Home / Fantasi / Kultivator Inti Semesta / Bab 5: Tingkatan Raja Bumi

Share

Bab 5: Tingkatan Raja Bumi

last update Huling Na-update: 2024-07-29 15:57:19

Xiao Tian mengetahui tingkatkan ranah pendekar dari kitab-kitab yang dia baca.

Tingkatan pendekar diukur berdasarkan jumlah lingkaran tenaga dalam yang dimiliki.

Pendekar kelas satu: memiliki 30 lingkaran tenaga dalam.

Pendekar kelas dua: 100 lingkaran tenaga dalam.

Pendekar kelas tiga: 200 lingkaran.

Pendekar kelas empat: 300 lingkaran tenaga dalam.

Setelah itu naik ke ranah pendekar raja.

Pendekar raja terbagi menjadi pendekar raja bumi, pendekar raja langit, pendekar raja beladiri.

Pendekar raja bumi memiliki tingkat dari satu hingga sembilan.

Tingkat 1: memiliki 500 lingkaran tenaga dalam.

Tingkat 2: 700 lingkaran tenaga dalam.

Tingkat 3: 900 lingkaran tenaga dalam.

Tingkat 4: 1100 lingkaran.

Tingkat 5: 1300 lingkaran.

Tingkat 6: 1500 lingkaran.

Tingkat 7: 1700 lingkaran.

Tingkat 8: 1900 lingkaran.

Tingkat 9: 2100 lingkaran.

Pendekar raja langit juga memiliki tingkat dari 1 hingga 9.

Tingkat 1: 2400 lingkaran tenaga dalam, dan setiap peringkat akan bertambah 300 lingkaran.

Pendekar raja beladiri juga memiliki 9 peringkat. Tetapi, tidak lagi disebut tenaga dalam, mereka yang berhasil menjadi raja beladiri adalah orang-orang yang telah merubah tenaga dalamnya menjadi Qi.

‘Pamanku Wang Chong memiliki ranah peringkat 6 raja beladiri. Rumor mengatakan bahkan orang-orang Kekaisaran sudah berhasil menerobos setengah kaisar beladiri. Perjalananku masih jauh. Sekarang aku hanya memiliki 430 lingkaran tenaga dalam, aku membutuhkan 70 lingkaran lagi untuk menerobos pendekar raja bumi. Sekarang aku masih pendekar kelas empat. Sepertinya aku tidak perlu lagi menyembunyikan kekuatanku, karena sumber daya terbaik Sekte hanya diberikan kepada murid yang terkuat. Setelah acara ini selesai, aku akan berbicara dengan kakek agar aku bisa mulai berlatih bersama murid-murid yang lainnya!’

Ketika Xiao Tian sedang memikirkan berbagai hal. Liu Qingyun mengumumkan pertandingan akhir, yaitu pertandingan final. “Sekarang sudah memasuki babak final. Siapapun yang menjadi pemenangnya, kalian adalah murid terbaik Sekte Pedang Tertinggi kita. Gunakan seluruh kemampuan kalian, namun dilarang membunuh satu sama lain. Daniel, Lu Xuan, kalian maju dan perlihatkan kekuatan kalian!”

Daniel dan Lu Xuan adalah murid yang bertahan hingga akhir, keduanya adalah murid paling berbakat di bawah usia 17 tahun di Sekte Pedang Tertinggi.

Keduanya langsung memasuki arena beladiri.

Daniel menangkupkan tangannya kepada Lu Xuan. “Saudara Lu Xuan, tolong bimbinganmu.”

“Hahaha, aku juga.”

Bhuzz—

Xiao Tian melihat murid bernama Lu Xuan juga menyembunyikan kekuatan aslinya, dia memiliki tenaga dalam 210 lingkaran. Tetapi, dia hanya menunjukkan 140 lingkaran saja. “Hmm, ini benar-benar menarik.”

Gumaman Xiao Tian terdengar oleh Ziyan Rouxi. “Adik Tian, apakah sekarang kamu tertarik menjadi seorang pendekar?”

Mendengar pertanyaan Ziyan Rouxi, Xiao Tian tersenyum kecil. “Kakak perempuan, kamu harus rajin berlatih! Jika tidak, ketika aku mulai berlatih, Aku akan langsung menyusulmu.”

