Beranda / Horor / LAILA / BAYI DI JURANG

Share

BAYI DI JURANG

Penulis: Bias Sastra
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Esok paginya. Aku bersiap pagi-pagi sekali mengemasi barang-barangku ke dalam koper. Saat mobil Wira tiba. Aku bergegas pamit dengan kedua orang tuaku. Ayah berwajah datar sedangkan Ibu menangis sambil memelukku.

"Semoga kamu bahagia nak. Dengan keluarga barumu." Doa Ibu padaku.

Dari kecil hingga besar aku hidup di sini. Kenangannya membuatku tidak kuasa menahan air mata ini.

Aku mencium tangan Ayahku.

"Maaf Ayah, Saya gak kuliah seperti Ayah inginkan. Saya juga tidak berkerja seperti Ayah harapkan. Tapi saya janji akan selalu ingat Ayah dan Ibu. Saya akan membalas jasa kalian. Saya akan mengunjungi kalian. Sa..."

Ayah memelukku. Mengelus kepalaku dengan lembut.

"Ayah senang kamu masih menghargai orang tuamu!" Ucap Ayah.

Aku merasa bersalah. Hampir saja aku kualat sama orang tuaku. Untung Wira mengingatkanku malam tadi.

Setelah Ayah melepaskan pelukannya, aku bersiap keluar. Wira sudah berada di depan pintu. Dia masuk dan melewatiku. Mencium kedua t

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • LAILA   TENTANG YASMINE

    "Dia punya penyakit alergi Kopi?" Tanyaku cemas."Dia bisa lupa untuk tidur kalau dikasih kopi, haha." Balas Yasmine mencoba bercanda denganku. Melihatku tidak tertawa Yasmine melanjutkan bicara."Aku tahu Wira jarang tidur, ketika tengah malam aku sering ke rumahnya, dia langsung membukakan pintu saat aku tiba. Padahal aku datang dijam yang berbeda dan kami tidak janji sebelumnya. Anehnya lagi, wajahnya tidak menunjukan rasa ngantuk sama sekali." Penjelasan Yasmine bikin aku kesal."Ngapain kamu tengah malam ke rumah Wira?""Memberikan dia jatah!" Jawaban Yasmine bikin aku tercengang."Apa kamu bilang?""Maksud aku kebiasaan makannya berbeda dari orang pada umumnya!" Yasmine tidak menjawab pertanyaanku malah menambah misteri tentang Wira. "Berbeda seperti apa? Apa dia membutuhkan darah suci? "' Tanyaku mulai takut, dugaan liarku muncul, efek jadi penggemar sinetron Ganteng Ganteng Serigala dulu."Tetap makanan manusialah..." Jawab Yasmine kesal.

  • LAILA   BELUM TIDUR

    Sampai di lantai atas. Kami disungguhkan pemadangan ruang keluarga yang indah."Kamar kita ada di kanan. Yang di kiri kamar kosong." Ucap Wira, tapi aku masih ingin menikmati ruang keluarga ini. Apalagi karpet yang ku injak terasa lembut.Ku pikir Wira akan bikin dinding rumah ini polos, ternyata saat aku menoleh ke belakang ada foto kami di dinding saat di pantai tersembunyi dan saat menikah di kantor polisi. Membuatku sedikit terharu. Di bawahnya ada TV, akan membuatku dilema memilih melihat acara TV atau foto kami berdua."Di depan ada teras. Maaf ya. Terasnya gak di lantai satu." Ucap Wira."Gak apa Wira. Aku bisa menikmati pemandangan desa tanpa takut diganggu orang kalau di lantai dua." Balasku.Dia tersenyum. Rumah rancangannya sesuai harapanku."Ayo kita ke kamar!" Ajakku.Sesampainya di kamar yang cukup luas. Di sebelah kanan aku melihat ada dua meja dengan pasangannya bangku, satunya dilengkapi cermin dan satunya dilengkapi komputer y

  • LAILA   KECELAKAAN

    "Aku tidak mau di madu, Wira!" Ucapku langsung terus terang di hadapan suamiku dan gadis yang dia suka.Wira berlutut seolah dia memohon padaku, "Jangan menangis lagi, Laila! Jika orang tuamu tanya dan aku jawab sering membuatmu menangis, mereka akan marah padaku."Aku berusaha menahan air mataku, "Maafkan aku Wira, hatiku terlalu rapuh."Wira terlihat kaget saat tahu gadis pujaan hatinya tidak ada."Dia sudah pergi." Ucapku.Wira melihatku, membuatku takut, "Aku menerima tawaran berkerja di tempatnya!" Ucap Wira memuaskanku.Siang yang terik itu. Wira memenuhi kewajibannya kepada Sang Pencipta. Aku menunggu untuk bertanya kepada Wira. Setelah dia selesai shalat. Kami duduk di ruang keluarga di atas karpet yang lembut."Kamu mau rangkap jabatan?""Istilahmu terlalu keren. Aku bekerja sebagai buruh pabrik." Balasnya bikin aku kaget."Jika karyawanmu tahu bosnya kerja gitu, mereka bisa malu.""Aku harus melakukannya, agar ketika warg

