“Siapa kau?” Panji bingung dengan gerakan Aryan, ternyata dia punya kekuatan di atas rata-rata. Aryan mendengar pertanyaan Panji hanya menggeleng -geleng. Dia melanjutkan kembali perjalanannya. Di susul oleh Panji, “Hei, anak muda! Jawab pertanyaan aku!” teriaknya. Mereka meneruskan perjalanan tanpa ada sepatah kata pun. Di tengah-tengah perjalanan ada seorang wanita mendatanginya. Memakai topi caping seperti orang hendak ke sawah. Wajahnya tak tampak, tertutup oleh rambutnya yang panjang. “Berhenti Kisanak,” ucapnya pelan. “Hem, siapa kau?” tanya Panji. “Kau tidak bisa lewat sini,” kata wanita itu. “Lalu kenapa?” tanya Aryan.“Ini kawasan kami, para penghuni alam gaib, kalian tidak di bolehkan menginjak tempat ini!” serunya. Entah kenapa Aryan bingung dengan ucapan wanita itu, seperti ada yang memerintahkannya. Namun, dia mencoba mengikuti apa yang akan di katakan selanjutnya. “Lalu jika kami tak boleh ke sana, jalan lain mana lagi yang bisa kami tempuh?” tanya
Aryan bertanya lagi pada dirinya, kenapa bisa melihat kejadian yang belum dia lihat dulunya. Dia yakin saat ini sedang di bawa ke masa lalu. Dia menunggu apa yang di lakukan oleh Sudiro dengan wanita tua itu. Setelah mendekat, Sudiro memeluknya. Aryan bingung, ‘ada hubungan apa mereka?’“Mira, maafkan aku tak menghiraukanmu,” ucap Sudiro.“Tidak masalah, kita akan menunggu cucu kita hadir.” ujar wanita yang bernama Mira. Mereka saling berpelukan, lalu meninggal tempat tersebut. Aryan memperhatikan kelilingnya, dia mencoba cek ruangan tersebut. Ada sebuah kaca besar yang tertutup, dia coba mendekatinya. “Aneh, apa yang mereka rencanakan?” Aryan bertanya pada dirinya.Tiba-tiba lampu di ruangan tersebut hidup, Aryan melihat benda yang berada di dalam sejenis aquarium. Sungguh sangat kaget begitu melihatnya, benda itu sejenis janin yang baru berkembang. “Gila! Apa yang mereka lakukan,” ucapnya. Aryan bingung, dia menduga Sudiro juga melakukan riset tanpa sebuah pengetahuan. Ary
Mendengar penjelasan dari Jin tersebut, Sudiro kesal. Dia merasa kesal, lalu dia mengatakan pada istrinya. “Benarkah akan seperti itu?” tanya Sudiro. “Sudahlah, kamu pikirkan ucapan itu.” Jawab Mira. Mereka akhirnya hanya bisa menunggu apa yang akan terjadi. Sudiro kembali ke ruangannya, sementara istrinya entah ke mana tiba-tiba menghilang. Aryan yang sejak tadi pun tak melihat pergi ke mana Mira. Kini Aryan harus memperhatikan Sudiro. Dia memasuki ruangannya, Aryan hanya bisa melihat tidak menyentuh. “Andaikan aku bisa mencegahnya.” Desis Aryan.“Sepertinya kita di arahkan ke sini untuk melihat kejadian masa lalu.” Ucap Panji. Aryan hanya mengangguk, karena terlalu lama dia akhirnya harus pergi meninggalkan tempat itu. Panji masih terus mengikutinya, sampai di luar gedung. Dalam pikirannya dia harus bisa mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi. Aryan merasa sudah membuang waktunya, dia teringat Ari sedang sakit. Laila dan Dewi kemuning pergi, jadi kali ini dia harus
