Share

Bermimpi Tentang Ibu

Penulis: Ndaka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-07 10:00:00

Wanita manapun mana mungkin selamanya mencintai seorang pembunuh, jika dipikir-pikir perkataan Julvri tidak salah justru itu masuk akal. Arum yang merupakan seorang wanita, bisa saja menuntut tindakan Julvri yang kejam dan dapat berpisah darinya. Namun ia tidak melakukannya.

“Mustahil aku bisa melarikan diri darimu. Bayangkan saja, suamiku seorang pembunuh, orang yang aku cintai ternyata orang seperti ini. Di lain sisi aku merasa bisa menerima semuanya karena niat burukku dulu padamu.”

“Karma?” 

“Entahlah, bisa saja begitu.”

Takdir tidak bisa dibaca hanya mengandalkan garis tangan, bintang-bintang di langit berputar sesuai rotasi begitu pula bumi dan bulan. Adapun Arum merasa ia sudah tidak mungkin melarikan diri dan memilih untuk menerimanya selagi orang lain tidak dirugikan.

"Hanya aku yang tersisa. Dia takkan bisa menyentuh ibuku karena

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Kabar Buruk Datang Beruntun

    Perawat datang untuk mengganti perbannya yang baru. Malam berlalu cukup cepat, fajar pun menyingsing. Seolah tirai besar terbuka lebar, menunjukkan betapa indahnya matahari terbit. Kedua mata Arum kembali terbuka, mendapati beberapa orang yang ada di sekitarnya.“Julvri, Ibu dan Ayah mertua,” sebut Arum satu persatu. Mereka berwajah cemas padahal kondisi Arum terbilang sudah membaik, lukanya sembuh dengan cepat. Beberapa hari lagi mungkin ia diperbolehkan untuk pulang. Arum mengubah posisinya menjadi duduk, sekali lagi ia memperhatikan tiga orang di sekitar satu persatu. Pertanyaan terbesit dalam benaknya tapi tak mampu terucap. “Arum, bagaimana keadaanmu? Apa masih ada yang sakit? Atau ada yang ingin kamu makan?” tanya ibu mertua dengan beruntun, wajahnya terlihat khawatir bukan main.Ayah mertua juga menunjukkan wajah yang sama lantas bertanya, “Berbaringlah saja, Arum. Baru sehari ini kamu dirawat, Julvri suamimu juga pasti cemas.”

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07
  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Hamil

    Di suatu tempat lain, rumah Ayah dan Ibu Julvri.“Bagaimana keadaan anak itu? Apa Julvri sudah menghubungi?”“Tidak. Belum. Dia masih belum menghubungi kita. Sudah tenanglah, aku yakin dia baik-baik saja.”“Ya. Aku harap begitu.”Bagi orang tua Julvri Vandam, memiliki seorang cucu adalah harapan terbesar mereka. Selain mereka merasa sangat khawatir pada Arum yang tengah mengandung serta sedang terluka di bagian perut dekat dengan ginjal. Rasa bersyukur sedalam-dalamnya terucap di bibir mereka sepanjang waktu ketika tahu janin Arum masih terbilang sehat setelah Arum terluka hari itu.“Aku masih tidak menyangka. Fisik menantu kita ternyata kuat sekali, ya.”“Kita tidak pilih salah menantu atau mungkin ini takdirnya, anak yang ada di dalam kandungan masih hidup setelah sempat dinyatakan tidak ada detak

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-08
  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Sebuah Konsekuensi I

    Bagai petir datang di siang bolong, tubuhnya gemetar seiring kata-kata yang selalu keluar dan terucap di bibir pria ini. Dadanya terasa sesak, sakitnya bukan main sampai ia merengkuh. Perlahan turun, duduk di lantai.“Arum.”"Bagaimana bisa dia mengatakannya semudah itu? Mengawetkan itu sama saja membunuh. Sebenarnya apa yang dia pikirkan?" Dalam benak, Arum bertanya-tanya bingung.Ia lantas mendongakkan kepala, menatap lekat ekspresi Julvri yang memandangnya dari atas sana. Semakin lama Arum melihat, semakin Arum tidak memahami sifat ataupun tingkah laku pria yang telah menjadi suaminya itu."Ini bahaya," pikirnya membatin.“Bohong!” seru Arum meninggikan nada suaranya. “Nggak mungkin aku hamil, sedangkan kamu sama sekali nggak ada rencana untuk membuat anak,” lanjut Arum.“Iya. Aku memang tidak mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-10
  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Sebuah Konsekuensi II

