Sementara itu, Mura dibuat pusing oleh tindakan Lanting Beruga yang terang-terangan menyerang Ares sang Ksatria Perang, tak tertandingi.
Dia mungkin tidak terlalu khawatir dengan pertarungan tersebut, Lanting Beruga kemungkinan akan lolos dari kematian, tapi tindakan Lanting itu akan menarik perhatian semua Serikat Naga terhadap Aliran Darah Besi. Ini bahaya.
Ares telah membunuh sisa-sisa iblis pembawa mala petaka yang dipimpin oleh Yanca, dan Serikat Naga tidak mempermasalahkan hal itu karena tidak ada korban jiwa di pihak mereka.
Namun sekarang, masalahnya yang mati adalah Bangsawan Dunia. Bukan hanya Serikat Naga, Bangsawan Dunia pasti menaruh dendam terhadap Aliran Darah Besi.
"Mura, apa yang harus kita lakukan saat ini?" Ketua Aliran Selatan sedang membaca situasi saat ini.
Pertarungan terpampang jelas di depan mata, tapi dua orang itu belum bertindak untuk menyerang Serikat Naga.
Mura si kutu buku tidak menemukan pengalaman menge
Saya baru pulang kerja, masih lembur... ini saya kirim di sela-sela kesibukan saya yang sangat padat. Saya usahakan untuk mengirim bab selanjutnya dan semampu saya, dan sekaragn lagi ngetik.
Mura dan Ketua Aliran Selatan dihadang oleh beberapa orang pendekar dari Serikat Naga, sebelum keduanya berhasil mendekati lokasi penginapan yang telah hancur oleh pertarungan Lanting Beruga dan Ares."Dua orang ini adalah teman pemuda di sana," salah satu dari mereka berkata kepada teman-temannya. "Jangan biarkan kedua orang ini selamat, bunuh siapapun yang berasal dari Aliran Darah Besi!"Ketua Aliran Selatan menarik nafasnya dalam-dalam sebelum kemudian dia mengepalkan tangan kanan yang berselimut sarung tangan berwarna kehitaman.Telapak tangan kiri terdapat sarung tangan dewa kematian yang didapatkannya dari acara lelang barusan."Mari kita coba kekuatan sarung tangan ini!" ucap Ketua Aliran Selatan.Dia mengalirkan beberapa banyak aura alam pada sarung tangan dewa kematian, membuat sarung tangan itu terasa cukup berat.Ada sensasi aneh menyelimuti lengan kiri Ketua Aliran Selatan, seperti keram dan juga hangat.Ini tandanya, sar
Sebuah pukulan baru saja mendarat tepat wajah Mura. Pukulan yang sangat keras, membuat darah keluar dari mulut pemuda tersebut.Entah beberapa jauhnya di terlempar ke samping, menghantam beberapa rumah warga, menghancurkan dinding bangunan tersebut, lalu berguling di permukaan tanah kering bebatuan.Mura merasakan kepalanya begitu sakit, beberapa giginya mungkin goyah saat ini. Jelas dia tidak menduga serangan lawannya begitu cepat dan sangat mendadak.Mura gagal mengantisipasi serangan tersebut.Dia berdiri lagi, mencengkram gagang pedang dengan kuat. Matanya menyapu pandangan gelap malam ini. Hanya cahaya api yang membakar rumah, bahkan bulan seolah enggan menatap pertarungan di Kota Pertengahan.Baru pula memasang kuda-kuda, sekelabatan senjata menyerang ke arah Mura. Lagi-lagi, pemuda itu terkena serangan lawannya.Lengan kiri pemuda itu kini tertancap pisau kecil yang cukup dalam."Sial, aku lengah!" Mura menggerutu kesal, meskip
Setelah belenggu rantai di leher Bony An dilepaskan oleh Lanting Beruga, wanita itu berniat membantu pemuda tersebut, tapi tidak mendapatkan kesempatan bagus.Lanting dan Ares bergerak terlalu cepat bagi Bony An, itu bukanlah gerakan pendekar seperti dirinya. Jadi yang dapat dilakukan Bony An adalah mengalahkan sebanyak mungkin Serikat Naga yang ada di sekitar dirinya.Namun sekarang, Bony An dan semua orang yang ada di sekitarnya terhenti sejenak karena kilatan cahaya terjang yang terpancar di langit gelap.Kilatan itu berasal dari tombak Ares.Sementara di sisi lain, Bonya An melihat satu ekor naga berwarna merah keluar dari pedang sisik naga hijau di tangan Lanting Beruga.Apakah itu adalah naga sungguhan atau naga yang diciptakan oleh energi, Bony An tidak tahu. Yang jelas, baik jurus yang dikeluarkan oleh Lanting Beruga atau pula jurus Ares mengeluarkan tekanan yang begitu kuat.Belum pula berhasil menguasai pikirannya, tiba-tiba Bony A
