Share

Rasakan!

last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-04 07:02:29

POV Mamanya Fani

‘’Ingat, di dunia ini nggak ada yang gratis,’’ bisikku di telinga wanita yang selama ini aku cari keberadaannya.

Lalu melangkah kembali ke kamarku. Aku duduk menggoyangkan kaki sambil tersenyum bahagia. Padahal sebelumnya hari-hariku selalu saja meneteskan air mata, karena suamiku yang kembali masuk rumah sakit setelah bertahun-tahun yang tak kambuh penyakitnya. Ya, dia mengidap penyakit asma. Hingga membuat dokter menyarankan agar suamiku itu dirawat dulu seminggu ini di rumah sakit.

‘’Anak yang selama ini kucari. Eh, dia sendiri yang datang ke rumahku. Jadi tenagaku nggak terbuang begitu saja untuk mencari wanita manja itu,’’ lirihku sambil tersenyum licik.

Tadi Fani bicara padaku, dia meminta izin agar aku membolehkan temannya tinggal untuk sementara di sini. Kukira temannya itu Nelda. Eh, setelah aku tanya ternyata Fani anaknya si Setia. Mengingat nama itu membuat darahku naik ke ubun-ubun. Tapi dengan senang hati aku mengizinkannya. Apalagi aku juga punya serib
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Lebih Baik Jadi Gembel

    POV Si PelakorMembuat aku terkesiap. Bagaimana aku tak membentak wanita separuh baya ini. Pertama, dia berani menyuruhku untuk mencuci piring bekas makanannya yang bertumpuk. Padahal aku di rumah tak pernah mencuci piring walaupun satu buah pun, bahkan beberes rumah sekalipun aku tak pernah.Lah, kenapa kini aku dipaksa olehnya mencuci piring sebanyak itu? Emang aku pembantunya? Kedua, ketika aku sudah selesai cuci piring, perut begitu demo karena sejak tadi tak diisi. Aku menemukan dua potong daging rendang. Eh, ternyata daging itu malah dijatuhkan oleh wanita itu ke lantai.Sepertinya dia sengaja menjatuhkannya, namun dia tetap saja tak mengakui perbuatan kejamnya. Siapa yang tak marah dengan perlakuannya ini? Dan juga, katanya dia mau memasak telur ceplok untukku. Eh, tahu-tahu rasanya sangat asin. Hingga membuat perutku mual.Aku yakin wanita bersanggul besar itu dengan sengaja memperlakukanku bak anak tirinya. Entah kenapa dia bersikap seperti itu padaku. Apa wanita ini punya de

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-04
  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Tega?

    POV Fani‘’Kamu itu nggak ada tempat tinggal, Chik. Aku takut kamu kenapa-napa di jalan. Kamu itu udah baik banget sama aku. Masa aku akan membiarkan kamu begitu saja.’’Aku menatap sendu pada wanita yang bernama Chika itu. Sungguh menyedihkan sekali nasipnya, diusir oleh orangtua. Aku tak tahu apa penyebab dia diusir, aku ingin menanyakan hal itu. Namun, sepertinya waktunya belum tepat bagiku untuk bertanya apa penyebab dia diusir dari rumah.Jujur saja, aku sangat prihatin dengan kondisi wanita ini. Makanya aku menawarkannya untuk menginap di rumahku sementara. Apalagi dia sudah berbaik hati membantu biaya administrasi papaku, jika tak ada dia yang membayar aku tak tahu apakah papa bisa diselamatkan atau tidak. Aku dan keluarga sudah berhutang nyawa pada wanita itu.Tadi aku kaget memandangi dia yang menghampiriku sambil menenteng koper. Ternyata dia mau pergi dari rumahku karena tak tahan dengan perlakuan mama. Seketika teringat olehku, mama yang menyuruh dia mencuci piring yang be

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-05
  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Sungguh Malang

