‘’Iya, Bibi tenang aja yah. Tapi aku yakin kalo Naisya itu mau bermain sama Dodo,’’ kataku mencoba meyakinkan si Bibi, namun dia wajahnya seperti kurang percaya dengan apa yang barusan kukatakan. Entah kenapa, aku pun tak tahu. Wanita itu bergegas melangkah tanpa menyahut ucapanku.‘’Bi? Sebentar.’’‘’Ah, iya, Bu?’’ Wanita separuh baya itu menghentikan langkahnya dan menoleh seketika.‘’Bibi harus pandai membujuk Naisya. Aku yakin kok kalo Bibi bisa membujuknya,’’ kataku sambil menatap si Bibi yang ekspresinya sulit kuartikan.‘’Iya, Bu. Akan Bibi coba ya.’’ Dia mengangguk dan bergegas kembali melanjutkan langkahnya memasuki rumah.Mataku beralih menatap lelaki yang berseragam itu, yang sedari tadi mematung. Seketika benda canggih di saku-sakunya berdering. Namun, dia hanya memandangi layar benda itu tanpa menjawab panggilan tersebut.‘’Siapa sih yang nelpon Dodo? Kok dia nggak mau mengangkat telpon itu?’’ gumamku dalam hati.‘’Do, siapa? Kok nggak kamu angkat?’’‘’A—anu, Bu.’’ Dia g
Aku kasihan sekali pada majikanku. Kemarin dia selesai kecelakaan setelah menyerahkan suaminya pada si pelakor. Mereka berselingkuh ternyata sudah empat tahun lamanya, namun Bu Nelda tak pernah mengetahui perselingkuhan itu. Ya, saking polos dan baiknya wanita yang bernama Bu Nelda. Seringkali hatiku bertanya-tanya, kok bisa-bisanya Pak Deno berselingkuh di belakang istrinya?Lelaki tak tahu diuntung dan tak pernah bersyukur. Padahal istrinya menemani dari nol, mulai dari dia yang tak punya apa-apa. Bu Nelda selalu bersikap sabar, dia menerima apa adanya keadaan suaminya itu, tak pernah mengeluh, dan bahkan dia meminta papanya untuk memberikan pekerjaan pada Pak Deno hingga naik daun. Tetapi apa balasan dari seorang Pak Deno setelah dia punya segalanya? Lelaki itu malah main api di belakang sang istri.Aku tak habis pikir dengan isi kepala Pak Deno, kok bisa-bisanya dia tega menyakiti istri sesempurna Bu Nelda? Kenapa aku mengatakan istri yang sempurna? Dia wanita yang pintar memasak
'Ya Allah! Kenapa wanita sebaik Ibu berat sekali ujian yang engkau berikan'Ya, bu Nelda adalah wanita baik dan berhati malaikat yang pernah aku kenal. Dia begitu baik padaku. Memberiku pekerjaan di rumahnya, apapun dia berikan padaku, dan gaji pun berlebih diberikannya. Dia memperlakukanku bukan seperti ART, melainkan seperti keluarganya sendiri. Hanya aku saja yang selalu segan padanya. Dia orangnya tak perhitungan, apa pun yang ada padanya dia mau berbagi.‘’Bi?’’ panggilan wanita seberang sana mampu membuyarkan lamunanku.‘’Ah, iya, Bu. Nanti akan Bibi bilang ke Mas itu, supaya membawa Naisya secepatnya ke rumah. Ibu jangan khawatir ya.’’‘’Udah dulu ya, Bu. Assalamua’laikum,’’ kataku yang bergegas menyudahi pembicaraan dengan majikanku itu. Takutnya nanti mulutku malah ceplos bicara sama majikan. Aku kembali melangkah ke tempat mereka, namun langkahku terhenti seketika.‘’Makasih banyak ya, Do. Kamu udah bawa Naisya untuk aku ke sini.’’ Apa maksud ucapan lelaki itu?‘’Maksudnya,
Berulangkali Mas Deno mencoba melepaskan gandengan tanganku. Berulangkali juga aku menggandeng tangan kekarnya. Jujur saja, sebenarnya aku hendak meluapkan amarahku padanya. Karena dia telah berani pergi tanpa seizinku. Sejak tadi aku sibuk mencari keberadaan kekasihku itu, namun tak kudapati keberadaannya. Hingga membuat aku memutuskan untuk jalan-jalan ke luar mengendarai mobil, menghalau rasa suntuk sekaligus juga mencarinya.Eh, ternyata aku melihat kekasihku itu tengah berdiri di dekat warung kecil. Ada anaknya, pembantu dan juga lelaki yang berpakaian security. Ingin rasanya aku menjelaskan semuanya ke bocah kecil itu kalau aku adalah calon mama tirinya. Namun, dia sudah keburu pergi dibawa oleh pembantunya itu. Tapi aku sempat bicara, entah dia mengerti dengan apa yang kukatakan atau bagaimana. Yang penting aku sudah mengatakan yang sebenarnya.‘’Mas, kenapa sih kamu ini?’’ kesalku karena sejak tadi dia seperti menghindar dariku.‘’Humm. Kamu sih, jangan didekat anakku bersikap