  • LAILA   DUA ANAK KEMBAR

    Rumah tangga Wira dan Laila berakhir tragis. Wira harus mengorbankan nyawanya untuk melindungi orang-orang dari suatu kecelakaan. Hal itu membuatnya Laila menjadi stress. Seakan cinta Wira sampai mati terhadap Laila. Laila kembali bersemangat untuk hidup ketika sadar mengandung anak Wira.Karena Ibu Wira dulu pernah melahirkan anak kembar namun keguguran hingga menyebabkan Ibunya meninggal. Nasib sama namun beruntung dialami Laila yang juga melahirkan anak kembar dengan selamat."Aku ingin melihat kedua anakku." Ucap Laila."Yang perempuan punya warna mata berbeda seperti ayahnya!" Ucap Laila lagi sambil meneteskan air mata."Benar matanya sama seperti Wir, memiliki kelainan Heterochromia Iridium." Jelas dokter Yasmine."Yang laki-laki adalah kakak dan yang perempuan adalah adik. Kamu akan memberikan mereka nama apa?" Tanya dokter Yasmine.Laila terdiam, merenung, dan lalu berucap, "Laki-laki akan aku beri nama Fernan, dan yang perempuan bernama F

  • LAILA   PROBLEM SEKOLAH

    Aku menghampiri siswa nakal itu."Apa yang kamu lakukan, dia sudah berusaha. Walaupun kalah seharusnya tetap kamu hormati kerja kerasnya." Ucapku marah."Kamu, siswi sekolah lain. Ngapain ikut campur." Jawabnya sambil mendorongku.Tiba-tiba dia di dorong balik, "Hei, seenaknya aja dorong-dorong ketua kami. Mau cari masalah." Marah siswa yang satu sekolah denganku.Aku segera melerai, dan menghentikan temanku itu, "Hentikan, aku yang salah." Ucapku sambil menarik tangannya."Kamu mau ajak ribut, hah!" Balas siswa nakal itu.Tiba-tiba ada siswi yang tadi mendekati kak Fernan."Kalian mau berantem. Udah pesan belum kamar sel di penjara!" Ucapnya membuat mereka tenang.Saat siswa nakal itu ingin pergi, tiba-tiba bola basket terlempar dari belakangku dan mengenai kepalanya.Aku segera menoleh ke belakang, tapi tidak ada satu orangpun. Cuma pohon besar tempat Banda tadi duduk.Saat aku kembali menoleh ke depan, para siswa dan siswi pada

  • LAILA   BANDA YANG MENCURIGAKAN

    "Ketua!" Seseorang memanggil dan menyentuh bahuku.Aku berbalik dan sudah bisa ditebak, teman sekelasku yang menyapa. Siapa lagi jika bukan mereka yang menyebutku dengan kata 'ketua'. Kecuali Banda, yang memanggil dengan namaku."Kamu mengagetkanku!" Jawabku."Aku tidak peduli. Wali kelas memanggilmu." Ucapnya tidak ada sopan-sopannya kepada ketua kelas. Apa karena aku terlalu polos ya."Bentar..." Balasku. Sambil melihat ke arah Banda. Tapi dia menghilang."Kemana Banda?" Ucapku."Cari Banda mulu, sekali-kali cari aku, ketua!" Jawab siswa itu mengodaku."Aku bahkan tidak tahu siapa namamu, gara-gara kalian tidak memanggilku dengan namaku. Aku jadi malas mengingat nama dan wajah kalian." Balasku curhat tapi bohong. Karena sebenarnya aku mengingat namanya tapi aku ingin dia sadar. Aku lebih suka namaku di sebut. Aku menghadap wali kelas.Belum sempat aku memberikan laporan, wali kelas memberikan dua surat ke aku."Mereka yang kecelakaan, izin pulang

