Share

CH-333

last update Last Updated: 2025-03-20 11:47:04

"Apa yang kamu katakan?"

Nada suara Huangfu Dho dipenuhi keterkejutan, seolah merasa salah dengar. Houdo berani mengatakan bahwa dia bodoh?

"Hmph... Kau bodoh, Huangfu Dho. Apakah itu masih kurang jelas?"

Houdo tidak menunjukkan ketakutan sedikit pun. Justru, ia mengulang kata-katanya dengan nada yang lebih keras dan penuh penghinaan.

Mata Huangfu Dho berkilat marah. Wajahnya berubah gelap.

"Bajingan! Kau meminta kematian!"

Di belakangnya, para pengikutnya langsung bereaksi. Mereka menunjuk Houdo dengan wajah merah padam karena emosi, siap meluapkan kemarahan mereka.

Namun, bukannya gentar, Houdo justru menyeringai semakin lebar. Seolah menikmati situasi ini, ia menatap Huangfu Dho dengan penuh ejekan.

"Huangfu Dho, ternyata kau benar-benar bodoh." Ia mendesah pelan, seakan merasa kasihan. "Bahkan kau tidak mengerti situasimu sendiri! Tapi karena kau terlalu bodoh, aku tidak keberatan memberitahumu."

Huangfu Dho semakin mengernyit, tetapi Houdo tetap melanjutkan, suaranya penuh sindir
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin seru
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kultivator Inti Semesta   CH-334

    Xiao Tian dan Huangfu Dho membuka mata, lalu menyadari bahwa dunia di sekitar mereka telah berubah.Suasana yang semula berisi riuh suara pertempuran kini digantikan oleh keheningan yang menyesakkan. Dinding-dinding batu yang mengelilingi mereka tampak kehitaman, seolah terbakar oleh waktu. Permukaannya kasar, penuh retakan yang seakan menyimpan kisah panjang tentang kehancuran dan kematian. Tidak ada pintu, tidak ada celah, hanya ruang tertutup yang mengurung mereka dalam kehampaan.Namun, mereka segera melupakan ruangan itu karena sesuatu yang lebih mencolok berada di hadapan mereka.Sebuah kerangka duduk bersila di tengah ruangan.Tubuhnya telah lama menjadi tulang belulang, tetapi sisa-sisa kain lusuh yang masih menyelimuti rangkanya menunjukkan bahwa ia pernah menjadi seseorang yang luar biasa. Meskipun tak lagi bernyawa, aura yang terpancar darinya tetap terasa mengerikan. Seolah-olah di saat hidupnya, ia adalah seorang yang melampaui batas manusia biasa.Mata Xiao Tian menyipit

    Last Updated : 2025-03-20
  • Kultivator Inti Semesta   CH-335

    Huangfu Dho menatap dengan mata yang membelalak. Sebuah formasi berwarna biru tua yang samar tampak menyelimuti tubuh Xiao Tian, bergelombang seperti tirai energi yang tidak kasatmata. Cahaya redupnya berkedip-kedip, beresonansi dengan udara di sekitarnya, membentuk lapisan perlindungan yang nyaris tak terlihat.Dia mengatupkan giginya, wajahnya dipenuhi keheranan.Formasi itu…Jelas sekali formasi itulah yang telah menahan dampak dahsyat dari jimat-jimat peledaknya. Seharusnya, seseorang yang berada di pusat ledakan semacam itu akan hancur menjadi serpihan atau paling tidak, tubuhnya terbakar parah. Tetapi Xiao Tian tidak mengalami luka sedikit pun. Tidak hanya itu, bahkan pakaiannya masih utuh, tanpa noda atau robekan.Huangfu Dho menggertakkan giginya, mencoba memahami situasi.‘Kapan dia mengaktifkan formasi ini?’Tidak mungkin. Formasi perlindungan dengan tingkat sekuat itu membutuhkan persiapan. Setidaknya, seseorang harus mengukir pola formasi di udara, menggunakan batu roh, at