“Hahaha, kakak menantikan itu. Segeralah berlatih.” Ziyan Rouxi tidak marah, dia malah tersenyum manis.

Fa Wa merasa bahagia melihat cucu kandungnya sangat akrab dengan cucu angkatnya. Dia berharap keduanya bisa tumbuh, dan menjadi pilar untuk Sekte Pedang Tertingginya di masa depan.

****

Di tengah arena beladiri yang luas, Lu Xuan dan Daniel saling berhadapan dengan pedang mereka terhunus, siap untuk bertarung. Penonton di sekeliling arena menahan napas, menunggu pertarungan seru antara dua pendekar ini dimulai.

"MULAI!" seru Liu Qingyun. Begitu suaranya terdengar, Lu Xuan dan Daniel langsung melancarkan serangan mereka.

Kedua pendekar itu bergerak lincah, permainan pedang mereka menunjukkan keahlian dan kecerdikan yang tinggi. Suara benturan antara pedang Lu Xuan dan Daniel terus bergema di arena, membuat penonton semakin terpesona.

Setelah beberapa pertukaran serangan, Lu Xuan mulai merasa ada yang tidak beres. Tenaga dalam Daniel seolah tak ada habisnya, dan setiap serangannya semakin kuat. Lu Xuan sadar bahwa dia harus menggunakan kekuatan penuhnya jika ingin mengalahkan lawannya.

"Aku tidak bisa menyembunyikan lagi kekuatanku!" gumam Lu Xuan dalam hati. Dengan tekad bulat, dia melepaskan tenaga dalamnya yang selama ini ia simpan. Aura kuat menyelimuti tubuhnya, membuat penonton di arena terkejut dan bersorak kagum.

Lu Xuan kini siap menghadapi Daniel dengan kekuatan penuh, dan pertarungan antara dua pendekar ini semakin sengit. Keduanya bertarung tanpa kenal lelah, masing-masing berusaha untuk membuktikan kehebatan mereka di hadapan penonton yang terus bersorak.

Ketika orang-orang merasakan tenaga dalam Lu Xuan. Para tetua sudah mulai memuji.

“Kakak Lu Xuan, kalahkan Daniel. Hanya kakak Lu Xuan yang pantas memenangkan kompetisi ini.”

Banyak murid bersorak untuk Lu Xuan, apalagi murid-murid perempuan. Lu Xuan berusia 15 tahun, dia juga memiliki penampilan yang sangat tampan, sehingga banyak murid-murid wanita yang mengidolakannya.

Daniel tidak setampan Lu Xuan. Tetapi, dia memiliki wajah yang tegas, dan aura seorang ahli. Wajahnya selalu terlihat santai dan senyum kecil selalu menghiasi bibirnya.

Mendengar pujian yang diterimanya, semangat Lu Xuan semakin membara. Ia dengan sigap melapisi pedangnya dengan energi berwarna kuning yang bersinar terang. Sementara itu, Daniel melapisi pedangnya dengan energi berwarna ungu yang misterius. Keduanya saling beradu pandang, siap mengeluarkan kemampuan terbaik mereka dalam pertarungan ini.

Kali ini, Daniel memutuskan untuk mengambil inisiatif menyerang. Dengan gerakan cepat, ia melancarkan tebasan pedangnya ke arah Lu Xuan. Namun, Lu Xuan dengan gesit berhasil menghindari serangan tersebut dan segera membalasnya dengan serangan balik. Namun, siapa sangka, Daniel ternyata memiliki rencana lain. Ketika tebasan pedangnya gagal mengenai Lu Xuan, Daniel segera memanfaatkan momentum tersebut untuk membalikkan tubuhnya dengan lincah. Dalam sekejap, ia melancarkan tendangan keras yang menghantam sasaran dengan tepat. Lu Xuan terkejut, ia tidak menyangka Daniel akan menyerang dengan cara seperti itu.

Bang—

“Aah….” Lu Xuan berteriak kesakitan. Dia memegang tulang rusuknya yang terasa patah.

Dia melihat Daniel yang berjalan ke arahnya. Namun, dia sangat heran, karena sekarang aura Daniel terasa berbeda.

“Daniel, kamu menyembunyikan kekuatan mu?”

Daniel tersenyum kecil. “Jika kamu bisa menyembunyikannya, mengapa aku tidak?”

