Share

Bab 39

Auteur: Delly Asmal
last update Dernière mise à jour: 2025-02-23 22:43:56

“Astaga!”

Aryan kaget, begitu melihat wanita itu, dia menangis dan memeluknya. Wanita itu pun mengenalnya dengan baik, dia juga menangis histeris.

“Aryan ...” wanita itu memanggilnya.

“Iya, ini Aryan. Ponakan kesayangan tante.”

Mereka pun saling berpelukan, tanpa sadar ada seseorang yang hendak memukul Aryan dari belakang namun, naga yang berada di tubuhnya bergerak dan keluar. Aryan bingung, bukankah Naga Hitam belum kembali ke tubuhnya.

Tantenya tersenyum begitu melihat Naga Hitam menyerang orang tersebut. Dia melepaskan pelukannya.

“Aryan, itu Naga Hitam punya tante,” jelasnya.

“Oh benarkah?” tanya Aryan.

Tantenya hanya mengangguk, tidak menjawab Aryan. Orang tersebut bukanlah manusia melainkan iblis yang di kirim dari neraka oleh Dika dan Sudiro.

Ketika tantenya menjelaskan kepada Aryan, dia kaget ternyata Sudiro itu masih saja hidup, walaupun dalam bentuk iblis.

“Tante, serius kalau kakek masih ada?”

“Iya Aryan, kamu jangan tertipu olehnya. Walaupun tante sebagai
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Related chapter

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 40

    “Aryan!”“Semoga dia tidak apa-apa aku akan membawanya pergi dari sini,” ucap Dewi sendiri. Akhirnya dia memindahkan tubuh Aryan ke tempat yang lebih tinggi. Dia mencoba periksa tubuhnya. Tampak membiru dan sedikit pucat. Dewi mencoba dengan pengobatan totok. Sepertinya ada yang pembuluh darah yang pecah.‘Bagaimana ini? Aku belum mencoba pengobatan alternatif dari padepokan’ ungkapnya dalam hati. Namun, dià tetap mencoba dan mengusahakan agar Àryan selamat. Dewi mengambil sebuah dedaunan yang menurut dia sebagai penghangat tubuh. Tenaga dalam yang dia berikan kepada Aryan, untuk tubuhnya agar dia meresponnya. Di lain tempat Laila yang di bawa oleh Jin Marid merasakan sesuatu pada Aryan. ‘Aryan, apakah terjadi sesuatu padanya?’ tanya Laila dalam hatinya. Jin Marid, yang mengurung Laila dia hanya memperhatikannya. Gerak-gerik Laila, yang sedikit mencurigakan. “Hei, anak manis!” serunya. “Hem, lepaskan aku!” teriak Laila. “Ha-ha-ha, tidak akan sebelum Aryan ke sini.” Uca

    Dernière mise à jour : 2025-02-24
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 41

    “Sepertinya aku kenal denganmu!” seru Laila. “Apa? Kamu kenal denganku?” Tanya wanita itu. Mereka menghentikan pertarungannya, Laila berdiri dan mengangguk atas perkataannya. Lalu wanita itu mengelilingi tubuh Laila, dia memperhatikan keadaan Laila. Dia juga mengingat siapa wanita muda ini, lalu dia menyentuh Laila. Penglihatan nya terbuka saat menyentuh pundak Laila. Dia melihat Laila saat kecil sedang bermain dengan Aryan. Dengan segera dia melepaskan tangannya dari pundak Laila. ‘Huufft, aku hampir membunuh anak kesayangan Mbak Yuni’ dalam hati wanita itu. “Kamu Laila?” tanya wanita itu.“Oh, kau kenal aku?” Laila bertanya lagi.Dia mengangguk lalu, “tadi kamu bilang rasa kenal denganku, coba kau ingat siapa aku!” Laila berusaha mengingatnya namun, dia tidak juga menemukan nya. Lalu wanita itu tersenyum. Berdiri di hadapan Laila. “Anak manis yang baik hati, kamu memang lupa ya? Aku Dewi Kemuning.” Ucapnya.Laila terkejut, dia mundur beberapa langkah dari hadapannya. R

