Pria paruh baya itu tersenyum pahit mendengar ucapan Xia Meimei, tetapi keputusasaannya tidak membuatnya kehilangan harapan. Tatapannya tetap dipenuhi tekad, seolah dia akan melakukan apa pun demi menyelamatkan anggota generasi mudanya.“Aku berjanji, jika kalian bisa menyelamatkan mereka, aku tidak hanya akan membiarkan kalian mendapatkan harta di tempat ini, tetapi aku juga akan memberikan hadiah yang cukup untuk memuaskan kalian.” Suaranya bergetar, mencerminkan betapa pentingnya masalah ini baginya.Sejak awal, Xiao Tian hanya menyimak tanpa menunjukkan reaksi berlebihan. Namun, kini dia akhirnya berbicara, suaranya datar tetapi penuh keyakinan.“Aku memiliki cara untuk menyelamatkan mereka,” katanya pelan, namun setiap kata mengandung kepastian mutlak. “Tetapi ini sangat berisiko. Jika harta yang Senior janjikan sebagai hadiah kurang berharga, maka ini tidak sepadan dengan risikonya.”Perkataannya langsung membuat suasana sedikit berubah.Pria paruh baya itu menatapnya dengan pen
Setelah pria paruh baya itu pergi, suasana di tempat itu terasa sedikit lebih tenang. Namun, ketegangan di udara masih terasa jelas, seolah-olah dunia ini belum selesai menguji mereka.Xiao Tian melangkah maju dengan ekspresi dingin, siap menghadapi apa pun yang menantinya. Namun, sebelum dia benar-benar bergerak, langkahnya terhenti saat suara langkah ringan terdengar dari belakangnya."Jika kamu ingin menghadapi bahaya, kita akan menghadapi bahaya itu bersama," suara tenang tetapi penuh keteguhan itu berasal dari Qiancheng.Xiao Tian tidak menoleh. Dia tetap berdiri tegak, lalu perlahan menggelengkan kepalanya."Kamu cukup tinggal di belakang dan jangan ikuti aku. Aku tidak bisa bertarung sambil melindungi orang lain. Jadi jangan memaksakan diri. Jika kamu ingin bertarung bersamaku, masih banyak kesempatan di masa depan. Sekarang, jangan impulsif."Nada suaranya datar, tidak mengandung emosi, seolah-olah ini bukan perdebatan, melainkan perintah yang harus dipatuhi.Tanpa menunggu ja
Melihat akar-akar pohon raksasa sudah tidak lagi menyerang Xiao Tian, Xia Meimei, Xia Kang, Qiancheng, Jianzen, Houdo, Wei Lan, Lanfeng, Xingshan, Jiangkun, dan yang lainnya segera berteriak memanggilnya.“Tuan Muda Tian, biarkan aku membantumu membebaskan mereka!”Di hadapan mereka, seratus anggota generasi muda Klan Peri Kuno masih terikat oleh akar-akar pohon raksasa. Jika mereka mendapatkan bantuan, tentu akan menghemat banyak waktu bagi Xiao Tian.Xiao Tian mengangguk, menyunggingkan senyum kecil. Tatapannya tetap tenang dan percaya diri. “Dengan senang hati.”Tanpa ragu, mereka semua melangkahkan kaki dari ujung gua menuju dunia kecil itu.Namun—BAANG!!!Begitu mereka menginjakkan kaki, dunia seakan runtuh di sekitar mereka. Tubuh mereka seketika terkunci, membeku seperti patung. Bahkan untuk sekadar menggertakkan gigi, mereka membutuhkan kekuatan luar biasa besar. Rasa panik mulai menjalari tubuh mereka, tetapi tidak ada yang bisa mereka lakukan selain berusaha menahan kepanik