“Pedang Naga Hitam (Ibra),”Nenek itu tercengang saat melihat tubuh Aryan yang terbuka, dia melihat gambar naga itu bergerak. “Kau Aryan?” tanya nenek itu. “Hem, kau kenal denganku?” tanya Aryan lagi.Aryan terdiam, begitu nenek itu bertanya namanya. Dia bingung kenapa nenek tersebut namanya. Masih dalam pikirannya masing-masing, Aryan berdiri di hadapan nenek tersebut. “Jika kau tahu namaku, lalu kau siapa? Apa hubungannya dengan kau meminta Pedangku?” “Ha-ha-ha, kau tanya hubungannya apa? Karena kau penerus dari padepokan Naga Hitam.” Aryan terdiam, tidak menghiraukan ucapan nenek tersebut. Dia berpikir untuk meninggalkannya. Baru saja dia melangkah, nenek itu melesat dan melompat di hadapannya. Wushhh!“Kenapa kau pergi?” tanya nenek tersebut. “Buat apa aku di sini? Jika kau hanya menanyakan Pedang yang bersamaku?” ucap Aryan. Tanpa basa-basi Aryan meninggalkannya, tidak ada bekas sedikit pun. Namun, nenek itu tidak menerima perilakunya. Dia menendang Aryan dari bela
“Aryan!!!”Suara Panji yang tergantung memanggilnya, dia langsung melihat sumber suaranya. Aryan sampai harus menghela nafas panjang, dia pernah menghancurkan benda tersebut, kenapa masih ada di hadapannya. ‘Gila, apa yang aku lihat ini, benar adanya?’ batin Aryan. Dia coba melompat ke sebuah pohon untuk melepaskan Panji yang sudah tergantung lama. “Panji, sebentar aku lepaskan,” ucap Aryan. Namun, bukannya bisa di lepas, justru mengikat semakin kuat. Aryan sempat bingung. Kain itu memanjang lagi seperti ada bagian lainnya. Kali ini dia menyerang Aryan dengan cara melesat seperti angin. Wusshhh!!Wussh!!Beberapa melesat dan melintas di depannya, seperti sedang di permainkan. Aryan mencoba melawannya, kali ini sepertinya tidak mudah. Seett!! Aarrrkkhh!!“Aryan!!” Panji teriak memanggilnya. “Akh, sialan.” desis Aryan. Saat ini Aryan terjerat, kain itu mendapatkan satu kakinya, sedangkan yang satu lagi masih bebas. Dia mencari cara untuk melepaskannya, musuhnya kali ini
Panji bergegas mengejar Aryan, yang akan di serang oleh raksasa itu. Namun, saat itu juga justru Panji yang terkena pukulan dahsyat darinya. “Panji!!” Teriak Aryan. Rasa tak percaya, akhirnya Panji pun terluka. Aryan mendekatinya, dia mendengarkan perkataan Panji yang sedikit parau. “Ar-Aryan, sebenarnya semua itu bisa di musnahkan. Tapi hanya lewat dunia nyata, semua ada di padepokanmu, di ... da-laam, t-tanàh ka-marr, Su-di-ro.” Ucap Panji terakhir.Aryan tampak sedih, melihat Panji tak terselamatkan. Setelah itu jasadnya menghilang seperti debu di tiup angin. Sedangkan raksasa itu tertawa melihat Aryan terpuruk. “Ha-ha-ha, bagaimana rasanya?”“Diam kau! Aku tahu kau Dika!!”“Oh, kau tahu rupanya!”“Mati saja kau Dika! Pergi kau ke dasar neraka! Kau manusia yang di ciptakan oleh Sudiro, tapi bukan berarti kau adalah saudaraku!!”“Aku pun tak sudi menjadi saudaramu! Sudiro pilih kasih atas semua ilmunya!”Aryan terdiam begitu mendengar ucapan raksasa itu yang tak lain a
Badai pasir itu bergulung mendatanginya, seperti pasukan dari kerajaan. Entah dari mana datangnya, tiba-tiba menyerang Zian dan Aryan. Sementara makhluk dari tanah saja belum bisa mereka lumpuhkan. “Bagaimana ini kak?” tanya Zian. “Kita harus segera pergi dari sini! “ Aryan melompat. Dia berjalan di atas badai pasir itu, sambil mencari celah untuk menghindarinya. Begitu juga dengan Zian, tak lama mereka melihat sebuah tempat yang sangat aneh. Seperti klenteng, Aryan dan Zian berhenti di sana. Badai pasir itu melewatinya. Sepertinya badai itu sangat membantunya. “Hem, aku rasa badai itu membantu kita menjauh dari mayat hidup tadi.” Ucap Aryan. Zian hanya mengangguk-angguk, dia tidak membalas perkataannya. Di depan klenteng mereka berdiri, Aryan bingung, kenapa bisa ada sebuah bangunan mewah di sini. “Kak, ayo kita masuk! Malah bengong,” ajak Zian.“Oh, iya baiklah.”Mereka mencoba masuk ke dalamnya, tampak sebagian pria seperti biksu yang berada di kuil. Aryan memperhat