    Dernière mise à jour : 2025-02-25
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 42

    Buugkkh!! Aryan terjatuh saat makhluk itu melayangkan celuritnya ke tubuhnya. Makhluk itu tertawa, begitu tahu celuritnya tertancap ke tubuhnya. “Ha-ha-ha!” Suara makhluk itu menggema. Aryan mengeluarkan darah yang sangat banyak, tak lama makhluk itu mengubah wujudnya. Dia adalah Dika, ternyata dia mengikutinya sejak pertama Aryan membantu Dewi. “Tiga pulau langsung terlampaui.” Ucapnya dengan bangga. Dia menghampiri Laila dan Dewi yang sedang tertidur. “Hem, kalian adalah tumbal yang tertunda, maka keabadian kali ini sangat lengkap.” Ujar Dika dengan senyum sumringah. Dewi dan Laila akhirnya disekap tanpa aba-aba. Dewi pun terjaga, sempat melihat Aryan yang berlumur darah. “Aryaann!! Tidak!” teriak Dewi. Laila terjaga ketika mendengar suara teriakan Dewi. Dia memperhatikan mata Dewi saat melihat sesuatu. Begitu Laila ikut melihatnya, dia pun shock bukan main. “Aryaann!”Oh tidak mungkin dia Aryan, aku yakin dia bukan Aryan. Dia tidak mudah di kalahkan, semoga bukan Ary

    Dernière mise à jour : 2025-02-26
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 43

    “Lihat, portalnya terbuka!!” Ucap Laila.Mereka bergegas masuk, agar bisa kembali ke tempat tinggal sesungguhnya. Setelah Ari, tak lama Aryan menyusul, Dewi dan Laila kaget. Terakhir mereka lihat keadaan Aryan yang sudah tak berdaya. “Apa benar, ini kamu Aryan?” Tanya Dewi sambil memegang pipinya. “Iya, ini aku Tante,” jawabnya. Mereka berangkat ke dunia di mana mereka tinggal. Aryan berjanji akan menghancurkan semua yang berbau dengan kejahatan. Beberapa jam kemudian, sampailah mereka di padepokan. Aryan masuk ke dalamnya, dia melihat banyak sekali mayat bergelimpangan. Terakhir dia ingat adalah ketika di serang Sudiro dan Dika beberapa bulan lalu. “Ini tugas kita sekarang, membersihkan semua orang ini, agar mereka tenang.” Ucap Aryan.“Baiklah, tapi mana mungkin kita berdua yang melakukannya,” ujar Ari. “Iya, kita gunakan tenaga kita,” jelas Aryan.Tak lama mereka membersihkan padepokan yang sudah sangat kotor oleh mayat-mayat yang membusuk. Mereka melakukan itu sekitar

    Dernière mise à jour : 2025-02-26
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 44

    Saat kembali, terdengar suara kambing yang teriak. Ari bergegas melihat apa yang terjadi. Sampai di sana alangkah terkejut begitu melihat seseorang tengah menangkap anak kambing. Suaranya yang sedikit parau dan serak. Membuatnya penasaran untuk mendekati orang itu. “Hei! Siapa kau?” Tanya Ari. Sebelum dia melihat, orang itu sudah kabur lebih dulu. Ari hanya mendapatkan sobekan bajunya. Dia mengenal baju tersebut. ‘Apa mungkin ini bajunya?’ ucap Ari dalam hati. Dia masih penasaran dan masih ingin mencari tahu lagi. Malam semakin larut, Ari hanya bisa menunggu. Dia berpikir pasti orang itu kembali. Karena kelelahan Ari ketiduran, dia gagal lagi mempergoki maling itu.Aryan yang melihat tingkah Ari, dia hanya bisa menghela nafas. ‘Kenapa Ari sampai seperti itu memikirkan anak kambing hilang?’ tanya Aryan dalam hatinya. Pasti ada apa-apa, karena tidak biasanya dia seperti itu, Aryan terus berbicara sendiri. Sambil menunggu tindakan apa yang akan di lakukan Ari. Aryan meli