    Last Updated : 2025-03-20
  • Kultivator Inti Semesta   CH-336

    Huangfu Dho merasa seolah-olah sedang bermimpi.Seorang anggota Klan Xiao, muncul di Alam Zuwu?Itu mustahil.Klan Xiao bukanlah klan sembarangan. Mereka adalah penguasa Galaksi Divine Lightning Fire, sebuah eksistensi yang jauh melampaui batas pemahaman dunia ini. Keberadaan mereka lebih seperti mitos daripada kenyataan. Legenda mereka terdengar di berbagai penjuru alam semesta, tetapi tidak pernah ada yang benar-benar melihat anggota mereka di tempat seperti ini.Namun, pemandangan di depan matanya berkata lain.Sayap api dan petir yang terbentang di punggung Xiao Tian, tanda bercahaya di dahinya, serta aura luar biasa yang melingkupinya—semua itu adalah bukti yang tak terbantahkan.Meski demikian, Huangfu Dho masih berusaha menepis pikirannya.‘Tidak, ini tidak mungkin... mungkin hanya kebetulan. Mungkin dia hanya memiliki darah campuran, atau mendapatkan teknik warisan dari suatu tempat.’Dia ingin meyakinkan dirinya bahwa ini bukan kenyataan.Dia tidak ingin percaya.Namun, detik

    Last Updated : 2025-03-20
  • Kultivator Inti Semesta   CH-337

    Siluet manusia yang baru saja mencoba merampas tubuh Xiao Tian kini terperangkap dalam penjara api petir. Dinding-dindingnya berkilauan dengan semburan energi yang bergemuruh, seolah-olah amarah langit dan api neraka bergabung menjadi satu.Siluet itu, yang sebelumnya penuh percaya diri, kini menunjukkan ekspresi ngeri. Sosoknya yang awalnya padat dan kuat mulai tampak bergetar, seolah-olah terbakar perlahan oleh energi yang mengurungnya.“Tidak, aku memiliki kekuatan Dewa Sejati peringkat satu. Mana mungkin aku tidak bisa menghancurkan kandang ini!” teriaknya putus asa.Dia mengerahkan semua kekuatan yang tersisa, mengeluarkan aura merah darah yang bercampur dengan kehancuran. Cahaya merah itu berkumpul di kedua tangannya sebelum meledak dengan dahsyat, mencoba merusak kandang api petir yang mengurungnya.BAAANG!Getaran hebat mengguncang dunia dantian, tetapi kandang itu tetap utuh, bahkan tidak menunjukkan retakan sedikit pun. Sebaliknya, api petir yang membentuk kandang itu justru

    Last Updated : 2025-03-20
  • Kultivator Inti Semesta   CH-338

    Xiao Tian memimpin kelompoknya menelusuri kedalaman gua dengan langkah mantap. Suasana di dalam gua terasa semakin suram seiring mereka melangkah lebih dalam. Dinding batu di sekeliling mereka dipenuhi ukiran-ukiran kuno yang samar bercahaya, seolah mengandung jejak energi yang telah lama tertinggal. Udara di dalam semakin dingin, tetapi tekanan yang menyelimuti gua justru semakin pekat, menandakan bahwa tempat ini bukanlah gua biasa. Namun, bagi Xiao Tian, semua itu bukan halangan. Dengan Mata Langit-nya yang luar biasa, ia dapat melihat mekanisme yang tersembunyi di sepanjang jalur dengan jelas, menguraikannya tanpa kesulitan berarti.Langkah mereka terhenti ketika akhirnya menemukan ujung gua. Namun, yang mereka saksikan di hadapan mereka bukanlah dinding batu ataupun ruangan luas seperti yang mereka perkirakan, melainkan sesuatu yang sepenuhnya melampaui akal sehat—sebuah dunia terbuka yang tersembunyi di dalam tanah.Di atas mereka terbentang langit yang bercahaya redup, seolah