Pukulan tanpa bayangan itu membuat dia merasa tertekan dan panik. Aryan saat melihat wajah lawannya, dia mulai tersenyum. ‘Ternyata dia tidak bisa mengimbangi pukulanku,’ batin Aryan. Orang itu mengeluarkan sebuah kapak yang telah dia sembunyikan di pinggangnya. Aryan seketika juga mengeluarkan pedangnya. Terjadilah adu senjata di antara mereka. Tringg! Tranng! “Siapa kau? Kenapa menyerangku?“ tanya Aryan. “Kau akan mengerti nanti kalau lengah.” Jawabnya. Dia masih saja menyerang Aryan, walaupun bingung tapi dia harus menghadapinya. Kali ini dia mencoba mengelak beberapa pukulan. Semakin banyak mengelak, Aryan di anggap pengecut oleh lawannya. “Biksu, kenapa aku harus menghadapi ini?“ tanya Aryan dengan mendekatinya. Sementara biksu itu hanya tersenyum, tak membalas sepatah kata pun. Mau tidak mau Aryan harus terus mengelak, takut kalau pria tersebut terluka jika dia mencoba melawannya. kapaknya berubah wujud menjadi seekor rubah, Aryan bingung. Dia jadi sempat ber
Laila segera menolong Alfred yang terkena pukulan. Namun, anehnya tidak terjadi apa-apa justru sebaliknya. Lawan Alfred terhempas Laila yang melihatnya kebingungan. ‘Ada apa dengan Alfred? Siapa sebenarnya dia?’ hati Laila berkata-kata. “Alfred! Ternyata kau masih seperti yang dulu!” Ucap orang itu.“Aku akan seperti yang dulu, asal kau tahu tidak ada gunanya kau mengancamku!!” serunya. Laila terdiam, dia hanya bisa menunggu apa yang akan di lakukan mereka dan ayah angkatnya. Ternyata mereka mempunyai hubungan rekan kerja yang agak rumit. Saat pikiran Laila mencari kebenaran tiba-tiba dia terkena sebuah pukulan dari lawan, hingga dia sendiri terkena dampaknya. Buugkkhh!!“Akkhhh!!” “Laila ...” panggil Alfred.Para pengawal Alfred mendekati lawannya, lalu membantu Laila yang terjatuh. Kemarahan Alfred semakin memuncak saat melihat Laila terluka.Alfred mendekati mereka lalu memberikan sebuah pukulan angin dan berseru, “kurang ajar kalian!!!” Booommm!!Semua seketika
Aryan sampai tidak bisa berkata-kata lagi, dibalik kasih sayangnya ternyata Alfred adalah seorang psikopat. Setelah perubahan itu Alfred menelan gadis itu, dia di lahap secara tidak manusiawi. Ggrrkhhh!!Arrrgghhh!!Semua manusia yang menemaninya hanya tersenyum, sementara Aryan ingin muntah. ‘Bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan?’ batin Aryan.Aryan masih kebingungan apa yang harus dia lakukan nanti, apa harus pura-pura tidak tahu. Agar bisa menyelidikinya apa sebenarnya yang terjadi, dan mengetahui siapa dia sebenarnya. Mungkin harus seperti itu, padahal dia keluar dari desa di mana kakeknya tinggal dulu untuk meninggalkan hal tentang mistis. Namun, justru ini sebaliknya.Bugkkhh!!Aryan terjatuh dari tempat dia mengintip Alfred, dengan segera anak buahnya mencari sumber suara tersebut. “Siapa itu!!” seru mereka. Lalu mereka berbondong-bondong mendekati tempat persembunyian Aryan. Dengan segera Aryan bangun lalu meninggalkan tempat itu. “Hampir saja,” Aryan bernafas