“Daniel, jangan senang dulu. Aku belum kalah darimu!” Lu Xuan mencoba berdiri, namun Daniel tidak memberikan kesempatan itu. Dia bergerak sangat cepat, dan berdiri di hadapan Lu Xuan sambil meletakkan pedangnya di leher Lu Xuan.

“Kamu, kalah!” Daniel tersenyum melihat wajah Lu Xuan yang tidak terima dengan kenyataan ini.

“Bagaimana mungkin aku kalah darimu? Tolong jelaskan padaku bagaimana kamu bisa lebih kuat dariku? Aku bukan hanya murid berbakat. Tetapi, aku juga berasal dari latar belakang yang kuat. Sedangkan kamu, kamu hanya anak yang tidak memiliki latar belakang, jadi bagaimana kamu bisa lebih kuat dariku?”

Daniel tidak menjawab. Dia hanya tersenyum seperti biasanya. Namun, ketika Liu Qingyun akan mengumumkan pemenangnya, suara lelaki tua tiba-tiba terdengar.

“Fa Wa, mengapa kamu tidak memberi tahu bahwa di tempatmu sedang mengadakan kegembiraan?”

Fa Wa langsung berdiri sambil mengerutkan keningnya. Dia melihat seorang lelaki tua datang bersama dua orang pria paruh baya, dan satu orang pemuda seusia Lu Xuan.

Fa Wa mengenali orang itu, dia adalah patriark dari Lembah Tanpa Batas. “Gan Feng, apa yang kamu lakukan di tempatku?”

Gan Feng tersenyum mengejek. “Aku datang sengaja untuk melihat siapa pemenang kompetisi di Sektemu. Sekarang biarkan sang juara bertarung dengan muridku! Xing Han, kamu lawan dia.”

“Baik patriark.” Xing Han tidak menunggu persetujuan Fa Wa, dia langsung pergi ke arena beladiri.

Fa Wa sangat marah. Namun Gan Feng menatapnya dengan tajam. “Fa Wa, apakah kamu takut muridmu kalah? Jika kamu takut, silahkan katakan bahwa murid dari Sektemu tidak kompeten, dan mengakui kekalahan.”

Fa Wa mengutuk lelaki tua itu di dalam hatinya. ‘Sial, jika bajingan tua ini tidak memiliki putra yang bekerja di kekaisaran, mana mungkin dia berani membuat ulah di tempatku. Aku tidak bisa menolak tantangan ini, jika aku menolaknya. Wajahku benar-benar akan hilang.”

Fa Wa lebih kuat daripada Gan Feng, perbedaannya, Gan Feng memiliki orang yang tinggal di kekaisaran She, jadi orang itu dengan seenaknya bersikap arogan di mana saja selama dia masih berada dalam Dinasti She.

“Daniel, kamu lawan dia, dan tunjukkan kemampuanmu!” Fa Wa berteriak kepada Daniel.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (5)
goodnovel comment avatar
Ate Driyanto Kriswan
Wah datang pengganggu arogan sombong... akankah kena batunya dan panen malu?
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
Mantap bah
goodnovel comment avatar
PURNAMA WIJAYA
mantap. dah pokoknya , seru nih walaupun yg tampil masih para figuran
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Kultivator Inti Semesta   Bab 6: Aku Akan Membuatmu Mengerti

    Xiao Tian yang melihat hal itu mengerutkan keningnya. “Daniel bukan lawannya, orang itu memiliki 280 lingkaran tenaga dalam, sedikit lagi menerobos pendekar kelas empat.” Ziyan Rouxi seperti salah mendengar, sejak kapan adik angkatnya ini pintar menjadi pengamat? Daniel menangkupkan tangannya. “Patriark, aku akan melawannya!” Xing Han mendengus dingin. “Sampah, maju lah!” ejeknya tanpa rasa takut. Tanpa ragu, Daniel langsung melompat ke depan, mengayunkan pedang yang dipegangnya. Pedang itu bersinar dengan energi berwarna ungu yang misterius. Dengan gerakan yang begitu cepat dan lincah, Daniel melancarkan serangan bertubi-tubi, baik tebasan maupun tusukan. Namun, Xing Han seolah tak merasa terganggu. Ia menghindar dari setiap serangan Daniel dengan mudah, seolah menari di antara hujan pedang. Klang— Daniel melancarkan serangan cepat dan kuat dengan pedangnya, namun Xing Han dengan tenang dan sigap menggunakan sarung pedangnya untuk menahan serangan tersebut. Bahkan Xing

