Share

Bab 46

Author: Delly Asmal
last update Last Updated: 2025-03-01 23:45:19

Rasa tak percaya, saat ular tiba-tiba dibantai seseorang yang tak di kenal. Ari yang sejak tadi geram dan emosi karena satu hari ini sungguh menyebalkan.

“Sudahlah, kita coba cari tahu saja besok!” seru Aryan.

Ari menyimpan rasa kecewa yang begitu dalam, karena tidak menemukan siapa sosok itu. Demi kenyamanan bersama, Ari terpaksa tidak menampakkan rasa kecewanya.

“Baiklah, kita istirahat.” Ucap Aryan.

“Hem,” Ari terdiam.

Mereka masuk ke dalam kamar masing-masing, sebenarnya malam sebentar lagi akan berganti. Tapi setidaknya Ari istirahat sebentar menurutnya.

‘Hari ini sangat menyebalkan, aku harus berhadapan dengan makhluk astral,’ batinnya berkata.

Tak lama Ari pun tertidur, tak terasa matahari menyinari jendela kamarnya. Sorotnya yang tajam, membuat mata Ari harus terbuka.

Tok, tok, tok!

Ari terjaga saat mendengar suara ketuk pintu kamarnya.

“Akh, baru juga tidur. Siapa sih?” tanya Ari.

“Saya guru!” seru seseorang dari luar.

Saat di buka, Ari justru mendapatkan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 47

    Aryan mengeluarkan jurus yang seharusnya tidak di sembarangan tempat untuk di gunakan. “Aaakkghh!” teriak raksasa tersebut. Dia masih di lilit dengan Naga Hitam, wajahnya mulai memerah karena kesakitan. Di tambah Aryan yang ingin mengambil kekuatannya agar kembali ke sedia kala. “Lepaskan aku!!” masih teriak sambil meronta-ronta suaranya yang menggelegar. Aryan terus berusaha melumpuhkan raksasa tersebut. Namun, dari kejauhan ada seseorang berkelebat mendatangi Ari yang tengah lengah. Seseorang itu menusuk Ari dengan sebuah pedang di tangannya beberapa kali. Cus, cus, blep!Suara tusukan ke dada dan perut Ari, sehingga Ari melotot menahan sakit yang tak tertahankan. Darahnya bercucuran ke baju yang di gunakan. “Ariiii!!” teriak Aryan. Serta Merta Naga Hitam menghentikan lilitannya, sehingga raksasa itu terlepas darinya. Aryan yang mengejar temannya saat terluka bingung. Wusshh! Aryan menangkap Ari yang terjatuh, sementara raksasa itu pun menghilang bersama seseorang y

    Last Updated : 2025-03-02
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 48

    “Siapa kau?” Panji bingung dengan gerakan Aryan, ternyata dia punya kekuatan di atas rata-rata. Aryan mendengar pertanyaan Panji hanya menggeleng -geleng. Dia melanjutkan kembali perjalanannya. Di susul oleh Panji, “Hei, anak muda! Jawab pertanyaan aku!” teriaknya. Mereka meneruskan perjalanan tanpa ada sepatah kata pun. Di tengah-tengah perjalanan ada seorang wanita mendatanginya. Memakai topi caping seperti orang hendak ke sawah. Wajahnya tak tampak, tertutup oleh rambutnya yang panjang. “Berhenti Kisanak,” ucapnya pelan. “Hem, siapa kau?” tanya Panji. “Kau tidak bisa lewat sini,” kata wanita itu. “Lalu kenapa?” tanya Aryan.“Ini kawasan kami, para penghuni alam gaib, kalian tidak di bolehkan menginjak tempat ini!” serunya. Entah kenapa Aryan bingung dengan ucapan wanita itu, seperti ada yang memerintahkannya. Namun, dia mencoba mengikuti apa yang akan di katakan selanjutnya. “Lalu jika kami tak boleh ke sana, jalan lain mana lagi yang bisa kami tempuh?” tanya