    POV Si Pelakor (Chika)‘’Chika!’’ Tak kuhiraukan panggilan wanita itu.Aku tersenyum menang. Akhirnya aku berhasil membuat mereka bertengkar, hingga tamparan mendarat di pipi Fani. Awalnya aku sungguh kaget, kenapa wanita bersanggul besar setega itu menampar anak semata wayangnya. Hanya karena anaknya yang membawaku kembali ke rumahnya? Kenapa sebenarnya wanita bersanggul lebar itu? Kenapa dia seperti menyimpan kebencian yang amat dalam padaku?‘’Sepertinya dia punya dendam sama aku. Tapi kenapa? Toh, aku nggak pernah mengusik hidupnya,’’ kataku dalam hati.Begitu banyak pertanyaan yang muncul di benakku. Seketika aku sudah berada di depan jalan. Aku menoleh ke belakang, ternyata Fani mengikutiku.‘’Chik, ma’afkan aku,’’ katanya berucap lirih.‘’Fan, seharusnya aku yang minta ma’af ke kamu. Gara-gara aku kamu jadi ditampar sama Mama kamu. Ma’af banget ya.’’‘’A—aku nggak tahu kenapa Mama kayak gitu. Mamaku yang kukenal biasanya nggak kayak gitu, Chik.’’‘’Aku nggak tahu harus bagaim

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-05
  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Dua Lelaki itu...

    POV Chika (Pelak0r)‘’Apa aku makan sate aja kali, ya? Dari pada aku mati sia-sia."‘’Pak! Satenya!’’ teriakku. Dia menoleh dan bergegas membawa gerobaknya berjalan ke arahku.‘’Ah, masa aku makan sate di pinggir jalan. Kayak gembel dong.’’ Aku bergidik ngeri.‘’Mba? Jadi beli satenya kan?’’ Membuat aku tersadar dari lamunanku.‘’Iya, iya. Aku laper nih. Satu, makan di sini,’’ ketusku.‘’Oke. Mohon ditunggu yah, Mba,’’ katanya tersenyum ramah.Aku menatapnya dengan tatapan malas. Sungguh malas rasanya membeli sate ini, apalagi di pinggir jalan. Seumur hidup aku tak pernah makan sate dan tak pernah makan di pinggir jalan begini.‘’Jangan pake lama.’’‘’Yang sabar dong, Mba.’’Aku memperbaiki rambutku yang sedari tadi mungkin berantakan tak karuan.‘’Ini satenya, Mba. Monggo dimakan.’’ Lelaki itu menyodorkan sepiring kecil sate yang asapnya mengepul. Ah, ternyata harum juga nih makanan.‘’Sendoknya ini udah Bapak cuci bersih kan?’’ tanyaku dengan spontan sambil melirik ke sendok yang d

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-05
  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Aku Bukan Orang Gila

    POV Si PelakorAku berteriak, namun tak ada yang berani menolongku. Kendaraan lewat tak banyak, tapi masih ada dua atau tiga motor. Tak ada yang menghiraukan teriakkanku. Kenapa? Apa mereka takut pada dua lelaki pereman bertubuh besar ini? Tidak! Aku yakin, mereka hanya tak mau membantuku.Sejak tadi aku berusaha melepaskan diri, namun nihil. Kekuatan pereman itu mengalahkan kekuatanku. Satu-satunya cara adalah menendang alat tempur lelaki ini. Tanpa berpikir kulayangkan tendangan, tepat pada alat tempur miliknya. Seketika dia meringis kesakitan dan aku pun terlepas dari tangannya. Namun, lelaki yang tengah menenteng barang-barangku itu seketika melempariku dengan batu hingga tiba tepat di keningku.‘’Arggh.’’ Kucoba memegang kening, ternyata darah segar hinggap di tanganku.‘’Ayo, Bos. Kita lari dari sini. Setidaknya barang-barang ini sudah kita dapatkan.’’ Kedua lelaki itu berlari sambil membawa barang-barang mahalku.‘’Jangan lari kalian!’’Aku yang akan mengejar dua lelaki itu, na

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-06
  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   POV Maminya Chika