Leihuo Dashi mendengus dingin. “Bocah, terserah kamu jika tidak mempercayainya. Namun, aku tegaskan kepadamu!” Suaranya mengandung tekanan, menggema di dalam kesadaran Xiao Tian. “Aku bukan menakut-nakutimu, tapi ini kenyataan. Walaupun aku mengambil alih tubuhmu sekalipun, aku tidak akan bisa mengalahkannya! Jadi berhenti bersikap kekanak-kanakan!”Xiao Tian tidak membalas perkataan itu, tetapi bukan berarti dia mengabaikannya. Setiap kata dari Leihuo Dashi tersimpan jelas dalam benaknya, menjadi bagian dari pertimbangannya.Saat kesadarannya kembali, matanya langsung tertuju pada lelaki tua yang terperangkap di hadapannya. “Sebenarnya, apa yang kamu inginkan hingga memancingku datang ke tempat ini?”Lelaki tua itu tersenyum kecil, seolah menunggu pertanyaan itu. Pandangannya turun ke tubuhnya yang terlilit oleh akar pohon raksasa. Akar-akar itu tampak seperti rantai hidup yang mencengkeramnya, menyerap sesuatu yang tak terlihat dari dalam tubuhnya.“Karena kamu menanyakannya secara
Xiao Tian terus menebas akar-akar pohon itu tanpa henti. Setiap tebasannya mengandung kekuatan penuh, hingga akhirnya tidak ada satu pun akar yang tersisa menancap di dinding danau.BUZZ!!!Seketika, pola-pola formasi yang sebelumnya ditekan oleh akar-akar pohon mulai menyala terang, bercahaya keemasan di dalam air yang gelap. Energi yang terlepas dari pola-pola itu menyebabkan arus air bergejolak, menciptakan gelombang kuat di sekitarnya.BAANG! BAANG! BAANG! BAANG!Pola-pola formasi itu hancur satu per satu, meledak menjadi fragmen-fragmen cahaya seperti kaca yang pecah, sebelum akhirnya menghilang tanpa jejak.BOOM!!!Saat pola formasi itu benar-benar lenyap, aura mengerikan tiba-tiba menyelimuti seluruh dasar danau. Xiao Tian langsung merasakan tekanan yang luar biasa, seakan ada kekuatan purba yang baru saja terlepas dari belenggunya. Lelaki tua yang sebelumnya duduk bersila, terikat oleh akar pohon raksasa, kini berdiri dengan bebas. Tatapannya penuh keganasan, tubuhnya memanca
Xiao Tian keluar dari dasar danau dengan tubuh yang masih berkilauan oleh sisa energi spiritual yang menyelimuti dirinya. Saat dia tiba di atas permukaan, pemandangan yang pertama kali terlihat olehnya adalah tubuh Houdo, Wei Lan, Lanfeng, Xingshan, Jiangkun, Qiancheng, dan semua anggota klan Peri Kuno yang tergeletak tak sadarkan diri di sekitar danau.Raut wajah Xiao Tian tetap tenang. Dengan satu gerakan tangan, dia menyalurkan energi spiritualnya ke dalam tubuh Houdo dan yang lainnya. Satu per satu mereka terbangun dengan napas tersengal, ekspresi mereka masih menyimpan jejak keterkejutan dan ketakutan. Namun, anggota klan Peri Kuno dibiarkan tetap dalam keadaan pingsan.Houdo, yang baru saja sadar sepenuhnya, langsung berlari ke arah Xiao Tian, diikuti oleh yang lainnya. Tatapan mereka penuh kekhawatiran saat mereka memeriksa tubuhnya dengan cermat. “Tuan muda, apakah tuan muda tidak apa-apa?” tanya Houdo dengan suara bergetar, bahkan ada sedikit isakan tertahan di ujung kalimatn
Xiao Tian menatap pil yang penuh dengan berbagai warna, bahkan sampai detik ini, dia belum mengetahui tingkat pil tersebut. “Aku ingin melihat, efek apa dari pil yang disuling oleh seorang Dewa!” Tanpa banyak berpikir, Xiao Tian langsung menelan pil itu. Saat pil itu masih berada di tenggorokan, rasa terbakar yang luar biasa langsung menjalar dari mulut hingga ke perutnya, seolah-olah dia menelan lahar yang mendidih. Dia menggertakkan giginya untuk menahan sensasi menyiksa itu. Begitu pil mulai meleleh, ledakan energi yang mengerikan langsung menghantam seluruh tubuhnya, mengguncang dantiannya dengan dahsyat. Kali ini, bukan energi spiritual seperti buah emas, melainkan energi ilahi yang hanya bisa dimurnikan oleh para Dewa. “Leihuo Dashi!” Binatang api petir tidak tinggal diam. Begitu mendengar teriakan Xiao Tian, dia langsung menyerap energi ilahi yang mengamuk di dalam tubuhnya, menstabilkan sebagian kecil dari kekacauan yang terjadi. Namun, Xiao Tian masih meremehkan pil itu