Kembalinya kekuatan Bony An membuat beberapa anak buahnya menjadi sedikit lebih tenang, meskipun masih begitu banyak musuh yang harus dihadapi oleh mereka.Amaru sejak tadi selalu berusaha menembus pertahanan Serikat Naga untuk membantu Bony An, dan membuat pikirannya terbagi menjadi dua.Namun sekarang, Amaru mulai lebih tenang dan fokus dalam pertarungannya."Orang ini menjadi lebih kuat dari sebelumnya," salah satu Serikat Naga mulai tidak nyaman dengan kekuatan pria tersebut.Dari beberapa waktu yang lalu, Amaru selalu mendapatkan tekanan dari lawan-lawannya, bahkan beberapa kali dia terkena sarangan pedang.Sudah lebih dari tiga kali Amaru mendapatkan sayatan pedang di tubuhnya, tapi kini dia tidak akan membiarkan ada lebih banyak sayatan lagi.Fokus pikirannya hanya tertuju pada satu hal, mengalahkan lawan-lawannya.Tiga orang lawannya mati dalam dua kali tebasan kuat. Pedang berwarna putih itu kini berubah menjadi merah karena
Sementara itu, jauh di luar lokasi penginapan, sedikit mendekati tempat lelang, Pertarungan antara Lanting Beruga melawan Ares masih berlangsung dengan begitu sengit. Ini terlihat seperti pertarungan antara penguasa api dan penguasa halilintar. Entah siapa yang akan menang diantara ke dua orang itu, tapi dimana ada keduanya, di sana ada kerusakan yang begitu parah. Gedung-gedung hancur berantakan, rata dengan tanah. Sesekali akan ada getaran hebat di permukaan bumi, sebelum kemudian tanah akan terangkat dan pecah. Lanting Beruga telah menggunakan lebih dari 40% dari kekuatan Roh Apinya, tapi hal itu belum mampu untuk menekan Ares sang Ksatria Perang. Meskipun dianggap telah memiliki kemampuan yang begitu hebat di aliran Darah Besi, membunuh atau mengalahkan Ares tidak semudah membalikan telapak tangan. Semua pemahaman Lanting Beruga di dunia persilatan telah digunakannya secara maksimal. Penggunaan mata asura mulai mencap
Kubah energi lagi-lagi muncul di pertengahan Kota, dan setengah dari gedung lelang hancur lebur oleh serangan Ares yang begitu ganas.Level Langit Tinggi benar-benar muncul malam ini, dan semua orang dapat melihat seperti apa kekuatan dari level tersebut.Ares masih berdiri di atas awang-awang, dengan tombak yang memancarkan percikan petir halus.Matanya tajam melihat ledakan di bawah, dan tak pernah berkedip sedikitpun hingga ledakan itu selesai.Kawah besar tercipta di sana, kering kerontang tanpa ada benda apapun selain tanah yang terbakar.Namun tiba-tiba.Mata pria itu terkejut bukan kepalang, seolah akan keluar dari kelopaknya.Dia melihat tepat di tengah titik kawah kering itu, sesosok tubuh memancarkan aura merah terang dengan satu sayap selebar dua depa. Mirip seperti sayap burung elang tapi berwarna merah terang yang menyala-nyala.Tepat di bagian kaki mahluk itu, ada gumpalan api bewarna merah terangan.
Roh Api sebenarnya tidak suka ada yang memberinya perintah, tapi yang dikatakan oleh Satrio Langit memang benar. Tidak mungkin dia menjatuhkan Maha Api Setara Matahari di Kota yang banyak dihuni oleh manusia ini.Dia menyapukan pandangan, dan melihat ada sebuah danau tidak jauh dari tempat ini.Itu adalah tempat terbaik untuk bertarung.Namun, Ares mungkin menyadari hal itu, dan menjadikan manusia sebagai tameng untuk berlindung. Jika dia masih berada di sini, Lanting Beruga alias Roh Api tidak mungkin menjatuhkan bola panas itu.Namun, Roh Api tentu memiliki trik lain untuk menggiring lawannya ke posisi yang tepat.Tiba-tiba dia menghilang dari pandangan, dan entah kenapa bola api itu lenyap dari tangan Lanting Beruga.Tiba-tiba Roh Api muncul di hadapan Ares, menendang pria itu hingga terlempar begitu keras ke atas awang-awang.Pada saat yang sama ketika Ares berada di udara, Roh Api kembali lenyap dan muncul lagi tepat di bawah San
Hanya Rindu Hati yang mengetahui kondisi emosi Satrio Langit ketika dia mulai mabuk karena tuak.Dia akan menggila, lebih gila dari orang gila.Amaru tidak ingin kalah saing dengan Satrio Langit, jadi dia bergerak lebih dahulu dibandingkan pemuda tersebut.Namun tiba-tiba.Sebuah cahaya emas terang mendahului Amaru, cahaya itu berbetuk seperti kepala singa yang ukurannya sebesar gajah dewasa.Satrio Langit tidak mengincar dua pendekar Kekaisaran Tang, lebih dari itu dia langsung mengincar Sang Pangeran."Pangeran mundur!" dua pendekar level bumi langsung menyatukan kekuatan, mencoba menahan sarangan Satrio Langit dengan menyilangkan dua tangan mereka.Namun, kedua orang itu tetap saja terpukul mundur oleh serangan Satrio Langit. Jurus barusan mungkin tidak sampai melukai lawan-lawannya, tapi itu sudah lebih dari cukup untuk membuktikan kepada mereka, bahwa Satrio Langit bukan pemuda yang lemah.Amaru cukup terkejut melihat keku