“Aryan!?” Mata Alfred terbelalak saat melihat kekuatan Aryan, dia tidak menyangka kalau ternyata Aryan punya ilmu bela diri yang bagus. Ada terbersit di otaknya, agar dia bisa terus menyayangi Aryan. ‘Sepertinya aku bisa berlindung dan memberi kepercayaan kepada Aryan’ batin Alfred saat itu.“Kalian jangan berani mendekati ayahku! Bayar saja utangmu tuan!!” Seru Aryan.Klien Alfred seketika memberikan uang senilai 1,3 Milyar di dalam sebuah koper. Aryan mengambil uang tersebut dan memberi salam pada mereka.“Jika kalian masih ingin berbisnis segera hubungi kami!” Aryan meninggalkan klien ayahnya, lalu dia mengajak Alfred untuk kembali. Para pengawal kagum akan kehebatannya. “Terima kasih Aryan, ternyata ayah tidak sia-sia membawamu.” Ujar Alfred. Aryan hanya mengangguk dia hanya ingin melihat siapa sebenarnya Alfred itu. Apa dia mengembangkan bisnisnya dengan baik atau dengan kejahatan. Mereka pun kembali pulang, kali ini Aryan di bawa ke sebuah tempat. Tampak tempat itu
Semua mata memandang asal suara tersebut, mereka terkejut kedatangan seseorang yang juga diseganinya. “Betran! Buat apa kamu ke sini?” tanya Alfred. “Aku akan memberi tahu siapa kau!” ucapnya. Namun, sebelum Betran kembali bercerita, semua pengawal Alfred mengusirnya. Aryan yang tidak mengetahui kejadian itu hanya bisa diam. Sementara Laila demikian, dia juga menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. “Ada apa itu tuan?” tanya Aryan. “jangan panggil tuan, tapi Ayah.” jawab Alfred. Aryan hanya mengangguk kembali, saat itu dia melihat Laila yang berdiri sendiri. Akhirnya dia memanggil Laila.“Kesini nak!” panggil Alfred. Laila mendekatinya, tepat di hadapan Alfred. “kamu cantik sekali, siapa namamu nak?”Laila tersenyum, lalu menjawab, “Laila.” “Hem, nama yang bagus sekali.” Laila di gandeng ole3h Alfred, sedangkan pengawalnya dia perintahkan untuk memanggil pelayan wanita. “Kamu panggil Nani untuk membantu Laila membersihkan dirinya. Lalu siapkan kamar untuknya!” per
Aryan teriak melihat Laila tidak berdaya, akhirnya dia juga berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan cengkeraman makhluk itu. Beberapa detik Aryan terdiam, akhirnya dengan kekuatannya, suasana berubah mencekam, langit menjadi gelap. Aryan pun berubah menjadi besar bak raksasa, dengan bola matanya berubah menjadi biru. Tentakel tersebut hancur berkeping-keping. Sementara Laila yang terlempar segera Aryan tangkap. Dhuaarrr!!Tentakel berserakan di tanah, tampak ada yang masih bergerak-gerak. Seperti ekor cecak yang terlepas. Aryan melihat itu seperti jijik, “Oeeaakk!!” Jasad Ari pun hancur seketika namun, tiba-tiba ruh Ari mendekati Aryan sambil tersenyum.Dia mengatakan sesuatu, “terima kasih Aryan, sekarang lebih baik kau pergi jauh bawa Laila, tinggalkan semua tentang dunia persilatan!”Aryan bingung dan masih memikirkan ucapan Ari, “bagaimana dengan kutukan kain kafan itu?”“Sudahlah, nanti kau akan tahu bagaimana mengatasinya.” seketika itu juga Ari menghilang, Akhirnya A
“Jangan takut Aryan,” Pria mungil tersebut memberikan sebuah dorongan kepada Aryan yang tampak sudah waspada. “Hem, siapa kalian?” Pria yang tampak sedingin salju itu mendekati Aryan, lalu memintanya agar untuk tenang. Ketika tangannya menyentuh bahunya, Aryan merasakan dingin yang sangat amat. Menjalar ke tubuhnya hingga ke dasar kepalanya. Aryan tak percaya, karena tubuhnya seperti menerima sesuatu, “apa yang kau lakukan?”“Aku memberikan sebuah kekuatan untukmu,” ujarnya.“Oh, kenapa kau berikan padaku?”“Sebuah amanat,”Dia pun menghilang dan meninggalkan tempat tersebut. Aryan hanya bisa diam memperhatikan dia pergi. Dari kejauhan Laila berlari mendekatinya, dia mengajak Aryan untuk meninggalkan tempat tersebut. “Ayo Aryan, kita harus segera pergi dari sini!”Aryan yang masih tampak bingung namun, tetap menurutinya. Laila tak menjelaskan sedikit pun mereka menjauh dari tempat tersebut, tapi apa yang terjadi di luar expetasinya. Mereka justru menunggu di tempat yan