Xiao Tian menatap pil yang penuh dengan berbagai warna, bahkan sampai detik ini, dia belum mengetahui tingkat pil tersebut. “Aku ingin melihat, efek apa dari pil yang disuling oleh seorang Dewa!” Tanpa banyak berpikir, Xiao Tian langsung menelan pil itu. Saat pil itu masih berada di tenggorokan, rasa terbakar yang luar biasa langsung menjalar dari mulut hingga ke perutnya, seolah-olah dia menelan lahar yang mendidih. Dia menggertakkan giginya untuk menahan sensasi menyiksa itu. Begitu pil mulai meleleh, ledakan energi yang mengerikan langsung menghantam seluruh tubuhnya, mengguncang dantiannya dengan dahsyat. Kali ini, bukan energi spiritual seperti buah emas, melainkan energi ilahi yang hanya bisa dimurnikan oleh para Dewa. “Leihuo Dashi!” Binatang api petir tidak tinggal diam. Begitu mendengar teriakan Xiao Tian, dia langsung menyerap energi ilahi yang mengamuk di dalam tubuhnya, menstabilkan sebagian kecil dari kekacauan yang terjadi. Namun, Xiao Tian masih meremehkan
Para Tetua di ruangan itu tetap diam. Tidak ada satu pun yang berani berbicara. Mereka tahu, Patriark klan Xiao cabang telah memasuki mode siaga tinggi. Jika penyelidikan itu menunjukkan adanya kekuatan tersembunyi di luar dugaan mereka, maka situasi di Alam Langit Berbintang bisa berubah dalam sekejap. Setelah pria bertopeng itu pergi, Patriark Klan Xiao cabang tidak langsung tenang. Wajahnya masih dipenuhi tekanan batin yang belum surut. Ia mengangkat tangannya dan menunjuk beberapa Tetua lainnya di ruangan itu. “Kalian pergi dan bawa anak yang bernama Xiao Tian. Tapi ingat, kalian jangan melakukan kekerasan. Biarkan aku yang menginterogasinya secara langsung!” “Baik, Patriark!” jawab para Tetua serempak sebelum membungkuk dan segera meninggalkan ruangan. Begitu ruangan kembali sepi, Patriark Klan Xiao cabang menatap tajam ke arah Xiao Kun yang masih berlutut. Tatapannya dingin, tidak lagi menyimpan toleransi. “Kau juga pergi,” ucapnya pendek. Xiao Kun menunduk dalam, lalu ber
Xiao Tian bertemu kembali dengan Niu Gan, Jilang, dan Bairu. Pertemuan itu terjadi sesaat setelah mereka berbicara dengan Pemilik Villa Hati Seribu Bintang. Ketika percakapan mereka selesai, keempatnya bersiap untuk meninggalkan istana. “Kakak Tian, kemana kamu akan pergi?” tanya Niu Gan sambil berjalan di sisi Xiao Tian. Xiao Tian menggelengkan kepala pelan. “Aku belum tahu. Aku hanya mengikuti ke mana langkahku membawaku.” “Hmm, jika seperti itu...” Niu Gan tampak berpikir sejenak, lalu menatap Xiao Tian dengan harapan. “Bersediakah kakak Tian pergi bersama kami untuk menjenguk seseorang?” “Menjenguk siapa?” “Orang yang membesarkan kami,” jawab Jilang cepat. “Sekarang beliau sedang terluka. Kami keluar untuk mencarikan obat. Awalnya kami hanya mencoba peruntungan, berharap kakak Tian bisa mendapat hasil positif dalam kompetisi ini. Ternyata hasilnya di luar ekspektasi. Kami berhasil mendapatkan juara tiga.” Bairu melanjutkan dengan semangat yang tulus. “Dan ini semua berkat ka