    Huling Na-update : 2024-07-30
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 7: Bocah Kecil

    Setelah menahan tebasan pedang Xing Han, dalam hitungan sepersekian detik, Xiao Tian memutar pergelangan tangannya dengan cepat dan lincah. Arah pedang yang sebelumnya digunakan untuk menahan serangan Xing Han, kini berubah menjadi serangan mematikan yang langsung menghantam tubuh bagian perut Xing Han. Bang— “Eaahh…” Xing Han terlempar beberapa meter. Setelah menstabilkan tubuhnya, dia tiba-tiba menyemprotkan darah dari mulutnya. Xing Han menatap Xiao Tian dengan ganas sambil menyeka darahnya. “Bocah kecil, aku terlalu meremehkanmu. Aku tidak menyangka kamu memiliki kekuatan seperti ini. Sekarang kamu tidak akan memiliki kesempatan lagi untuk bertahan!” Xing Han langsung melepaskan aura yang sesungguhnya. Sekarang orang-orang bisa merasakan kekuatan Xing Han. “Sial, anak bernama Xing Han ini memiliki jumlah tenaga dalam yang sangat besar, dia sudah hampir menjadi pendekar kelas empat. Bagaimana ini? Tian pasti dikalahkan oleh-nya!” “Jangan terlalu panik, lihat wajah Tian.

    Huling Na-update : 2024-07-30
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 8: Kekuatan Xiao Tian

    “Anak kecil perhatikan kata-katamu! Kamu harus tau sedang berbicara dengan siapa!” Setelah mengatakan itu, Gan Feng langsung meninggalkan Sekte Pedang Tertinggi. Fa Wa dari awal hingga akhir, tidak banyak berkata apa-apa. Matanya hanya memancarkan kilatan dingin yang menakutkan. “Gan Feng, jangan berbesar kepala karena kamu memiliki anak yang bekerja di kekaisaran. Kekaisaran bukanlah kekuatan yang bertindak lalim. Jika kamu terus bersikap seperti ini, tidak lama lagi Lembah Tanpa Batas milikmu bisa menghilang dari Dinasti She.” Gumaman Fa Wa tidak didengar oleh siapapun. Lalu dia menatap Xiao Tian. “Anak ini sudah menyembunyikan kekuatannya dariku. Bahkan sampai saat ini, dia masih tidak menggunakan tenaga dalamnya, dia hanya menggunakan kekuatan fisiknya saja untuk menghadapi Xing Han. Aku benar-benar telah membawa bibit yang bagus.” Fa Wa menatap Ziyan Rouxi juga. “Rouxi, apakah kamu sudah mengetahui kekuatan adikmu? Hingga saat ini aku bahkan tidak bisa melihat ranah apa dia

    Huling Na-update : 2024-07-30
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 9: Mata Luar Biasa Xiao Tian

    Xiao Tian tidak ingin memberitahu Fa Wa bahwa dia memiliki kemampuan mata yang sangat istimewa. Apa pun yang dilihatnya, Xiao Tian akan langsung menghafalnya, bahkan tidak hanya itu, dia juga bisa melihat kekurangan dalam setiap tulisan. “Kakek, aku tidak mengerti mengapa kakek bertanya seperti itu. Karena menurutku, jika orang lain juga sering membaca sepertiku, mereka juga akan bisa menghafalnya.” Fa Wa tersenyum. “Tian, tidak semua orang bisa menghafal apa yang mereka baca. Kemampuanmu untuk menghafal menunjukkan betapa cerdasnya dirimu. Sekarang, kakek ingin melihat apakah kamu bisa mempraktikkan teknik pedang dasar dari Sekte Pedang Tertinggi kita.” Xiao Tian mengangguk. “Baik, kakek. Aku akan mempraktikkannya. Jika ada kesalahan, kakek jangan segan menegurku.” Xiao Tian mengambil pedang kayu, pedang yang biasa digunakan oleh anak-anak untuk berlatih. Melihat Xiao Tian mengambil pedang kayu, Fa Wa tidak menghentikannya. Dia ingin melihat apakah keterampilan pedang Xiao Tia

