Perjalanan melelahkan berjam-jam dalam penerbangan panjang. Amirah dan Bagaskara tak pernah terbang sejauh ini. Untuk pertama kali dalam hidup mereka menuju ke negeri asing menemui orang asing. "Biarkan aku menggendongnya 'Ra, kamu juga sudah lelah kepayahan," pinta Bimantara agar menyerahkan Bagaskara ke pelukannya ketika mereka telah tiba di Perancis. "Ga Mas, makasih," tolak Amirah halus menolak kebaikannya. "Kau juga kerepotan membawa kami sampai ke sini, Bagas belum terbiasa situasi baru seperti sekarang ini." Ditengok sekeliling bandar udara megah Paris - Charles de Gaulle. Papan layar berisi informasi penerbangan padat. Penumpang lalu lalang silih berganti berangkat dan pergi. Sungguh luar biasa pengalaman dirasakan Amirah Lashira antara takut dan takjub. "Duduklah di sana 'Ra, biar aku saja yang menunggu bagasi datang." Bimantara menunjuk ke kursi dekat pengambilan barang. Hatinya riang gembira memandang janda beranak satu akhirnya memenuhi permintaan Tuan Setiawan Nareswa
Memasuki ruang makan Sebastian dikejutkan sesuatu yang luar biasa. Didapati wanita muda sedang mencuci perabotan kotor sesaat ingin mengambil minuman. "Hei, kau siapa, apa asisten rumah tangga yang baru?" Amirah menggeleng terburu-buru menyelesaikan pekerjaan. Sekilas paras tampan pria itu serupa Papa Bisma namun berkulit putih pucat bukan Asia. Tak dihiraukan pertanyaan yang terdengar mengejeknya. "Sebastian!" panggilan nyaring Oma Rania menyambut senang cucu kesayangan datang menengok dirinya. "Tumben kau ke sini, sayang, memang tak bekerja hari ini?" Kecupan ringan di pipi tuan rumah cantik jelita. "Cuma sebentar ada berkas penting perlu ditandatangani Opa Nareswara terus aku balik ke kantor lagi," ujarnya sambil melirik nakal wanita muda menarik perhatian sejak melihat pertama kali. "Oh, Opamu sedang keluar sebentar nanti segera kembali," sahut Nyonya Rania menggandeng Sebastian ke ruang keluarga menjauhi cucunya yang lain. "Oma, itu siapa?"Langkahnya terhenti sejenak menanyak
Opa Nareswara memberi pesan usai makan pagi. Amirah dan Bagaskara diperkenankan keluar mansion untuk berbelanja dan berwisata. "Tunggu saja nanti kalian dijemput, jangan kemana-mana sendirian aku tidak mau buyutku hilang di keramaian!" "Baiklah Opa, kami mengambil mantel hangat fdan memakai sepatu dulu di kamar." Bergegas Amirah dan putranya segera menghilang dari pandangan Nyonya Rania yang masih acuh walaupun sudah beberapa hari tinggal di mansion. Tak ada banyak pembicaraan antara mereka hanya Tuan Nareswara memanjakan cucu dan buyut lebih dari seharusnya. Itulah membuat kebencian istrinya makin menguat. "Pa, biarkan saja Amirah pergi sendiri, kau itu 'kan banyak pekerjaan apalagi proyek baru sedang ditangani dan Sebastian juga ikut sibuk di dalamnya!" protes Nyonya Rania. "Mama gimana 'sih kok tega melepas mereka di kota asing begini, kamu pikir orang Perancis mau meladeni wisatawan yang tak mengerti bahasa yang tidak mereka kuasai?" balas Tuan Setiawan Nareswara. Istrinya la