Xiao Tian keluar dari ruangan kultivasinya. Langkahnya tenang, dan wajahnya tidak menunjukkan perubahan besar. Ia menahan aura peningkatannya. Meskipun ia kini berada di peringkat enam Alam Maha Agung, yang ia perlihatkan tetap peringkat tiga. Itu cukup untuk membuat Bai Ruochen tidak terlalu waspada. Begitu melihat Xiao Tian keluar dari ruangan, Bai Ruochen langsung melangkah cepat ke arahnya. Sorot matanya tajam, tidak ada basa-basi dalam ucapannya. “Sekarang, cepat serahkan Hati Nirwana!” Xiao Tian tidak terburu-buru menjawab. Ia melihat sekeliling sejenak sebelum membuka suara. “Aku masih di sini, kamu bersikap seolah-olah aku akan pergi saja. Dimana Ayahmu? Aku tidak melihatnya.” “Ayahku ada urusan. Dia harus memimpin perbaikan alun-alun akibat ulahmu. Sekarang jangan mengalihkan pembicaraan, cepat serahkan Hati Nirwana!” Xiao Tian mengeluarkan Hati Nirwana. Tapi saat Bai Ruochen hendak mengambilnya, ia menangkap tangan wanita itu. “Meneliti kematian!” Suara Bai Ruochen m
Setelah Xiao Tian menerima hadiahnya, Bai Ruochen melangkah maju dan mendekatinya. Tatapannya tajam, dan tanpa basa-basi, ia langsung menanyakan hal yang sejak awal telah menjadi tujuannya. “Sekarang katakan, apakah kamu berhasil mendapatkan Hati Nirwana?” Xiao Tian menoleh ringan ke arahnya. “Tentu saja aku berhasil, tapi aku akan memberikan Hati Nirwana setelah aku memulihkan diri. Putri Suci tidak perlu khawatir, aku berada di Istanamu, jadi aku tidak akan melarikan diri. Hanya, apakah aku bisa meminjam ruangan untuk pemulihan diri?” Ia berbicara langsung dan jelas, tidak menyembunyikan niatnya. Tidak ada basa-basi dalam ucapannya, dan itu cukup untuk membuat Bai Ruochen menyipitkan mata. “Mengapa kamu tidak menyerahkannya sekarang saja?” tanyanya datar. “Aku tidak ingin setelah memberikannya kamu langsung membunuhku. Jadi sebelum itu terjadi, aku juga harus memastikan keselamatanku.” Pemilik Villa Hati Seribu Bintang tidak ikut mencampuri urusan antara putrinya dan Xiao Tian
Setelah menyerahkan Xiao Wei, Xiao Tian tiba-tiba terhuyung-huyung. Tubuhnya terlihat melemah, dan tangan kanannya perlahan menekan dadanya. Wajahnya tampak menegang, sorot matanya menyiratkan rasa sakit yang dalam seolah ada luka yang tidak bisa ia tahan. “Teman muda, apa yang terjadi padamu?” Pemilik Villa Hati Seribu Bintang segera melangkah cepat dari sisi arena. Begitu melihat Xiao Tian mulai kehilangan keseimbangan, ia langsung menjangkau dan menopang tubuhnya agar tidak jatuh. “Senior, aku terkena serangan balasan karena mengaktifkan teknik rahasia,” ujar Xiao Tian pelan. Nada bicaranya terdengar lemah dan terbata, namun tetap stabil. “Hmmp.” Pemilik Villa mengerutkan alis, lalu dengan satu gerakan ringan ia memeriksa kondisi Xiao Tian melalui sentuhan di bahunya. Persepsinya menyapu tubuh pemuda itu dalam sekejap, dan yang ia temukan bukan tubuh yang terluka. Tubuh itu tidak mengalami kerusakan. Aliran kekuatan dasar tetap utuh, dan ritme hidup Xiao Tian sama sekali tidak
Namun di balik aura dan tekanan yang mengguncang langit dan bumi, Xiao Tian masih berdiri tenang. Di dalam hatinya, senyum pahit perlahan terbit. “Binatang tua, mengapa kamu membuat keributan seperti ini?” “Bocah, ini bukan lagi pertarungan antara kamu dan bocah Xiao Wei itu. Ini adalah pertarungan garis darah! Apakah kamu ingin garis darahmu diinjak-injak oleh garis darah rendah itu?!” Xiao Tian menarik napas panjang dalam hatinya. “Bukankah ini akan menimbulkan kegaduhan bagi orang-orang?” “Terlambat. Kamu sudah mendeklarasikan namamu Xiao Tian, dan menunjukkan sayap api petir. Itu saja sudah membuat kegaduhan. Jadi jika ingin membuat kegaduhan, jangan tanggung-tanggung.” “Hahaha, baiklah, lakukan apa yang ingin kamu lakukan sekarang! Tapi jangan terlalu besar, tubuhku belum bisa menampung kekuatanmu jika lebih dari tiga puluh persen.” “Kali ini pengecualian. Aku akan membuat tubuhmu mampu menanggung kekuatanku lebih dari empat puluh persen!” “Sial, jika kamu bisa melakukan