    Huling Na-update : 2024-07-30
  • Kultivator Inti Semesta    Bab 10: Maju! Jika Tidak Menginginkan Nyawa Kalian

    Xiao Tian mulai menelan satu pil yang berwarna hijau gelap. “Aku awali dengan pil pembersih tulang, aku harus menghilangkan semua kotoran yang berada di seluruh tulang-tulangku. Ketika kotorannya hilang, aku bisa membentuk ulang tulang-tulangku dengan pil kedua.” Xiao Tian menatap pil hijau gelap itu dengan tekad yang kuat. Dengan gerakan tangan yang mantap, dia memasukkan pil tersebut ke dalam mulutnya dan menelannya. Sejenak, tidak ada yang terasa, namun tidak lama kemudian, rasa nyeri yang tajam mulai merambat dari tulang-tulangnya. Wajahnya meringis, menggigit bibirnya untuk menahan rasa sakit yang semakin menjadi. Keringat dingin mulai membasahi dahinya, sementara Xiao Tian berusaha tetap tenang. Perlahan, rasa sakit itu menjadi lebih intens, seolah-olah ada ribuan jarum yang sedang mengikis kotoran-kotoran yang melekat di tulangnya, napasnya terengah-engah, menahan rasa sakit yang hampir tak tertahankan. Selama empat hari, Xiao Tian terus berjuang melawan rasa sakit yan

    Huling Na-update : 2024-07-30
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 11: Sadis

    Sembilan orang lainnya saling menatap tidak percaya. "Tidak mungkin, bagaimana bocah kecil sepertinya bisa membunuh teman kita?" suara gemetar salah satu dari mereka memecah keheningan. Raut mukanya menunjukkan ketidakpercayaan yang mendalam, seolah-olah realitas yang ada terlalu absurd untuk diterima.Namun, sebelum dia dapat melanjutkan kata-katanya, seorang dari kelompok it, dengan cepat memotong, “Hati-hati, jangan meremehkan lawan kita walaupun itu hanya seorang bocah kecil. 5 orang lainnya ikuti aku untuk membunuh anak yang membunuh teman kita, sedangkan kalian bertiga, habisi bocah kecil yang berlindung di belakangnya!”Melihat Xiao Tian dan Daniel akan diserang, Liu Qingyun berusaha melepaskan diri. "Liu Qingyun, jangan harap kamu bisa menyelamatkan anak itu! Aku sudah mengantisipasi seluruh kekuatanmu, kamu tidak akan bisa lepas dariku untuk menolongnya," teriak salah satu pria terkuat ke arah Liu Qingyun.Namun, yang tidak dia tahu, ketika enam orang hendak menyerang Xiao Ti

    Huling Na-update : 2024-07-31
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 12: Organisasi Gagak Darah

    Ketika orang itu menghilang, dia tidak tahu bahwa meskipun wajahnya tertutup oleh topeng, wajahnya tetap terlihat jelas oleh mata Xiao Tian yang tajam. Namun, Xiao Tian memilih untuk tidak memberi tahu Liu Qingyun tentang hal itu, karena apa yang dia lihat adalah sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang lain.Liu Qingyun, Shu Hen, dan Daniel menatap Xiao Tian secara bersamaan, ekspresi mereka penuh dengan kebingungan dan keheranan. Terutama Liu Qingyun yang tampak lebih serius daripada biasanya. “Tian, aku tidak tahu apa yang telah patriark ajarkan kepadamu. Namun, aku harus memperingatkanmu. Tidak baik bagi anak sekecilmu memiliki aura pembunuh yang begitu pekat. Jika kamu terus haus untuk membunuh, bukankah kamu tidak ada bedanya dengan pendekar aliran hitam?”Mendapatkan teguran seperti itu, Xiao Tian tidak marah ataupun tersinggung. Dia malah tersenyum kecil, menunjukkan ketenangan yang jarang terlihat pada anak seusianya. “Tetua, aku mengerti apa yang tetua pikirkan. Namun, aku

    Huling Na-update : 2024-07-31
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 13: Tekad dan keyakinan diri