    Last Updated : 2025-03-28
  • Kultivator Inti Semesta   CH-339

    Pria paruh baya itu tersenyum pahit mendengar ucapan Xia Meimei, tetapi keputusasaannya tidak membuatnya kehilangan harapan. Tatapannya tetap dipenuhi tekad, seolah dia akan melakukan apa pun demi menyelamatkan anggota generasi mudanya.“Aku berjanji, jika kalian bisa menyelamatkan mereka, aku tidak hanya akan membiarkan kalian mendapatkan harta di tempat ini, tetapi aku juga akan memberikan hadiah yang cukup untuk memuaskan kalian.” Suaranya bergetar, mencerminkan betapa pentingnya masalah ini baginya.Sejak awal, Xiao Tian hanya menyimak tanpa menunjukkan reaksi berlebihan. Namun, kini dia akhirnya berbicara, suaranya datar tetapi penuh keyakinan.“Aku memiliki cara untuk menyelamatkan mereka,” katanya pelan, namun setiap kata mengandung kepastian mutlak. “Tetapi ini sangat berisiko. Jika harta yang Senior janjikan sebagai hadiah kurang berharga, maka ini tidak sepadan dengan risikonya.”Perkataannya langsung membuat suasana sedikit berubah.Pria paruh baya itu menatapnya dengan pen

    Last Updated : 2025-03-28
  • Kultivator Inti Semesta   CH-340

    Setelah pria paruh baya itu pergi, suasana di tempat itu terasa sedikit lebih tenang. Namun, ketegangan di udara masih terasa jelas, seolah-olah dunia ini belum selesai menguji mereka.Xiao Tian melangkah maju dengan ekspresi dingin, siap menghadapi apa pun yang menantinya. Namun, sebelum dia benar-benar bergerak, langkahnya terhenti saat suara langkah ringan terdengar dari belakangnya."Jika kamu ingin menghadapi bahaya, kita akan menghadapi bahaya itu bersama," suara tenang tetapi penuh keteguhan itu berasal dari Qiancheng.Xiao Tian tidak menoleh. Dia tetap berdiri tegak, lalu perlahan menggelengkan kepalanya."Kamu cukup tinggal di belakang dan jangan ikuti aku. Aku tidak bisa bertarung sambil melindungi orang lain. Jadi jangan memaksakan diri. Jika kamu ingin bertarung bersamaku, masih banyak kesempatan di masa depan. Sekarang, jangan impulsif."Nada suaranya datar, tidak mengandung emosi, seolah-olah ini bukan perdebatan, melainkan perintah yang harus dipatuhi.Tanpa menunggu ja

    Last Updated : 2025-03-28
  • Kultivator Inti Semesta   CH-341

    Melihat akar-akar pohon raksasa sudah tidak lagi menyerang Xiao Tian, Xia Meimei, Xia Kang, Qiancheng, Jianzen, Houdo, Wei Lan, Lanfeng, Xingshan, Jiangkun, dan yang lainnya segera berteriak memanggilnya.“Tuan Muda Tian, biarkan aku membantumu membebaskan mereka!”Di hadapan mereka, seratus anggota generasi muda Klan Peri Kuno masih terikat oleh akar-akar pohon raksasa. Jika mereka mendapatkan bantuan, tentu akan menghemat banyak waktu bagi Xiao Tian.Xiao Tian mengangguk, menyunggingkan senyum kecil. Tatapannya tetap tenang dan percaya diri. “Dengan senang hati.”Tanpa ragu, mereka semua melangkahkan kaki dari ujung gua menuju dunia kecil itu.Namun—BAANG!!!Begitu mereka menginjakkan kaki, dunia seakan runtuh di sekitar mereka. Tubuh mereka seketika terkunci, membeku seperti patung. Bahkan untuk sekadar menggertakkan gigi, mereka membutuhkan kekuatan luar biasa besar. Rasa panik mulai menjalari tubuh mereka, tetapi tidak ada yang bisa mereka lakukan selain berusaha menahan kepanik

