Bony An tersenyum simpul, merasa tidak bersalah karena telah membunuh Bangsawan Dunia. Dia bahkan berniat membunuh Ares dengan kekuatan kutukan dua bola matanya..
Bony An segera menyingkapkan pahanya, berniat membuat Ares terpesona, tapi wanita itu tidak menduga kutukannya tidak berpengaruh terhadap Ares.
Sungguh apa yang telah terjadi sebenarnya, Bony An tidak tahu. Selain Lanting Beruga, tampaknya ada satu manusia yang tidak dapat ditaklukan dengan kutukan bola matanya.
"Wanita sialan, apa yang kau lakukan?!" teriak Ares, menarik rantai yang membelenggu tubuh Bony An dengan sekuat tenaga.
Tubuh Wanita itu terseret ke depan, pada saat ketika tubuh itu melayang di udara, Ares dengan telapak tangan yang berselimut petir berwarna putih, menghantam ulu hati Bony An.
Wanita itu tidak dapat menghindari serangan itu dalam posisi leher yang dirantai.
Serangan telak berhasil membuat Bony An mengeluarkan darah yang cukup banyak.
Sebuah
Saya masih bekerja hingga lembur dari kemarin, jadi updatenya selalu telat dan sedikit. Sekarangpun masih lembur, dan menyempatkan diri untuk mengetik agar kalian tidak kecewa.
Lanting Beruga datang tepat waktu sebelum Ares akan membunuh Bony An dengan serangan terakhir yang dimilikinya.Jika bukan karena Lanting Beruga, tentu saja wanita itu sudah menjadi mayat saat ini.Bukan karena terharu karena nyawanya baru saja selamat dari kematian, Bony An malah terharu karena Lanting Beruga menyelamatkan dirinya.Misalkan yang menyelamatkan itu bukan Lanting Beruga, mungkin Bony An tidak akan segembira ini."Lanting, kenapa kau-""Mundurlah!" ucap Lanting Beruga, "Mulai dari sekarang serahkan semuanya kepadaku," pemuda itu lantas tersenyum kecil, "tenang saja, setelah urusanku selesai, aku akan menemui dirimu!""Apa kau pikir bisa pergi dari tempat ini setelah berhadapan denganku?" tanya Ares, suaranya terdengar dingin dan tatapannya begitu tajam ke arah Lanting Beruga."Maaf pak tua berambut jagung," ucap Lanting Beruga. "Aku tidak bisa membiarkan dirimu melukai wanita ini.""Dia telah membunuh Bangsa
Sementara itu, Mura dibuat pusing oleh tindakan Lanting Beruga yang terang-terangan menyerang Ares sang Ksatria Perang, tak tertandingi. Dia mungkin tidak terlalu khawatir dengan pertarungan tersebut, Lanting Beruga kemungkinan akan lolos dari kematian, tapi tindakan Lanting itu akan menarik perhatian semua Serikat Naga terhadap Aliran Darah Besi. Ini bahaya. Ares telah membunuh sisa-sisa iblis pembawa mala petaka yang dipimpin oleh Yanca, dan Serikat Naga tidak mempermasalahkan hal itu karena tidak ada korban jiwa di pihak mereka. Namun sekarang, masalahnya yang mati adalah Bangsawan Dunia. Bukan hanya Serikat Naga, Bangsawan Dunia pasti menaruh dendam terhadap Aliran Darah Besi. "Mura, apa yang harus kita lakukan saat ini?" Ketua Aliran Selatan sedang membaca situasi saat ini. Pertarungan terpampang jelas di depan mata, tapi dua orang itu belum bertindak untuk menyerang Serikat Naga. Mura si kutu buku tidak menemukan pengalaman menge
Mura dan Ketua Aliran Selatan dihadang oleh beberapa orang pendekar dari Serikat Naga, sebelum keduanya berhasil mendekati lokasi penginapan yang telah hancur oleh pertarungan Lanting Beruga dan Ares."Dua orang ini adalah teman pemuda di sana," salah satu dari mereka berkata kepada teman-temannya. "Jangan biarkan kedua orang ini selamat, bunuh siapapun yang berasal dari Aliran Darah Besi!"Ketua Aliran Selatan menarik nafasnya dalam-dalam sebelum kemudian dia mengepalkan tangan kanan yang berselimut sarung tangan berwarna kehitaman.Telapak tangan kiri terdapat sarung tangan dewa kematian yang didapatkannya dari acara lelang barusan."Mari kita coba kekuatan sarung tangan ini!" ucap Ketua Aliran Selatan.Dia mengalirkan beberapa banyak aura alam pada sarung tangan dewa kematian, membuat sarung tangan itu terasa cukup berat.Ada sensasi aneh menyelimuti lengan kiri Ketua Aliran Selatan, seperti keram dan juga hangat.Ini tandanya, sar