    Liu Qingyun memimpin perjalanan kembali. "Kita masih harus melewati satu gunung lagi sebelum singgah di kota." Daniel yang penasaran, karena baginya pusat kekaisaran terasa sangat jauh, bertanya, "Tetua, apakah setelah kita sampai di kota, perjalanan menuju pusat kekaisaran She masih jauh?" Liu Qingyun menggelengkan kepalanya. "Masih cukup jauh. Kita masih memiliki perjalanan panjang. Namun, patriark tidak ingin kita terlalu lama di jalan. Oleh karena itu, patriark memberiku banyak uang agar kita bisa menggunakan jasa transportasi. Kita akan menggunakan kapal laut untuk mempercepat perjalanan menuju pusat kekaisaran." “Rooaarr!” Saat mereka asyik mengobrol, tiba-tiba mereka dihadang oleh sekawanan binatang buas. Di depan mereka berdiri lima harimau besar. Tiga di antaranya memiliki ranah pendekar raja bumi peringkat 1, sementara dua lainnya memiliki ranah pendekar raja bumi peringkat 3. Harimau-harimau itu memiliki tubuh yang kekar dan berotot, dengan bulu belang hitam dan or

    Huling Na-update : 2024-08-01

Pinakabagong kabanata

  • Kultivator Inti Semesta   CH-432

    Xiao Rui mengerutkan kening. Matanya menyipit, dan pandangannya menjadi jauh lebih tajam. “Garis darah Klan Xiao, tapi bukan dari Klan cabang. Lalu dari mana asalnya? Berani sekali menggunakan nama Klan Xiao.” “Tuan muda, benar. Tapi kebanyakan dari kami menyangka dia berasal dari Klan Inti. Sekarang aku akan menunjukkan potretnya. Apakah Tuan muda mengenalnya?” Tetua dari Klan Xiao cabang melangkah maju. Di tangannya tergenggam sebuah gulungan kuno berlapis pelindung energi. Dengan gerakan halus namun terlatih, ia membuka gulungan itu, menampilkan potret seseorang yang tak asing lagi bagi para pembaca, namun asing total bagi para tokoh yang berdiri di hadapan gambar tersebut. Sosok dalam gambar itu adalah Xiao Tian. Tatapan tajam, rahang tegas, dan aura tenang namun mengancam terpancar dari lukisan tersebut. Begitu gambar itu terlihat jelas, Xiao Rui, Xiao Zimo, dan Xiao Yue mengerutkan kening bersamaan. Bahkan Xiao Fa yang jarang menunjukkan perubahan ekspresi ikut memperlihatk

  • Kultivator Inti Semesta   CH-431

    Melihat seluruh hadirin berlutut seolah dunia ini telah tunduk kepada mereka, dua pemuda dari Klan Xiao inti hanya tersenyum dingin. Tidak ada rasa bangga yang terpancar dari mata mereka, seolah penghormatan dari puluhan juta makhluk itu tidak lebih dari angin lalu. Namun, satu di antara mereka masih membuka suara dengan nada netral namun penuh tekanan. “Bangun.” Hanya satu kata. Satu kalimat pendek tanpa penekanan emosi, namun suara itu menggema tajam di setiap telinga yang mendengarnya. Tanpa satu pun berani menunda, seluruh yang berlutut segera berdiri. “Terima kasih, Tuan.” Pemuda itu hanya mengangguk ringan, seperti sudah terbiasa dengan pemujaan semacam ini. Tatapannya kemudian beralih ke pria paruh baya yang berdiri dengan tenang di belakang mereka. “Tetua Xiao Fa, apakah kamu bisa tahu hal apa yang ada di balik cahaya itu?” Pria itu melangkah setengah maju. Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi gugup, meskipun kini sedang menjawab langsung pertanyaan dari generasi muda Kl

