Share

Penyelamat

Penulis: Merry Heafy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-06 18:50:05

"Aku ada di mana?" tanya Amira saat mendapati dirinya terbangun di sebuah yang tampak asing baginya. Ia mengerjapkan matanya perlahan. Menyesuaikan dengan cahaya yang masuk ke indra penglihatannya.

Bau obat-obatan langsung terhidu di hidungnya. Amira beringsut bangun dari posisinya semula. Berusaha mengingat kejadian yang terjadi menimpanya sebelum dia tak sadarkan diri.

"Apa aku …?" Amira menutup mulutnya saat mengingat dirinya dicekal oleh ketiga anak buah dari si bandot tua itu.

"Amira, kamu sudah sadar?" tanya suara berat seorang lelaki yang baru saja masuk ke ruangan tempat dirinya terbaring tadi.

"Davin?" Amira mengerutkan dahinya saat melihat Davin membawa beberapa kantong makanan.

"Kenapa aku di sini?" tanya Amira saat Davin sudah duduk di dekat ranjang pasien.

"Kamu sudah pingsan saat aku datang," jawab Davin apa adanya.

"Lalu … siapa yang datang dan berkelahi dengan tiga preman itu?" Amira menggumam pelan saat mengingat potongan ingatan sebelum dia tak sadarkan diri.

Amira
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Mendadak Pingsan

    "Jangan bercanda, Sha! Apa-apaan maksudmu memintaku menikah dengan temanmu itu." Rendra menukas dengan tegas permintaan tak masuk akal dari Aleesha yang tiba-tiba saja diutarakannya. Ia benar-benar tidak mengerti dengan pola pikir istrinya itu. Sudah beberapa kali ia menolak keinginan gilanya itu untuk menikah lagi. Dan sekarang malah menyarankan untuk menikah dengan temannya. "Mas nggak mau, Sha." Rendra melunak. Dia memelankan suaranya. "Tapi … keluargamu akan terus menuntut tentang anak pada kita, Mas. Mas tahu sendiri 'kan kalau aku tidak bisa memiliki anak." Aleesha bersikeras.Sedangkan Rendra hanya bergeming. Dia tak tahu bagaimana caranya agar membuat istrinya tidak lagi memintanya untuk menikah lagi. Setiap mendengarnya saja, cukup membuatnya frustasi. Dia hanyalah laki-laki biasa yang belum bisa bersikap adil. Dia tidak dapat membagi cinta dan kasih sayangnya terhadap perempuan lain. Dia belum sanggup untuk itu. "Mama akan menikahkanmu dengan Visca." Aleesha berucap den

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-07
  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Calon Suami

    Rendra langsung membopong tubuh istrinya yang sudah tak sadarkan diri itu menuruni tangga. Dia harus segera membawa Aleesha ke rumah sakit agar segera mendapatkan pertolongan. Rendra seperti kesetanan mengemudikan mobilnya. Dia ingin segera sampai di rumah sakit. Perjalanan ke rumah sakit yang seharusnya memakan waktu tiga puluh menit lamanya, dipangkas menjadi dua kali lebih cepat. Lima belas menit perjalanan mobil Rendra sudah memasuki areal rumah sakit. "Suster, tolong! Tolong istri saya!" teriak Rendra begitu sampai di lobi rumah sakit. Para suster yang sedang berjaga berduyun-duyun menghampiri pria yang masih membopong seorang wanita."Baringkan pasien di sini, Pak," ujar salah seorang suster yang mendorong brankar. Rendra segera menaruh tubuh Aleesha ke atas brankar lalu mendorongnya masuk ke ruangan IGD. "Maaf, Pak. Bapak tidak diperkenankan masuk. Silahkan tunggu di sini." Suster itu mencegat langkah Rendra yang hendak turut masuk ke ruang IGD. "Baiklah." Rendra hanya m

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-11
  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Dilema Hati