    Last Updated : 2025-03-05
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 49

    Aryan bertanya lagi pada dirinya, kenapa bisa melihat kejadian yang belum dia lihat dulunya. Dia yakin saat ini sedang di bawa ke masa lalu. Dia menunggu apa yang di lakukan oleh Sudiro dengan wanita tua itu. Setelah mendekat, Sudiro memeluknya. Aryan bingung, ‘ada hubungan apa mereka?’“Mira, maafkan aku tak menghiraukanmu,” ucap Sudiro.“Tidak masalah, kita akan menunggu cucu kita hadir.” ujar wanita yang bernama Mira. Mereka saling berpelukan, lalu meninggal tempat tersebut. Aryan memperhatikan kelilingnya, dia mencoba cek ruangan tersebut. Ada sebuah kaca besar yang tertutup, dia coba mendekatinya. “Aneh, apa yang mereka rencanakan?” Aryan bertanya pada dirinya.Tiba-tiba lampu di ruangan tersebut hidup, Aryan melihat benda yang berada di dalam sejenis aquarium. Sungguh sangat kaget begitu melihatnya, benda itu sejenis janin yang baru berkembang. “Gila! Apa yang mereka lakukan,” ucapnya. Aryan bingung, dia menduga Sudiro juga melakukan riset tanpa sebuah pengetahuan. Ary

    Last Updated : 2025-03-06
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 50

    Mendengar penjelasan dari Jin tersebut, Sudiro kesal. Dia merasa kesal, lalu dia mengatakan pada istrinya. “Benarkah akan seperti itu?” tanya Sudiro. “Sudahlah, kamu pikirkan ucapan itu.” Jawab Mira. Mereka akhirnya hanya bisa menunggu apa yang akan terjadi. Sudiro kembali ke ruangannya, sementara istrinya entah ke mana tiba-tiba menghilang. Aryan yang sejak tadi pun tak melihat pergi ke mana Mira. Kini Aryan harus memperhatikan Sudiro. Dia memasuki ruangannya, Aryan hanya bisa melihat tidak menyentuh. “Andaikan aku bisa mencegahnya.” Desis Aryan.“Sepertinya kita di arahkan ke sini untuk melihat kejadian masa lalu.” Ucap Panji. Aryan hanya mengangguk, karena terlalu lama dia akhirnya harus pergi meninggalkan tempat itu. Panji masih terus mengikutinya, sampai di luar gedung. Dalam pikirannya dia harus bisa mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi. Aryan merasa sudah membuang waktunya, dia teringat Ari sedang sakit. Laila dan Dewi kemuning pergi, jadi kali ini dia harus

    Last Updated : 2025-03-07
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 51

    “Pedang Naga Hitam (Ibra),”Nenek itu tercengang saat melihat tubuh Aryan yang terbuka, dia melihat gambar naga itu bergerak. “Kau Aryan?” tanya nenek itu. “Hem, kau kenal denganku?” tanya Aryan lagi.Aryan terdiam, begitu nenek itu bertanya namanya. Dia bingung kenapa nenek tersebut namanya. Masih dalam pikirannya masing-masing, Aryan berdiri di hadapan nenek tersebut. “Jika kau tahu namaku, lalu kau siapa? Apa hubungannya dengan kau meminta Pedangku?” “Ha-ha-ha, kau tanya hubungannya apa? Karena kau penerus dari padepokan Naga Hitam.” Aryan terdiam, tidak menghiraukan ucapan nenek tersebut. Dia berpikir untuk meninggalkannya. Baru saja dia melangkah, nenek itu melesat dan melompat di hadapannya. Wushhh!“Kenapa kau pergi?” tanya nenek tersebut. “Buat apa aku di sini? Jika kau hanya menanyakan Pedang yang bersamaku?” ucap Aryan. Tanpa basa-basi Aryan meninggalkannya, tidak ada bekas sedikit pun. Namun, nenek itu tidak menerima perilakunya. Dia menendang Aryan dari bela