  • LAILA   PENJAHAT DI SEKOLAH

    'Ahhh..." Teriakku melihat bayangan lewat dari kejauhan di lorong kelas.Aku memeluk kak Fernan dengan erat."Jangan menjerit begitu Filio, bikin aku gugup aja." Ucap kak Fernan."Ada orang melintas di ujung lorong. Warnanya hitam kak!" Balasku."Mungkin itu nyamuk terbang melintang di matamu." Balas kak Fernan sambil masuk ke dalam kelas.Aku berlindung di belakang kak Fernan yang sedang memasang kamera di tempat tersembunyi."Kamu sudah besar, masih penakut. Ayo kita pulang." Ucap kak Fernan.Saat kami keluar pagar sekolah. Tiba-tiba polisi patroli menciduk kami."Apa yang kalian lakukan berduaan di sekolah kosong ini?""Ngerjakan tugas sekolah." Jawabku."Kalian masih muda, sudah melakukan hal tidak terpuji. Ayo ikut kami ke kantor." Ucapan polisi bikin aku tercengang."Kami kakak beradik, pak!" Jelas kak Fernaj."Tunjukan kartu identitas kalian." Tanya pak polisi tegas.Kami menunjukan kartu pelajar kami.

  • LAILA   DI TOLONG SOSOK MISTERIUS

    Setelah waktu istirahat tiba. Aku bergegas menghentikan Banda keluar kelas."Banda, tunggu..." Teriakku."Cie..." Goda teman-teman sekelas, buat Banda yang tadi berhenti justru bergegas meninggalkan kelas dengan cepat."Apa'an sih. Jangan godain Banda. Dia jadi grogi gitukan." Ucapku juga gugup.Saat Banda makan di kantin. Aku duduk di depannya karena kebetulan dia cuma sendiri. Banda bersiap mengangkat makanannya dan ingin pindah tempat duduk. Dengan cepat aku memegang tangannya. Tidak ku sangka, genggemannya terlepas dari piring yang dia bawa dan jatuh ke lantai hingga pecah.Aku segera membantu Banda yang lagi mengambil pecahan kaca. Saat aku mencoba memungut pecahan itu. Tangan kami bersentuhan. Tiba-tiba tangan Banda terluka terkena pecahan piring."Tanganmu berdarah Banda, sini aku obati." Ucapku cemas.Ketika aku ingin memegang tangannya yang terluka. Justru Banda menjauhkan tangannya. Dia mengikat sendiri tangannya yang terluka dengan

Bab terbaru

  • LAILA   KEMBALINYA SOSOK YANG HILANG

    Di balas dengan amarah oleh Yasi, " Aku menemukan Embun saat diperintah Ken alias Igo mencari penolongnya Ago. Saat aku di depan rumah Ago aku mendapati Embun yang pingsan dengan luka kecil di kepalanya. Tetangga Ago bilang karena benturan saat Embun jatuh. Saat tetangga Ago membawa Embun ke rumah sakit, aku pergi mengabari Igo. Dan di rumah sakit kami diberitahu Embun tewas dengan alasan gegar Otak oleh pihak rumah sakit. Kami yang ingin menjenguknya dengan rasa tepukul harus membawa jasadnya untuk dikuburkan... ... Kami juga mendengar penjelasan tetangga Ago bahwa Ago menyumbangkan tubuhnya sebagai penelitian di rumah sakit itu, Igo meminta mengambil jasad Ago. Karena saat itu Igo bekerja di kepolisian, kami diizinkan... ...Ketika kami bawa tubuh Ago dan Embun, mereka sama-sama mempunyai berat badan yang ringan. Aku memeriksa keadaan tubuh Embun dan ternyata penuh jahitan. Kami yakini organ tubuh Embun diambil. Igo mendatangi rumah sakit dengan amarah, tapi pihak r

  • LAILA   KEBAIKAN DI BALAS KEJAHATAN

    Sebelum di bawa ke markas polisi, Igo meminta untuk menjenguk seseorang yang penting dalam hidupnya. Mengira Igo akan menunjukan Bos yang memerintahkan membunuh, Polisi lalu menyetujuinya. Indi juga di bawa sebagai saksi. Mobil polisi yang membawa Igk dan Indi berhenti dipemakaman. Polisi kaget. Tapi karena sudah terlanjur. Lalu membiarkan Igo melihat orang penting baginya. Igo berjalan duluan dengan tangan diborgol. Indi meminta izin berada di samping Igo pada polisi, "Dia sudah diborgol dan anda mengawasinya. Tidak apa jika saya ada didekatnya. Saya ingin menanyakan beberapa hal kenapa dia tega menyakiti saya."Kedua polisi berdiskusi dan memperbolehkan Indi dengan alasan memudahkan mereka menggali informasi dari Igo. Indi lalu berjalan di samping Igo. Mereka dikawal dua polisi bersenjata di belakang. Mereka lalu mendatangi dua makam yang saling berdampingan. Indi kaget melihat nama pada papan nisan, dia lalu mendekati Igo dan bertanya pelan ke Igo, "Ago