    Dernière mise à jour : 2025-02-27
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 45

    “Siapa kau sebenarnya?” Ari mengulangi lagi pertanyaannya agar dia membuka mulutnya. Semakin lama Ari geram, cara melihat Lintang. Seperti seekor serigala yang menerkam mangsanya. “Kamu gak mau jawab pertanyaan saya?” tanya Ari. Aryan yang melihat Ari sedang marah membuat dia menahannya. “Ari, tahan emosi kamu!” ujar Aryan. “Aku kesal Aryan, dia bukan manusia. Pasti suruhan Dika!” seru Ari. “Cepat katakan saja, siapa kamu?” tanya Aryan.Lintang hanya tersenyum, dia tidak mau bicara sedikit pun. Aryan naik pitam saat melihat senyuman Lintang yang sangat menjijikkan.Akhirnya Aryan melayangkan pedangnya sekali lagi. Namun, ada sosok hitam berkelebat membantu Lintang.Aryan dan Ari kaget, saat Lintang tak ada lagi di depan mereka. “Brengsek!!” teriak Ari. Ari dan Aryan sangat marah, melihat kejadian tersebut. Mereka merasa gagal, atas perilaku Lintang. Mereka memutuskan masuk ke dalam padepokan karena, hujan semakin deras. Tanpa sadar pakaian mereka sudah basah. “Ari,

    Dernière mise à jour : 2025-02-28
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 46

    Rasa tak percaya, saat ular tiba-tiba dibantai seseorang yang tak di kenal. Ari yang sejak tadi geram dan emosi karena satu hari ini sungguh menyebalkan. “Sudahlah, kita coba cari tahu saja besok!” seru Aryan. Ari menyimpan rasa kecewa yang begitu dalam, karena tidak menemukan siapa sosok itu. Demi kenyamanan bersama, Ari terpaksa tidak menampakkan rasa kecewanya. “Baiklah, kita istirahat.” Ucap Aryan.“Hem,” Ari terdiam. Mereka masuk ke dalam kamar masing-masing, sebenarnya malam sebentar lagi akan berganti. Tapi setidaknya Ari istirahat sebentar menurutnya. ‘Hari ini sangat menyebalkan, aku harus berhadapan dengan makhluk astral,’ batinnya berkata. Tak lama Ari pun tertidur, tak terasa matahari menyinari jendela kamarnya. Sorotnya yang tajam, membuat mata Ari harus terbuka. Tok, tok, tok!Ari terjaga saat mendengar suara ketuk pintu kamarnya. “Akh, baru juga tidur. Siapa sih?” tanya Ari. “Saya guru!” seru seseorang dari luar. Saat di buka, Ari justru mendapatkan

    Dernière mise à jour : 2025-03-01
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 47

    Aryan mengeluarkan jurus yang seharusnya tidak di sembarangan tempat untuk di gunakan. “Aaakkghh!” teriak raksasa tersebut. Dia masih di lilit dengan Naga Hitam, wajahnya mulai memerah karena kesakitan. Di tambah Aryan yang ingin mengambil kekuatannya agar kembali ke sedia kala. “Lepaskan aku!!” masih teriak sambil meronta-ronta suaranya yang menggelegar. Aryan terus berusaha melumpuhkan raksasa tersebut. Namun, dari kejauhan ada seseorang berkelebat mendatangi Ari yang tengah lengah. Seseorang itu menusuk Ari dengan sebuah pedang di tangannya beberapa kali. Cus, cus, blep!Suara tusukan ke dada dan perut Ari, sehingga Ari melotot menahan sakit yang tak tertahankan. Darahnya bercucuran ke baju yang di gunakan. “Ariiii!!” teriak Aryan. Serta Merta Naga Hitam menghentikan lilitannya, sehingga raksasa itu terlepas darinya. Aryan yang mengejar temannya saat terluka bingung. Wusshh! Aryan menangkap Ari yang terjatuh, sementara raksasa itu pun menghilang bersama seseorang y