    Last Updated : 2025-03-08
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 52

    “Aryan!!!”Suara Panji yang tergantung memanggilnya, dia langsung melihat sumber suaranya. Aryan sampai harus menghela nafas panjang, dia pernah menghancurkan benda tersebut, kenapa masih ada di hadapannya. ‘Gila, apa yang aku lihat ini, benar adanya?’ batin Aryan. Dia coba melompat ke sebuah pohon untuk melepaskan Panji yang sudah tergantung lama. “Panji, sebentar aku lepaskan,” ucap Aryan. Namun, bukannya bisa di lepas, justru mengikat semakin kuat. Aryan sempat bingung. Kain itu memanjang lagi seperti ada bagian lainnya. Kali ini dia menyerang Aryan dengan cara melesat seperti angin. Wusshhh!!Wussh!!Beberapa melesat dan melintas di depannya, seperti sedang di permainkan. Aryan mencoba melawannya, kali ini sepertinya tidak mudah. Seett!! Aarrrkkhh!!“Aryan!!” Panji teriak memanggilnya. “Akh, sialan.” desis Aryan. Saat ini Aryan terjerat, kain itu mendapatkan satu kakinya, sedangkan yang satu lagi masih bebas. Dia mencari cara untuk melepaskannya, musuhnya kali ini

    Last Updated : 2025-03-09
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 53

    Panji bergegas mengejar Aryan, yang akan di serang oleh raksasa itu. Namun, saat itu juga justru Panji yang terkena pukulan dahsyat darinya. “Panji!!” Teriak Aryan. Rasa tak percaya, akhirnya Panji pun terluka. Aryan mendekatinya, dia mendengarkan perkataan Panji yang sedikit parau. “Ar-Aryan, sebenarnya semua itu bisa di musnahkan. Tapi hanya lewat dunia nyata, semua ada di padepokanmu, di ... da-laam, t-tanàh ka-marr, Su-di-ro.” Ucap Panji terakhir.Aryan tampak sedih, melihat Panji tak terselamatkan. Setelah itu jasadnya menghilang seperti debu di tiup angin. Sedangkan raksasa itu tertawa melihat Aryan terpuruk. “Ha-ha-ha, bagaimana rasanya?”“Diam kau! Aku tahu kau Dika!!”“Oh, kau tahu rupanya!”“Mati saja kau Dika! Pergi kau ke dasar neraka! Kau manusia yang di ciptakan oleh Sudiro, tapi bukan berarti kau adalah saudaraku!!”“Aku pun tak sudi menjadi saudaramu! Sudiro pilih kasih atas semua ilmunya!”Aryan terdiam begitu mendengar ucapan raksasa itu yang tak lain a

    Last Updated : 2025-03-11
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 54

    Badai pasir itu bergulung mendatanginya, seperti pasukan dari kerajaan. Entah dari mana datangnya, tiba-tiba menyerang Zian dan Aryan. Sementara makhluk dari tanah saja belum bisa mereka lumpuhkan. “Bagaimana ini kak?” tanya Zian. “Kita harus segera pergi dari sini! “ Aryan melompat. Dia berjalan di atas badai pasir itu, sambil mencari celah untuk menghindarinya. Begitu juga dengan Zian, tak lama mereka melihat sebuah tempat yang sangat aneh. Seperti klenteng, Aryan dan Zian berhenti di sana. Badai pasir itu melewatinya. Sepertinya badai itu sangat membantunya. “Hem, aku rasa badai itu membantu kita menjauh dari mayat hidup tadi.” Ucap Aryan. Zian hanya mengangguk-angguk, dia tidak membalas perkataannya. Di depan klenteng mereka berdiri, Aryan bingung, kenapa bisa ada sebuah bangunan mewah di sini. “Kak, ayo kita masuk! Malah bengong,” ajak Zian.“Oh, iya baiklah.”Mereka mencoba masuk ke dalamnya, tampak sebagian pria seperti biksu yang berada di kuil. Aryan memperhat