    ‘’Bu, ma’af. Apa Ibu nggak kasihan sama Non Chika? Apalagi Non itu—‘’ Membuat darahku seketika naik mendengar ucapan lelaki yang bernama Jodi, dia asisten pribadiku.‘’Kamu nggak tahu apa-apa tentang Chika. Jadi stop untuk mengatakan hal itu,’’ kataku tegas dan menunjuk lelaki yang berdiri di sampingku.Ya, keputusanku untuk mengusir Chika adalah keputusan yang tepat. Jujur saja, aku sangat kecewa pada anak semata wayangku. Awalnya, aku pulang ke kampung halaman itu karena berniat menjemput Chika supaya dia mau ikut denganku ke luar kota, tempat papinya bekerja. Tapi, apa yang aku dapati? Aku langsung mendapatkan ucapan yang membuat jantungku seakan berhenti berdetak.Tetangga mengatakan kalau anakku itu dipaksa nikah di balai adat. Katanya Chika ketahuan membawa lelaki menginap di rumah. Aku tak tahu harus meletakkan di mana mukaku ini, saking malunya sama warga di kampung. Setelah mendengar kabar yang tak mengenakkan itu, aku langsung menghubunginya. Aku menyuruh dia untuk segera pu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-06
  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Menemukan Test Pack?

    POV Maminya Chika‘’Neneng!’’‘’Iya, Bu?’’ Seperti biasanya jika aku memanggil, dia pasti akan tergopoh-gopoh berjalan mendekatiku.‘’Kamu periksa kamar yang biasa ditempati Chika dan semua kamar. Kecuali kamar saya,’’ perintahku.‘’Kalau kamu menemukan sesuatu. Segera lapor ke saya,’’ lanjutku.‘’Baik, Bu,’’ sahut Neneng dengan sopan dan menunduk. Wanita itu kembali melangkah untuk menjalankan tugas yang kuberi.‘’Sebentar, Neneng!’’ Membuat ART itu menghentikan langkahnya lalu menoleh.‘’Kamu periksa semuanya. Jangan ada yang ketinggalan. Kamu paham?’’‘’Paham, Bu.’’‘’Baiklah. Kerjakan tugasmu sekarang juga, Neng.’’ Dia kembali menyahut dengan anggukan dan menghilang dari pandanganku seketika.Ya, aku sengaja memerintahkan asistenku itu untuk memeriksa semua ruang kamar tempat tidur, kecuali kamarku. Karena selama aku tak berada di kampung, tentu kamarku dikunci. Dan kamar yang lain, tentu pernah dipakai oleh lelaki biadab itu. Pun juga aku tengah mencurigai terjadi sesuatu pada an

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-06
  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Kamu Tidak Pantas Hidup

    POV Maminya Chika‘’Saya mau keluar. Ada hal penting yang harus saya urus. Kamu jaga rumah. Karena Jodi dan Angga akan ikut bersama saya. Jangan lupa, sediakan makan siang seperti biasanya,’’ titahku dengan tegas.‘’Baik, Bu.’’Seperti biasa Neneng akan menurut saja apa yang aku perintahkan. Aku langsung memberi kode pada kedua lelaki itu untuk melangkah ke luar dari rumah.‘’Silahkan, Bu.’’Lelaki yang berpakaian hitam itu membukakan pintu mobil untukku, Jodi. Aku segera menaiki si roda empat. Mobil pun melaju membelah jalan raya.***Hanya 15 menit aku dan dua orang asisten pribadiku sudah memasuki lobi rumah sakit. Kami langsung melangkah ke ruang rawat lelaki biadab itu. Ternyata dia tengah bermain ponselnya. Apa dia menghubungi Chika?‘’Deno?’’ Membuat matanya melotot dan tangannya terhenti mengusap layar benda canggih itu.‘’Tante?’’‘’Hem, maksudku..Mami,’’ katanya dengan cepat. Aku langsung duduk di brankar.‘’Gimana? Kamu udah baikan? Udah boleh pulang kan?’’ Kutepuk lengann