    “Julvri, sepertinya aku tidak akan bisa melepas rindu secepat ini. Kamu dan aku seperti sudah ditakdirkan sejak lama untuk bersama.”Wanita berambut panjang gelombang mengelus dada bidangnya dengan mesra. Mereka berpelukan tanpa arti, sedang Julvri menikmati permainannya.“Takdir 'kan memang tidak ada yang tahu. Lagi pula apa kamu ingin berdiri di sini saja?”Wanita itu mendongakkan kepalanya, menatap wajah lelaki tampan itu. Sejenak terdiam lantaran terpana padanya.“Kita lebih baik masuk saja,” ucap wanita tersebut.Julvri mengangguk sembari berkata, “Iya, sudah mulai dingin.”Langit malam dengan sinar rembulan, di balik tirai terdapat pemandangan berupa gedung-gedung pencakar langit. Meski tidak sebanding dengan pemandangan alam namun ini sudah cukup bagus.T

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-11
  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Wanita Sampah I

    “Dengarkan aku bercerita teman-teman.”“Ada apa?”“Aku berencana untuk mengincar seorang pria tajir di sini. Tentu saja agar hidupku jauh lebih mudah dari yang sekarang,” tutur Arum lantas tersenyum.“Lalu siapa yang kamu incar? Sepertinya kamu sangat bersemangat sekali ya.”“Tentu saja tapi ... aku belum memutuskan siapa.”Para perempuan berkumpul dan bergosip adalah hal biasa, Arum masih belum bisa melepaskan kebiasaan buruk satu ini terutama jika berhubungan dengan pernikahan atau semacamnya. Ia tidak mau merugi dan terus berusaha mendapatkan yang terbaik.Secara kebetulan Julvri melintas di belakang mereka, sejenak ia terdiam begitu mendengar ucapan Arum. Perlahan ia melangkah ke belakang dan bersembunyi di balik dinding agar dapat menguping pembicaraan mereka lebih jauh.Ser

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Wanita Sampah II

    Sungguh sebuah kebetulan bertemu dengannya di sini. Terlebih dari semua tempat, mereka berjumpa saat Julvri sedang kencan. Awalnya ia cukup khawatir bila Arum mengenali dirinya tapi kekhawatiran itu berujung sia-sia karena rupanya Arum sama sekali tidak mengenalnya.Arum hanya datang sebagai pelayan yang mengantar pesanan mereka sembari mengumbar senyum, tanda keramahan pada setiap pelanggan. Julvri lantas ikut tersenyum dan terus memandanginya dengan tatapan berharap.“Pelayan sepertimu dilihat-lihat cukup cantik juga ya.” Julvri menggodanya sedikit.Hal itu sontak membuat Arum sangat terkejut, tapi ia bisa mengendalikan ekspresinya sehingga tidak terlihat memalukan. Memasang wajah seperti biasa pun tidak lupa dengan tersenyum seolah sedang senang.Dua gelas minuman yang serasi sudah berada di hadapan mereka, Arum yang kini memeluk nampan berukir kayu itu sejenak terdiam dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-13
  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Gairah Tak Terbalas

    Seumur hidupnya tidak pernah sekalipun Julvri merasakan cinta yang sesungguhnya. Di kehidupan yang monoton ini, Julvri memang terlihat begitu sempurna dari segala aspek. Fisik dan juga otak bagai tiada tanding.Bruk!Julvri menjatuhkan diri di lantai, seketika ia tersadar adanya darah di bagian punggung tangannya.“Lecet ... pantas saja terasa perih.”Sembari memandang arah luar di balik jendela, dengan tatapan kebosanan itu ia menjilat darahnya sendiri. Menikmati apa yang bisa dinikmati tapi tetap saja perasaan bosan terus saja melanda dirinya.Pesan singkat mengambang di notifikasi layar ponselnya. Tidak tertera nama melainkan hanya nomor.Pesan itu terbaca, [Sepertinya kau melakukannya lagi. Tidak ada bosan-bosannya ya?]Julvri tersenyum tanpa membalas pesan singkat itu. Ia lantas bersandar di