    Last Updated : 2025-03-12

Latest chapter

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 90

    Tampak sesuatu yang dia dapatkan, Aryan mencoba mengambilnya. Sebuah bungkusan yang di bungkus oleh kain berwarna hitam. Dia coba mengambilnya, tapi baru saja dia menyentuhnya sebuah serangan mengenainya. Breeeett!!“Akhhh ...!!” Aryan teriak kaget saat ini, bingung kenapa seperti ada makhluk yang tinggal di dalam bungkusan tersebut. Begitu dia duduk lalu, berdiri sosok tubuh yang besar dan tinggi. ‘Selalu sosok seperti ini yang aku dapatkan’ ujar Aryan dalam hatinya. Dia mengingat sesuatu bahwa musuh utamanya adalah Jin Marid. Itu adalah pengikut Sudiro, Aryan paham, kalau dia sedang dipermainkan dengan makhluk gaib. “Keluar kau iblis!!” seru Aryan. “Ha-ha-ha, ternyata semakin lama kamu semakin pintar ya.” Ucapnya.Aryan mencoba melihat dengan jelas, karena sosok itu tertutup oleh cahaya yang ada di kamar. Plaak! Buugk!!Pintu jendela dan kamar tertutup kembali oleh kekuatan Jin tersebut. Aryan pun terkunci di dalamnya. Melihat hal tersebut membuat Aryan, bergeming. Dia m

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 89

    Mereka akhirnya masuk ke padepokan, Aryan mengikutinya dari belakang. Laila pun berlari mencari tempat persembunyian. Sebuah badai pasir datang menerjang, mereka berlari secepat kilat. Namun, badai itu tidak bisa di hentikan. Aryan pun membuat perlindungan kepada mereka, dia mencoba melindungi dengan sebuah jurusnya. “Cepat kalian masuk ke gelembung itu!!” seru Aryan.Semua pun ikut berlari segera berlindung, saat badai itu selesai tampaklah wujud asli dari badai tadi. Seekor ular derik raksasa, membuat mereka semakin takut menghadapinya. Karena ular ini memiliki bisa lewat ekornya. “Bagaimana ini Aryan? Aku belum pernah menghadapinya,” tanya Laila.“Kamu tenang saja, kita cari cara menghabisinya.” Jawab Aryan. Aryan pun memperhatikan gerak –geriknya ular tersebut, dia mencoba melindungi mereka. Dengan keluar dari gelembung tersebut, dia melompat ke udara. Ular itu mengejar Aryan, dengan sengaja Aryan menjauh dari tempat tersebut, dia baru ingat ular itu takut dengan api.S

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 88

    Berhenti!!Aryan melihat siapa yang menghadangnya, orang yang dia kenal. Rasa tak percaya karena di hadapannya sahabatnya sendiri. Kematiannya di saksikan oleh kedua matanya. Hari ini tampak segar bugar namun, dia ingat kalau sewaktu-waktu itu akan terjadi. Dunia yang sedang dia hadapi adalah dua alam. Alam gaib dan alam nyata, mau tidak percaya itu yang sedang di hadapinya. “Ari,” nafas yang di tahan oleh Laila.Tatapan tajam Ari tak mampu untuk dilawan oleh Laila, akhirnya dia menunduk. Sedangkan Aryan berusaha mendekatinya, “kau Ari? Atau iblis yang menyamar?“ “Ha-ha-ha-ha ... Aryan dengar ya. Dunia ini bisa saja aku ubah. Kau tak percaya ini aku?“ Ari bertanya. “Dari caramu bicara sudah cukup atas jawaban aku.”Aryan mundur dan bersiap untuk menghadapi serangan yang tiba-tiba akan mendarat. Benar saja saat itu rombongan anak padepokan keluar entah dari mana, padahal tadi tampak sepi dan lengang.“Serangg!!” Semua menyerang Laila, Aryan dan anak buahnya. Namun, anehnya anak p

