Ada 5 pusaka kuat yang menguasai 5 elemen dasar. Api, air, tanah, angin dan logam. Setiap pusaka yang mewakili lima elemen itu berbeda-beda.
Menurut Nyai Trang Hati, pusaka yang mewakili elemen air adalah kitab kuno yang mempelajari mengenai pengobatan. Hampir segala macam jenis penyakit dan cara pengobatannya dituliskan di dalam kitab tersebut.
Apakah sudah ada yang mendapatkan kitab itu? belum, Nyai Trang Hati tidak yakin jika ada manusia yang sudah berhasil mendapatkan kitab tersebut.
Sementara yang mewakili elemen logam, adalah sebilah pedang terkuat yang ada saat ini. Konon itu adalah pedang terakhir yang diciptakan oleh Empu Pelak, empu terbaik yang ikut andil dalam perang Sursena pertama.
Sementara tiga pusaka yang lain, Nyai Trang Hati belum berhasil mendapatkan informasinya, tapi secara garis besar dia mengatakan salah satu dari tiga pusaka itu merupakan sosok siluman.
"Tunggu, lalau apa hubungannya dengan pemuda ini?" tanya Dew
Setelah selesai menghabiskan semua makanannya, yang terlihat mustahil bagi orang lain, Lanting Beruga bersendawa keras. Ah menjijikan sekali. "Masakan ini benar-benar nikmat," ucap Lanting Beruga, "Bagaimana menurutmu?" Pengemis yang dia undang masuk ke dalam tempat ini tersenyum riang, perutnya benar-benar buncit dan mencuat keluar dari pakaiannya. Sementara di sisi lain, Dewa Beralis Tebal mengurut keningnya yang sakit. Ada dua hal yang membuatnya seperti itu, pertama karena dia menahan malu, seolah menahan untuk buang air besar, dan kedua karena Lanting bisa saja menghabiskan semua isi di saku bajunya. Dewa Beralis Tebal rasanya tidak ingin terlalu lama berada di perjalanan ini, dia ingin cepat sampai di Sekte Awan Berarak. Baru pula selesai makan, dari luar sana terdengar sorakan banyak orang. Semua orang melihat ke arah yang sama, seorang pria berpakaian serba putih sedang menunggang kuda bersama dengan para pengawalnya. Itu
Setelah menempuh perjalanan beberapa hari di atas pusaka lesung, -hampir membuat Lanting Beruga jenuh-, akhirnya mereka tiba pula di wilayah Kota Majangkara."Tempat yang ramai," ucap Lanting Beruga, ketika mereka memutuskan hanya berjalan kaki saja.Hampir sebagian besar penghuni kota ini menaruh hormat kepada Dewa Beralis Tebal. Ah tentu saja, Sekte Awan Berarak adalah penjaga Kota tua ini."Dewa Beralis Tebal, siapa pemuda yang ada di samping dirimu?" tanya salah satu pria yang berpapasan di jalan. "Apa dia anggota dari Sekte Awan Berarak?""Dewa Beralis Tebal, apakah Sekte Awan Berarak menerima murid, aku ingin putraku bergabung dengan kalian."Dewa Beralis Tebal hanya tersenyum tipis, dia mengatakan bahwa sektenya tidak bisa menerima murid sembarangan, pak tua itu juga menjelaskan mengenai Lanting Beruga secara garis besarnya saja.'"Oh, pemuda yang beruntung, semoga kau menjadi pendekar yang berbudi luhur ..."Lanting Beruga ter
Lanting Beruga jelas terkejut, orang tua paling kuat di sekte Awan Berarak menghunuskan pedang ke arah dirinya, hanya untuk melihat apakah dia adalah pusaka yang diramalkan itu, atau bukan.Namun beberapa saat kemudian, riak wajah Lanting Beruga menjadi begitu tenang. Segala ketakutan yang ada mendadak lenyap."Mahasepuh, jelas kau tidak percaya mengenai siapa diriku ini, begitupun dengan diriku," ucap Lanting Beruga, berdiri lalu kemudian membersihkan tanah yang menodai pakaiannya. "Kau harus tahu, Dewa Beralis Tebal lah yang membawaku ke sini, dan Nyai Trang Hati yang mengatakan aku adalah salah satu dari 12 pusaka, tapi jika kau menganggap aku adalah penipu, jelas aku tidak terima."Lanting Beruga kemudian menarik pedang patah dari dalam sarungnya, membuat Gadhing menjadi sedikit terkejut.Gadhing telah melepaskan tekanan tenaga dalam untuk menakuti Lanting Beruga, tapi sayangnya pemuda itu tidak bisa merasakan tekanan tersebut. Yang dia tahu han
Tidak pernah murid belajar di dataran kuno, bahkan generasi sebelum Lanting Beruga. Mengetahui jika murid baru itu mendapat didikan spesial dari Nyai Anjani, membuat banyak murid menjadi iri. Lagipula ada apa dengan Dataran kuno itu. Lanting Beruga tiba di tempat tujuan, sebuah bangunan besar yang telah hancur di banyak sisi. Cukup luas halaman bangunan itu, dan itulah Dataran Kuno tersebut. Di tempat ini, dulunya Nyai Anjani muda dan teman-temannya berlatih di bawah bimbingan Mahasepuh hebat, Ki Alam Sakti. Namun sekarang tidak ada apapun di tempat ini, cukup sepi kecuali hanya ada beberapa binatang yang berkeliaran di tempat ini. "Selama dua tahun ke depan, kau akan terus tinggal di tempat ini, aku akan mengajari semuanya," ucap Nyai Anjani. Nyai Anjani mengira jika Lanting Beruga tidak setuju dengan keputusan itu, tapi siapa menduga jika Lanting Beruga seakan terpikat dengan tempat ini. Bukannya merasa tertekan, Lanting Beruga malah terseny