    Dernière mise à jour : 2025-03-02

Latest chapter

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 90

    Tampak sesuatu yang dia dapatkan, Aryan mencoba mengambilnya. Sebuah bungkusan yang di bungkus oleh kain berwarna hitam. Dia coba mengambilnya, tapi baru saja dia menyentuhnya sebuah serangan mengenainya. Breeeett!!“Akhhh ...!!” Aryan teriak kaget saat ini, bingung kenapa seperti ada makhluk yang tinggal di dalam bungkusan tersebut. Begitu dia duduk lalu, berdiri sosok tubuh yang besar dan tinggi. ‘Selalu sosok seperti ini yang aku dapatkan’ ujar Aryan dalam hatinya. Dia mengingat sesuatu bahwa musuh utamanya adalah Jin Marid. Itu adalah pengikut Sudiro, Aryan paham, kalau dia sedang dipermainkan dengan makhluk gaib. “Keluar kau iblis!!” seru Aryan. “Ha-ha-ha, ternyata semakin lama kamu semakin pintar ya.” Ucapnya.Aryan mencoba melihat dengan jelas, karena sosok itu tertutup oleh cahaya yang ada di kamar. Plaak! Buugk!!Pintu jendela dan kamar tertutup kembali oleh kekuatan Jin tersebut. Aryan pun terkunci di dalamnya. Melihat hal tersebut membuat Aryan, bergeming. Dia m

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 89

    Mereka akhirnya masuk ke padepokan, Aryan mengikutinya dari belakang. Laila pun berlari mencari tempat persembunyian. Sebuah badai pasir datang menerjang, mereka berlari secepat kilat. Namun, badai itu tidak bisa di hentikan. Aryan pun membuat perlindungan kepada mereka, dia mencoba melindungi dengan sebuah jurusnya. “Cepat kalian masuk ke gelembung itu!!” seru Aryan.Semua pun ikut berlari segera berlindung, saat badai itu selesai tampaklah wujud asli dari badai tadi. Seekor ular derik raksasa, membuat mereka semakin takut menghadapinya. Karena ular ini memiliki bisa lewat ekornya. “Bagaimana ini Aryan? Aku belum pernah menghadapinya,” tanya Laila.“Kamu tenang saja, kita cari cara menghabisinya.” Jawab Aryan. Aryan pun memperhatikan gerak –geriknya ular tersebut, dia mencoba melindungi mereka. Dengan keluar dari gelembung tersebut, dia melompat ke udara. Ular itu mengejar Aryan, dengan sengaja Aryan menjauh dari tempat tersebut, dia baru ingat ular itu takut dengan api.S

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 88

    Berhenti!!Aryan melihat siapa yang menghadangnya, orang yang dia kenal. Rasa tak percaya karena di hadapannya sahabatnya sendiri. Kematiannya di saksikan oleh kedua matanya. Hari ini tampak segar bugar namun, dia ingat kalau sewaktu-waktu itu akan terjadi. Dunia yang sedang dia hadapi adalah dua alam. Alam gaib dan alam nyata, mau tidak percaya itu yang sedang di hadapinya. “Ari,” nafas yang di tahan oleh Laila.Tatapan tajam Ari tak mampu untuk dilawan oleh Laila, akhirnya dia menunduk. Sedangkan Aryan berusaha mendekatinya, “kau Ari? Atau iblis yang menyamar?“ “Ha-ha-ha-ha ... Aryan dengar ya. Dunia ini bisa saja aku ubah. Kau tak percaya ini aku?“ Ari bertanya. “Dari caramu bicara sudah cukup atas jawaban aku.”Aryan mundur dan bersiap untuk menghadapi serangan yang tiba-tiba akan mendarat. Benar saja saat itu rombongan anak padepokan keluar entah dari mana, padahal tadi tampak sepi dan lengang.“Serangg!!” Semua menyerang Laila, Aryan dan anak buahnya. Namun, anehnya anak p