  • Kultivator Inti Semesta   CH-430

    “Binatang tua, pertarungan tidak harus menggunakan kekuatan terus menerus. Tetapi membutuhkan kecerdasan juga. Kesempatan ini sangat berguna untuk melatih kecerdasanku, apakah aku bisa keluar hidup-hidup dalam kondisi saat semua orang memburuku atau tidak. Jika aku tertangkap dan mati, itu hanya bisa dikatakan otakku tak berfungsi.” Leihuo Dashi tertawa keras dalam pikirannya. “Hahaha, bagus. Jika kultivator takut mati, diam saja di rumah menjadi manusia biasa. Kalau ingin bertambah kuat, berarti harus berani menantang kematian!” Ketika semua orang menatap pilar cahaya yang masih memancar ke langit, keheningan seketika terpecah oleh getaran aneh yang berasal dari atas. Langit, yang semula hanya menjadi latar bagi cahaya, tiba-tiba bergemuruh hebat. Awan-awan terbelah, angin menjerit seperti menyambut kehadiran sesuatu yang tak biasa. Lalu, tanpa aba-aba, sebuah celah dimensi robek dengan paksa di angkasa. Retakan itu seolah membuka pintu menuju dunia lain. Dari balik retakan ters

  • Kultivator Inti Semesta   CH-429

    “Niu Gan, Jilang, Bairu. Walaupun aku pergi, kita pasti akan bertemu lagi,” ucap Xiao Tian, suaranya tenang namun mengandung keyakinan yang dalam. Ketiga sosok di hadapannya menatap dalam diam sejenak. Mata mereka menyimpan kesedihan, tetapi tidak satu pun yang memohon Xiao Tian untuk tetap tinggal. Mereka tahu, jalan yang dipilih oleh Kakak Tian bukanlah jalan biasa. “Baiklah Kakak, hati-hati. Aku harap Kakak Tian mendapatkan keberuntungan di Alam Guijian. Walaupun anggota klan Xiao inti kemungkinan datang, Kakak tidak boleh kalah oleh mereka,” ujar Niu Gan akhirnya. Suaranya serak tertahan, namun penuh semangat. Xiao Tian menanggapi dengan senyum tipis yang hanya muncul di saat-saat seperti ini—bukan sekadar senyum, melainkan ketegasan yang telah melalui ribuan pertarungan. “Tentu saja.” Tanpa kata tambahan, dia melangkah mengikuti Jue Giang yang telah bergerak menuju sisi utara halaman tempat formasi kuno disembunyikan. Pepohonan rimbun menggantungkan dedaunan panjang ke tanah

  • Kultivator Inti Semesta   CH-428

    "Anak muda, aku tidak menyangka kamu bisa mengetahui kondisiku tanpa memeriksaku secara langsung," ucapnya pelan namun penuh wibawa. Xiao Tian tidak menjawab, hanya tersenyum kecil. Sejak masuk rumah ini, ia telah mengaktifkan mata langitnya dan memeriksa keadaan lelaki itu secara mendalam, tanpa menyentuh satu pun bagian tubuhnya. "Senior belum menjawab pertanyaanku," ujar Xiao Tian, nadanya datar tapi penuh penekanan. Pria itu menghela napas panjang, kemudian memutar tubuhnya perlahan agar lebih tegak. Ia menatap langit-langit rumah yang mulai menghitam karena waktu senja. "Aku hanya ingin membuat Niu Gan dan yang lainnya merasakan dunia luar. Mereka terlalu lama tinggal di tempat ini, terlalu nyaman dan terlalu tertutup. Tapi aku memang benar-benar menyuruh mereka mencarikan obat. Bukan karena aku sakit parah, tapi karena aku tahu... tanpa perbaikan pada jiwaku, aku akan selamanya terjebak sebagai Setengah Dewa peringkat satu." Xiao Tian mendekat satu langkah. Tatapannya tidak

  • Kultivator Inti Semesta   CH-427

    Xiao Tian, Niu Gan, Jilang dan Bairu tiba di kota Lizuang. Begitu mereka mendarat di dataran rendah, langkah Xiao Tian terhenti sejenak. Pandangannya menyapu jalan berbatu dan bangunan-bangunan tua yang berdiri dalam kesunyian yang menekan. Alisnya mengerut. Bahkan tanpa menajamkan persepsi, ia bisa merasakan betapa tipisnya energi spiritual di wilayah ini. Kering dan mati, seperti tanah yang sudah lama tidak tersentuh kehidupan. “Alam seperti ini masih ada di Langit Berbintang?” bisiknya, lebih kepada dirinya sendiri. Udara yang ia hirup seakan tak memiliki daya, hanya beban kosong yang membungkam kekuatan batin. Dalam diam, kenangan tentang kampung halamannya perlahan menyeruak. “Alam ini hampir sama dengan Alam Tianwu, bahkan tidak bisa dibandingkan dengan Alam Qinwu.” Suara gumamannya terdengar oleh Niu Gan. Anak muda itu menoleh dengan cepat. “Kakak Tian, kenapa?” tanyanya, suara pelan namun penuh perhatian. “Tempat ini sangat tipis dari energi spiritual. Apakah kalian tum