Kepala Villa tidak langsung menjawab. Matanya masih terpaku pada Xiao Tian yang terus melangkah ke langit, dan setiap langkahnya disertai dengan satu teratai api petir yang muncul di bawah telapak kakinya, membentuk tangga yang tidak berasal dari dunia ini. “Putriku, itu bukan langkah biasa. Lihat baik-baik. Setiap langkahnya membentuk teratai api petir yang menjadi pijakan. Itu… itu adalah keterampilan yang hanya dikuasai sempurna oleh satu orang dalam sejarah Klan Xiao—Yang Mulia Dewa Tertinggi, Xiao Jian.” Nada suaranya mengeras seiring kalimatnya berlanjut. “Di Klan Xiao inti, hanya ada empat atau lima orang yang mampu mempelajarinya. Tapi tidak satu pun dari mereka mampu menyempurnakan keterampilan itu. Menurut catatan resmi, ketika Yang Mulia Dewa Tertinggi Xiao Jian menggunakan keterampilan itu, ia pernah menghancurkan ribuan bintang dan membunuh miliaran kultivator yang tersebar di dalamnya. Dengan keterampilan itu, Xiao Jian diakui sebagai penguasa galaksi terkuat sepanjan
Klan cabang belaka, bertingkah sangat arogan,” ucap Xiao Tian, nadanya mengeras. “Sepertinya kamu hanya katak dalam sumur, tidak pernah melihat luasnya dunia ini. Sekarang, tunjukkan padaku keterampilan kebanggaanmu itu.” “Kamu akan melihatnya!” Xiao Wei membentuk segel tangan. Dalam sekejap, tubuhnya mulai bersinar terang. Bukan hanya cahaya biasa, melainkan kilauan yang menyelimuti seluruh pori-porinya. Dalam waktu singkat, langit di atas alun-alun menjadi gelap seperti ditelan malam. Petir multi warna mulai muncul dari segala penjuru, menyambar dan berkumpul di satu titik. Lautan api mengikuti, saling terjalin dan berputar di langit, membentuk pusaran kekuatan yang luar biasa besar. Tombak Xiao Wei yang semula berdiri tegak di depannya, mulai bergetar. Kemudian, tombak itu melesat sendiri ke atas langit, bergabung ke dalam pusaran petir dan api di atas sana. Seluruh kekuatan itu berkumpul di satu titik pusat, seperti menyusun sesuatu yang belum sepenuhnya terwujud, namun sudah c
Untungnya, formasi pelindung yang diciptakan Kepala Villa Hati Seribu Bintang masih bertahan dengan tenang. Meskipun energi ledakan itu cukup untuk meruntuhkan gunung kecil dalam sekejap, formasi tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda retak. Jika bukan karena perlindungan ini, banyak penonton dengan kultivasi rendah pasti sudah hancur oleh getaran energi yang tidak bisa diredam. Namun, perhatian sebagian besar orang tidak hanya tertuju pada kekuatan dua pemuda yang bertarung di tengah formasi. Yang paling menakjubkan justru terletak pada lantai alun-alun itu sendiri. Meskipun dihantam gelombang serangan dari dua kultivator yang sudah melampaui batas kekuatan biasa, lantai alun-alun tetap utuh. Tidak ada retakan, tidak ada debu yang terangkat. Semuanya tetap bersih dan tenang. Ini bukan karena kebetulan. Ini membuktikan satu hal—bahwa kekuatan Villa Hati Seribu Bintang jauh melampaui dugaan. Struktur dan material alun-alun ini bukanlah sesuatu yang bisa dihancurkan hanya dengan kekua