"Ketua kami menunggumu beberapa hari di sini, apa yang sedang kau lakukan di dalam?" Mura kesal bukan kepalang karena harus bertahan di tengah hutan, tanpa instruksi dari Ketua Aliran Barat alias Lanting Beruga.
Jenuh dan bosan tentu saja dirasakan oleh mereka, bahkan Masahiro lebih baik bertarung dan kalah dibandingkan menunggu terlalu lama di dalam hutan.
Tidakkah Lanting Berpikir, berapa sulitnya mencari makanan di dalam hutan ini?
"Kota ini sudah menjadi kekuasaan Aliran Darah Besi," jawab Lanting Beruga, tersenyum kecil sambil menyerahkan makanan kepada tiga temannya.
"Bagaimana ceritanya?" tanya Mura.
"Aku akan menjelaskannya nanti!"
Mura masih bingung, melihat ada banyak Pendekar keluar mengantar kepergian Lanting Beruga, lalu mata ketiga teman Lanting terpaku kepada sosok wanita yang begitu cantik.
Lanting Beruga mengingatkan agar jangan melihat wanita itu terlalu lama, atau mereka akan mati dengan tubuh yang membusuk.
Jelas tiga ketua aliran tersinggung mendengar ucapan Ketua Agung Aliran Darah Besi yang seolah menganggap mereka bertiga bukan lawan yang pantas bagi Lanting Beruga.Mereka protes.Sebelum mereka mengakui Lanting Beruga sebagai pendekar yang hebat, tentunya pemuda itu harus mengalahkan mereka bertiga.Bukan hanya mengandalkan kasih sayang Ketua Agung agar bisa mengikuti acara lelang, seperti yang dilakukan oleh Lanting Beruga.Sibuk mereka ribut, Lanting Beruga malah duduk di atas batu tidak jauh dari 3 Ketua Aliran.Dari tadi telinga Lanting Beruga mulai keram karena mendengar pembicaraan empat orang di depannya."Apasih yang mereka ributkan?" tanya Lanting Beruga."Ketua sebelum kau mengizinkan kami bertiga menguji kekuatan Ketua Aliran Barat, kami tidak terima dengan keputusanmu!""Apa kau menentangku?" tanya Ketua Agung. "Aku lebih tahu mana yang terbaik-""Tapi maaf Ketua Agung, jika pemuda ini memang cukup ku
Jurus yang digunakan oleh Ketua Aliran Timur hancur di hadapan Lanting Beruga. Sungguh sesuatu yang benar-benar langka, bahkan Ketua Agung tidak menahan jurus lawannya seperti yang dilakukan oleh Lanting Beruga. Untuk sesaat, pedang di tangan Lanting Beruga bergetar, tapi Lanting Beruga berhasil menguasai pedangnya lagi. "Kekuatan pisik pemuda ini benar-benar mengerikan," Ketua Agung memuji Lanting Beruga. Di markas besar Aliran Darah Besi, Ketua Agung adalah satu-satunya pendekar yang memiliki pisik paling kuat, tapi bahkan tidak sebanding dengan Lanting Beruga saat ini. Setelah menyerap 7 sumur keramat, pemuda itu benar-benar tak tertandingi. Ketua Aliran Timur menjadi geram, dia menggunakan seluruh kekuatannya untuk menumbangkan Lanting Beruga, tapi tidak berhasil. Semua jurus yang digunakannya dapat dipatahkan oleh Lanting Beruga, dengan cukup mudah. Dalam sebuah kesempatan, Lanting Beruga berhasil melukai pundak be
Aura yang keluar dari tubuh Lanting Beruga lebih misteri lagi, membuat Ketua Agung sulit memahami pemuda tersebut.Sekarang Ketua Agung mulai menyadari, Lanting Beruga telah menahan kekuatannya saat bertarung teknik dengan dirinya."Mode ke dua, Aura Api," ucap Lanting Beruga, "Tarian Dewa Angin, Aura Api Kematian!"Cahaya terang menyelimuti bilah pedang Lanting Beruga, memiliki esensi api yang lebih panas dari api di gunung merapi.Tiga Ketua Aliran menciptakan dinding pelindung untuk menahan serangan Lanting Beruga, tapi kali ini pemuda itu menggunakan lebih dari 25% dari kekuatan roh api.Tebasan Lanting Beruga tidak terbendung, dua orang itu terpental beberapa jauhnya.Salah satu dari mereka terhempas cukup keras permukaan tanah, yang lain hampir saja menghancurkan pilar Markas Besar Aliran Darah Besi.Pedang yang mereka miliki terlempar jauh, sarung tangan yang digunakan oleh Ketua Aliran Selatan terbakar tepat di bagian ibu jari
Pada akhirnya Lanting Beruga pergi bersama dengan Ketua Aliran Selatan. Pemuda itu menggunakan Garuda Kencana sebagai tunggangannya, dan membiarkan Ketua Aliran Selatan pergi menggunakan ilmu meringankan tubuh.Mura ikut dalam perjalanan itu, ini atas permintaan Lanting Beruga, karena dia tidak memiliki teman yang bisa menerjemahkan bahasa Sundaland.Sesekali mereka akan berhenti dan memutuskan berjalan kaki, atau istirahat di pinggir hutan.Ada banyak pelajaran didapatkan oleh Mura selama bersama Lanting Beruga, dia menulisnya dalam catatan kecil yang selalu dibawanya kemanapun pergi.Di hari yang sama, seorang pemuda telah tiba di Kota Pertengahan, -sebutan kota kecil yang terletak di antara Aliran Darah Besi dan Kekaisaran Tang, dimana Acara Lelang Windu yang diadakan 8 tahun sekali akan diselenggarakan-, pemuda itu menarik nafas dalam-dalam, menyadari jika Kota ini tidak seperti yang dia bayangkan.Ada banyak orang di dalam kota ini, terd