Sebuah pukulan baru saja mendarat tepat wajah Mura. Pukulan yang sangat keras, membuat darah keluar dari mulut pemuda tersebut.Entah beberapa jauhnya di terlempar ke samping, menghantam beberapa rumah warga, menghancurkan dinding bangunan tersebut, lalu berguling di permukaan tanah kering bebatuan.Mura merasakan kepalanya begitu sakit, beberapa giginya mungkin goyah saat ini. Jelas dia tidak menduga serangan lawannya begitu cepat dan sangat mendadak.Mura gagal mengantisipasi serangan tersebut.Dia berdiri lagi, mencengkram gagang pedang dengan kuat. Matanya menyapu pandangan gelap malam ini. Hanya cahaya api yang membakar rumah, bahkan bulan seolah enggan menatap pertarungan di Kota Pertengahan.Baru pula memasang kuda-kuda, sekelabatan senjata menyerang ke arah Mura. Lagi-lagi, pemuda itu terkena serangan lawannya.Lengan kiri pemuda itu kini tertancap pisau kecil yang cukup dalam."Sial, aku lengah!" Mura menggerutu kesal, meskip
Setelah belenggu rantai di leher Bony An dilepaskan oleh Lanting Beruga, wanita itu berniat membantu pemuda tersebut, tapi tidak mendapatkan kesempatan bagus.Lanting dan Ares bergerak terlalu cepat bagi Bony An, itu bukanlah gerakan pendekar seperti dirinya. Jadi yang dapat dilakukan Bony An adalah mengalahkan sebanyak mungkin Serikat Naga yang ada di sekitar dirinya.Namun sekarang, Bony An dan semua orang yang ada di sekitarnya terhenti sejenak karena kilatan cahaya terjang yang terpancar di langit gelap.Kilatan itu berasal dari tombak Ares.Sementara di sisi lain, Bonya An melihat satu ekor naga berwarna merah keluar dari pedang sisik naga hijau di tangan Lanting Beruga.Apakah itu adalah naga sungguhan atau naga yang diciptakan oleh energi, Bony An tidak tahu. Yang jelas, baik jurus yang dikeluarkan oleh Lanting Beruga atau pula jurus Ares mengeluarkan tekanan yang begitu kuat.Belum pula berhasil menguasai pikirannya, tiba-tiba Bony A
Kembalinya kekuatan Bony An membuat beberapa anak buahnya menjadi sedikit lebih tenang, meskipun masih begitu banyak musuh yang harus dihadapi oleh mereka.Amaru sejak tadi selalu berusaha menembus pertahanan Serikat Naga untuk membantu Bony An, dan membuat pikirannya terbagi menjadi dua.Namun sekarang, Amaru mulai lebih tenang dan fokus dalam pertarungannya."Orang ini menjadi lebih kuat dari sebelumnya," salah satu Serikat Naga mulai tidak nyaman dengan kekuatan pria tersebut.Dari beberapa waktu yang lalu, Amaru selalu mendapatkan tekanan dari lawan-lawannya, bahkan beberapa kali dia terkena sarangan pedang.Sudah lebih dari tiga kali Amaru mendapatkan sayatan pedang di tubuhnya, tapi kini dia tidak akan membiarkan ada lebih banyak sayatan lagi.Fokus pikirannya hanya tertuju pada satu hal, mengalahkan lawan-lawannya.Tiga orang lawannya mati dalam dua kali tebasan kuat. Pedang berwarna putih itu kini berubah menjadi merah karena
Sementara itu, jauh di luar lokasi penginapan, sedikit mendekati tempat lelang, Pertarungan antara Lanting Beruga melawan Ares masih berlangsung dengan begitu sengit. Ini terlihat seperti pertarungan antara penguasa api dan penguasa halilintar. Entah siapa yang akan menang diantara ke dua orang itu, tapi dimana ada keduanya, di sana ada kerusakan yang begitu parah. Gedung-gedung hancur berantakan, rata dengan tanah. Sesekali akan ada getaran hebat di permukaan bumi, sebelum kemudian tanah akan terangkat dan pecah. Lanting Beruga telah menggunakan lebih dari 40% dari kekuatan Roh Apinya, tapi hal itu belum mampu untuk menekan Ares sang Ksatria Perang. Meskipun dianggap telah memiliki kemampuan yang begitu hebat di aliran Darah Besi, membunuh atau mengalahkan Ares tidak semudah membalikan telapak tangan. Semua pemahaman Lanting Beruga di dunia persilatan telah digunakannya secara maksimal. Penggunaan mata asura mulai mencap
Kubah energi lagi-lagi muncul di pertengahan Kota, dan setengah dari gedung lelang hancur lebur oleh serangan Ares yang begitu ganas.Level Langit Tinggi benar-benar muncul malam ini, dan semua orang dapat melihat seperti apa kekuatan dari level tersebut.Ares masih berdiri di atas awang-awang, dengan tombak yang memancarkan percikan petir halus.Matanya tajam melihat ledakan di bawah, dan tak pernah berkedip sedikitpun hingga ledakan itu selesai.Kawah besar tercipta di sana, kering kerontang tanpa ada benda apapun selain tanah yang terbakar.Namun tiba-tiba.Mata pria itu terkejut bukan kepalang, seolah akan keluar dari kelopaknya.Dia melihat tepat di tengah titik kawah kering itu, sesosok tubuh memancarkan aura merah terang dengan satu sayap selebar dua depa. Mirip seperti sayap burung elang tapi berwarna merah terang yang menyala-nyala.Tepat di bagian kaki mahluk itu, ada gumpalan api bewarna merah terangan.