    Last Updated : 2025-03-29

Latest chapter

  • Kultivator Inti Semesta   CH-382

    Setelah sarapan, mereka langsung pergi. Xiao Tian berjalan bersama ketiga teman barunya. Niu Gan berada di sisi kirinya, sementara Jilang dan Bairu sedikit tertinggal di belakang, namun tetap menjaga jarak yang cukup dekat. Mereka tidak tergesa-gesa, tapi langkah mereka mantap, seolah tak ada yang perlu diburu atau ditakuti. Tatapan demi tatapan tertuju kepada mereka, khususnya kepada Xiao Tian yang berjalan paling depan. Banyak orang di kota kecil ini pernah melihat atau mendengar tentang pemuda misterius yang membuat klan Xiao cabang gemetar. Meskipun Xiao Tian telah menyangkal keterkaitan dengan kekuatan garis darah, rasa ingin tahu orang-orang tetap tak padam. Bahkan mereka yang hanya sempat melihat sekilas sudah mulai membicarakan gerak-geriknya. Namun, baik Xiao Tian maupun ketiga pemuda itu sama sekali tidak memedulikan sorotan dari sekeliling. Seakan mereka berjalan di tengah pasar kosong, tidak ada beban, tidak ada keinginan untuk menunjukkan diri. Di sepanjang perjalanan,

  • Kultivator Inti Semesta   CH-381

    Tanpa ragu, ia langsung menelan dua puluh enam pil Immortal tingkat 14, disusul sembilan belas pil Immortal tingkat 15. Satu demi satu pil itu masuk ke tubuhnya, memicu gelombang kekuatan yang menekan tubuhnya dari segala arah. Tak berhenti di situ, ribuan batu ilahi tingkat tinggi di sekitarnya mulai dimurnikan bersamaan. Energinya mengalir liar, seperti badai yang tidak bisa dibendung. Jika orang lain yang melakukan ini, tubuh mereka pasti sudah hancur berkeping-keping. Tapi Xiao Tian berbeda. Garis darahnya berada di level yang berbeda dengan siapapun di klan Xiao, bahkan mungkin lebih kuat daripada milik ayahnya sendiri. Leihuo Dashi langsung mengambil alih proses pemurnian. Energi yang masuk diserap dan dimurnikan, lalu didistribusikan ke seluruh tubuh Xiao Tian. Tidak ada satu pun percikan energi yang dibiarkan terbuang. Tubuhnya diperkuat, dimodifikasi secara alami, dan sel-selnya dimasuki energi murni yang telah diubah menjadi bagian dari dirinya. Xiao Tian tak bergerak sed

  • Kultivator Inti Semesta   CH-380

    Xiao Tian hanya mendengus. Dingin. Tidak tersentuh. “Cih.” Sebuah suara ringan namun menghantam. “Orang lemah akan selalu seperti itu. Ketika dirinya tidak mampu berdiri dengan kekuatan sendiri, dia akan mencari orang di belakangnya untuk menjadi perisai. Sangat membosankan.” Kata-katanya tidak diucapkan dengan amarah, tapi ketenangan itu justru lebih menakutkan daripada ledakan kemarahan. Seolah dia benar-benar tidak menempatkan mereka dalam hitungan apa pun. Xiao Lian semakin marah. Tubuhnya masih gemetar, tapi kali ini lebih karena dorongan emosi daripada rasa sakit. Dia mengumpulkan seluruh kekuatan yang tersisa, suaranya melengking dengan penuh kebencian. “Jika aku berusia yang sama denganmu, kamu hanya semut di hadapanku! Tunggu saja pembalasanku!” Tangan Xiao Lian bergerak cepat. Sebuah rune muncul di udara dari dalam lengan bajunya, bersinar biru gelap dengan coretan-coretan rumit. Energi misterius membungkusnya dalam sekejap, lalu menjalar ke tubuh Xiao Zen dan keempat y