    Suasana mendadak hening saat Rendra mengucapkan pernyataannya tadi. Hal itu benar-benar di luar dugaan semua orang. "Cih! Sial!!" Pak Erwin mendecih sinis lalu dia memerintahkan anak buahnya untuk bergegas meninggalkan rumah Amira yang sudah berhasil dibuat porak poranda oleh ulah mereka. Pak Erwin menatap tajam ke arah Rendra. Rasanya tak rela jika gadis incarannya akan menjadi istri dari lelaki itu. Pak Erwin mendengus kesal karena gagal mempersunting dara muda seperti Amira.Aleesha masih terperangah dengan ucapan suaminya, namun, setelah itu senyum tipis tersungging di bibirnya. Aleesha merasa ini adalah pertanda bahwa permintaannya akan dikabulkan oleh sang suami.Sementara Amira dan Bu Rima mulai membereskan kekacauan yang ada. Amira memilih mengabaikan ucapan spontan Rendra tadi. Mungkin itu adalah bentuk spontanitas saja di saat posisi terdesak seperti ini. Amira tak menganggapnya lebih dari itu. 

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-11
  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Syarat Pernikahan

    Dua hari kemudian, seperti yang dijanjikan sebelumnya. Amira sudah datang terlebih dahulu di sebuah restoran di sebuah hotel mewah yang sudah Aleesha reservasi sebelumnya. Amira sudah datang terlebih dahulu. Dia menghampiri resepsionis untuk menanyakan meja yang sudah dipesan oleh Aleesha. "Atas nama siapa, Nona?" tanya resepsionis itu dengan senyum ramahnya. "Aleesha Putri," jawab Amira. Lalu sang resepsionis menuntunnya untuk naik ke sebuah ruangan khusus. Desainnya identik dengan warna hitam dan gold yang klasik dan terlihat begitu serasi. Aleesha rupanya sudah memesan ruangan VIP untuk dapat menjaga privasi mereka. Amira duduk di meja yang sudah dipesan, lantas menunggu pasangan serasi itu dalam diam. Debar jantungnya sudah tak menentu sejak tadi. Keringat dingin sudah membasahi telapak tangannya. Dia benar-benar belum terbiasa dengan keadaan saat ini.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-12
  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Kejujuran Amira

    Usai makan malam dengan Rendra dan Aleesha yang berakhir dengan satu keputusan. Malam itu, Amira pulang ke rumah dengan diantarkan oleh mereka. Sepanjang perjalanan, Amira lebih banyak terdiam dan tak terpengaruh dengan obrolan mesra Aleesha dan Rendra. Aya tak terlalu memperhatikan mereka, tapi justru Amira melamun sambil memperhatikan jalanan yang dipenuhi gemerlap lampu malam hari. Amira sedang berpikir bagaimana cara menyampaikan kabar ini kepada ibunya. Haruskah dia jujur pada ibunya tentang pernikahan dengan syarat itu ataukah menutupinya. Namun, seorang Nihaya tidak pernah bisa berbohong pada Bu Rima. Setiap kebohongan itu, selalu tidak dapat menipu Bu Rima.Amira menarik napasnya sangat dalam lalu menghempaskannya perlahan. Hanya itu yang dirinya lakukan di sela-sela perjalanan."Kita sampai," ucap Aleesha yang sukses membuyarkan lamunan panjang Amira."Eh, udah sampai, ya?" Amir

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Satu Kumbang, Dua Bunga

    "Suram amat deh muka lo, Ra!" seru Sita saat menghampiri rekan kerjanya di meja kantin. Dia sudah memperhatikan raut wajah Amira sejak tadi yang terlihat seperti banyak menyimpan duka di sana. Mereka sedang istirahat makan siang dan memilih untuk  tidak pergi keluar dan hanya pergi ke kantin. "Si Yogi mana?" tanya Amira mengalihkan pembicaraan. Sita meletakkan nampan berisi menu makan siang dan minuman mereka di atas meja. "Kayaknya doi keluar deh. Biasalah, janjian dia sama gebetannya," sahut Sita dengan sedikit uring-uringan."Ah, elah. Kenapa kamu nggak jujur aja sih kalau suka sama dia?" sindir Amira halus."Eh, enak aja masa' cewek yang harus nembak duluan, sih! Nggak banget, deh!" sergah Sita tak terima.Amira terkekeh kecil. Setidaknya kehadiran Sita dapat membuatnya melupakan sejenak kemelut hatinya tentang pernikahan kontrak yang akan dija

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14
  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Pura-pura Keramas