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14
  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Obsesi yang Muncul

    Hiruk-pikuk di dalam maupun luar kafe membuat suasana hidup namun tidak tenang. Kebisingan dari segala jenis macam suara dari luar, meski hanya samar-samar tetap tidak terasa nyaman. Arum hanya duduk manis sambil memeluk dirinya sendiri dengan pandangan mengarah ke lain dan tidak pada kencan triple ini.“Arum, kenapa kamu malah buang muka begitu?” tanya salah satu temannya yang berkuncir kuda. Ia tampak cemas karena Arum tidak terlihat senang sama sekali.“Apa? Oh, aku? Ya ampun, maafkan aku. Aku nggak terbiasa dengan hal semacam ini,” jelas Arum sedikit kaku dan gugup.“Dasar kamu ini. Pasti perutmu sakit lagi.”“Kenapa sampai harus sakit perutku?”“Ya, jelas saja. Setiap kali gugup pasti semua orang akan sakit perut tahu,” tutur temannya itu dengan kesal.Ia menyodorkan air putih

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14

Bab terbaru

  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Cinta Kematian

    Kehadiran seorang lelaki adalah pendamping bagi seorang wanita dan begitu juga dengan sebaliknya. Akan tetapi pasutri yang terikat pernikahan suci selama setengah tahun ini memiliki persepsi berbeda dari lainnya. Mereka memiliki sisi buruk yang tak terbayangkan serta sisi baik tak terduga. "Aku ... akan mati." Pikiran Arum hanya tertuju pada kematian saja. Dirinya berpikir ini sudah berakhir hingga beberapa petugas kepolisian menerobos masuk ke dalam rumah sembari menodongkan senjata. “Angkat tanganmu!” Luka lecet, lebam, bekas tusukan, darah terus mengalir di bagian lukanya, bahkan bekas luka jeratan tali masih terlihat. Tidak hanya itu, luka di hati pun sudah terpampang jelas di hadapan mereka. Arum sudah lemas dan tak sanggup bergerak di sisa napasnya yang sedikit. “Gawat! Orang ini tidak mau berhenti!”“Biar saya yang melakukannya!” seru seorang lelaki berpakaian jas coklat muda. Lelaki itu bergegas menghampiri lalu mem

  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Sosok Iblis yang Dicintai

    “Ah!” Arum terbangun dalam keadaan tubuh basah berkeringat dingin. Wajahnya memucat, pupil matanya pun bergetar kuat dengan mengingat semua hal buruk yang ia pikir sedang terjadi saat ini. Namun ternyata Arum salah, begitu kesadarannya pulih dan mendapati dirinya berada di atas ranjang, ia mulai merasa tenang dan lega.“Syukurlah,” ucap Arum. “Ada apa, Arum?” Sampai melupakan sosok lelaki yang membuat Arum bermimpi buruk itu bertanya. Julvri yang telah membuka mata, lantas meraih wajah Arum dan memberinya kecupan pagi.Perasaan gelisah kembali hadir, seolah kabur hitam mengitari sekeliling tubuh mereka. Merinding tanpa bisa berekspresi lebih selain terdiam merasa takut.“Arum?” Sekali lagi sang suami memanggil dan bertanya apa masalahnya. “Ada apa?”“Julvri ... aku hanya kembali bermimpi buruk.” Perlahan Arum berucap sembari menyentuh punggung tangan kekar itu. “Mimpi buruk? Apakah itu tentang aku?”Awalnya Arum terkejut, dengan mata terbelalak dan mulut sedikit menganga, nyaris