  • Kultivator Inti Semesta   CH-379

    Melihat itu, dua anggota lain langsung menerjang bersamaan, satu dengan pedang kembar, satu lagi dengan pedang besar beralur petir. Mereka datang dari arah kiri dan kanan, menciptakan ilusi ganda yang menipu mata. Xiao Tian memutar tubuhnya. Dua tangan kosongnya menyambar secepat kilat, menangkap kedua senjata itu—satu dengan telapak, satu dengan jari. KREEK! Pedang kembar patah seketika. BRAK! Pedang besar menyusul, terbelah di tengah. Kedua pemiliknya terpental, masing-masing menerima hantaman lutut dan siku dari Xiao Tian yang langsung menembus pertahanan tubuh mereka. Tubuh mereka menghantam jalan berbatu, menciptakan dua lubang cekung yang dalam, darah mengucur di antara retakan. Xiao Zen sedikit canggung, dua pemuda yang tersisa mulai menunjukkan keraguan, tetapi sudah terlalu terlambat. Xiao Tian tidak memberikan ruang bagi mereka untuk berpikir. Dalam satu lompatan pendek, tubuhnya sudah berada di tengah-tengah mereka. Tinju pertamanya menghantam rahang lawan keempat,

  • Kultivator Inti Semesta   CH-378

    Yang membuat semua orang terdiam bukan hanya penampilannya. Tetapi saat detik berikutnya terjadi lonjakan ranah. Xiao Tian, dari peringkat sepuluh Alam Agung, langsung menembus ke peringkat tiga Alam Maha Agung. Lonjakan delapan peringkat secara instan—sesuatu yang tidak bisa dijelaskan oleh akal sehat atau bahkan pemahaman para tetua. Sekalipun ranahnya masih di bawah Xiao Zen dan Xiao Lian, tekanan yang dilepaskannya membuat napas semua pemilik garis darah binatang api petir tercekat. Mereka tidak hanya merasakan kekuatan yang menekan, tetapi seolah darah mereka sendiri memberontak, tunduk pada kekuasaan yang lebih tinggi. Itu bukan tekanan kekuatan semata. Itu tekanan garis darah murni—tekanan yang menandakan bahwa garis darah yang dimiliki oleh Xiao Tian, berada jauh di atas mereka semua. “Tidak mungkin ada klan lain selain klan Xiao yang memiliki garis darah sekuat ini! Dan mengapa dia juga bermarga Xiao?” Teriak batin Xiao Zen, matanya membelalak tak percaya. Aura yang dilepa

  • Kultivator Inti Semesta   CH-377

    Semua orang merasa heran dengan tindakan Xiao Tian. Sejak kapan ada generasi muda di Langit Berbintang yang berani menantang anggota klan Xiao secara terbuka? Walaupun yang dihadapinya hanyalah klan cabang, tetap saja nama yang mereka sandang adalah nama besar—klan Xiao, penguasa galaksi Divine Lightning Fire, sebuah nama yang menanamkan rasa gentar dalam hati para kultivator di seluruh galaksi timur. Di tengah keramaian, wajah Xiao Zen tampak gelap bagai langit mendung yang menahan kilat. Dia berdiri dengan dada bergolak, tidak menyangka akan menerima penghinaan sebesar ini di tempat yang seharusnya menjadi panggung untuk kejayaannya. Jika dia sampai gagal memukul mundur Xiao Tian, apalagi di hadapan kerumunan seperti ini, maka harga dirinya, yang selama ini ia bangun sebagai salah satu penerus klan Xiao, akan benar-benar hancur tak bersisa. Tatapan matanya menyapu sekeliling, mencari simpati atau dukungan, namun tidak ada satupun dari para pengamat yang berani menyuarakan keberpih