Menyerang dengan semua kemampuan, itu artinya Lanting Beruga harus menggunakan kekuatan Roh Api. Mode Cahaya Api.Latih tanding antara Nyai Anjani melawan Lanting Beruga berlangsung cukup lama. Untuk mengimbangi muridnya, Nyai Anjani harus menurunkan level kependekaran dirinya."Bagus Lanting, hanya dalam beberapa waktu singkat kau sudah semakin mahir menggunakan pedang itu," ucap Nyai Anjani.Namun pujian itu tidak lantas membuat Lanting Beruga menjadi senang, dia malah bertambah semakin kesal.Lanting Beruga telah menggunakan mode cahaya api untuk menyerang Nyai Anjani, tapi dari sisi manapun dia menyerang wanita tua itu berhasil membalikan ke adaan.Hanya dengan ranting bunga mawar, bagaimana wanita ini bisa menahan tebasan pedang Lanting Beruga? pemuda itu semakin prustasi.Plak ....Lanting Beruga terkena tebasan ranting bunga mawar, begitu pelan tapi efeknya membuat pemuda itu melambung tinggi dan nyaris menghantam p
Berteriak habis suara Lanting Beruga, tentu saja tidak ada yang sudi menyelamatkan pemuda itu. Tadi dia baru saja berteriak dan menantang siluman apapun, dan kini malah meminta tolong, otak pemuda itu tampaknya sudah bermasalah.Beberapa saat kemudian, Lanting Beruga mulai membaik, entah kenapa tampaknya efek racun dari ulat berbulu itu tidak berhasil membunuh dirinya.Roh api membantu menetralkan semua racun yang masuk ke dalam tubuh pemuda itu."Hahahaha ...hampir saja aku mati," ucap Lanting Beruga, pandangannya kemudian tertuju kepada ulat besar yang mungkin mulai takut saat ini. Ulat itu hendak berlari, barang kali, tapi dia bukan kuda, ulat tentu tidak bisa berlari cepat. "Mau kemana kau siluman berbulu?" Lanting Beruga semakin tersenyum sinis, sekekali tertawa mengerikan.Dia mencabut pedang, dan bergerak cepat untuk melumpuhkan ulat itu. Mula-mula bulu di tubuhnya bisa mengeras, membuat serangan Lanting Beruga tidak mempan. Namun kemudian dia meng
Lanting Beruga kembali ke dataran kuno dengan banyak sumber daya pelatihan berkualitas baik. Beberapa sumber daya itu memang dikhususkan untuk meningkatkan level otot seseorang, dan selebihnya untuk meningkatkan kekuatan tulang.Dengan bantuan Roh Api, Lanting Beruga berhasil menyerap semua sumber daya pelatihan itu, hanya dalam beberapa hari saja, tidak lebih dari 7 hari.Namun rupanya, semakin tinggi level tulang atau otot seseorang, semakin sulit pula dia meningkatkan ke tahap yang lebih tinggi."Nyaris tidak meningkat," ucap Lanting Beruga, setelah dia memeriksa tulang di tubuhnya. "Namun masih beruntung, rupanya ototku masih bisa berkembang cepat."Setelah berhasil menyerap semua sumber daya pelatihan tersebut, Lanting Beruga kembali mengasah Jurus Bisikan Dewa Kematian.Sesekali dia menggunakan mode Cahaya Api, membuat pergerakannya jauh lebih cepat dari sebelumnya.Hal baik lainnya adalah, dia bisa bertahan lebih lama ketika menggunak
Dari pemilik Toko, Lanting Beruga diberi sebuah daftar siluman yang berharga rendah sampai ke harga yang mahal.Siluman yang telah mencapai usia 500 tahun lebih, memiliki kualitas mustika level sedang, sementara yang lebih dari 1000 tahun memiliki kualitas yang sangat tinggi.Dengan kekuatannya saat ini, Lanting Beruga tampaknya tidak akan sanggup untuk mengincar mustika level tinggi. Para siluman yang berusia 1000 tahun memiliki daya serang yang benar-benar mematikan. Konon mereka setara dengan pendekar level tanding, ini lebih kuat dari pendekar level emas sekalipun.Lanting Beruga masuk ke dalam hutan belantara, lebih dalam lagi, dan lebih dalam lagi. Tidak banyak siluman level sedang di tepian hutan, yang ada adalah siluman-siluman kelas rendah.Sampai beberapa hari lamanya, di dalam hutan belantara, Lanting Beruga mendengar suara longlongan serigala.Dia bergerak cepat ke arah suara itu, "Serigala bulu perak, salah satu siluman level sedang,"