Esok malamnya Sebastian melancarkan aksi mendekati sepupu Amirah. Dia memiliki banyak waktu dengan janda itu daripada keparat Bimantara."Ra, temani aku keluar sebentar yuk?" desaknya."Mau kemana sudah malam begini aku 'kan harus temani Bagas tidur dulu," kilah Amirah halus."Jalan-jalan saja bertemu kawanku tak lama terus kita pulang," bujuknya merayu. "Ada Opa yang menemani Bagas memasang mainan kereta api kalau sudah mengantuk pasti dibawanya ke kamar."Amirah tetap menggeleng sampai pada akhirnya terdengar Opa Nareswara bersuara."Pergilah 'Ra, kalian 'kan saudara sepupu belum kenal akrab, orang tua dan adik bungsu Sebastian sedang pergi liburan ke Yunani nanti juga bertemu setelah mereka kembali."Andai saja Opa melarang Amirah lebih senang daripada harus berduaan Sebastian. Tapi sayang malah setuju pergi dan mau tak mau dia mengikuti sarannya."Tunggu, aku ganti baju dan ambil mantel dulu.""Ga usah begitu aja sudah cantik kok, di mobil ada selimut dan mantel cadangan lebih han
Malam ini Sebastian sukses memperdayai sepupu sendiri. Berkencan sebentar lalu mereka segera menikah. Jika perlu Amirah hamil karena perbuatannya di malam ini dan seterusnya. Oma dan Opa Nareswara terpaksa merestui atau bakal malu selamanya.Rencana jahat yang sangat sempurna!Digiring Amirah keluar hotel menuju parkiran mobil yang temaram pencahayaan lampu jalan. Nafsu Sebastian menggelegak ke permukaan tidak mampu lagi menahan sampai tujuan."Ayo sayang, kita pulang, sebaiknya cepat berbaring di ranjang biarkan diriku menghangatkan tubuhmu yang kedinginan sampai limbung begini," pancingnya membuka pintu untuknya. "Sorry 'Ra, ini harus aku lakukan demi masa depan kita berdua."Bruk! Pintu ditutup kencang. Sebastian langsung tergesa-gesa memutar ke kursi pengemudi.Tubuh Amirah terhempas ke belakang. Mantel hangatnya terbuka menampakkan blus cantik berleher rendah. Dua gundukan kenyal menggoda sontak pikiran cucu Nareswara melanglang liar kemana-mana. Bukannya dia menutup rapat malah
Terbangun Amirah sendirian di ranjang besar bukan miliknya. Pagi dingin menusuk di kulit yang halus. Oh, di mana aku?! Bola mata berputar ke sekeliling sudut kamar berdesain maskulin dan elegan. Kecemasan dirinya semakin menjadi memandang suasana yang berbeda dari biasa. Kaivan! Jantung Amirah berdegup keras menyebut nama mantan tunangan. Isi pikiran belum pulih sepenuhnya. Dan kepalanya masih berat begitupun tubuhnya kaku. Disibaknya selimut tebal mencari tahu tentang apa dialami pada dirinya semalam . Baru tersadar blusnya berubah kemeja putih Kaivan yang kebesaran. Ada apa ini?! Buru-buru keluar kamar mencari sosok pria itu tetapi tak ditemukan di manapun. Sendirian. Amirah kesepian ditinggalkan tanpa pesan. Pandangannya menatap sebuah balkon cantik menarik perhatian. Langkah pelan ragu-ragu menggeser pintu kaca. Cahaya matahari Paris menerangi seluruh bagian penthouse. Angin berhembus kencang dinginnya luar biasa. Amirah berdiri bersedekap penuh kekaguman. Menara Eiffel ti
Keputusan yang sulit. Amirah menyentak jari Kaivan melepaskan dagunya. Ia belum siap atas segala serangan mendadak dipaksa untuk menikah kembali di luar balkon penthouse di musim dingin membeku. "Aku mau pulang, Bagas pasti bingung mencariku semalaman tak pulang!" resahnya gamang menghindari ancaman mantan tunangan. "Ga semudah itu, Amirah! Kau belum menjawab pertanyaanku tadi," balas sang CEO mendekap mengangkat ke bahu. "Dasar kucing nakal, semalam aku kurang tidur dikerjai habis-habisan untuk menjagamu, sikapmu itu benar-benar ga masuk di akal!" "Mas, ishhh ... turunkan aku!" Berontak Amirah memukul punggung Kaivan bertubi-tubi. "Mas, Mas Ivannn!" Bergegas pintu kaca dilewati kemudian ruang tamu. Langkah kaki putra sulung Tuan Mahardika mantap terus menerjang halang rintang. Berduaan di penthouse apalagi ingin dikerjakan bila bukan memadu kasih berbagi kehangatan. Pintu kamar dibuka lebar kemudian ditendang dari belakang agar menutup rapat. Amirah masih meronta di atas bahu.