    21Keesokan paginya, Amira melangkah turun dari lantai dua dengan langkah pelan. Rambutnya basah terurai. Semalam tidak ada satu pun kejadian mengesankan. Malam pertama yang indah bagi sebagian wanita, hanya ada dalam bayangan Amira semata.Amira tidak berharap lebih dalam pernikahan ini, tepatnya takut berharap. Dia hanya akan melewati waktu satu tahun ini dengan mengikuti alurnya seperti air yang mengalir. Amira melihat Aleesha yang berjibaku di dapur. Ia melangkah pelan menghampiri sahabatnya itu. Aleesha menangkap kehadiran Amira dari ekor matanya. Dia pun menyambut kedatangannya dengan godaan khas bagi pengantin baru. Apalagi Aleesha melihat rambut panjang Amira basah pagi ini. Aleesha berpikir jika malam pertama mereka lanjar jaya. "Cieeee ... Yang semalam ehem-ehem!" goda Aleesha pada Amira yang sudah berdiri di sampingnya. "Ih, apaan sih," ujar Amira pura-pura tersipu malu dengan godaan Aleesha. Padahal sebenarnya Amira hanya menuruti perintah Rendra untuk berkeramas pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-16
  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Rumor

    22Rendra benar-benar meninggalkan Amira di pinggir jalan sendirian. Ya, begitulah Rendra. Dia tak pernah main-main dengan ucapannya. Jarak ke kantor mereka memang sudah dekat. Akan memakan waktu sepuluh menit jika berjalan kaki.Tanpa membuang waktu, Amira pun mengayunkan langkahnya menuju ke kantor. Dia tidak ingin terlambat di hari pertamanya kembali ngantor setelah cuti selama tiga hari. Dengan langkah sedikit cepat Amira menyusuri jembatan yang biasa dipakai oleh pejalan kaki sepertinya. Sesuai waktu yang diperkirakan, akhirnya Amira sampai di kantor tepat waktu. Sita, rekannya langsung menghambur ke arah Amira. "Ih, kangen deh, Ra. Kamu ke mana aja sih tiga hari ini?" tanya Sita dengan sedikit memprotes. "Hahaha. Biasalah, aku 'kan orang sibuk. Sepi ya nggak ada aku tiga hari ini?" goda Amira."Ya iyalah. Sepi banget. Apalagi manajer kita jadi kelihatan hilang semangat gitu, deh!" sindir Sita saat Davin melintas di hadapan mereka."Pagi, Pak Davin." Amira dan Sita menyapa s

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17

Bab terbaru

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Cinta Sejati Menemukan Jalannya

    65(TAMAT)Rendra tak bisa menahan tangis bahagianya usai ia mendengar jawaban dari Amira. Tanpa menunggu lama, pria itu pun langsung memboyong Amira, Bu Rima, dan Andra menuju ke Jakarta.Rendra sudah berjanji tidak akan mengulang kesalahan yang sama. Pria itu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang sudah diberikan oleh amirah."Kita mau ke mana, Ma?" tanya Andra pada Amira begitu mereka tiba di Kota Jakarta."Kita akan pergi ke rumah kakek buyut, Sayang. Kakek buyut udah nggak sabar pengen ketemu sama Andra," ujar Rendra."Kamu mau bawa aku ke tempat Pak Kusuma?" tanya Amira."Iya, Sayang. Semua orang udah nungguin kamu di sana," sahut Rendra.Rendra sengaja membawa Amira menuju ke mansion Kakek Kusuma. Pria itu langsung memberi kabar pada seluruh keluarganya mengenai Amira dan Andra setelahnya berhasil membujuk Amira untuk kembali padanya.Kakek Kusuma menyambut gembira kab

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Saling Mengungkap Rindu

    64)"Itu siapa? Apa itu Mas Rendra?" Amira terkejut bukan main saat ia melihat seorang pria berdiri di depan rumahnya di pagi buta. Wanita itu pun bergegas membuka pintu untuk mengejar pria tersebut, tapi sayangnya pria itu sudah terlanjur pergi sebelum Amira menangkapnya. Seperti hari-hari sebelumnya, pagi ini Amira kembali mendapatkan hadiah. Wanita itu makin kesal pada pengirim hadiah dan bertekad untuk menangkap basah laki-laki asing yang selalu datang ke rumahnya setiap hari."Aku nggak akan biarin kamu lolos, Mas! Aku nggak akan biarin kamu ganggu hidup aku lagi!"Amira melanjutkan aktivitas seperti biasa, sambil menyusun rencana untuk pindah ke tempat baru. Wanita itu tak bisa langsung pergi begitu saja meninggalkan rumahnya saat ini. Amira akan bertahan selama beberapa minggu ke depan, sembari mencari tempat lain yang lebih aman."Apa aku pindah ke luar negeri aja, ya?" gumam Amira. "Atau aku daftar jadi TKI a

