku perapian, dan ini membuat dirinya kesal.Tangan itu sudah cukup tua dan letih, mana mungkin dapat bertindak seperti dahulu ketika dia masih muda.Lanting Beruga menarik nafas dalam-dalam, seraya memperhatikan tangan-tangan cekatan tukang tempa besi.Di ruangan ini, dia bisa melihat ada banyak senjata sudah selesai dibuat. Beberapa jenis senjata berupa tombak, panah, belati dan pedang.Lanting Beruga mendekati salah satu pedang yang diletakan di atas meja.Mulai meletakan jari jemarinya pada gagang panjang pedang tersebut. Pedang yang cukup aneh, pikir pemuda tersebut."Hanya ada satu bagian mata pedang yang tajam ..." gumam Lanting Beruga. "Gagang pedang yang panjang mungkin diguna
Setelah memeriksa setiap inci dari pedang sisik naga hijau, Pak Bungkuk akhirnya percaya 100% bahwa pedang itu diciptakan oleh tukang tempa besi terbaik di Bumi Tengah bernama Akira.Akira berdarah campuran, meski namanya menggunakan dialeg Aliran Darah Besi, tapi wajahnya sedikit lebih mirip pribumi Kekaisaran Tang.Akira adalah satu-satunya tukang tempa besi terbaik generasi ke dua di Bumi Tengah. Telah banyak menciptakan ragam jenis senjata hebat, bahkan mungkin beberapa senjata level tinggi yang ada di wilayah Aliran Darah Besi maupun Kekaisaran Tang ialah buah dari hasil kerja kerasnya.Namun 75 tahun yang lalu, Tuan Akira ditemukan mati di ruang kerjanya dengan lima tebasan yang memenuhi sekujur tubuhnya. Bahkan, tangan kanan Tuan Akira telah terpisah.Banyak yang berpendapat kematian Tuan Akira disebabkan oleh dendam muridnya sendiri.Kala itu, Tuan Akira berhasil menciptakan sebuah pedang yang melampuai level tinggi, itu adalah pedang palin
Untuk mengalahkan Kekasiran Tang, Ketua Agung Aliran Darah Besi membutuhkan sebuah senjata yang lebih kuat, meski tidak setara dengan sebuah pusaka, paling tidak mendekati. Dari 3 orang tukang tempa terbaik yang ada di wilayah Aliran Darah Besi, hanya Pak Tua Bungkuk yang mempelajari seni tempa besi warisan Tuan Akira. Oleh karena itu, ini merupakan alasan lain kenapa Pak Bungkuk masih hidup selain dari alasan pembunuhan putra angkat Ketua Agung. Ketika waktu mulai beranjak meninggalkan petang, dua utusan Liu Sin datang menemui Pak Bungkuk dengan wajah garang dan suara yang keras, "Kami hanya ingin memperingatkan, jika pedang itu tidak selesai sebelum bulan purnama, maka keluargamu akan dibantai!" Saking kerasnya suara itu, Lanting Beruga yang kini sedang bersiap menelan makanan, terhenti. "Maaf Tuan, bukankah Ketua Agung sudah berjanji tidak akan menyentuh keluargaku?" timpal Pak Bungkuk. "Aku sudah-" "Apa kau sudah berani menantang perintah
Liu Sin begitu geram mendengar laporan dua pendekar yang diutusnya pergi menemui Pak Bungkuk alias tukang tempa besi.Dua pendekar itu nyaris saja mati dengan luka yang cukup parah.Berani sekali, pikir Liu Sin. "Siapa yang melakukan ini?"Salah satu dari pendekar itu menjelaskan mengenai sosok pemuda bermata satu yang memiliki ilmu kanuragan cukup kuat, lebih tangguh dari pendekar puncak tanpa tanding sekalipun.Liu Sin tidak percaya ada pendekar sehebat itu berkeliaran di Wilayah Aliran Darah Besi. Jika memang ada, maka paling tidak mereka mengenal siapa pemuda tersebut."Periksa latar belakang pemuda tersebut, selidik tukang tempa besi!" ucap Liu Sin.Dua pendekar mengangguk tanda mengerti, mengundurkan diri dengan tubuh yang ringkih. Sepertinya dua pendekar itu harus berurusan dengan tabib sebelum kembali menyelidik Lanting Beruga.Di kamar lain, Li Wei mendengar pembicaraan Liu Sin, dan begitu yakin jika pemuda yang mereka selidi