Mansion Tuan Setiawan Nareswara sontak begitu riuh. Istrinya, Nyonya Rania langsung menghubungi putra kedua Abimanyu yang semalam tiba di Perancis setelah liburan keluarga di pulau Mykonos dan Santorini, Yunani.Kesunyian berubah keramaian. Abimanyu membawa istri dan putrinya ke mansion orang tuanya yang tak jauh dari tempat tinggal mereka. Yang membuatnya terkejut berita ponakan yang hilang ternyata telah ditemukan."Papa kenapa tidak bilang kalau putri Bisma berkunjung kemari?" ungkapnya kesal. "Aku dan Sophia 'kan bisa pulang cepat menemui ponakan kami.""Jangan banyak bicara, Abimanyu!" maki Tuan Nareswara. "Urusan putramu Sebastian lebih dahsyat dari yang kalian pikirkan, Amirah menghilang semalaman dan anaknya ditinggalkan di sini bersama kami!"Hah. Kaget Abimanyu mendengarnya. Setelah ditemukan malah hilang lagi, bagaimana bisa?!"Lalu apa hubungannya dengan Sebastian?" Matanya heran menatap bergantian antara sang ayah dan putra sulung. Merasakan keanehan tingkah laku Sebastia
Enam bulan kemudian."Aku terima nikahnya dan kawinnya Nayla Habiba Azhima binti Yudistira Nugraha dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!" Alagar mengucap begitu tegas tanpa jeda di hadapan keluarga."Sah!" teriak penghulu mewakili keluarga besar pengantin wanita menegaskan bacaan mempelai pria begitu jelas sempurna tak terbantah. Semua bertepuk tangan bahagia dan menitikkan air mata kebahagiaan.Nyonya Nirmala terisak menyaksikan putranya menikah lagi tak sengaja beradu pandang dengan Amirah dan didapatkan senyum gembira di ujung sana. Semua mendapatkan bahagia dengan caranya masing-masing.Mantan menantu telah menikahi Kaivan kakak ipar Aabid, sekarang Alagar mengawini Nayla sepupu suami Amirah. Persaudaraan mereka semakin dekat dan akrab. Tiada permusuhan di antara mereka lagi. Usai sudah si manusia liar mengakhiri kisah hidupnya bersanding dengan anak gadisnya Om Yudis."Jaga baik-baik dan senangkan hatinya, ya sayang!""Baik 'Ma, maafin Alagar ya selama ini sudah menyusahkan Ma
Kaivan memesan menu tambahan untuknya ketika pelayan datang menyajikan lebih dulu pesanan mereka. Tawa gelinya terus bergema mengejek ipar yang tak berkutik sejak dia tiba tadi."Ayolah bro, relax!"Relax matamu! Alagar makin melotot setelah latar belakangnya dibuka satu persatu di depan Nayla dan Om Yudis. Tak ada kesempatan menjelaskan percakapan mereka didominasi ayahnya si kembar Samy dan Salsha."Om Yudis, memang brengsek ini mantan suami Amirah tetapi dia sudah banyak berubah," tutur Kaivan jujur.Mata tuanya mengamati ponakan dan kekasih Nayla duduk berdampingan. "Kau yakin, iparmu ini cukup baik karena baru saja melamar putri bungsuku?!""Ya tinggal terima atau tolak saja Om, kalau ga suka," tegas Kaivan. "Persoalan pernikahan sungguh rumit tapi semua keputusan utama pada ayahnya Nayla bukan calon suaminya!"Berbeda dengan perkawinannya. Amirah sudah menjadi janda bebas memutuskan hidupnya sendiri menikahi CEO Kaivan, sementara sepupu Nayla masih tanggung jawab ayahnya, Om Yud