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 87

    Serangan itu membuat anak buah Aryan kebingungan, lawan yang mereka hadapi adalah makhluk yang tidak harus mereka temui. Grrrkkhhh!Suara yang keluar dari mulut tersebut, makhluk itu tidak sendiri. Ada beberapa yang mendekati mereka dengan melayang. Laila ikut membantunya, perjalanan kali ini amat sulit. “Kalian harus waspada!” seru Aryan. “Baik tuan,” Semua melanjutkan perjuangan mereka, kali Aryan bergegas melumpuhkan mereka. sebab dia tak ada waktu untuk semua ini. Dia ingin menuntaskan semua apa yang telah terjadi. Bukan selesai tapi justru perlawanan di antara mereka semakin panas. Sosok yang mengerikan keluar dari dalam tanah. Seolah-olah mereka terpanggil untuk mengalahkan Aryan. Aryan tertegun begitu melihat mereka sudah bersiap menghabisinya, dengan mata elangnya, dia mencari kelemahan mereka. Makhluk itu berubah menjadi serigala buas yang menerkamnya lalu menerjangnya. Ggrrkkkhh, aaakkhh!!Aryan melawan sekuat tenaganya, dia mengeluarkan pedang, sinar dari pedang

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 86

    Saat Aryan mendekatinya, sesuatu keluar dari peti itu. Sebuah arwah mendekati Aryan sambil tersenyum meminta sesuatu. “Aryan, lepaskan kami. Bantu kami untuk pulang.” Ucapnya sambil menunggu.“Bagaimana caranya kek, sementara aku sudah pernah mencobanya, tapi gagal terus.” Ujar Aryan pasrah. Pak tua itu coba menyentuh Aryan, “ Aryan, coba sekali lagi, kamu temukan jasad kami di sebuah tanah kosong dekat rumah Sudiro.” Aryan berpikir lagi, ‘apa mungkin aku harus kembali ke desa itu?’ tampak keraguan di wajah Aryan. Arwah itu terdiam begitu melihat wajah Aryan berubah saat berpikir. Lalu dia juga memberitahu sesuatu kalau kain kafan itu harus dia pakai, guna menghancurkan semua kutukan. “Aryan cepat lakukan, kami sudah tidak tahan di sini. Kami merasa terpenjara.” “Baiklah kek, akan aku usahakan nanti.” Tak lama arwah itu menghilang, Aryan bersiap-siap untuk kembali ke tempat Sudiro. Dia keluar dari kamar memberitahu anak buahnya dan Laila. Untuk kembali ke desa menyelesaikan

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 85

    Sosok itu menyeramkan bagi orang yang tidak mengenalinya. Dari gerak – geriknya Laila sangat kenal siapa dia. “Aryan!” Aryan hanya tersenyum, lalu dia mencoba melindungi Laila, begitu dia melihat Alfred, dia mengendongnya membawa pergi dari tempat tersebut. Aryan pun mengubah tubuhnya kembali seperti semula. Mereka pergi ke rumah sakit segera membawa Alfred ke ruangan operasi. Mereka masih menjalani hidup semestinya, hanya saja permasalahan ilmu turunan yang membuat Aryan terjebak di dalamnya. Tak lama dokter keluar dari ruangan tersebut menyatakan kalau berhasil menyelamatkan Alfred. “Hufftt, syukurlah. Terima kasih Dokter.” Aryan dan Laila bernafas lega. Dokter meninggalkan mereka, Laila mencoba mendekati Aryan bertanya apa yang terjadi dengan dirinya saat ini. Aryan hanya melihat Laila dalam-dalam, dia merasa itu belum pantas di ceritakan. Laila masih menunggu jawaban atas pertanyaannya. Sementara Aryan tidak menjawabnya. Jika Aryan tidak menjawab itu artinya