  • Kultivator Inti Semesta   CH-376

    Sebelum Xiao Ren sempat menarik kembali tangannya atau melanjutkan serangan, tubuhnya dilemparkan begitu saja ke luar penginapan.BAANG!Tubuh Xiao Ren menghantam tanah dengan keras, menciptakan suara benturan yang memekakkan telinga. Darah mengalir dari wajahnya, membasahi tanah, namun rasa sakit fisik itu bahkan tidak seberapa dibanding rasa malu yang menusuk-nusuk dadanya.Ia terbaring di depan penginapan, disaksikan puluhan pasang mata dari berbagai sudut kota yang sedang melintas.Beberapa orang bahkan menghentikan langkah mereka, memandang tubuh penuh luka di tanah dengan tatapan terkejut. Mereka mengenal Xiao Ren. Mereka tahu siapa dia dan dari mana asalnya. Namun, hari ini, dia dilempar seperti karung sampah oleh seseorang yang bahkan belum pernah mereka dengar namanya.Tak ada satu pun dari mereka yang berani bersuara. Mereka tahu konsekuensi menyinggung klan Xiao cabang. Tapi rasa penasaran mereka jauh lebih kuat daripada rasa takut.Siapa sebenarnya yang berani melakukan it

  • Kultivator Inti Semesta   CH-375

    Empat pemuda dan dua wanita muda dari klan Xiao cabang yang sedang mengobrol di sudut ruangan tiba-tiba menghentikan percakapan mereka. Suasana ruang penginapan yang sebelumnya tenang mendadak berubah menjadi tegang. Mata mereka mengarah pada meja-meja lain yang diisi oleh beberapa orang luar. Bukan hanya Xiao Tian yang duduk santai di sana, tapi juga tiga pemuda dengan pakaian biasa yang tidak menunjukkan identitas besar apa pun. Meskipun demikian, dari napas mereka yang dalam dan langkah mereka yang mantap saat memasuki ruangan tadi, bisa terlihat jelas bahwa basis kultivasi ketiganya tidak rendah. Mereka berada di peringkat tujuh Alam Maha Agung. Di Alam Zuwu, tingkat seperti itu sudah cukup untuk mengguncang banyak kekuatan besar, bahkan bisa setara dengan para leluhur utama dari sekte-sekte berpengaruh. Namun, di Alam Langit Berbintang yang tingkatannya jauh lebih tinggi, kekuatan mereka hanya cukup untuk disebut tokoh menengah, tidak lebih. Salah satu dari dua pemuda klan Xia

  • Kultivator Inti Semesta   CH-374

    Ia mendesah pelan, namun dalam desahan itu terdapat nada kecewa yang sulit disembunyikan.“Ternyata tidak peduli teknik apa yang kamu pelajari, ranah kultivasi adalah kunci utamanya. Bahkan dengan kekuatan penuhku saat ini, aku hanya bisa menampilkan satu persen saja dari kekuatan sejati Amarah Surgawi dan Kubah Petir Surgawi.”Suara itu mengendap dalam udara, terbawa angin yang mengalir pelan di antara batuan puncak. Ucapan itu bukan keluhan, melainkan pengakuan jujur dari seorang yang terus mendaki jalan panjang kekuatan. Meski hanya satu persen, kekuatan itu sudah cukup untuk menghancurkan sebagian besar musuh di Alam Bawah. Tapi Xiao Tian tidak pernah puas dengan cukup. Tujuannya bukan untuk mengalahkan, melainkan membungkam langit itu sendiri.“Tapi, ini lebih baik daripada tidak memiliki teknik yang kuat. Bagaimanapun, teknik ini diciptakan oleh Kaisar Dewa Tertinggi. Aku tidak boleh meremehkannya hanya karena belum bisa memaksimalkan kekuatannya.”Ia menatap ke arah gulungan ya

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status