  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Persidangan

    Semilir angin membawa pergi dedaunan gugur, beterbangan bagai sehelai bulu yang ringan dan entah ke mana perginya mereka kala angin terus menggerakkannya. Sejenak suasana terasa tenang, Arum merasa begitu memejamkan mata maka dirinya akan cepat terlelap. “Julvri, apa kamu benar-benar akan membunuhku?” Dari sekian banyaknya pertanyaan, hanya kalimat itu yang terlontar dari bibir tipisnya. Sosok lelaki yang hadir berada di sampingnya itu hanya bisa terdiam dengan mulut setengah terbuka seakan hendak mengatakan sesuatu tapi tertahan. Setelah beberapa saat lelaki itu melengos dan kembali menghadap arah depan sambil menggandeng tangan sang istri dengan kuat."Ada apa dengan Julvri?" batin Arum bertanya-tanya dalam kebingungan. Sebab tak pernah merasa bahwa Julvri akan bersikap begini karena ini adalah pertama kalinya. Rasa bimbang ataupun bingung, resah dan gelisah. Entah apa yang sebenarnya Julvri pikirkan. “Tidak menjawab itu artinya benar. Lalu kenapa nggak lakukan saja sekarang? Aku

  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Rahasia Ibu dan Ayah

    “Lalu kamu akan melakukan apa setelah menemukan sesuatu di laptopku?” Bagai disambar petir di siang bolong, Arum tersentak kaget mendapat pertanyaan yang jelas adalah sebuah sindiran. Arum mengubah posisinya menjadi duduk, sekali lagi terkejut, ia menatap tajam pada Julvri seolah sedang berbalik menghakimi.Julvri lantas bangkit dan berkata, “Ayo katakan sesuatu. Jangan sampai aku dibuat penasaran.” Di lain sisi ia merasa ada seseorang yang memperhatikan mereka. Spontan Arum menoleh ke arah pintu yang terdapat celah sedikit. “Julvri, pintunya tidak ditutup?” tanyanya sembari berusaha mengalihkan pembicaraan. “Ah, benar. Aku melupakannya,” ucap Julvri. Di celah pintu terbuka, Arum melihat sosok siluet familiar. Ia pun turun dari ranjang dan berjalan ke arah pintu dan membukanya.“Bibi Elli?” Rasanya tak pernah habis keterkejutan Arum dalam hidupnya. Ia dikagetkan oleh bibinya sendiri yang ternyata mengintip.“Ikut aku sebentar, rum.” Begitulah bibi memanggil, lalu Arum hanya mengi

  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Berkas Kosong

    Bibi Ella dan Elli adalah kembar seiras, yah, meskipun dari sifat mereka berbanding terbalik. Bibi Ella orang yang lembut sedangkan bibi Elli orangnya galak. Lalu sekarang bibi Elli berhadapan dengannya, dan entah kenapa seperti sedang marah. “Aku tidak berharap kamu mengerti ucapanku, Arum. Tapi kupikir sebaiknya ...,”“Bibi membicarakan apa?” Seolah tak ingin membahas sesuatu hal buruk itu, Arum kembali melanjutkan jahitannya yang belum selesai. Mulai dari pakaian hingga ke taplak meja, dengan sangat giat Arum mengerjakannya sepenuh hati hingga kembali sempurna seperti sedia kala. Sementara ia merasakan punggungnya dingin akibat tatapan tajam dari bibi Elli. “Aku belum selesai bicara,” katanya.Arum menelan ludah, bibir bawahnya sedikit tergigit. Setelah selesai menjahit, ia lantas menoleh ke belakang. Arum sangat terkejut akan tatapan yang dirasa semakin tajam dan menakutkan itu. “Iya, baiklah. Aku akan mendengarkannya tapi tentang apa? Bibi Elli selalu bicara setengah-setenga

  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Aura yang Sama

    Suasana di kampung halaman yang terasa lebih sejuk membuat Arum merasa rileks sejenak. Saat ini ia sedang membantu nenek menjahit pakaian yang sedikit rusak dengan cara manual. Nenek tampak sehat dengan kegesitan yang ia gunakan tuk menjahit. Sungguh hebat. “Arum, jujurlah pada nenekmu ini tentang satu hal.”Nenek memulai percakapan yang sejujurnya terdengar seolah Arum menyembunyikan sesuatu. Arum pun menghentikan gerakan tangannya terkejut. “Iya, nek. Kenapa?”“Ibumu sudah tiada dan aku ingin tahu bagaimana keadaan Ayahmu.” Rasa terkejut kembali bertambah, Arum sepenuhnya bungkam karena tak mengira bahwa nenek tidak mengetahui kabar tentang Ayahnya.“Ayahku ...,” Arum menggumam. Pikirannya mulai kalut dalam kebingungan, ia bimbang apakah perlu menceritakan yang sebenarnya atau tidak lantaran ibunya sendiri pun sengaja tidak memberitahukan hal tersebut. "Kenapa Ibu menyembunyikan hal ini? Kejadiannya sudah cukup lama. Apa aku perlu menceritakannya?" batin Arum yang memiliki bany