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 87

    Serangan itu membuat anak buah Aryan kebingungan, lawan yang mereka hadapi adalah makhluk yang tidak harus mereka temui. Grrrkkhhh!Suara yang keluar dari mulut tersebut, makhluk itu tidak sendiri. Ada beberapa yang mendekati mereka dengan melayang. Laila ikut membantunya, perjalanan kali ini amat sulit. “Kalian harus waspada!” seru Aryan. “Baik tuan,” Semua melanjutkan perjuangan mereka, kali Aryan bergegas melumpuhkan mereka. sebab dia tak ada waktu untuk semua ini. Dia ingin menuntaskan semua apa yang telah terjadi. Bukan selesai tapi justru perlawanan di antara mereka semakin panas. Sosok yang mengerikan keluar dari dalam tanah. Seolah-olah mereka terpanggil untuk mengalahkan Aryan. Aryan tertegun begitu melihat mereka sudah bersiap menghabisinya, dengan mata elangnya, dia mencari kelemahan mereka. Makhluk itu berubah menjadi serigala buas yang menerkamnya lalu menerjangnya. Ggrrkkkhh, aaakkhh!!Aryan melawan sekuat tenaganya, dia mengeluarkan pedang, sinar dari pedang

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 86

    Saat Aryan mendekatinya, sesuatu keluar dari peti itu. Sebuah arwah mendekati Aryan sambil tersenyum meminta sesuatu. “Aryan, lepaskan kami. Bantu kami untuk pulang.” Ucapnya sambil menunggu.“Bagaimana caranya kek, sementara aku sudah pernah mencobanya, tapi gagal terus.” Ujar Aryan pasrah. Pak tua itu coba menyentuh Aryan, “ Aryan, coba sekali lagi, kamu temukan jasad kami di sebuah tanah kosong dekat rumah Sudiro.” Aryan berpikir lagi, ‘apa mungkin aku harus kembali ke desa itu?’ tampak keraguan di wajah Aryan. Arwah itu terdiam begitu melihat wajah Aryan berubah saat berpikir. Lalu dia juga memberitahu sesuatu kalau kain kafan itu harus dia pakai, guna menghancurkan semua kutukan. “Aryan cepat lakukan, kami sudah tidak tahan di sini. Kami merasa terpenjara.” “Baiklah kek, akan aku usahakan nanti.” Tak lama arwah itu menghilang, Aryan bersiap-siap untuk kembali ke tempat Sudiro. Dia keluar dari kamar memberitahu anak buahnya dan Laila. Untuk kembali ke desa menyelesaikan

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 85

    Sosok itu menyeramkan bagi orang yang tidak mengenalinya. Dari gerak – geriknya Laila sangat kenal siapa dia. “Aryan!” Aryan hanya tersenyum, lalu dia mencoba melindungi Laila, begitu dia melihat Alfred, dia mengendongnya membawa pergi dari tempat tersebut. Aryan pun mengubah tubuhnya kembali seperti semula. Mereka pergi ke rumah sakit segera membawa Alfred ke ruangan operasi. Mereka masih menjalani hidup semestinya, hanya saja permasalahan ilmu turunan yang membuat Aryan terjebak di dalamnya. Tak lama dokter keluar dari ruangan tersebut menyatakan kalau berhasil menyelamatkan Alfred. “Hufftt, syukurlah. Terima kasih Dokter.” Aryan dan Laila bernafas lega. Dokter meninggalkan mereka, Laila mencoba mendekati Aryan bertanya apa yang terjadi dengan dirinya saat ini. Aryan hanya melihat Laila dalam-dalam, dia merasa itu belum pantas di ceritakan. Laila masih menunggu jawaban atas pertanyaannya. Sementara Aryan tidak menjawabnya. Jika Aryan tidak menjawab itu artinya