  • LAILA   KEBAIKAN DI BALAS KEJAHATAN

    Sebelum di bawa ke markas polisi, Igo meminta untuk menjenguk seseorang yang penting dalam hidupnya. Mengira Igo akan menunjukan Bos yang memerintahkan membunuh, Polisi lalu menyetujuinya. Indi juga di bawa sebagai saksi. Mobil polisi yang membawa Igk dan Indi berhenti dipemakaman. Polisi kaget. Tapi karena sudah terlanjur. Lalu membiarkan Igo melihat orang penting baginya. Igo berjalan duluan dengan tangan diborgol. Indi meminta izin berada di samping Igo pada polisi, "Dia sudah diborgol dan anda mengawasinya. Tidak apa jika saya ada didekatnya. Saya ingin menanyakan beberapa hal kenapa dia tega menyakiti saya."Kedua polisi berdiskusi dan memperbolehkan Indi dengan alasan memudahkan mereka menggali informasi dari Igo. Indi lalu berjalan di samping Igo. Mereka dikawal dua polisi bersenjata di belakang. Mereka lalu mendatangi dua makam yang saling berdampingan. Indi kaget melihat nama pada papan nisan, dia lalu mendekati Igo dan bertanya pelan ke Igo, "Ago

  • LAILA   RUANG KEMATIAN

    Senyuman Indi hilang seketika, saat menyadari Igo fokus mengawasi ruangan yang terdapat Aliya di sana. Saat Indi ingin marah, Igo bicara yang membuat Indi ketakutan, "Aku ingin memasak untuk Aliya jadi aku membutuhkanmu!" Sambil melihat tubuh Indi.Hal itu membuat Indi jatuh dari kursi karena kaget. Sambil ngesot menjauhi Igo yang mendekatinya, Indu bicara, "Kamu ingin memasak tubuhku untuk kamu hidangkan ke Aliya! Kejam." Ucapnya sambil menangis.Igo mengulurkan tangannya ke arah Indi yang duduk terpojok, "Kamu kebanyakan baca Creepy horror di grup facebook atau di buku, jadi berpikiran ngeri mulu!"Mendengar itu Indi tercengang. Sambil menyambut tangan Igo dan berdiri, Indi bertanya, "Kamu tahu dari mana, aku member grup itu?"Igo kembali ke tempat duduknya dan menjawab, "Aku satu grup denganmu. Saat kamu mengomentari cerita di sana dan melihat fotomu, aku tertarik dan mencari tahu semua tentangmu!"Takut dirasakan Indi karena telah dimata-matai tapi dia

  • LAILA   MELAWAN TAKDIR YANG DII GARISKAN

    Saat Igo menyeret tubuh ketiga pria yang tergeletak, Indi dengan wajah cemas mencegahnya. Indi memegang tangan Igo yang terluka karena digunakan untuk melindungi wajah saat dipukuli tadi, "Bagaimana bisa kamu membunuh mereka tanpa senjata apapun?"Igo melihat ke arah Indi, "Saat mereka memukuliku, aku menggunakan jariku untuk mematahkan tulang rusuk mereka hingga menusuk paru-parunya."Mendengar itu, Indi melepaskan tangan Igo. Lalu Igo membuang tubuh ketiga pria satu persatu ke jurang samping jalan.Hal itu kemudian dikomentari Indi kembali, "Kamu membuat kematian mereka seakan-akan karena kecelakaan?"Igo menghampiri Indi yang terlihat berkeringat karena takut, "Mulut mereka tercium bau Alkohol. Anggap saja mereka berjalan dalam keadaan mabuk sehingga terjatuh ke jurang. Artinya mereka yang mencelakai diri mereka sendiri!"Indi gemetar, "Aku akan menganggapnya begitu. Tapi kamu memang cowok baik karena telah menyelamatkanku dengan mengalahkan pria jahat itu.

