"Gu-guru?"
"Kau tidak suka aku datang ke sini?" tanya Pramudhita.
Lanting Beruga tersenyum simpul, hanya saja dia tidak percaya jika Pramudhita ada di tempat ini. Ah, lagipula dia bukanlah manusia.
Pramudhita telah mengawasi Lanting Beruga di Kota Pertengahan, karena menduga akan terjadi sesuatu yang buruk disebabkan oleh pemuda itu.
Dugaan Pramudhita benar-benar terjadi. Untung saja Pramudhita telah mengantisipasi hal ini, meskipun memang tidak sesuai dengan harapan dirinya.
Beberapa bulan yang lalu, ketika Garuda Kencana pergi meninggalkan Lanting Beruga setelah merebut Cawan Dewa Banyu dari tangan Asoka, Pramudhita langsung mengikuti burung elang berkaki empat itu, dan menemukan kondisi induk Garuda Kencana yang memprihatinkan.
Pramudhita mengusulkan untuk membawa induk elang itu ke alam asal muasalnya, yaitu alam lelembut.
Dengan bantuan Pramudhita itulah, Induk Garuda Kencana akhirnya dapat kembali ke kampung halamannya.
S
Lanting Beruga mendarat dipermukaan, meninggalkan sangkar Garuda Kencana yang berada di ketinggian. Permukaan tersebut tidak berupa tanah, melainkan bebatuan keras seperti cadas yang tajam. Ada banyak gundukan batu yang menyerupai duri-duri tajam. Manusia biasa tidak akan mampu memijak batu-batu itu tanpa alas kaki, kecuali akan terluka. Lanting Beruga dengan kondisinya seperti ini harus menggigit bibir karena menahan sakit. Darah mulai keluar dari telapak kakinya yang lemah. Bony An berniat membantu pemuda itu tapi dilarang oleh Pramudhita. "Biarkan dia mengalami banyak rasa sakit, agar menjadi lebih kuat," tegur Pramudhita. "Tapi Lanting Beruga saat ini tidak ubahnya seperti manusia biasa," timpal Bony An. "Dia memang manusia biasa, Bony An," jawab Pramduhita, "Dengan Manusia biasanya, dia harus memulai semuanya dari awal." "Guru, apa maksudmu?" tanya Lanting Beruga. "Kekuatanmu, semuanya berasal dari Roh Api,
Cahaya hijau muncul bersama dengan riak air yang menjilati tepian kolam kecil itu. Di pinggir kolam, Bony An tidak henti-hentinya beratap untuk keselamatan Lanting Beruga.Dia tidak ingin kehilangan pemuda itu, tidak setelah semua perjuangan Lanting Beruga untuk menyelamatkan dirinya dari tangan Ares.Sementara di sisi lain, Pramudhita berdiri tegap menghadap ke arah dasar kolam dimana Lanting Beruga terlihat begitu menderita.Wajah pria itu dipenuhi banyak makna, sungguh dia berharap Lanting Beruga mampu menghadapi situasi buruk yang kini sedang merundung tubuhnya.Bukan tanpa alasan Pramudhita meminta Lanting Beruga meniti jalan bebatuan tajam hingga kaki pemuda itu dipenuhi oleh banyak luka.Hal ini dia lakukan untuk melihat tekad dan keinginan Lanting Beruga untuk tetap hidup dan berjuang hingga akhir.Jika melewati bebatuan tajam itu tidak sanggup dilakukan Lanting Beruga, mana mungkin Pramudhita membiarkan pemuda itu melakukan ri
Meskipun Lanting Beruga memiliki pisik yang bagus, tapi memanjat tebing ini dalam sekali lewat dan kembali di sore harinya akan sangat sulit dilakukan oleh Lanting Beruga.Cadas tebing setinggi awan yang menjulang tinggi dan begitu curam, nyaris mustahil dapat dipanjat oleh manusia biasa.Namun, ini adalah perintah sang guru, Lanting Beruga harus mentaatinya.Tentu saja Pramudhita memiliki alasan tersendiri dengan menyuruh Lanting Beruga bekerja begitu keras.Menyerap sumber daya pelatihan langka penguat pisik memang sangat membantu untuk menambah atau meningkatkan level tubuh seorang pendekar, tapi bukan berarti sebuah ramuan dapat meningkatkan pleksibelitas tubuh seorang pendekar.Pramudhita merasa tubuh Lanting Beruga masih begitu kaku, meskipun di pandangan mata orang lain dia sangat cepat.Satu-satunya cara agar otot-otot di tubuh pemuda itu terbiasa dan cukup lentur yaitu dengan berlatih keras.Latihan yang gigih dapat menambah
21 hari telah berlalu semenjak Lanting Beruga berlatih memanjat tebing dan turun di sore harinya. Kemahirannya semakin terasa dengan baik.Otot di tubuhnya juga meningkat kuat, meskipun tidak terlalu signifkan seperti saat menyerap Sumber Daya Pelatihan.Waktu 10 jam yang digunakan untuk mendaki tebing ini telah terpotong cukup banyak. Kini Lanting Beruga hanya membutuhkan 5 jam untuk tiba di puncak pilar tinggi.Ketika Pramudhita memeriksa otot Lanting Beruga, pria itu tersenyum tipis.Disamping itu, insting Lanting Beruga mulai terasah seiring latihan berjalan.Pramudhita menargetkan latihan ini selama 2 bulan penuh, dan ketika itu dia akan mulai memberi pelajaran mengenai teknik bertarung yang mengandalkan insting.Lanting Beruga tidak keberatan mengenai hal itu, semakin lama dia berlatih semakin hebat dirinya setelah keluar dari tempat ini."Apa impianmu!" Pramudhita bertanya sebelum Lanting Beruga memanjat tebing tinggi ini