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07

Bab terbaru

  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Ending

    Setelah bersalaman dengan mertua, sahabat, dan juga anakku. Saatnya kami berdua menaiki pelaminan. Lelakiku itu mengenggam erat tanganku untuk melangkah menuju pelaminan. Para tamu undangan pun langsung mengucapkan selamat dan bersalaman dengan kami berdua.‘’MaasyaaAllah. Mba Nelda? Akhirnya bertemu dengan Penulis favoritku.’’ Wanita yang kuperkirakan umurnya dua puluhan itu bergegas memelukku.‘’Alhamdulillah. Senang banget bertemu, Kakak.’’ Kami melepaskan pelukan. Matanya berbinar menatapku.‘’Semoga langgeng sampe Kakek Nenek yah, Mba.’’‘’Aamiin Ya Allah. Makasih banyak loh.’’Ternyata ada banyak pembaca yang kuundang hingga membuat kami tak bisa duduk beristirahat di kursi pelaminan karena menjabat tangan mereka satu-persatu.‘’Tapi kok Naisya belum ketemu sama aku sejak tadi?’’ Mataku sibuk mencari keberadaan si kecil.‘’Mama! Papa!’’ teriaknya yang membuat aku tertawa, anakku bergegas memelukku. Ternyata dia bersama Fani.‘’Duuh sayangnya Mama nih.’’ Aku memeluknya dengan era

  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Hari yang Kutunggu

    Seminggu kemudian, hari yang kutunggu-tunggu pun tiba. Semua persiapan pernikahanku Fani dan teman-temannya yang mengurus. Aku tengah duduk di depan cermin. MaasyaaAllah, aku terlihat begitu cantik dan anggun dengan polesan make up tipis dari Sang Perias.‘’Akhirnya aku melepas masa jandaku. Semoga ini adalah pernikahan terakhirku seumur hidup dan semoga Reno imam terbaik untuk aku, juga jadi Papa sambung buat anakku.’’ Aku tersenyum memandangi bayangan wajahku di pantulan cermin.Ini adalah pernikahanku yang kedua kalinya. Sebelumnya tak pernah terniat di hatiku untuk menikah lagi, aku hanya ingin menikah sekali seumur hidup. Namun, apalah daya. Allah berkehendak lain. Lelaki itu selingkuh selama empat tahun lamanya. Menyisakan trauma dan luka yang mendalam. Hingga akhirnya datang seseorang yang dengan pelan-pelan bisa mengobati rasa luka dan traumaku. Dialah yang akan jadi calon imamku. Harapanku semoga ini adalah pernikahan terakhir dalam hidupku.‘’Cie-cie ada yang senyam-senyum

  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Dilamar?

    ‘’Happy birth day, Om Reno.’’ Kali ini Naisya yang mengucapkan.‘’Makasih, Dik. Sayangnya Om Reno nih.’’ Tangannya mengelus kepala Naisya.‘’Ini kadonya dari aku, Om.’’ Anakku bergegas menyodorkan kado yang membuat para tamu undangan tersenyum.‘’Wah, ini Adik yang membungkus kadonya? Bagus banget. Makasih ya.’’ Lelaki itu langsung mengambil kado dari tangan Naisya lalu memandangi kado yang bersampul panda itu.‘’Bibi yang menyiapkan, Om. Dan uang untuk membeli kadonya minta ke Mama,’’ katanya dengan polos, berhasil membuat para tamu tertawa.Begitu juga dengan Reno dan orangtuanya. Aku memberi kode agar si Bibi memberikan kado yang tengah dipegangnya sedari tadi. Bibi langsung memberikannya padaku.‘’Dan ini dari aku ya, Ren. Jangan dilihat dari harganya. Tapi lihatlah siapa yang memberikannya.’’ Senyumannya mengembang lalu bergegas mengambil kado yang kusodorkan.‘’Makasi ya,’’ kata lelaki itu dengan suara lembut. Entah kenapa hatiku jadi tersentuh.***Tak ada acara hembus lilin. H

  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Dia Ternyata...