Terkejut Om Yudis ketika melihat putrinya tak datang sendirian tapi membawa teman kencan. Seorang pria yang terlihat mapan berbeda usia bukan lagi seperti pacar yang dulu pernah diceritakan olehnya."Hai Papa, apa kabar?" sapa Nayla sambil memeluk dan mengecup pipi ayahnya."Hai, sayang," sambutnya senang kemudian merangkul putri kesayangan. "Maaf Mamamu 'ga bisa ikut ke sini sedang sibuk dengan keluarga kakakmu Alex baru datang mengunjunginya ke Paris."Nayla mengangguk. "It's okay, lagian Papa kenapa nengok aku 'kan sudah dewasa dan kuliah master sudah selesai, sekarang baru kerja di kantor yang baru masa harus diawasi terus!" gerutunya sebal.Tersenyum pria paruh baya mengusap kepala anak perempuan bungsu yang belum menikah lalu memandang pria asing di belakangnya tadi. "Nay, Ini siapa, kok Papa belum dikenalkan?!"Eh iya.Belum sempat putrinya berucap pria itu lebih dulu menyodorkan tangan berkenalan dengannya. "Malam Om, senang bertemu anda, aku Alagar kawannya Nayla."Kawan atau
Rindu Alagar sudah lama tak bertemu karena kesibukan pekerjaan mereka masing-masing hingga akhirnya memutuskan menghubungi Nayla teman kencan yang baru. "Hai 'Nay, apa kabarmu?""Agak sibuk di kantor belakangan ini, bossku agak menjengkelkan semua staff kena omel karena perusahaan sedang ada masalah tapi aku 'sih engga, mungkin karyawan baru jadi tak pernah sekali papasan dengannya.""Oh, okay." Alagar pun memahami gadis itu baru pindah kerja masih menyesuaikan suasana. "Terus kapan kita bisa ketemuan dong, 'Nay?""Akhir pekan aja gimana, kebetulan Papaku mau datang, yuk Mas temani aku?!" desak Nayla. Pfft! Seperti lamaran saja harus jumpa mertua."Aku dapat menemani cuma apakah tak jadi masalah bagi kamu dekat denganku?!" Pertanyaan menyakitkan buat Alagar sendiri tak ingin gadis itu sedih atau terluka akibat status duda disandangnya. Banyak orang tua menghendaki anak gadisnya menikahi pria single."Jangan begitu dong, sudah tiga bulan kita kenalan memang ga ada rencana mau serius?"
"Ra, Alagar kemana ya kok sudah berbulan-bulan tak melihatnya lagi?!" Kaivan tersadar kehilangan saudara ipar yang menjengkelkan kecuali Aabid Barak Hakim. Amirah mengangkat bahu. "Mana aku tahu, Mas! Nanti kalau sering bertanya tentangnya malah kamu uring-uringan cemburu jadi malas 'kan ribut hal itu lagi." "Tak usah cemburu wong dia sudah kalah telak dariku," sahutnya pongah. Lengannya langsung kena tepukan keras dari sang istri. "Loh, kok aku yang dipukul?" "Mas, kamu jangan begitu, kalian 'kan saudara ipar sekarang karena pernikahan Aabid dan Khirani," omel Amirah. "Mbokya dinasihati Mas Alagar supaya hidupnya berubah 'ga liar lagi, malu sama Bagas kalau sudah besar papanya sering gonta ganti perempuan." "Iya-aa cintaku, nanti aku tanya Aabid di mana manusia liar itu berada sekarang, kangen juga sudah lama 'ga berantem dengannya." Ishh. Guyonan dibalas mata melotot istrinya. Kaivan pun menghubungi suami Khirani daripada kena omelan. Ternyata brengsek itu sedang berada di Amer
Kabar kelahiran anak kembar Amirah terdengar sampai ke negeri Paman Sam. Musim dingin sepi dan sunyi tanpa seorangpun mendampingi membuat sedikit hati Alagar Hakim sedih.Mantan istri telah bahagia dengan suami kedua dan langsung memberikan dua anak sehat sempurna. Utang yang dibayar tunai setelah perceraian mengenaskan. Mengalahkannya dalam semua sisi kehidupan.Alagar kini sendiri tanpa anak istri.Putra mereka lebih gembira bersama Kaivan yang menyayangi Bagaskara sebesar cinta di lautan luas. Kadang sempat berbincang saat Bagas menginap di rumah orang tuanya agar tetap diakui sebagai ayah, bukan orang asing baginya. Dan anak itu memahami memiliki dua papa ternyata mengasyikkan juga.Dunia anak memang istimewa. Sayang dia baru merasakan arti memiliki setelah kehilangan.Di luar cafe sedang rintik hujan udaranya makin dingin. Alagar merapatkan jas menunggu reda. Tak sengaja menoleh ke seorang wanita muda saat masuk mencari kursi kosong namun sayangnya semua penuh terisi kecuali ...