Pusaran salju yang membuat Laila menjadi beku, Aryan merasa bersalah. Jika jurus itu tidak dikeluarkan olehnya maka tak akan terjadi pada Laila. “Laila maafkan aku ya,” ucap Aryan sambil berbisik di telinganya. Air mata Aryan tak terasa menetes dan jatuh di wajah Laila, dia pun membuka matanya dan berkata, “oh, sudahlah Aryan,” Aryan menyeka air matanya, hingga tak terlihat kembali kesedihannya di depan Laila. Dia berusaha menyembuhkannya dengan kekuatan penuh. Saat Aryan sedang konsentrasi, seseorang melihatnya dari kejauhan. Dia menyampaikan sesuatu sedikit berbisik, “Aryan, semoga kamu bisa mengatasinya.” Seketika Laila terbatuk-batuk, dia mengeluarkan darah dari mulutnya, lalu dia melirik Aryan. Tampak dari wajahnya sangat lelah. “Aryan ...” sapa Laila. Aryan tersenyum namun, tiba-tiba dia terjatuh membuat Laila kebingungan. Sebab baru kali ini dia terlihat lelah. Seseorang yang mengintip merasa sedih saat melihatnya. Dia menggerutu, “bagaimana cara aku menolongny
Aryan yang melihat Zian terikat oleh iblis itu merasa tak percaya, kenapa dia bisa mengalahkannya. Aryan berusaha mengeluarkan naga hitamnya. Laila yang khawatir pun berusaha melepaskan cengkeraman iblis itu. Dengan usaha yang maksimal Aryan akhirnya bisa mengeluarkan naga hitam dari tubuhnya.Ggrrkkhh!!Laila terharu saat itu, sebab tidak semudah itu naga hitam bisa keluar dari tubuhnya. “Aryan cepat!!” Seru Laila. Aryan melompat ke atas kepala naga hitam, dengan memegang pedangnya. Iblis itu tampak marah, dia merasa terpojok. Perlawanan berlangsung di udara, hingga langit berubah warna menjadi jingga. Aaaarrggkkhhh!!!Suara naga itu menggelegar di udara, membuat telinga menjadi sangat sakit mendengarnya. Zian yang masih di genggam oleh iblis itu, seketika terlepas karena dia terkena sisi pedang. Settt!!“Aarrgkkh, Aryan!!” Iblis itu tak terima saat tangannya terluka, kali ini naga hitam mengeluarkan apinya.Dia menyemburkan api ke tubuh iblis tersebut. Akhirnya ibl
Aakkhhh!! ‘Sialan tuh pohon, aku terjerat lagi di sini,’ batin Aryan “Makanya jangan ceroboh!” Ujar Laila. Aryan hanya melihat dengan emosi Laila yang sedikit meremehkan dia. “Lah aku ceroboh, lantas kamu?” Tanya Aryan. “Sampai kapan kita di sini?” Aryan diam saat mendengar perkataan Laila. Dia tidak peduli mau bicara seperti apa Laila, yang dia pikirkan saat ini bagaimana cara melepaskan ikatan akar pohon. Aryan mencoba memejamkan matanya untuk fokus memanggil Zian. Namun, baru saja dia mencobanya, iblis itu mengganggu konsentrasinya. “Ha-ha-ha, bagaimana kamu bisa. Manusia aneh!” ujar iblis itu. “Sialan, memangnya siapa yang aneh?” tanya Laila. “Kalian!” Aryan dan Laila saling melihat, mereka bertanya-tanya dalam hatinya. Maksudnya apa dengan perkataan iblis itu. Aryan kembali berusaha memecahkan dirinya. Sedikit makan waktu tapi dia berhasil melakukannya. Iblis yang melihatnya terlihat sangat marah, wajahnya berubah memerah, menyala seperti api. “Ha-ha-