    Setahun kemudian..Hari ini adalah ulang tahun Reno, lelaki yang selama ini kukira tidak baik. Lelaki yang selama ini aku ragukan ketulusan hatinya. Ternyata dia memang lelaki yang baik dan peduli padaku, terutama pada Naisya. Dia banyak sekali berkorban untukku dan juga anakku. Akibat kepeduliannya itu membuat sikap dinginku lenyap, apalagi Naisya sangat senang bermain dengan lelaki itu. Hingga sosok almarhum Papanya bisa digantikan oleh Reno. ‘’Udah setahun lebih tanpa kehadiran Mas Deno di sisiku dan juga Naisya. Semoga kamu tenang di alam sana ya, Mas. Dan diampuni segala dosa-dosamu,’’ lirihku sambil mematut diri di cermin.Ya, sudah setahun lebih lamanya aku menjanda. Sedangkan sahabatku Fani sudah menikah duluan dengan Fahmi, lelaki pilihan Mamanya. Yang ternyata dia adalah lelaki baik.Seiring berjalannya waktu rasa luka masa lalu itu dengan pelan mulai sembuh, disembuhkan oleh lelaki baik yang bernama Reno. Malaikat yang dititipkan Allah untukku.‘’Ma, yuk kita jalan sekaran

  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Video Siapa?

    Dua hari kemudian..Anak semata wayangku sudah bisa dibawa pulang, Alhamdulillah panasnya sudah turun. Ya, walaupun dia sering memanggil nama Papanya. Terutama di saat tengah tertidur pulas. Sesuai prediksi Dokter Nira, anakku itu kemungkinan tengah merindu berat pada Papanya. Ditambah dia kekurangan istirahat, dia sering begadang karena tak bisa tidur beberapa hari kemarin.Aku pun sudah mencoba menghubungi nomor kontak Mas Deno, tapi nihil. Lelaki itu malah mereject telepon dariku, bahkan sudah berulangkali aku hubungi namun sekali pun tak diangkatnya. Apa dia tak kepikiran Naisya di sana? Apa dia tak mengalami hal yang sama seperti Naisya yang tengah rindu berat padanya? Atau karena dia sedang asyik bersama si pelakor itu? Jadi lupa sama anaknya? Aku menghela napas lega. Biarkan saja lelaki itu, toh dia tak kan mau peduli pada anakku. Biarkan saja aku yang membesarkan dan mendidik Naisya.****Hari ini aku bersyukur sekali, karena anakku bisa dibawa pulang. Aku mengusap kepala putr

  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Kenapa Harus Dia?

    Tanpa berkata apapun aku bergegas berpindah posisi duduk. Aku memeluk putriku di kursi belakang. Sedangkan lelaki yang bernama Reno itu langsung melajukan si roda empat. Ya, kali ini aku tak boleh egois. Yang paling penting sekarang Naisya tiba di rumah sakit dan mendapatkan perawatan dari dokter. Aku terus saja mengecup kening putriku yang tengah dalam pangkuan. Kubelai rambutnya.‘’Sayang, Adik pasti kuat. Yang sabar ya, Nak. Sebentar lagi kita pasti akan sampe di rumah sakit,’’ kataku lirih.Kuraba kepalanya, membuat aku semakin cemas. Panas anakku malah semakin naik.‘’Ya Allah! Kuatkan anakku. Sembuhkan dia.’’‘’Nel, kamu yang tenang ya. Banyakin berdo’a,’’ kata lelaki yang tengah fokus menyetir itu sesekali melirik ke belakang lewat kaca spion.Entah kenapa kali ini membuat hatiku lebih tenang. Ada apa denganku?Tak berselang lama mobilku sudah tiba di depan rumah sakit. Lelaki itu bergegas turun. Aku yang akan membuka pintu mobil membuat tanganku terhenti. Karena lelaki itu sud

  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Anakku Kenapa?