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Ketakutan Amira

    63)"Ngelamunin apa, Ra?" tegur Bu Rima pada Amira.Amira terperanjat. "Nggak Bu. Aku nggak ngelamun.""Kamu nggak kenapa-napa, kan?"Amira mengulas senyum tipis. "Aku baik-baik aja, Bu. Aku seneng semuanya berjalan lancar. Kita bisa pergi dari sini tanpa dikejar."Amira pikir, Rendra akan mengejarnya dan memaksa dirinya untuk kembali ke Jakarta. Namun, ternyata kekhawatiran-kekhawatiran Amira tidak terjadi, hingga wanita itu bisa meninggalkan kota Surabaya dengan aman."Iya, Ra. Nggak nyangka ya, pindahan kita bisa selancar ini," ujar Bu Rima. "Ibu kira, Rendra akan nyamperin kamu ke rumah. Tapi sampai kita pergi tadi, Rendra nggak datang ke rumah. Apa dia nggak berhasil nemuin rumah kita?"Rendra memang tidak muncul, tapi bukan berarti Rendra membiarkan Amira pergi. Saat ini, Rendra tengah membuntuti bus yang dinaiki oleh Amira. Pria itu menguntit Amira dan mengikuti kemanapun Amira pergi.

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Melarikan Diri, lagi?

    62)Amira berusaha keras menahan tangis. Amira dan Rendra mulai menjadi pusat perhatian karena tingkah aneh mereka di area kantor.Rendra sudah tak peduli lagi dengan pekerjaannya di kantor cabang. Yang diinginkan oleh Rendra saat ini hanyalah berkumpul kembali bersama dengan wanita yang ia cinta."Tolong kembali sama aku, Amira. Aku janji aku akan memperlakukan kamu lebih baik lagi," ucap Rendra memohon pada Amira di depan banyak orang."Bapak salah orang! Tolong lepasin saya sekarang! Saya nggak mau jadi tontonan di sini!" seru Amira pada Rendra."Amira, tolong kasih aku kesempatan satu kali lagi."Rendra terus mengoceh tanpa mempedulikan para pegawai yang melihat dirinya memohon pada Amira. Wanita itu mulai kebingungan mencari cara untuk menjauh dari Rendra.Terpaksa, Amira pun menggunakan cara kasar untuk melepaskan diri dari Rendra. Wanita itu langsung melarikan diri dari kantor sebelum Rend

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Takdir Belum Usai

    61)Zahra menatap wajah sang ibu dengan lekat. Sudah lama sekali Zahra tidak mendengar nama itu terucap dari mulut sang ibu.Ternyata ibu dari perempuan bernama Zahra itu adalah Bu Rima. Dan wanita bernama Zahra itu sebenarnya adalah Amira.Ya, Amira sengaja menggunakan identitas baru untuk melanjutkan hidup. Setelah pergi melarikan diri dari Rendra, wanita itu sengaja mengubah identitasnya dan berganti nama menggunakan nama Zahra. Tidak hanya namanya saja yang berubah, Amira juga mengubah penampilannya.Amira saat ini sudah menjadi wanita berhijab, dan ia juga telah meninggalkan nama Amira. Sudah 5 tahun lamanya Amira menggunakan nama Zahra untuk bertahan hidup."Tolong jangan panggil aku pakai nama itu lagi, Bu!" pinta Amira.Bu Rima tersenyum kecut. Selama 5 tahun terakhir, Bu Rima sudah berusaha beradaptasi dengan kehidupan baru Amira, tapi tetap saja sulit bagi wanita itu untuk meninggalkan nama asli