Berlatih menutup mata begitu sulit dilakukan oleh Lanting Beruga yang cendrung selalu menggunakan mata Asura di malam hari. Entah sudah berapa hari lamanya dia berlatih, tapi sampai hari inipun tidak ada satupun batu yang dapat dihindari oleh pemuda tersebut. Luka-luka yang didapatkan pemuda itu cukup banyak, dan hal ini membuat Sang Guru bertambah kesal dibuatnya. Sejauh pemahaman Pramudhita, tampaknya Lanting Beruga belum bisa membangkitkan insting bertarung. Namun, masih ada waktu untuk terus berlatih, dan tampaknya Lanting Beruga tidak akan menyerah. Ini adalah poin utama yang dimiliki oleh seorang pendekar hebat. "Lanting, rasakan hembusan udara yang membelai kulitmu, dengarkan suara udara itu dengan telingamu!" ucap Pramudhita. "Gunakan semua indra yang ada di tubuhmu!" Lanting Beruga hanya mengangguk, mulai menutup mata dan merasakan semua hal yang ada di sekitar dirinya. Bukan hanya udara yang berhembus pelan, tapi kerikil yang jatuh dari tebi
Satu minggu lamanya, Lanting Beruga menutup matanya. Meski kadang kala ada niat untuk membuka kain hitam itu, tap pesan sang Guru membuat Lanting Beruga mengurungkannya.Meski dia bodoh dan keras kepala, Lanting Beruga bukanlah pemuda pembangkang. Semua yang sudah dijanjikannya akan selalu dia tepati, meskipun itu sulit untuk dilakukan.Latihan bersama Bony An menjadi rutinitas Lanting Beruga setiap hari.Cincin di gantung dan ayun oleh Bony An, sementara Lanting Beruga berusaha memasukan sebilah kayu ke dalam lubangnya.Hal ini sangat sulit dilakukan oleh pemuda itu, dal 1000 kali usaha hanya berhasil memasukan bilah kayu sebanyak 3 kali. Itupula karena keberuntungan saja.Lanting Beruga hampir frustasi dengan latihan ini, tapi tiba-tiba dia teringat lawannya yang tangguh, Ares sang Ksatria Perang.Jika pria itu masih hidup, barang kali dia sedang berlatih keras pula untuk melawan Lanting Beruga di suatu hari nanti.Lanting Ber
Aura yang dipancarkan oleh mahluk tersebut benar-benar terasa sangat aneh, Lanting Beruga tidak pernah menemukan aura seperti ini selama berada di alam lelembut.Tekanan yang selalu muncul dari tubuh mahluk itu membuat mata kirinya berdenyut kuat, hampir saja Lanting Beruga membuka mata itu karena penasaran dengan sosok yang datang saat ini.Siapa dia? gumam Lanting Beruga, kenapa dia datang ke sini?Garuda Kencana berdiri tepat di samping Lanting Beruga, segera menyadari kegundahan teman manusianya."Klik Klik Klik ..." Garuda Bercerita saat ini."Bangsa Asura," ucapnya.Mendengar hal itu, Lanting Beruga tersentak seolah tidak percaya dengan ucapan Garuda Kencana. Jadi Bangsa itu benar-benar ada, bukan hanya mitos belaka yang acap kali dia dengar dari mulut kakeknya, Seno Geni.Rupanya, mahluk alam kegelapan bukalah dongeng semata, yang digunakan oleh orang tua untuk menakut-nakuti anak-anaknya yang gemar bermain hingga larut malam.
Menurut Roh Api, Bangsa Asura memiliki 4 level berbeda. Level ini bukan hanya mengacu pada kekuatan mereka tapi pula dari kedudukan mereka di mata asura yang lain.Level ini dibagi menjadi level terkuat, level kuat, level sedang, level rendah.Perbedaan kasta pada bangsa asura benar-benar mengerikan.Sang kesepian dan kesombongan ini menghibur diri mereka dengan menyiksa iblis lain yang berada di level rendah. Semantara level rendah meneror iblis yang lebih rendah darinya.Jika mereka berada di level yang sama, mereka akan bertarung dan saling mencekik meskipun mereka akan sulit untuk mati.Obrolan Roh Api dengan Lanting Beruga berlangsung sangat cepat, tapi terasa begitu lama bagi Lanting Beruga, seolah dia baru saja tertidur dan bermimpi banyak hal.Umumnya level rendah memiliki wujud seperti monster atau setengah berbentuk seperti binatang.Level sedang sedikit lebih baik dari level redah dari sisi wujud mereka, paling tidak me