Yang ditanya malah mematung dengan ekspresi yang sulit untuk kuterjemahkan. Apa anakku tak jadi beli es krim kesukaannya? Kalau tak jadi, lalu Naisya ke mana dibawa oleh security baruku itu?‘’Bi?’’ panggilku, sengaja aku menaikkan suara agar wanita itu tersadar dalam lamunannya. Entah apa yang tengah di pikirkannya kali ini. Tak biasanya si bibi termenung bak patung yang dipajang.‘’Ah ya, ma’af, Bu.’’ Aku menggeleng seketika.‘’Ada apa sih, Bi? Bibi ada masalah apa? Coba cerita ke aku. Mana tahu aku punya solusi atau sekurangnya bisa membuat Bibi lega setelah menceritakan semuanya.’’ Aku menepuk lengan wanita separuh baya itu dengan pelan.‘’Bibi nggak ada masalah apa-apa. Hanya saja Bibi kepikiran sama lelaki yang bernama Dodo itu. Dia mencurigakan banget, Bu,’’ bisiknya padaku. Tentu membuat aku tersenyum lebar. Entah ke berapa kalinya si bibi mengatakan hal ini padaku. Kuhela napas dengan pelan.‘’Ya Allah! Udah sering aku bilangin ke Bibi. Itu cuman perasaan Bibi aja kali. Sesop
Taxi sudah memasuki pekarangan rumah sakit yang berukuran besar itu. Aku bergegas merogoh tas dan menyerahkan ongkosnya pada si sopir.‘’Makasih, Mba.’’ Aku menyahut dengan anggukan dan senyuman ramah. Langsung aku turun, lalu melangkah untuk memasuki rumah sakit. Namun, langkahku terhenti seketika.‘’Masih mau kamu menampakkan muka setelah apa yang kamu lakukan pada Mamaku? Iya?!’’Ya Allah! Jadi mama masuk rumah sakit karena penyakitnya kambuh setelah aku menceritakan semuanya pada mama? Tapi, bukankah ini semua salah lelaki itu. Dia yang menjadi sumber masalah. Dia yang mendatangkan masalah. Kenapa malah menuduh aku?‘’Hei, Deno! Ini semua salah kamu. Kenapa kamu malah nyalahin aku? Mama kamu sakit, itu semua gara-gara sikap busukmu itu!’’Membuat amarahku menjadi dibuatnya. Mamanya masuk rumah sakit gegara aku sendiri? Padahal itu atas kesalahannya. Kalau saja dia tak selingkuh, ini semua tak kan terjadi. Penyakit mama tak kan kambuh. Kenapa dia tak sadar dengan kesalahannya sendi
‘’Nel, jangan bohongi diri kamu. Aku tahu luka di hati kamu begitu dalam. Walaupun aku nggak pernah merasakannya. Jangan siksa diri kamu kayak gini.’’Dalam hati aku membenarkan ucapan lelaki itu, namun di sisi lain aku bingung. Dia kok bisa sebaik ini padaku? Apa dia ada maksud lain?‘’Jika melepaskan adalah terbaik untuk kamu dan membuat rasa luka kamu berkurang, maka lepaskanlah dia. Ma’af karena aku terlalu ikut campur dalam masalah rumah tangga kamu,’’ lirihnya yang membuat aku menoleh padanya.Kupandangi wajahnya sejenak. Seperti dia ikhlas mengatakan semua dari hatinya. Dari sorot mata lelaki itu tak ada tersimpan kebohongan di sana, tulus. Apa aku terlalu mencurigainya? Apa karena aku yang trauma dengan lelaki yang bermanis mulut seperti suamiku? Kuakui kini tak mudah bagiku untuk mempercayai lelaki.‘’Kamu benar, Ren. Makasih banyak ya. Kamu udah mau support aku dan selalu baik sama aku,’’ kataku pelan. Seketika senyuman terbit di bibirnya.‘’Sama-sama. Itu udah tugas aku unt
‘’Gimana Bibi bisa berjanji kalo Mas Reno terus saja memaksa. Dia itu paling nggak bisa melihat Ibu sedih atau Ibu dalam bahaya. Karena dia cinta banget sama Ibu.’’Ucapan bibi mampu membuat aku terkesiap. Jadi selama ini dia menyukaiku? Itu alasannya selama ini membantuku? Ah, tak mungkin! Si bibi pasti hanya bercanda, tapi ekspresinya tampak serius.‘’Bi, apaan sih. Bibi pasti bercanda,’’ kataku terkekeh dan menggeleng berkali-kali.‘’Buat apa Bibi bercanda sama Ibu? Tapi, apa nggak bisa Ibu menilai sendiri bagaimana Mas Reno memperlakukan Ibu?’’Membuat aku kembali terpikir bagaimana lelaki itu yang selalu membantu dan menjagaku selama di rumah sakit. Dia begitu sangat memperhatikanku, mulai dari makanan. Dia tak membolehkanku memakan makanan dari rumah sakit. Hingga membuat dia selalu membelikanku nasi Padang di luar. Satunya lagi, ketika aku dibawa dan disekap oleh orang jahat yang kuyakin adalah suruhan mas Deno atau si pelakor.Dia juga yang berhasil menyelamatkanku walaupun