Kelakukan Lanting Beruga berhasil menarik perhatian lawan-lawannya. Satu persatu dia menculik penjaga gerbang cadas alami, dan melucuti semua pakaiannya.
Sisa dari 20 orang pada akhirnya menjadi sibuk dan khawatir, dengan pedang terhunus, mereka mengejar bayangan merah yang masuk ke dalam hutan.
"Laporkan masalah ini kepada yang lain!" perintah salah satu penjaga kepada temannya.
Yang diperintah hanya mengangguk, kemudian bergegas memasuki lorong panjang setelah melewati gerbang utama Kota.
Namun, orang itu tidak melaporkan kejadian yang sebenarnya, dia malah berjalan ke sisi lain seraya menundukkan kepala.
"Huuuhhh..." orang itu menghela nafas panjang, "Seragam ini membuatku sesak," ucapnya, yang tak lain adalah Lanting Beruga. "Dasar penjaga bodoh," dia kemudian tertawa terbahak-bahak.
Pemuda itu mulai berkeliaran di dalam kota, seperti bagian dari kota tersebut. Namun, tiba-tiba seorang pendekar menyadari keberadaannya.
"Apa yang k
Wanita cantik itu menaikan alisnya, sepertinya mengetahui bahasa yang digunakan oleh Lanting Beruga, tapi sayangnya dia sudah begitu kesal. Lanting Beruga diserang dengan membabi buta.Sekalipun pemuda itu tidak menyerang balik, dia sibuk memperingatkan wanita itu untuk mengenakan baju. Sangat memalukan jika sampai orang lain melihat tubuh mulus wanita tersebut, apa lagi jika itu adalah laki-laki.Tunggu! bukankah Lanting juga laki-laki? ah dia tidak masuk dalam perhitungan.Karena tidak melawan, Lanting Beruga terkena pukulan di wajahnya, membuat pemuda itu terjungkal beberapa depa, sebelum kemudian hilang lagi di dalam telaga pemandian.Namun, tiba-tiba sesuatu yang aneh terjadi.7 sumur keramat mengeluarkan air yang melimpah, seolah air di tempat ini hidup dan memiliki nyawa.7 aliran air menyatu ke dalam pemandian keramat, dan hal tak terduga terjadi setelahnya."Tunggu, apa yang terjadi?" wanita itu benar-benar heran. "Semua sumu
Sekarang semua sumur keramat berhenti mengeluarkan air, yang tersisa pada tempat itu hanyalah pohon kehidupan.Namun hal pertama yang dialami oleh Lanting Beruga ketika selesai menyerap sumber daya pelatihan itu adalah, serangan dari 4 Ketua Aliran Sesat.Bony An, tidak ingin membuang-buang kesempatan untuk melumpuhkan Lanting Beruga, ada banyak alasan kenapa wanita cantik itu tidak memaafkan pemuda tersebut.Namun saat ini, level kependekaran Lanting Beruga bukanlah tandingan bagi 4 Ketua Aliran yang baru menjejak level bumi tengah atau level bumi tinggi.Tanpa menggunakan bantuan roh api, Lanting Beruga bisa mengimbangi semua serangan yang dilakukan oleh 4 Ketua Aliran Sesat.Serangan senjata dan jurus-jurus level tinggi dapat ditahan hanya dengan tebasan pedang sisik naga hijau.Sesekali Lanting Beruga menggunakan kekuatan mata asura untuk melemahkan mental lawan-lawannya.Seberkas cahaya terang baru saja menghantam tubuh Lanting B
Ki Emon tidak tahu jika Lanting Beruga sudah menyadari persembunyiannya dari tadi, itu karena mata asura miliki pemuda itu menjadi lebih tajam setelah menyerap 7 sumur keramat. Melihat aliran energi atau melihat di malam hari adalah kekuatan mutlak mata asura Lanting Beruga, tapi siapa sangka mata itu semakin tajam saat ini. Ki Emon keluar dari persembunyian batunya, menunjukan wujud asli dan berjalan mendekati Lanting Beruga. "Aku menaruh dendam terhadap Ketua Aliran Darah Besi ke empat," ucap Ki Emon alias Hantu Batu. "Aku ingin semua Aliran Darah Besi mati ..." tapi kemudian Ki Emon berhenti berbicara. "Orang yang membantai klanmu sudah mati, Ketua Agung ke empat bersama beberapa bawahannya yang setia, sekarang aku hanya ingin mendengar jawabanmu, apa kau ingin menentang Aliran Darah Besi." "Aku menentang Aliran Darah Besi, tapi tidak menentang dirimu," ucap Ki Emon. Semua pembicaraan itu diterjemahkan oleh Bony An. Setelah