  • Kultivator Inti Semesta   CH-426

    Mereka berjalan menyusuri jalan utama kota. Aktivitas sudah mulai ramai. Para kultivator dengan berbagai pakaian dan lambang sekte berlalu-lalang. Xiao Tian memilih restoran yang menempati tiga lantai dan terletak di perempatan jalan yang paling sibuk. Begitu mereka masuk, aroma makanan langsung menyambut. Ruangan penuh dengan suara tawa dan obrolan para pelanggan yang sebagian besar memiliki ranah tinggi. Xiao Tian bahkan melihat tiga orang Setengah Dewa sedang berbicara di lantai dua. Mereka duduk di lantai pertama, di meja dekat jendela. Pelayan datang dengan senyum sopan, tidak menunjukkan sedikit pun kecurigaan. “Apa yang bisa saya sajikan, tamu sekalian?” “Apa pun yang spesial di tempat ini,” jawab Xiao Tian tanpa menoleh. Pelayan mencatat, lalu berlalu. Beberapa menit berlalu. Xiao Tian terus memerhatikan sekitar. “Kakak Tian, mereka tidak memperhatikan kita sama sekali,” ujar Jilang sambil menyesap tehnya. “Itu artinya berhasil,” sahut Niu Gan. “Tapi aku tetap merasa de

  • Kultivator Inti Semesta   CH-425

    “Dengan begini, aku tidak kesulitan membuat pil yang bisa membuat persepsi Setengah Dewa tak berfungsi.” Tanpa menunda, ia segera mengeluarkan tungku Naga Azure. Tungku itu berdiri kokoh di hadapannya, dan begitu dibakar, nyala apinya menyala dengan warna tenang namun menyimpan kekuatan yang mengintimidasi. Xiao Tian langsung mengontrol apinya dengan sangat presisi. Ia tidak ingin terjadi gangguan sekecil apa pun. Untungnya, seluruh ruangan sudah diperkuat dengan formasi isolasi, jadi tidak ada suhu maupun aroma obat yang bocor keluar. Tungku mulai memanas secara bertahap. Xiao Tian membuka tutupnya dan memasukkan berbagai jenis tanaman obat. Semua telah ia siapkan dengan perhitungan yang sangat ketat. Tidak ada tanaman yang digunakan secara sembarangan, karena setiap komposisi harus selaras dengan kekuatan jiwa dan struktur energi yang ingin ia bentuk dalam pil. Begitu semua tanaman masuk, energi jiwanya menyembur keluar. Ia mulai mengatur suhu tungku, membentuk sirkulasi panas ya

  • Kultivator Inti Semesta   CH-424

    “Kamu tunggu sebentar,” ucap Xiao Tian kepada Kaisar Obat Suci. “Aku akan mencarikan jumlah yang lebih banyak.” Ia menarik kesadarannya keluar dari dunia itu dan segera menghubungi Niu Gan, Jilang, dan Bairu. Cincin dewa milik anggota klan Han sebelumnya telah ia bagikan kepada mereka. Xiao Tian tahu, kemungkinan besar masih ada sisa sumber daya di dalamnya. Beruntung, ketiganya merespons dengan cepat. Mereka memeriksa isi cincin masing-masing dan menemukan bahwa masih terdapat cukup banyak batu immortal, serta sembilan Vena batu ilahi. Sumber daya itu adalah hadiah dari Villa Hati Seribu Bintang setelah mereka memenangkan posisi ketiga dalam kompetisi pemburuan manik-manik bintang. “Maafkan aku,” ucap Xiao Tian. “Aku akan meminjam ini dulu dari kalian. Di lain waktu, aku pasti akan menggantinya.” Namun balasan dari mereka membuat Xiao Tian sedikit terdiam. “Kakak, kamu sudah banyak membantu kami. Tanpa kakak, mana mungkin kami bisa mendapatkan juara tiga secara bersamaan. Jadi

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status