    ‘’Astaghfirullah! Dik, kok kamu panas banget, Nak.’’ Aku mengusap kepala Naisya. Membuat aku terkesiap dan panik dibuatnya. ‘’Bibi!’’ ‘’Bi! Cepat ke sini!’’ ‘’Iya, Bu?’’ Wanita separuh baya itu terperanjat memandangi aku. ‘’Naisya, Bi. Kepalanya panas banget.’’ ‘’Tenang ya, Bu. Biar Bibi coba kompres dulu.’’ Aku sungguh tak tenang dibuatnya. Bagaimana tidak, tubuhnya begitu panas. ‘’Pa—Pa.’’ Membuat mataku membulat. Papa? Matanya masih terpejam namun dia memanggil mas Deno. Anakku ketika demam tak pernah memanggil papanya. Apa dia begitu rindu pada mas Deno? Ya Allah. Aku harus bagaimana? ‘’Bu, biar Bibi yang mengompres,’’ kata wanita separuh baya itu yang tengah melangkah memasuki kamar dengan tergopoh-gopoh sambil membawa baskom dan handuk kecil. Di saat anakku demam panas seperti ini bayangan wajah Mas Deno pun hadir di benakku. Ada apa ini? Bisa-bisanya aku teringat sama lelaki itu di saat genting seperti ini. ‘’Nggak, Nel. Kamu harus fokus ke anakmu. Nggak usa

  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Jurang? (POV Deno)

    ‘’Hei, loh bisa diem nggak?’’ Tangan lelaki itu menamparku dengan spontan. Membuat aku meringis kesakitan. Andaikan saja aku punya tenaga dan tanganku tak diikat, mungkin aku akan membalas semuanya. ‘’Jangan dihabisin tenaga kalian. Tutup saja mulutnya,’’ titah wanita licik itu yang membuat mataku melotot.‘’Baik, Bu.’’ Dia bergegas melakban mulutku membuat aku sulit untuk bicara.‘’Dasar brengsek! Awas aja kalian semua. Aku bakal balas lebih kejam dari ini,’’ ancamku dalam hati. Lelaki yang tengah menyetir itu tersenyum puas menatapku, begitupun dengan lelaki yang duduk di sebelahku. Awas saja kalian! Akan kubalas semua perlakuan kejam ini.‘Aku mau dibawa ke mana sebenarnya?Tiada putusnya mataku memandangi di sekeliling jalan ini lewat kaca jendela. Begitu sepi, hanya satu atau dua saja kendaraan yang lewat. Aku semakin cemas dibuatnya. Mau apa mereka? Apa mereka punya rencana lebih jahat lagi padaku? Chika, kamu di mana Sayang. Andaikan saja kamu tahu apa yang dilakukan oleh Mam

  • Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r   Bunuh Saja Aku

    POV Deno‘’Untuk apa kalian memberiku makan? Lebih baik bunuh saja akuu!’’ teriakku lantang.Sudah seminggu aku disekap di sini. Tendangan dan pukulan bertubi-tubi kuhadapi, hingga membuat wajahku babak belur seperti ini. Mukaku begitu terasa sakit. Kukira mertuaku itu akan membawaku pergi ke luar kota, namun tak sesuai ekspektasi. Sungguh dia pandai sekali bersandiwara membuat aku percaya.Ternyata aku dibawa ke rumah kosong yang sudah tua. Masih teringat olehku ketika aku berada di mobil, asistennya membekap mulutku hingga membuat aku pingsan. Aku yakin ada resep yang ditaburkannya pada sapu tangan itu. Tak berselang lama tiba-tiba aku sudah sadar dengan keadaan air yang membasahi muka dan seluruh tubuhku. Aku yakin wanita licik itu yang menyiramkannya. Kenapa aku jadi bodoh seperti ini. Sialan!‘’Awas aja kalo aku bisa keluar dari sini. Aku akan balas semuanya,’’ geramku dalam hati yang memandangi kedua lelaki bertubuh kekar itu.‘’Ngapain loh melototin kita kayak gitu? Mau kabur,

DMCA.com Protection Status