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 84

    Aryan sempat melihat Alfred, dia melihat namun, dengan suara geraman. Alfred mencoba menenangkan Aryan agar jangan membunuh pria tersebut. Dia menginginkan jawaban atas semua pertanyaannya.Akan tetapi Aryan tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Alfred. Dia tetap mencengkeram leher orang tersebut. Anehnya Aryan berubah menjadi sosok yang menakutkan. “Aryan, lepaskan jangan sia-sia kan kebaikan yang ada di dirimu. Lawan sisi buruknya!” Teriak Alfred.Mendengar suara Alfred yang sedikit kencang, membuat Laila keluar mencarinya. Laila pun menemukan suara tersebut. “Aryan,” desisnya. Dia mendekati Alfred untuk mencari tahu apa yang di lakukan oleh Aryan. Alfred kaget saat Laila sudah berada di dekatnya. Laila mencoba bertanya, “apa yang di lakukan Aryan, ayah?!” Alfred menoleh, melihat Laila lalu dia memberi tahunya agar Aryan menghentikan semua itu, jangan melakukan kesalahan yang akan dia sesali seumur hidup.Laila mencoba menenangkan Aryan, tapi dia hanya melihat menatap d

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 83

    Aryan mencoba melihatnya dengan mata yang jelas, dia juga mencoba menyentuhnya. Tapi sentuhannya tidak mengenai, tembus pandang. “Siapa kau? Ada apa denganmu?” Sosok itu tidak menjawab, lalu dia mendekati Aryan. Saat itu juga Aryan seperti orang kesakitan. “Aaarrkkhhh!” Mata Aryan merah seperti darah. Kamarnya yang terang berubah menjadi gelap. Aryan pun seperti sedang di luar bukan berada di kamarnya. Dia melihat keliling yang sedang berada di sana. ‘Aku di mana?’ batinnya.Dia mencoba menyelusuri jalan yang berada di dekatnya. Tampak manusia sedang di ikat dan di siksa. Seorang wanita paruh baya. “Siapa kau?” tanyanya dengan lembut.Tubuhnya yang memar dan biru, banyak bekas luka cambukkan. Akhirnya Aryan mencoba melepaskannya, tampak raut wajahnya yang menyedihkan membuat Aryan iba. “Siapa kau sebenarnya? Kenapa berada di sini?* Aryan bertanya sambil melihat sekitar. Dia mencoba mencari jika ada seseorang di sana. Namun, tak ada satu manusia yang tampak. “Ba-bantu ak

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 82

    Revan, merasa di tipu oleh seseorang. Darah yang keluar dari lehernya membuat dia tidak bisa menahan rasa sakitnya. Cruutt!! Sebuah tusukan kembali ke tubuh Revan, perutnya koyak seperti sapi yang ingin di babat. “B-brengsek k-kauu!” Matanya mendelik, akhirnya dia terjatuh dan tak berdaya.Bruugkkhh!!Laila mulai menampakkan wujudnya, dia tersenyum licik. Merasa dia berhasil mengalahkannya.Namun, tiba-tiba justru dia di serang seekor ular raksasa yang melintas bagaikan kilat. Bruugkkhh!!Kembali Laila terjatuh, dia melihat ular tersebut hendak melahapnya. Laila mencoba melihatnya tapi mulut ular itu menelannya. Tak lama kemudian ular itu teriak, seperti kesakitan. Aarggkhh ...Arrggkkhh ...Suara itu bergema, di udara siapa pun yang mendengar akan terasa kesakitan.Ular itu menggelepar dan akhirnya mati.Seorang gadis keluar dari dalam tubuh ular i

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status