"Apa aku akan mendapatkan banyak budak?" tanya pria gendut yang ada di dalam kereta gajah itu. "30 budak kemarin telah kubuang, mereka membosankan!" "Maaf Tuan, kita ke sini bukan untuk mencari budak, kita akan mengikuti acara lelang ..." ucap Ares. "Apa?" pria gendut di dalam Kereta Gajah menarik nafas dalam-dalam, "Jadi aku tidak bisa memiliki budak?" "Tenang saja, Penyelenggara akan mengirim budak ke Bangsawan Dunia setelah acara lelang selesai," jawab Ares. "Budak-budak itu akan dibagi kepada semua saudaraku," Bangsawan Dunia semakin kesal. 100 budak yang dikirim oleh Penyelengara tidak dapat memenuhi kebutuhan semua Bangsawan Dunia yang berjumlah 1000 orang laki-laki dewasa. Jelas 100 budak tidak akan cukup bagi mereka. Namun sayangnya, para budak bukan hanya alat pemuas nafsu para Bangsawan Dunia, tapi kadang kala menjadi pekerja paksa yang tidak digaji. Telah tercatat di dalam Organisasi Sayap Putih bahwa Bangsaw
Belati itu berhenti satu jengkal tepat di wajah Bangsawan Dunia. Nyaris saja menancap di pipi sebelah kiri.Bangsawan Dunia jelas panik, berteriak keras dan melompat keluar dari Kereta Gajah. Dia tidak percaya ada manusia rendahan berani menyerangnya di tengah-tengah pengawalan Serikat Naga.Namun apa yang terjadi? kenapa mata belati berhenti saat ini?"Apa yang kau lakukan?" tanya Ares, "Beraninya kau menyerang Bangsawan Dunia ketika dalam pengawalanku?"Pria itu kesulitan untuk berbicara, dia berniat menoleh ke arah Ares tapi tidak berhasil, seluruh tubuhnya mendadak kaku dan berhenti bergerak.Ini merupakan salah satu kekuatan Ares, dengan elemen petir yang dikuasainya, dia dapat menghentikan pergerakan lawannya.Sentruman listrik yang menyelimuti tubuh pria tersebut terasa begitu sakit, padahal dia telah mencapai level tanpa tanding di jalur kependekaran.Sekarang dia menyadari tindakannya terlalu ceroboh, hingga tidak mempedulika
Orang-orang hebat telah berkumpul di Kota ini, tapi acara lelang belum dilaksanakan. Ada beberapa hal yang mungkin sedang diurusi oleh penyelenggara acara ini, entahlah.Lanting Beruga tiba hari ini dengan mengendarai Garuda Kencana. Perjalanan mereka bertiga sedikit terhambat karena Lanting Beruga sibuk mengurusi beberapa bandit yang mereka temui diperjalanan.Dua bandit cukup kuat berhasil melarikan diri, tapi Garuda Kencana menemukan markas para bandit ini. Lanting Beruga menghanguskan markas itu tanpa tersisa, dan membunuh semu bandit."Akhirnya kita sampai di tempat ini?" ucap Lanting Beruga, merentangkan dua tangannya, sesekali menggerakkan pinggul dan terdengar retakan kecil. "Perjalan yang menguras tenaga.""Menguras tenaga?" gumam Mura. "Kau menaiki Garuda Kencana, sementara kami menggunakan ilmu meringankan tubuh tiada henti."Mura sangat kesal pasalnya Lanting Beruga acap kali salah jalan, dan masih ngotot untuk memimpin perjalanan padah
Setelah menjelang siang hari, sudah lebih dari 5 barang berhasil di lelang, tapi serpihan senjata kuno masih belum muncul.Rupanya ada banyak barang berharga kali ini, membuat beberapa pendekar tergiur untuk memilikinya.Serpihan Senjata Kuno mungkin akan menjadi barang penutup dari acara lelang kali ini, dan semua pendekar level tinggi menunggu momen itu.Bangsawan Dunia telah mendapatkan satu barang lelang, giok putih dengan harga yang cukup mahal.Giok itu akan digunakannya untuk melemahkan beberapa siluman, didijadikan budak di dalam Istana Bangsawan Dunia. Budak manusia sudah biasa, mungkin budak siluman akan menjadi sensasi tersendiri bagi bangsawan tersebut.Lanting Beruga masih duduk di bangku deretan belakang, hampir saja mengantuk saat ini. Acara lelang rupanya sangat membosankan bagi pemuda itu.Lagipula tidak ada satupun barang yang dilelang berhasil hasil menarik perhatian Lanting Beruga, atau Ketua Aliran Selatan.