Lanting Beruga kembali ke kamarnya dengan pikiran yang kusut. Tentu saja, Bony An memelas untuk menjadi istri Lanting Beruga. Jangankan mengenai pernikahan, menjalin hubungan serius saja Lanting Beruga tidak pernah membayangkannya. Harus diakui Bony An benar-benar cantik dan mempesona. Dia juga memiliki aura yang tidak biasa, membuat siapapun orang yang melihatnya akan terpana. Hanya ada tiga wanita cantik yang pernah dilihat oleh Lanting Beruga, pertama Sekar Ayu, Intan Ayu lalu sekarang Bony An. Intan Ayu memang sangat cantik, tapi dia masih terlalu muda hingga pancaran aura gadis itu belum begitu kuat. "Bidadari Abadi ..." ucap salah satu pelayan Bony An. "Apa kau baik-baik saja?" Dua pelayan bertugas menjaga pintu masuk Bony An merasa sedikit khawatir dengan kondisi wanita itu, pasalnya setelah Lanting Beruga keluar dari dalam kamar, Bony An tidak kunjung keluar. Biasanya wanita itu akan keluar kamar, makan malam bersama an
"Ketua kami menunggumu beberapa hari di sini, apa yang sedang kau lakukan di dalam?" Mura kesal bukan kepalang karena harus bertahan di tengah hutan, tanpa instruksi dari Ketua Aliran Barat alias Lanting Beruga.Jenuh dan bosan tentu saja dirasakan oleh mereka, bahkan Masahiro lebih baik bertarung dan kalah dibandingkan menunggu terlalu lama di dalam hutan.Tidakkah Lanting Berpikir, berapa sulitnya mencari makanan di dalam hutan ini?"Kota ini sudah menjadi kekuasaan Aliran Darah Besi," jawab Lanting Beruga, tersenyum kecil sambil menyerahkan makanan kepada tiga temannya."Bagaimana ceritanya?" tanya Mura."Aku akan menjelaskannya nanti!"Mura masih bingung, melihat ada banyak Pendekar keluar mengantar kepergian Lanting Beruga, lalu mata ketiga teman Lanting terpaku kepada sosok wanita yang begitu cantik.Lanting Beruga mengingatkan agar jangan melihat wanita itu terlalu lama, atau mereka akan mati dengan tubuh yang membusuk.
Jelas tiga ketua aliran tersinggung mendengar ucapan Ketua Agung Aliran Darah Besi yang seolah menganggap mereka bertiga bukan lawan yang pantas bagi Lanting Beruga.Mereka protes.Sebelum mereka mengakui Lanting Beruga sebagai pendekar yang hebat, tentunya pemuda itu harus mengalahkan mereka bertiga.Bukan hanya mengandalkan kasih sayang Ketua Agung agar bisa mengikuti acara lelang, seperti yang dilakukan oleh Lanting Beruga.Sibuk mereka ribut, Lanting Beruga malah duduk di atas batu tidak jauh dari 3 Ketua Aliran.Dari tadi telinga Lanting Beruga mulai keram karena mendengar pembicaraan empat orang di depannya."Apasih yang mereka ributkan?" tanya Lanting Beruga."Ketua sebelum kau mengizinkan kami bertiga menguji kekuatan Ketua Aliran Barat, kami tidak terima dengan keputusanmu!""Apa kau menentangku?" tanya Ketua Agung. "Aku lebih tahu mana yang terbaik-""Tapi maaf Ketua Agung, jika pemuda ini memang cukup ku
Jurus yang digunakan oleh Ketua Aliran Timur hancur di hadapan Lanting Beruga. Sungguh sesuatu yang benar-benar langka, bahkan Ketua Agung tidak menahan jurus lawannya seperti yang dilakukan oleh Lanting Beruga. Untuk sesaat, pedang di tangan Lanting Beruga bergetar, tapi Lanting Beruga berhasil menguasai pedangnya lagi. "Kekuatan pisik pemuda ini benar-benar mengerikan," Ketua Agung memuji Lanting Beruga. Di markas besar Aliran Darah Besi, Ketua Agung adalah satu-satunya pendekar yang memiliki pisik paling kuat, tapi bahkan tidak sebanding dengan Lanting Beruga saat ini. Setelah menyerap 7 sumur keramat, pemuda itu benar-benar tak tertandingi. Ketua Aliran Timur menjadi geram, dia menggunakan seluruh kekuatannya untuk menumbangkan Lanting Beruga, tapi tidak berhasil. Semua jurus yang digunakannya dapat dipatahkan oleh Lanting Beruga, dengan cukup mudah. Dalam sebuah kesempatan, Lanting Beruga berhasil melukai pundak be
Aura yang keluar dari tubuh Lanting Beruga lebih misteri lagi, membuat Ketua Agung sulit memahami pemuda tersebut.Sekarang Ketua Agung mulai menyadari, Lanting Beruga telah menahan kekuatannya saat bertarung teknik dengan dirinya."Mode ke dua, Aura Api," ucap Lanting Beruga, "Tarian Dewa Angin, Aura Api Kematian!"Cahaya terang menyelimuti bilah pedang Lanting Beruga, memiliki esensi api yang lebih panas dari api di gunung merapi.Tiga Ketua Aliran menciptakan dinding pelindung untuk menahan serangan Lanting Beruga, tapi kali ini pemuda itu menggunakan lebih dari 25% dari kekuatan roh api.Tebasan Lanting Beruga tidak terbendung, dua orang itu terpental beberapa jauhnya.Salah satu dari mereka terhempas cukup keras permukaan tanah, yang lain hampir saja menghancurkan pilar Markas Besar Aliran Darah Besi.Pedang yang mereka miliki terlempar jauh, sarung tangan yang digunakan oleh Ketua Aliran Selatan terbakar tepat di bagian ibu jari