  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Melepas Rindu di Kampung Halaman

    Arum mencercanya habis-habisan tanpa kenal takut, ia sudah tidak peduli bila suaminya akan marah karena hal ini sebab Arum pun merasa bahwa dirinya sudah tidak bisa menahannya lebih lama lagi. "Aku ingin merekam bagian ini tapi tak aku sangka aku kehabisan cara dan yang aku andalkan sekarang kata-kata meskipun tenggorokanku terasa kering sekarang," batin Arum. Rasa takut adalah hal wajar, ia berpikir sudah tak mungkin menyembunyikan kekesalannya lagi tapi di luar dugaan Julvri merespon seolah ini candaan. “Hahaha! Apa yang kamu bicarakan, Arum?” sahut Julvri yang juga tertawa bahak-bahak.“Sejak tadi kamu sepertinya berusaha membuatku marah ya? Tapi tidak masalah,” imbuhnya. “Kamu lah yang mempermainkan aku, membuatku marah dan jengkel karena terus memperlakukan aku seperti hewan ternak. Kalau kamu kesal seharusnya bunuh saja aku!” Senyum terukir semakin lebar di wajahnya yang tampan. Jemari yang besarnya dua kali lipat itu lantas kembali meraih dan membelai wajahnya dengan penuh

  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Trik Bermain II

    Dengan memanfaatkan paras tampannya, Julvri Vandam selalu mencari kesempatan untuk bermain dengan banyak wanita. Bohong kalau ia sungguhan mencintai mereka, sebab kenyatannya ia hanya mempermainkan para wanita saja. Ia bersenang-senang demi dirinya sendiri. Julvri adalah seorang lelaki tidak waras. “Hei, bagaimana kalau kita kencan besok?” Paras tampan, berduit dan memiliki hati yang baik. Itu semua terlihat di mata para wanita, ketika diajak kencan, siapa yang akan menolak? Tentu saja tidak akan ada kecuali orang buta.“B-boleh saja.” Wanita berambut pendek sebahu menjawab dengan gugup. Namun satu syarat mutlak bagi Julvri, ia memilih wanita yang sama sekali tidak berguna di kemasyarakatan. Julvri akan mengencani setiap wanita yang statusnya kadang tidak jelas, ada yang buron, setengah tidak waras, peminum dan masih banyak lagi. Rata-rata wanitanya tidak bisa dibilang wanita normal sehingga akan mudah bagi Julvri yang akan menghabisi mereka jika sudah bosan. “Julvri, hari ini kit

  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Trik Bermain I

    “Jangan kamu kira aku tidak tahu.”“Kenapa kamu berpikir begitu? Bisa saja bukan aku 'kan?” “Tapi kupikir begitu.”Semenjak perilaku Julvri yang sebenarnya terungkap jelas di depan mata, Arum dengannya selalu berdebat dan beradu kemampuan di samping ada rasa keinginan untuk melenyapkan. Kehidupan yang didambakan oleh Arum selama ini nyatanya takkan pernah terwujud karena orang yang sekarang berada di hadapannya. Apa yang Arum masukan ke dalam makanan Julvri adalah obat pencahar sementara Julvri memasukan obat pelemas otot sehingga dengan kondisi Arum saat ini akan cepat berefek, ia lemas dan sudah tak bertenaga lagi. “Taksi online pesanan kita sudah sampai. Ayo cepat pulang ke kampung halaman rumahmu, Arum.” Sambil tersenyum pria itu kembali menuntunnya masuk ke taksi online, Arum hanya bisa pasrah kala Julvri sepenuhnya mengendalikan dirinya seperti sekarang ini. “Ayo pak, jalan.”“Baik.” Perasaan mual kembali muncul setelah sekian lama, kehamilannya membuat keadaan Arum semaki

DMCA.com Protection Status