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Zahra

    60)Kota Surabaya."Mama!" Seorang bocah laki-laki berusia 5 tahun berlari kencang menghampiri sang ibu yang saat ini berdiri di depan gerbang sekolah.Bocah laki-laki itu begitu girang melihat ibunya sudah datang menjemput ke taman kanak-kanak tempatnya belajar. "Katanya Mama nggak bisa jemput hari ini?" tanya bocah bernama Andra itu."Mama nggak jadi meeting tadi, jadi Mama bisa jemput kamu dulu," ujar perempuan berhijab yang bernama Zahra itu."Kita beli es krim dulu sebelum pulang ya, Ma?" pinta Andra dengan ekspresi menggemaskan."Kok beli es krim lagi? Kan kemarin Andra udah beli es krim," tegur Zahra."Beliin aku es krim satu ya, Ma? Aku janji aku nggak akan makan es krim lagi sampai minggu depan," bujuk bocah kecil itu pada sang ibu.Wajah lucu putra semata wayangnya membuat Zahra luluh. Wanita itu pun segera membawa Andra menuju ke minimarket yang berada tak jauh dari

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Hidup Baru

    59)Rendra segera pergi ke rumah sakit setelah ia mendengar kabar mengenai kondisi Aleesha yang drop. Rendra berencana berkunjung sejenak setelah ia bertemu dengan Aleesha. Pria itu tak pernah berpikir kondisi Aleesha akan separah ini. Rendra tahu betul tentang penyakit Aleesha, tapi pria itu tidak tahu jelas bagaimana keadaan istrinya yang saat ini sedang berjuang bertahan hidup."Aleesha baik-baik aja kan, Ma?" tanya Rendra begitu ia berjumpa dengan Bu Dina.Dengan air mata berlinang, Bu Dina menghampiri Rendra dan menceritakan keadaan Aleesha saat ini."Aleesha harus segera dioperasi," ungkap Bu Dina dengan tangis sesenggukan. "Dokter bilang, Aleesha belum tentu selamat meskipun sudah dioperasi. Peluang kesembuhan Aleesha sangat kecil dan Dokter bilang operasi ini tidak akan membantu banyak."Rendra tercengang. Selama ini ia tidak tahu apa pun mengenai penderitaan Aleesha yang melawan penyak

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Tak Sadarkan Diri

    58)Davin memandangi berkas-berkas yang bertumpuk hingga menggunung di meja kerjanya. Sejak pagi, hingga jam pulang kantor tiba, pria itu tidak mengalihkan pandangannya dari dokumen-dokumen yang sudah menunggu untuk digarap olehnya"Kenapa kerjaan aku nggak habis-habis sih?" gerutu Davin dengan wajah penat.Sudah beberapa hari terakhir, semua pekerjaan yang ada di kantor diambil alih oleh Davin. Semenjak Rendra sibuk mengurus Amira, Davinlah yang bertanggung jawab untuk menghandle semua pekerjaan agar tidak terbengkalai.Sebagai karyawan kepercayaan perusahaan, kemampuan Davin memang patut diacungi jempol. Pria itu sangat bisa diandalkan dalam mengurus semua pekerjaan. Beruntungnya, perusahaan pun tidak dibuat carut marut selama Rendra menghabiskan waktunya untuk mencari Amira. Meskipun Davin bersaing dengan Rendra dalam mengambil hati Amira, tapi pria itu masih bisa bersikap profesional dan tidak mencampura

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Berpaling

    57)Kepergian Amira membuat Rendra terpukul. Pria itu mengamuk dan terus memanggil nama Amira di depan rumah Amira.Amira pergi meninggalkan Rendra tanpa mengatakan apa pun. Wanita itu juga tidak berpamitan pada siapa pun. Rendra dan Aleesha benar-benar tak tahu tentang kelakuan Bu Ayumi dan Bu Dina yang memaksa Amira untuk pergi."Amira, kenapa kamu ninggalin aku? Kenapa kamu pergi gitu aja tanpa ngomong apa-apa ke aku?"Rendra benar-benar marah, kesal, dan bingung saat ini. Pria itu pun langsung menghubungi banyak orang untuk membantu dirinya mencari Amira. Bagaimanapun caranya, Rendra harus mendapatkan Amira kembali."Cari Amira sampai dapat! Periksa semua terminal bus, stasiun, dan bandara! Jangan biarin Amira pergi!" perintah Rendra.Rendra mengerahkan banyak orang untuk mencari Amira. Pria itu bahkan meminta bantuan pada teman-teman yang berprofesi sebagai polisi dan detektif."Aku akan bayar berapa pun, asalkan kalian bisa temukan Amira!""Baik, Tuan!"Tidak hanya tinggal diam,

DMCA.com Protection Status