Waktu persalinan yang lebih cepat dua minggu dari perkiraan dokter kandungan. Untunglah Amirah segera ditangani sebelum air ketuban pecah di jalan tadi. Kaivan benar-benar pria posesif siaga menjaga istri sampai menyiapkan keperluan sebelum ke rumah sakit tadi.Tangisan dua bayi tiba-tiba memecah keheningan di ruang operasi. Persalinan berjalan lancar, ibu dan anak kembar sehat selamat. "Terima kasih, sayang." Kecupnya di kening istri tersayang seraya berucap, "Kau telah menjadikanku suami dan ayah yang paling bahagia."Senyum Amirah mengembang, "Terimakasih juga sayang, kamu telah membuatku ibu yang sempurna bagi anak-anak kita." Persalinan kedua baginya untuk anak kembar pertama Arif Kaivan Mahardika.Sungguh kado yang istimewa bagi pernikahan mereka.Bayi kembarnya belajar menyusui, mulut Samy benar-benar melahap air susu ibunya sementara Salsha kalem tenang. Begitulah bedanya antara anak laki-laki dan perempuan.Pasien VVIP dipindahkan dari ruang operasi menuju kamar rawat inap. K
Pesta pernikahan Celine dan Benedicto berlangsung lancar dan meriah setelah dua minggu kepulangannya dari Asia. Hubungan mereka berangsur bahagia setelah pria itu kecewa dikhianati tunangan Luisa Esperanza mengakui tak mencintai memilih menjadi simpanan pria tua kaya raya untuk memuaskan gaya hidupnya. Senator Andres langsung memutuskan Luisa setelah melihat photo dan video seksi mereka di sebuah kolam renang di kota kecil Spanyol. Tuan Nareswara berhasil meruntuhkan kekuasaan dan wibawa besan sebelum rekaman itu dipublikasi menyebar ke seluruh penjuru dunia. Benar-benar keluarga memalukan! Belum lagi putrinya Sophia juga melakukan hal sama persis ayahnya. Kekasihnya senator Fernando mendapat teguran keras darinya agar selamanya menjauh dari keluarga Abimanyu Nareswara. Kekacauan dan kerusakan luar biasa menimpa kehidupan mereka. Dalam jamuan makan malam, Tuan Nareswara yang duduk berdekatan Tuan Andres berjabat tangan setelah menyelesaikan seluruh masalah. Cucu mereka tampak baha
"Senang bertemu anda lagi, Tuan Kaivan." Bimantara menjabat tangan sang CEO meredakan kemarahan yang hampir tidak bisa dikendalikan lagi. "Sorry, aku datang terlambat karena kemacetan dari bandara ke sini." "Tak masalah, yang penting akhirnya kau datang sebelum ku habisi putri Abimanyu!" sungut Kaivan emosi. Tawa Bimantara berderai sambil menepuk bahu suami Amirah. "Jangan lumuri tanganmu untuk gadis kotor seperti dia," tuduhnya ke Celine Dupuis. "Sudah terlalu baik kau terhadap keluarganya mengangkat martabat dari kebangkrutan dan kini bangkit membangun bisnis kembali." Begitulah Kaivan yang didesak istrinya sendiri agar tak berbuat lebih kejam membalas keluarga Papa Bisma memilih menyelamatkan ekonomi mereka. Dan semua juga karena bayi dikandung Amirah mengalahkan sisi gelap suaminya. Putri bungsu Abimanyu makin tersudut menunduk malu. Duduk serba salah setelah kedatangan Bimantara yang begitu tiba-tiba. Opa Nareswara pasti mengutusnya untuk membawanya pulang ke Paris. Sial! "M