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 84

    Aryan sempat melihat Alfred, dia melihat namun, dengan suara geraman. Alfred mencoba menenangkan Aryan agar jangan membunuh pria tersebut. Dia menginginkan jawaban atas semua pertanyaannya.Akan tetapi Aryan tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Alfred. Dia tetap mencengkeram leher orang tersebut. Anehnya Aryan berubah menjadi sosok yang menakutkan. “Aryan, lepaskan jangan sia-sia kan kebaikan yang ada di dirimu. Lawan sisi buruknya!” Teriak Alfred.Mendengar suara Alfred yang sedikit kencang, membuat Laila keluar mencarinya. Laila pun menemukan suara tersebut. “Aryan,” desisnya. Dia mendekati Alfred untuk mencari tahu apa yang di lakukan oleh Aryan. Alfred kaget saat Laila sudah berada di dekatnya. Laila mencoba bertanya, “apa yang di lakukan Aryan, ayah?!” Alfred menoleh, melihat Laila lalu dia memberi tahunya agar Aryan menghentikan semua itu, jangan melakukan kesalahan yang akan dia sesali seumur hidup.Laila mencoba menenangkan Aryan, tapi dia hanya melihat menatap d

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 83

    Aryan mencoba melihatnya dengan mata yang jelas, dia juga mencoba menyentuhnya. Tapi sentuhannya tidak mengenai, tembus pandang. “Siapa kau? Ada apa denganmu?” Sosok itu tidak menjawab, lalu dia mendekati Aryan. Saat itu juga Aryan seperti orang kesakitan. “Aaarrkkhhh!” Mata Aryan merah seperti darah. Kamarnya yang terang berubah menjadi gelap. Aryan pun seperti sedang di luar bukan berada di kamarnya. Dia melihat keliling yang sedang berada di sana. ‘Aku di mana?’ batinnya.Dia mencoba menyelusuri jalan yang berada di dekatnya. Tampak manusia sedang di ikat dan di siksa. Seorang wanita paruh baya. “Siapa kau?” tanyanya dengan lembut.Tubuhnya yang memar dan biru, banyak bekas luka cambukkan. Akhirnya Aryan mencoba melepaskannya, tampak raut wajahnya yang menyedihkan membuat Aryan iba. “Siapa kau sebenarnya? Kenapa berada di sini?* Aryan bertanya sambil melihat sekitar. Dia mencoba mencari jika ada seseorang di sana. Namun, tak ada satu manusia yang tampak. “Ba-bantu ak

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 82

    Revan, merasa di tipu oleh seseorang. Darah yang keluar dari lehernya membuat dia tidak bisa menahan rasa sakitnya. Cruutt!! Sebuah tusukan kembali ke tubuh Revan, perutnya koyak seperti sapi yang ingin di babat. “B-brengsek k-kauu!” Matanya mendelik, akhirnya dia terjatuh dan tak berdaya.Bruugkkhh!!Laila mulai menampakkan wujudnya, dia tersenyum licik. Merasa dia berhasil mengalahkannya.Namun, tiba-tiba justru dia di serang seekor ular raksasa yang melintas bagaikan kilat. Bruugkkhh!!Kembali Laila terjatuh, dia melihat ular tersebut hendak melahapnya. Laila mencoba melihatnya tapi mulut ular itu menelannya. Tak lama kemudian ular itu teriak, seperti kesakitan. Aarggkhh ...Arrggkkhh ...Suara itu bergema, di udara siapa pun yang mendengar akan terasa kesakitan.Ular itu menggelepar dan akhirnya mati.Seorang gadis keluar dari dalam tubuh ular i

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status