  • LAILA   KUBURAN KOSONG

    Suasana kamar yang terang tiba-tiba gelap saat siang hari membuat Aliya dan Indi cemas. Mereka secara bersamaan melihat ke arah Igo. Terlihat Igo sudah terbangun dan tubuhnya menghalangi cahaya matahari di Jendela. Aliya segera berdiri dan bergegas pergi ke luar untuk pulang. Melihat itu, Igo berusaha beranjak dari tempat tidur untuk mengejar Aliya. Tapi dia justru ambruk dan terjatuh di lantai. Dengan sigap Indi menghampiri Igo, "Kamu belum pulih Igo!" Ucap Indi sambil membantu Igo berdiri.Igo sambil memegangi kepalanya yang pusing bicara, "Aku membutuhkan Aliya!"Tentu itu membuat Indi kesal, "Jadi kamu tidak membutuhkanku lagi?"Igo menjawabnya, "Aku tidak butuh kamu!"Seketika ucapan Igo membuat Indi benar-benar terpukul. Indi tetap membantu Igo hingga duduk di kasur kembali. Melihat ada yang aneh pada Indi, Igo mengomentarinya, "Kenapa kamu sesegukan kayak gitu? Abis nangis ya!"Indi senang Igo memperhatikannya dan kembali tersenyum, "Iya, aku me

  • LAILA   UNTUK YANG TERSAYANG

    Setelah melihat foto korban yang tewas, perasaan Indi lega karena bukan Igo, tapi dia mulai cemas yang tewas adalah pelaku pencuri Hpnya dan sekarang Hp yang dicuri berada di Igo. Indi mengira kematian pencuri itu ada hubungannya dengan Igo. Dengan perasaan takut Indi bicara kepada yang telah menunjukan foto itu, "Terima kasih infonya pak!"Kemudian memerintahkan supir taksi yang dia tumpangi, "Lanjutkan jalan pak!"Indi ingin cepat sampai di rumahnya, tidak ingin Igo yang berbahaya mencegatnya di tengah perjalanan.Saat sampai di depan rumah Indi terkejut melihat Igo yang lagi bersama Aliya. Bukannya takut, Indi justru cemburu. Dia menghampiri Igo dan Aliya, "Kenapa kalian pamer hubungan kalian di rumahku!" Ucap Indi sambil menangis.Igo menjawabnya, "Aku bawa Aliya untuk mengobati luka di tanganmu!"Indi yang kesal membalasnya, "Tidak perlu! Lukaku sudah aku basuh dengan air mataku yang harus keluar gara-gara melihat kalian berdua." Ucapannya mencoba men

  • LAILA   SEMAKIN TEROBSESI

    Indi lalu diantar ke kampus oleh Raka. Dalam perjalanan dia curhat, "Pemuda yang ku maksud namanya Igo. Dia dulu pernah ngejar-ngejar aku. Puncaknya dia menyalamatkanku dari kematian. Berkali-kali. Membuatku mulai menyukainya. Tapi semenjak itu, dia juga tidak menyukaiku. Kemungkinan dia pergi karena tahu ada kamu yang mengantarku ke kampus. Sekarang dia pasti kembali ke tempat Aliya. Itu membuatku marah." Raka menanggapinya, "Meskipun kamu kecewa. Bukan berarti harus menyakiti dirimu sendiri."Justru Indi yang kesal diperhatikan, "Itu urusanku. Seterah aku." Sesampainya di kampus. Indi langsung menemui Lin. Bukan bicarain tentang nasibnya di kampus tapi justru tentang pekerjaan untuk Igo, "Aku bawa surat lamaran kerja Igo!"Lin tentu kaget melihat keadaan sahabatnya, "Kenapa tanganmu terluka dan kenapa pakaianmu kotor?"Indi menjawabnya dengan senyuman, "Kamu tidak usah pedulikan aku!" Lin terlihat kesal, "Ini pasti gara-gara Igo!"Tiba-tiba pons

  • LAILA   PENGHALANG TAK HABIS

    Melihat Indi duduk lemas sambil menangis di hadapan meja makan, ibu Igo bertanya, "Masakanmu enak, kenapa menangis?"Indi menjawab dengan nada lemah seperti tidak bersemangat, "Cuma sakit mata kok, tante. Saya pamit pulang."Ketika Indi berdiri dan ingin pergi, ayah Igo berdiri di hadapannya, "Kamu menginap di sini lagikan, entar malam!"Sambil memaksakan tersenyum, Indi menjawab, "Sepertinya tidak om. Makasih udah izinin saya menginap." Kemudian Indi melewati ayah Igo. Di dalam perjalanan, Indi membaca kembali surat dari Aga, "Aku lagi ke rumah Aliya. Jadi gak bisa antar kamu. Pulanglah sendiri."Indi meremas suratnya dengan kesal, "Jika kamu suka Aliya. Kenapa tidak biarkan aku mati saja waktu itu. Igo!!!" Teriak Indi. Tiba-tiba dia menabrak sesuatu. Membuat langkahnya terhenti. Terlihat kerumunan warga di depannya. Dengan emosi, Indi marah-marah, "Sudah cukup Aliya menghalangiku mendapatkan Igo. Sekarang jalanku pulang juga dihalangi. Grrr," Wa

DMCA.com Protection Status